Anda di halaman 1dari 4

TINGKATKAN BAKATMU DAN MAKSIMAL POTENSI MU

           ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATU

Pertama –tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan kita hidayah dan inayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di
tempat yang sejuk nan indah ini. Solawat serta salam ke junjungan alam nabi
akhir zaman Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap
gulita menuju alam yang terang benderang seperti saat ini. Baiklah saya akan
membawakan pidato yang bertema TINGKATKAN BAKAT MU MAKSIMAL KAN
POTENSI MU

Banyak faktor-faktor  yang mampu meningkatkan kepercayaan diri  kita salah


satunya dengan mengetahui apa bakat atau potensi yang ada dalam diri kita.
Pertanyaannya bagaimana cara kita untuk mengetahui potensi tersebut ? untuk
menjawab pertanyaan ini pertama  anda harus mengenal diri anda sendiri.

Banyak orang atau kita sendiri justru sangat sulit untuk mengembangkan bakat
yang ada pada diri masing-masing padahal kita sudah diberikan kemampuan dasar
oleh ALLAH yaitu potensi yang sudah tertanam di dalam diri kita, asalkan saja kita
sadar akan hal itu maka kita akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah di
berikan oleh-Nya, maka dengan hal itu kepercayaan diri akan tumbuh dengan
sendirinya.

ِ ‫ « ْالمُْؤ مِنُ ْال َق ِوىُّ َخ ْي ٌر َوَأ َحبُّ ِإ َلى هَّللا ِ م َِن ْالمُْؤ م‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َعنْ َأ ِبى ه َُري َْر َة َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ِن‬
‫ت‬ُ ‫صا َب َك َشىْ ٌء َفالَ َتقُ ْل لَ ْو َأ ِّنى َف َع ْل‬ َ ‫ُك َواسْ َتعِنْ ِباهَّلل ِ َوالَ َتعْ ِج ْز َوِإنْ َأ‬
َ ‫ضعِيفِ َوفِى ُك ٍّل َخ ْي ٌر احْ ِرصْ َعلَى َما َي ْن َفع‬
َّ ‫ال‬
‫ان‬
ِ ‫ْط‬ ‫هَّللا‬
َ ‫ َولَكِنْ قُ ْل َقدَ ُر ِ َو َما َشا َء َف َع َل َفِإنَّ لَ ْو َت ْف َت ُح َع َم َل ال َّشي‬.‫ان َك َذا َو َك َذا‬ َ ‫» َك‬.
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada seorang mukmin yang lemah. Namun, keduanya memiliki keistimewaan
masing-masing.

Berusahalah semaksimal mungkin untuk menggapai hal-hal yang bermanfaat


untukmu! Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi orang yang
lemah!
Jika ada suatu musibah yang menimpamu, janganlah engkau katakan:
“seandainya aku lakukan hal lain (selain yang aku lakukan tadi), maka aku akan
begini dan begitu”! Namun katakanlah: “hal tersebut merupakan bagian dari
takdir yang Allah telah tentukan dan Allah telah melakukan apa yang Ia
kehendaki”. Ketahuilah bahwa berandai-andai itu memberi peluang kepada
syetan untuk memainkan perannya.”

(HR. Muslim )

Siapapun diri kita pasti masing-masing mempunyai potensi. Entah itu dari
golongan ningrat atau melarat. Cacat atau sempurna. Kulit putih maupun hitam.
Perbedaan terjadi bukan sebatas dari jenis potensi yang dimiliki, namun juga
terletak pada bagaimana seseorang meningkatkan potensinya. Semakin tinggi
tingkat perkembangan potensi, semakin tinggi pula kualitas yang ia miliki.

Hadis di atas menuntun kita untuk bekerja keras meningkatkan potensi. Diawali
dengan pujian terhadap orang mukmin yang memiliki kekuatan, kemudian
anjuran untuk berusaha semaksimal mungkin mendapatkan segala sesuatu yang
bermanfaat untuk kita. Ya, kekuatan dan usaha maksimal adalah dua hal yang
tidak bisa dilepaskan untuk meningkatkan potensi. Bagaimana seseorang akan
meninggkatkan potensi jika ia tidak mempunyai kekuatan sebelumnya?
Bagaimana ia akan meningkatkan potensi jika ia tidak mau berusaha?

Menurut Imam Nawawi dalam “al-Minhaj”, kekuatan yang dimaksud ialah tekad
yang bulat dalam urusan-urusan akhirat atau ibadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Lebih rinci lagi, Qadhi ‘Iyadh dalam “Ikm dialul Mu’allim” menyebutkan
kekuatan ini termasuk sehatnya badan sehingga bisa lebih produktif untuk
bekerja, lebih banyak melaksanakan sholat.

Sedangkan usaha keras dalam hadis di atas dimaknai oleh Syekh Abdul Muhsin al-
Abbad –hafidhahullah-sebagai usaha mewujudkan sesuatu dengan melakukan
sebab-sebab yang dibolehkan oleh syariat. Usaha tersebut tidak boleh
menghilangkan tawakal kepada Allah, apalagi melalaikanNya. Namun, kita malah
disuruh oleh meminta pertolongan kepada Allah seperti dalam lanjutan bunyi
hadis ini.
Mengapa? Karena segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini terjadi atas izin
dan kehendakNya. Sebesar apapun usaha seseorang untuk mewujudkan
keinginannya, namun jika tidak diizinkan oleh Allah maka keinginannya tersebut
tidak akan pernah terwujud. Allah telah berfirman:

ُ ‫) ِإالَّ َأن َي َشاء هَّللا‬23( ‫َوال َتقُولَنَّ لِ َشيْ ٍء ِإ ِّني َفاعِ ٌل َذل َِك َغ ًدا‬

Janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan


mengerjakan hal itu besok pagi" kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah" (jika
Allah menghendaki). [QS. Al-Kahfi {18}: 23-24]

Di dalam Al-Quran kita juga sering menemukan lafadh “wallahu ‘ala kulli syai-in
qadir”, yang artinya: “dan Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu”. Tentunya
kekuasaan Allah bukan hanya dalam mewujudkan sesuatu saja, tapi juga
meniadakan sesuatu. Tak pantaslah kiranya manusia sebagai makhluk ciptaan
yang lemah tidak meminta tolong kepada Sang Maha Kuasa.

Seruan untuk berkerja keras dalam hadis ini dikuatkan lagi dengan larangan untuk
menjadi lemah melalui kalimat: “wa la ta’jiz”. Kata “ajuza” sebagai induk kalimat
ini bukan saja berarti lemah, namun juga berarti tidak mampu melakukan sesuatu.
Secara tidak langsung kita diperintahkan untuk mempunyai kemampuan dan
keahlian. Bukan malah berdiam diri tidak mau berusaha meningkatkan diri
dengan kemampuan dan keahlian yang baru.

Jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tidak juga berhasil mencapai
sesuatu, jangan pernah untuk menyesali usaha yang kita lakukan. Misalnya
dengan mengatakan, “kalau seandainya aku melakukan dengan cara yang lain,
pasti aku berhasil.” Kita kembalikan semuanya kepada Allah, karena Allah-lah
yang menentukan hasilnya. Bisa jadi ada keberhasilan lain yang lebih baik sedang
menunggu kita.

ۗ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ْالقِ َتا ُل َوه َُو ُكرْ هٌ لَّ ُك ْم ۚ َو َع ٰ ٓسى اَنْ َت ْك َره ُْوا َش ْيـًٔا وَّ ه َُو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۚ َو َع ٰ ٓسى اَنْ ُت ِحب ُّْوا َش ْيـًٔا َّوه َُو َشرٌّ لَّ ُك ْم‬
َ ‫ُكت‬
‫ࣖ َوهّٰللا ُ َيعْ لَ ُم َواَ ْن ُت ْم اَل َتعْ لَم ُْو َن‬

Allah berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. Al-Baqarah
{2}: 216]

Wajib hukumnya bagi kita untuk menerima segala ketentuan yang Allah berikan.
Ketentuan tersebut sangatlah bijak karena Allah Maha Bijaksana. Menyalahkan
takdir atau ketentuan Allah hanya akan membuka peluang syetan untuk
mengganggu kita. Inilah yang diutarakan Qadhi ‘Iyadh dalam memaknai ujung
hadis ini.

Jadi, tunggu apa lagi? Lekas persiapkan diri kita dengan segala kekuatan yang kita
miliki untuk meningkatkan diri. Susun rencana dan target harian, mingguan, atau
bulanan. Jangan lupa untuk selalu bekerja keras tanpa lelah dengan mengisi
waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Jangan biarkan satu detikpun terbuang
percuma untuk hal yang sia-sia.

Mintalah pertolongan kepada Allah melalui doa-doa yang kita panjatkan. Tentu,
doa kita akan terkabul jika kita mampu menjadi hambaNya yang baik. Maksudnya,
dengan banyak beribadah kepadaNya dan meninggalkan maksiat atau larangNya.
Mana mungkin ada seorang majikan memberi upah atau hadiah kepada anak
buahnya yang nakal dan selalu menentangnya?

InsyaAllah dengan resep dari hadis ini, kita akan gampang meraih prestasi. Perlu
diingat, peningkatan potensi berbanding lurus dengan pencapaian prestasi.
Semakin banyak kita meningkatkan potensi, semakin banyak pula prestasi yang
kita raih. Semakin banyak kita meraih prestasi, berarti semakin meningkat pula
potensi yang kita miliki. Selamat berprestasi!....

Hanya itu yg dapat kami sampai kan , apa bila ada kesalahan itu datang nya dari
saya dan apa bila ada kebenaran itu datang nya dari Allah . Kurang dan lebih nya
saya mohon maaf

Saya akhiri dengan  salam


Wabillahi tawfiq wal hidayah, wa ridho wal inayah, wal afwu minkum.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai