Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yosi Febriyanti

Nim : 2010048

KISAH NABI MUHAMMAD SAW

Ribuan tahun lalu Mekkah hanyalah sebuah lembah di tengah padang pasir. Tempat
persinggahan para kafilah dagang yang kemudian diubah menjadi sebuah kota. Di masa
kekuasaan Nabi Ismail AS Kota Mekah juga menjadi saksi atas lahirnya khatamul anbiya
penutup para nabi beliau adalah Muhammad bin Abdullah. Nenek moyang Nabi Muhammad
bernama Hasyim bin Abdul Manaf. Saat Hasyim berkuasa kota Mekkah terkenal dengan pusat
perdagangannya yang makmur tidak ada yang dapat menyaingi kemampuan berdagang
masyarakat Mekkah pada saat itu. Namun sayangnya kehebatan masyarakat Mekkah dalam
berdagang tidak sebanding dengan kebiasaan jahiliyah yang sering mereka lakukan “ hei lihatlah
burung itu dari tadi ia terbang di atas kepalaku lalu berbelok ke arah kiri, “nenekku pernah
berkata jika burung itu berbelok ke arah kiri maka kau akan tertimpa sial,”Benarkah ucapanmu.”
Ya tentu saja”. Menurut kepercayaan masyarakat jahiliyah jika burung itu berbelok ke arah
kanan maka nasi baik akan datang begitupun sebaliknya orang-orang Arab pada masa jahiliyah
sangat percaya pada tahayul. Kebiasaan jahil lainnya adalah tentang penyembahan berhala.

Awal mula penyembahan berhala di Kota Mekah, ketika seorang bernama Amr Bin luhai
membawa sebuah berhala besar bernama Hubal dari Syam lalu diletakkan berhala Hubal itu di
sekitar Ka'bah dan ia menyuruh orang-orang menyembahnya. “Ayo cepat bawa kemari
minumannya kerongkonganku rasanya kering sekali, “Sabarlah sebentar kawan Bagaimana kalau
kita berjudi sambil minum-minum, “tawaranmu sungguh menggiurkan tentu aku tidak bisa
melewatkannya kali ini kamu yang duduk di sana. “ Panggil juga para penari untuk menghibur
kami. Tidak hanya berjudi dan minum arak pencurian perampokan juga hal yang sering terjadi
sasarannya orang asing yang mereka temui di jalan. Tak terasa tahun demi tahun berlalu dengan
cepat kepemimpinan Hasyim digantikan oleh pemimpin yang lebih muda dan berkompeten. Di
Saat usianya telah lanjut sebelum beliau meninggal hashi mewariskan banyak sekali harta kepada
Abdul Muthalib. “Wahai keponakanku semua ini adalah harta milik ayahmu kau pantas
mendapatkannya. ‘Terima kasih wahai paman aku akan menggunakan semua harta peninggalan
Ayahku untuk kebaikan.

Saat ini Abdul Muthalib berperan sebagai Si Kaya yaitu orang yang bertugas
menyediakan air dan makanan bagi pengunjung Ka'bah. Saat itu Ka'bah sangat ramai dikunjungi
oleh orang-orang melebihi gereja aku di Yaman milik Raja Abrahah, Namun Seiring berjalannya
waktu persediaan air semakin menipis, pada saat itulah Abdul Muthalib teringat tentang cerita
sumur Zam-zam banyak orang mengatakan bahwa sumur Zam-zam telah tertimbun tanah ratusan
tahun yang lalu. Jadi mustahil jika ditemukan sepertinya aku harus menemukan sumur Zam-zam.
Kemudian beliau memanggil salah satu putranya yang bernama Haris anakku kemarinlah
Dapatkah engkau menemaniku mencari sumur Zam-zam yang telah tertimbun tanah ratusan
tahun lamanya itu, “Baiklah dengan senang hati aku siap membantumu mencari sumur zam-zam
itu wahai ayah”. Abdul Muthalib dan hari berpencar dalam menggali di beberapa tempat namun
tidak ada hasil Apa mungkin sumur zam-zam benar-benar telah lenyap tertimbun tanah.

Hari Demi Hari Berlalu Abdul Muthalib merasa kewalahan dalam mengemban tugasnya
sebagai si kaya Untuk itu beliau bernazar Ya Tuhan Andai saja aku punya 10 anak laki-laki yang
dapat membantuku pekerjaan ini akan terasa lebih ringan, jika engkau berkenan mengabulkannya
akan aku persembahkan untukmu satu orang dari mereka. Ternyata takdir menentukan bahwa
Abdul Muthalib memiliki 10 anak laki-laki. Saat mereka dewasa dilakukan undian, setelah
diundi beberapa kali nama yang muncul selalu sama yaitu Abdullah si anak bungsu wahai anak-
anakku sebenarnya hal ini sangat berat untuk aku lakukan tapi aku telah terlanjur bernazar
sebenarnya tidak sampai hati. Abdul Muthalib mengatakan tentang nazarnya kala itu wahai
saudaraku Jangan engkau lakukan itu batalkan nazarmu dan meminta ampunlah kepada Allah.
Lalu apa yang harus aku persembahkan sebagai ganti dari Abdullah Kalau engkau dapat
menebusnya dengan harta maka berikanlah itu kepada berhala agar mereka tetap berkenan
kepadamu. Menurut kami itu keputusan yang terbaik setelah melakukan perundingan cukup lama
diputuskan bahwa Abdul Muthalib harus menyerahkan 100 ekor unta sebagai ganti dari
persembahan Abdullah.

Abdullah adalah pemuda baik sopan dan berwajah tampan banyak gadis-gadis Mekkah
yang tertarik dengannya. Apalagi ketika mereka mendengar bahwa nyawa Abdullah setara
dengan 100 ekor unta, mendengar kenyataan bahwa Abdul Muthalib berencana menjodohkan
Abdullah dengan anak dari Wahab bin Abdul Manaf para gadis Mekkah itu tentu kecewa. Allah
Subhanahu Wa Ta'ala telah menentukan jodoh Abdullah dengan Aminah gadis yang memiliki
nasab yang paling baik di kalangan suku Quraisy. Akhirnya mereka berdua menikah, Ini
tandanya aku harus melakukan perjalanan dagang ke Syam pada saat itu Aminah sedang hamil
muda Jika Itu Memang kewajibanmu Pergilah wahai suamiku meskipun. Sesungguhnya aku
sangat berat untuk melepas kepergianmu simpan kekhawatiranmu “Wahai istriku aku sekarang
ini harus bekerja keras untuk calon bayi yang ada di dalam kandunganmu ini. Keesokan harinya
Abdullah berangkat bersama kafilah dagang yang lain. Aminah melepas kepergian suaminya
dengan doa perjalanan dagang Abdullah berjalan lancar dalam perjalanan pulang Abdullah
singgah di Madinah untuk menemui sanak saudara dari ibunya ketika beristirahat tiba-tiba
Abdullah merasakan kesakitan dan merasa tidak sanggup melanjutkan perjalanan sepertinya aku
tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Abdul Muthalib berduka mendengar
kematian Abdullah tentu saja Aminah lebih berduka karena kehilangan suami yang sangat
dicintainya. Wahai bayi yang ada dalam perutku semoga kelak engkau tumbuh menjadi orang
yang bermanfaat bagi kita seperti mendiang ayahmu walaupun kalian belum sempat bertemu.
Abdullah meninggalkan warisan berupa beberapa hewan ternak dan seorang budak perempuan
bernama Umu Aiman pada tahun kelahiran bayi Muhammad terjadi peristiwa penyerangan yang
dahsyat oleh Raja Abrahah dari Yaman saat itu.
Mekkah dipimpin oleh Abdul Muthalib Raja Abrahah berniat untuk menghancurkan
Ka'bah karena merasa iri dan tersaingi dengan kemasyuran Ka'bah. Namun Allah Subhanahu Wa
Ta'ala menggagalkan penyerangan Abrahah beserta pasukan gajahnya tepatnya pada hari Senin
tanggal 12 Rabiul awal tahun 571 masehi Aminah melahirkan bayinya seorang bayi laki-laki
tampan dan bersinar terang semua keluarga besar bersukacita dengan kelahiran Muhammad.
Wahai cucuku dengan penuh sukacita Abdul Muthalib menggendong cucunya untuk bertawaf di
Ka'bah. Ya Allah terima kasih atas hadiah terindah ini aku sangat bersyukur atas kelahiran bayi
ini akan kuberi nama dia Muhammad. Setelah lewat 7 hari Abdul Muthalib menyembelih unta
sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi Muhammad. Wahai Abdul Muthalib Siapakah
nama bayi ini, aku memberinya nama Muhammad semoga kelak bayi ini menjadi orang yang
teruji dimanapun ia berada. Aminah memandang bayinya dengan perasaan Bahagia.

Seperti doa yang selalu ia panjatkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menakdirkan
Muhammad menjadi orang yang berpengaruh dalam mengubah sejarah dunia seperti yang
disebutkan dalam Alquran Surat Al Anbiya ayat 107 dan tiadalah kami mengutus kamu
Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam demikianlah akhir kisah
lahirnya nabi terakhir Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

Beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini diantaranya,

pertama kesabaran dan niat baik dalam melakukan pekerjaan akan dimudahkan oleh Allah
subhanahu wa ta'ala seperti tekad kuat Abdul Muthalib Dalam menemukan semur Zamzam untuk
memakmurkan Ka'bah.

kedua jangan terlalu lama larut dalam kesedihan karena semua yang bernyawa pasti mati dan
digantikan dengan generasi baru seperti kelahiran bayi Muhammad yang menjadi penyejuk hati
bagi keluarganya setelah kematian Abdullah wallahualam

Anda mungkin juga menyukai