Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakikatnya, al-Qur`an lebih dari sekedar sumber
pengetahuan, petunjuk dan ilham kebenaran yang tidak pernah habis.
Namun, al-Qur`an juga merupakan sumber dari segala kebahagiaan sejati.
Ajaran universal yang mengatur kehidupan tertuang dalam kitab suci yang
dikenal dengan al-Qur`an. (Qaththan, 1994: 9)
Beberapa fungsi diturunkan al-Qur`an ialah, hudan (sebagai
petunjuk bagi manusia), bayyinah (sebagai penjelas atau memberikan
pemahaman segala urusan, baik urusan dunia maupun akhirat) dan furqon
(sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah). Al-Qur`an
senantiasa dijadikan pedoman bagi manusia, khususnya umat Islam dalam
segala bidang kehidupan.
Agar peran al-Qur`an sesuai dengan fungsinya dan tersampaikan
kepada manusia, khususnya umat Islam dengan benar, maka muncul upaya
untuk menafsirkan al-Qur`an dan mencoba menggali makna-makna yang
terkandung dalam al-Qur`an. Muhammad Arkoun, menuliskan bahwa al-
Qur`an memiliki kemungkinan-kemungkinan arti yang tidak terbatas pada
setiap ayat, bahkan setiap kata yang ada dalam al-Qur`an. Kesan yang ada
pada setiap isinya mengenai maksud dan pengertian pada tingkat wujud
adalah mutlak. Oleh karena itu, setiap ayat bersifat terbuka untuk memiliki
interpretasi baru, tidak hanya terpaku pada satu interpretasi yang hanya
akan menghambat perkembangan penafsirannya. (Awwalina, 2022: 1)
Pada dasarnya, al-Qur`an secara keseluruhan membahas semua
masalah yang dihadapi individu dan kelompok dalam kehidupan sehari-
hari. Salah satu persoalan kehidupan individu yang tercantum dalam al-
Qur`an ialah mengenai Muflihun (orang-orang yang beruntung). Saat ini,
setiap orang selalu berasumsi bahwa ada orang yang dianggap beruntung
dan ada yang dianggap merugi. Setiap tindakan harus dievaluasi dalam hal

  1  
  2  

Anda mungkin juga menyukai