Innal hamda lillahi nahmaduhu wa nasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’uudzu billlaahi min syuruuri
anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillaahu falaa mudillalah, wa manyudlil falaa
haadiyalah.
Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh.
Allaahumma sholli wa sallim wabarik ‘alaa sayyidina muhammadin wa’ala aalihi washohbihi ajmaín.
Ammaa ba’du.
Fayaa i‘baadallah, uushiinii nafsii wa iyyaakum bitaqwaallah, faqod fazal muttaquun. Wa qoola
ta’alaa yaa ayyuhal ladziina aamaanuut taqullaha haqqo tuqootihi walaa tamuutunna illa wa
antum muslimuun.
Shodaqollahul adziim.
Puji dan Syukur hanyalah milik Allah SWT. Berkat Rahmat-Nya, kita semua dapat beribadah dan
mengabdi kepada-Nya setiap saat untuk meraih keridhaan-Nya. Dalam kesempatan mulia ini, mari
untuk terus berupaya meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT. taqwa dalam arti yang
sebenarnya. Yaitu menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Dengan begitu,
semoga kelak kita akan selamat dunia akhirat, aamiin.
Adapun dalam kesempatan khotbah kali ini, Khotib akan menyampaikan pesan tentang 5 kesadaran
yang mesti kita punya agar kita selalu berlapang dada atas segala kejadian dalam hidup kita:
Selayaknya kita hidup sebagai manusia, hamba yang diciptakan Allah SWT, maka tidak ada satupun
manusia yang hidup melainkan Allah memberikan ujian dalam hidupnya.
Namun ketika ujian itu datang kepada kita, tidak jarang dari kita merasa bahwa ujian itu terlalu
berat sehingga kita berputus asa terhadapnya. Oleh sebab itu kita perlu memahami akan hakikat
ujian tersebut sehingga kita mampu tersadar bahwa segala sesuatunya tidaklah sia-sia dan Allah
SWT telah menyiapkan balasan terbaikNya bagi siapa yang lulus terhadap ujianNya.
لك لِ كُ لِّ ع
ٌَ يٍْء عَ لِ يْ م ل عٰ عِ يۢ ْيْي لِ ن يۢ لِ ل ل
ّٰ ْع يْ لِ َع يِِعٗه عٰ ل ِ يِْع ءٍ ا للّ لِ لٰ يْ لۢ ل ل
َٰ لِ يۢ يِ ل
ِ ع عِٰ ا ا ع ع- ١١
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa
beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS At Tagabun ayat 11)
Dan orang-orang yang beriman selalu yakin bahwa apa-apa yang sudah tertulis pasti jauh lebih
indah daripada apa-apa yang kita inginkan. Tujuan Allah tidak lain agar kita semakin beriman
kepadaNya. Dan dengan keimanan itu pula Allah memberikan petunjuk dan jalan keluar.
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati
kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur, Itu baik baginya.
Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar dan Itu pun baik baginya.” [HR. Muslim, no. 2999]
Hadist ini menerangkan tentang keadaan yang seharusnya ada pada seorang muslim yaitu dalam
keadaan apapun Ia bisa bersyukur dan bersabar, dan jika kita melakukan kedua hal tersebut maka
semuanya akan menjadi kebaikan bagi kita.
Enak atau tidak enak, senang ataupun susah, ujungnya pasti kebaikan. Maka jagalah baik sangka
kepada Allah.
Maka sebetulnya yang Allah uji itu bukan kemampuan kita tapi Allah menguji kemauan kita. Mau
tidak kita menerima? Mau tidak kita ngaku? Mau tidak kita ngadu? Bahwa kita ini lemah di hadapan
Allah La Haula wala quwwata ila billah.
Maka Allah akan menyiapkan jalan keluarnya, bahkan lebih baik dari yang kita bayangkan.
"Tidaklah menimpa seorang Muslim suatu keletihan, penyakit, kecemasan kesedihan, kesulitan,
kesedihan, kesakaitan dan kepedihan, bahkan hingga duri yang menusuknya, melainkan dengan
semua itu Allah akan menghapuskan segala kesalahannya." (HR. Al Bukhari).
"Seungguhnya Allah Ta'ala akan menguji hamba-Nya dengan penyakit hingga penyakitnya itu akan
menghapus segala dosa darinya." (HR. Al Hakim).
Semua kejadian yang tidak mengenakkan itu semua bisa menggugurkan dosa. Maka apakah kita
tidak bahagia dengan itu semua. Karena bisa jadi sakit yang sedang kita alami, cobaan yang sedang
kita hadapi, itu menjadi kafarah, penggugur dosa-dosa kita. Jika kita meyakini betul hal tersebut
maka kita akan lebih mudah berlapang dada. Ketika matipun insya Allah husnul khotimah.
Allah menguji kaum mukminin dengan musibah-musibah yang terkadang berat. Kenapa harus ada
ujian? Yaitu supaya terlihat siapa yang jujur benar imannya dan siapa yang tidak.
Selama ini kita menuntut tentang kesabaran, tawakal, pentingnya menyandarkan hati kepada Allah.
Namun suatu ketika Allah ingin menguji kita. Apakah yang sudah kita pelajari ini benar atau tidak
bisa kita praktekkan dalam kehidupan kita?
Makanya ujian itu fungsinya luar biasa. Yaitu menyaring keimanan, Allah ingin memilah dan
memilih siapa hamba-hambaNya yang berhak mendapat derajat yang tinggi di dalam surgaNya dan
siapa yang berhak masuk kedalam api neraka?
Dan yang terpenting, kita tidak minta pertolongan kecuali kepada Allah saja. Jangan minta tolong
kepada selain Allah. Dan ingat bahwa ketika tidak ada manusia yang mau menolong kita, itu artinya
Allah ingin Allah saja yang menolong kita.
Semoga dengan lima hal tersebut dapat menyadarkan untuk selalu berlapang dada atas apapu n
kejadian dalam hidup kita.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.
Alhamdulillahirobbil’alamin
Walhamdulillahirobbil’alamin.
Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii
walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun
Aqimussholah..