Anda di halaman 1dari 7

Kisah Lahirnya nabi Muhammad

Ribuan tahun lalu mekkah hanya sebuah lembah di tengah padang pasir tempat
persinggahan para kafilah dagang yang kemudian diubah menjadi sebuah kota dimasa kekuasaan
nabi ismail as. Kota makkah juga menjadi saksi atas lahirnya khatamul anbiya (penutuo para
nabi) beliau adalah Muhammad bin Abdullah, nenek moyang nabi Muhammad bernama Hasyim
Bin Abdulmanaf. Saat hasyim berkuasa, kota Makkah terkenal dengan puasat perdagangannya
yang makmur, tidak ada yang dapat menyaingi kemampuan berdagang masyarakat makkah pada
masa itu, namun sayangnya kehebatan masyarakat makkah dalam berdagang tidak sebanding
dengan kebiasaan jahilliyahyang sering mereka lakukan.
Jahiliyah 1 : “Hey! Lihatlah burung itu, dari tadi ia terbang diatas kepalaku lalu berbelok
kearah kiri”.
Jahiliyah 2 :” Nenekku pernah berkata, jika burung itu berbelok kearah kiri maka kau akan
tertimpa sial!”.
Jahiliyyah 1 : “Benarkah ucapanmu?!
Jahiliyah 2 : “yaa, tentu saja!”
Menurut kepercayaan masyarakat jahiliyyah, jika burung itu berbelok kearah kanan,
maka nasib baik akan datang. Begitupun sebaliknya. Orang-orang Arab pada masa jahiliyah
sangat percaya pada hal-hal kemusyrikan.
Tidak hanya percaya hal-hal kemusyrikan saja, perjudian dan perampokanpun sering
terjadi, sasarannya adalah orang asing yang mereka temui dijalan
Perampok : “Hey kau! Cepat turun dan serahkan harta yang kalian bawa! Mulai saat ini, kau
dan istrimu adalah budak dirumahku. Kalian berdua jangan sekali-kali berani melawanku atau
nyawa kalian melayang.
Tak terasa tahun demi tahun berjalan begitu cepat, kepemimpinan hasyim digantikan oleh
pimimpin yang lebih muda dan berkompeten disaat usianya sudah lanjut. Sebelum meninggal,
hasyim mewariskan banyak sekali harta kepada abdul mutholib.
Pada tahun kelahiran bayi Muhammad terjadi peristiwa penyerangan yang dahsyat oleh
raja Abrahah dari yaman, saat itu Makkah dipimpin oleh Abdul Muthalib, raja Abraha berniat
untuk menghancurkan ka’bah, karena merasa iri dan tersaingi dengan kemasyhuran ka’bah.
Namun Allah ta’ala menggagalkan penyerangan Abrahah beserta pasukan gajahnya. Tepatnya
pada hari senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 571 M Aminah melahirkan bayinya. Seorang
laki-laki tampan dan bersinar terang, semua keluarga besar berbahagia dengan kelahiran
Muhammad, seolah-olah Abdullah yang telah wafat ketika Muhammad dalam kandungan,hadir
kembali ditengah-tengah mereka.
Abdul Muthalib ; “kehadiranmu sungguh mengingatkanku pada ayahmu, sungguh.
Memandang wajahmu mengingatkanku akan ayahmu, wahai cucuku”.
Dengan penuh sukacita Abdul Muthalib menggendong cucunya untuk bertawaf di ka’bah.
Abdul Muthalib ;”Ya Allah, aku berterimakasih atas hadiah terindah ini, aku sangat bersyukur
atas kelahiran bayi ini, akan kuberinama dia “Muhammad”.
Setelah lewat tuju hari Abdul Muthalib menyembelih unta, sebagai ungkapan rasa
syukur atas kelahiran bayi Muhammad.
Orang 1 : “wahai Abdul Muthalib, siapakah nama bayi ini?”.
Abdul Muthalib :”aku memberi nama dia Muhammad, semoga bayi ini kelak menjadi orang
yang terpuji dimanapun ia berada”
Aminah memandang bayinya dengan perasaan bahagia, seperti do’a yang selalu ia
panjatkan, Allah ta’ala telah menakdirkan Muhammad menjadi orang yang sangat berpengaruh
dalam meengubah sejarah dunia, seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat
107. “Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
Muhammad kecil pembawa berkah
Bayi Muhammad disusui oleh Halimah As Sa’diyah selama dua tahun, lalu dilanjutkan
dalam pengasuhannya hingga usia 5 tahun, selama diasuh oleh keluarga halimah Muhammad
kecil membawa banyak sekali keberkahan dalam kehidupan mereka, namun di akhir masa
pengasuhan Muhammad terjadi peristiwa pembelahan dada yang membuat halimah khawatir
akan keselamatan anak susuannya itu. telah menjadi tradisi, baik di kalangan wanita makkah
yang baru melahirkan untuk menyusukan bayi mereka kepada wanita-wanita yang tinggal di
dusun atau pedesaan, kondisi pedesaan yang segar dan lingkungan yang masih alami membuat
anak-anak tumbuh dengan sehat, kuat dan dapat berbahasa Arab dengan fashih.Sebelum
kedatangan wanita dari bani sa’ad Muhammad sempat disusui oleh tsuaibah budak perempuan
Abu lahab, abu lahab adalah satu diantara paman Muhammad dari garis keturunan ayahnya.
Halimah ;”wahai suamiku, semoga kita dapat anak bangsawan kaya seperti teman-temanku,
saat ini hidupkita sangat sulit”.
Suami halimah (harits) :” yah, akupun berharap sama seperti engkau, mengingat hasil panen
ladang kita tahun ini gagal dikarnakan paceklik yang melanda thaif”.
Namun harapan suami istri itu tidak terkabul, karena bayi para bangsawan kaya telah
diambil oleh teman-teman mereka, hanya tarsisa satu bayi dalam gendongan ibunya, bayi itu
adalah Muhammad.
Aminah :”wahai saudaraku, bawalah bayi ini bersama kalian, ayah bayi ini telah meninggal,
jadi tinggal aku dan kakenya yang mengasuhnya”.
Raut wajah halimah tampak kecewa mendengar pernyataan Aminah, sikapnya sama seperti
wanita bani sa’ad lain yang menolak menyusui Muhammad karena ia anak yatim.
Halimah :”wahai suamiku, bagaimana ini? Semua bayi telah dibaawa pulang oleh teman-
teman kita, aku tidak ingin pulang dengan tangan kosong”.
Suami halimah :”apa kita bawa saja bayi yatim yang baru sasja engkau temui itu wahai
istriku?”.
Halimah :”Demi Allah, aku akan kembali kepada wanita yang menggendong bayi yatim itu
dan membawa bayinya pulang bersama kita, entah kenapa bayangan bayi itu sekakan tidak mau
pergi dari pikiranku”.
Suami halimah :”semoga keputusan kita ini dapat membawa keberkahan, ayo lekas kita temui
bayi ibu tadi!”.
Akhirnya halimah dan harits bin abdul uzza menemui aminah dan bayinya. Disatu sisi aminah
merasa lega, namun di sisi lain ia sedih harus berpisah dengan Muhammad.
Setelah beberapa lama Muhammad tinggal bersama ibunya, pada usia 6 tahun sang ibu
mengajak Muhammad berziarah ke makam bapaknya yaitu Abdullah di yatsrib, Namun, pada
saat kepulangan mereka dari yatzrib ibunya menderita sakit dan meninggal di perkampungan
Abwa’ yang terletak antara kota Makkah dan Madinah.
Sang kakek Abdul Muthalib , sangat Iba terhadap cucunya yang sudah menjadi yatim
piatu di usianya yang masih kecil. Maka dibawalah sang cucu ke rumahnya, di asuh dan di
sayang melebihi anak-anaknya sendiri. Tapi lagi-lagi kasih sayang sang kakek tak berlangsung
lama dirasakan oleh Muhammad kecil. Saat Muahmmad berusia 8 tahun, kakeknya meninggal di
Makkah, namun sebelum wafat dia sempat berpesan agar cucunya dirawat oleh pamannya yaitu
Abu Thalib. Kini Muhammad berada dalam asuhan pamannya yang juga sangat mencintainya.
Pernah suatu ketika, kondisi ekonomi pamannya sedang tidak setabil, belum lagi sang
paman abu thalib, memiliki anak yang tidak sedikit. Nabi Muhammad yang baru usia delapan
tahun itu sadar akan keadaan ekonomi keluarga pamannya. Akhirnya, ia meminta izin kepada
abu thalib dan bibinya, fatimah bin asad, untuk bekerja dengan mengembala kambing milik
orang Makkah. Awalnya mereka tidak mengizinkan, mengingat usia Muhammad yang saat itu
masih sangat muda. Singkat cerita, nabi Muhammad mendapat restu dari sang paman dan bibi.

Waktu berjalan begitu cepat, suatu ketika Abu Thalib bersama kafilah dagang dari
Makkah akan berangkat berdagang ke Syam. Dia khawatir meninggalkan Muhammad kecil di
Makkah, tapi juga tidak tega membawa Muhammad menempuh perjalanan jauh melintasi padang
pasir menuju negeri di utara jazirah Arabia tersebut.

Tapi untunglah Muhammad sendiri yang berkehendak ingin mendampingi pamannya itu
menempuh perjalanan jauh. Waktu itu Muhammad sudah berumur 12 tahun.

Tatkala rombongan dagang sampai di Bashra,, mereka dijamu oleh pendeta atau rahib Buhaira.
Buhaira melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri anak kecil tersebut.

Ketika melihat rombongan dagang Abu Thalib lewat di depan gerejanya, Buhaira keluar
menyambut mereka dan berbaur dengan rombongan tersebut, lalu berusaha menghampiri
Muhammad. Dia menggenggam tangan Muhammad dan berkata
Buhaira: “Inilah penghulu para rasul. Inilah Rasul utusan Tuhan alam semesta. Inilah orang
yang diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”.

Mendengar perkataan pendeta buhaira, Abu Thalib bertanya.


Abu Thalib :“Dari mana engkau tahu?”
Buhaira: “Sungguh, ketika kalian mulai mendekati Aqabah, semua batu dan pepohonan
(merunduk) padahal batu dan pohon tidak akan bersujud, kecuali di situ ada seorang nabi. Aku
mengenali dia dari cincin nubuwat di bawah tulang rawan bahunya. Bentuknya menyerupai buah
apel. Kami mengetahui tanda seperti itu dari kitab suci kami”.

Buhaira menjamu seluruh rombongan layaknya tamu. Dia minta Abu Thalib untuk segera
membawa Muhammad kembali ke Makkah.
Buhaira : “Jangan diteruskan pergi ke Syam membawa Muhammad. Aku takut jika orang-orang
Romawi dan Yahudi tahu, mereka akan membunuhnya.”
Maka Muhammad dibawa kembali ke Makkah, sesuai nasehat pendeta tersebut. (Ar-Rahiq al-
Makhtum: 70)
Waktu pun terus berjalan, kini muhammad sudah berusia 25 tahun, dan pada usia inilah ia
memutukan untuk menikah dengan salah satu wanita terhormat, yaitu Khadijah binti Khuwailid.
10 tahun kemudian tepatnya pada umur Muhammad yang ke-35 tahun, ka’bah yang sudah lama
berdiri kini telah lapuk, sehingga mereka bersepakat untuk memperbaiki bangunan ka;bah.
Pada awalnya, bangunan ka’bah yang lama diruntuhkan, kemudian setelah itu, mereka
mulai membagikan pembangunan ka’bah susuai suku maasing-masing, sehingga setiap suku
mendapatkan tugasnya masing-masing.
Ketika pembangunan sampai pada posisi hajar aswad, terjadilah pertikaian antara mereka,
mereka saling berebut untuk meletakan hajar aswad pada posisi semula. Semua ingin
meletakannya karna mereka tahu kemuliaan hajar aswad.
Pertentangan semakin panas, hingga nyaris terjadi perang di masjidil haram, Namun
akhirnya salah seorang yang bernama Abu Umayyah Bin Mughirah memberi usulan.
Abu Umayyah : “bagaimana jika keputusannya diserahkan kepada orang pertama yang
memasuki pintu masjid?”
Atas kehendak Allah, ternyata yang datang pertama kali masuk adalah Rasulullah.
Orang-orang berkata : “Itu Al Amin, kamu setuju jikaa dia yang memutuskan, dia adalah
Muhammad”.
Lalu mereka menceritakan tentang perselisihan yang sedang terjadi pada saat itu. maka
Rasulullah minta diambilkan selembar kain, kemudian hajar aswad itu beliau letakan ditengah
dan belliau meminta setiap mereka mengangkat kain. Sampai batu tersebut mendekati
tempatnya, beliau mengambil hajar aswad dan meletakannya di tempat semula.
Nabi Muhammad diangkat menjadi Raasul
Ketika beliau berusia 40 tahun, beliau mulai suka menyendiri dan menghindar dari hingar
bingar kehidupan kaumnya yang penuh kesyirikan dan perbuatan dosa. Berbekal sekantong
makanan dan air secukupnya, beliau sering pergi menuju gua hira.
Hal tersebut berlangsung selama tiga tahun sebelum beliau diangkat menjadu Rasul.

Pada hari senin, tanggal 21 Ramadhan, tepat saat beliau berusia 40 tahun terjadilah
peristiwa yang sangat besar. Peristiwa dimana tahun kenabian mulai dihitung. Kini Muhammad
yang dahulu kecil kini diberikan kemuliaan oleh Allah yaitu dengan mengangkatnya menjadi
Rasul.
Pada saat itu, jibril datng dan memeluk Nabi sebanyak 3 kali, setiap kali memeluk jibril
berkata kepada nabi
Jibril : “Bacalah!”
Setiap kali itu pula nabi menjawab
Nabi : Aku tidak dapat membaca!
Nabi merasakan keletihan yang teramat sangat, takut dan panik menghantui diri beliau.
Setelah itu jibril membacakan : (Q.S Al’alaq 1-5)
Kemudian jibril pergi meninggalkan beliau.
Rasulullah kerumahnya dalam keadaan gemetar badannya. Beliau takut peristiwa yang baru saja
dia alami dapat mencelakakannya. Kemudian beliau masuk menemui khadijah, seraya berkata.
Khadijah : “Selimutilah aku,,, selimutilah aku”
Khadijah segera menyelimuti beliau. Kemudian rasa takut beliau itu hilang dan Rasulullah
langsung menceritakan kepada sang istri yang setia apa yang terjadi di gua hiro.
Rasulullah : “aku khawatir akan terjadi sesuatu pada diriku”
Khadijah : “Tidak samasekali, dia tidak akan menghinakanmu, engkau itu orang yang suka
menyambung sillaturahim, membawakan dan membantu orang yang lemah, menghormati tamu
dan suka menolong dalam hal kebenaran”.
Kemudian khadijah bersama Rasulullah pergi kerumah pamannya, waraqah bin naufal. Dia
adalah orang yang banyak mengetahui kitab taurat dan injil. Orangnya sudah lanjut usia dan
buta”.
Rasulullah menceritakan apa yang terjadi, melihat hal tersebut waraqah terlihat gembira;
Waraqah : “itu adalah malaikat jibril yang Allah turunkan kepada nabi musa, Engkaulalh nabi
ummat ini, ah sayang sekali! Andai saja aku masih hidup, saat engkau diusir oleh kaumu!”
Rasulullah : “Apakah mereka akan mengusirku?”
Waraqah : “yaa, tidak ada seorangpun membawa seperti apa yang kamu bawa kecuali dia akan
dimusuhi, seandainya aku mengalami saat hal itu terjadi, aku akan membelamu dengan sungguh-
sungguh”.
Namun waraqoh meninggal dunia ketika wahyu sempat terputus beberapa lama .
Sumber :
1. Q.S Al-Anbiya :107
2. Buku Muhammad Teladanku-Eka Wardana dan Tim Syqma
3. Hadit Riwayat Muslim No :162 (Pembelahan dada Nabi)
4. Hadits Riwayat Muslim No : 2344 (Khotam nabi)

 Kondisi jahiliyah di kota mekkah


 Peristiwa kelahiran nabi muhammad sampai di susui oleh halimatu sadiah
Pada umur 6 tahun muhammad sudah menjadi yatim piatu
Beberapa tahun kemudian
 Pada umur 8 tahun muhammad menggembala kambing
 Pada umur 12 tahun muhammad di ajak pamannya untuk berdagang ke kota
syams
 Muhammad mendapat gelar al amiin sehingga dipercaya untuk menjadi pemimpin
peletakan batu hajar aswad
 Beberapa tahun kemudian
Muhammad mengasingkan diri dari kejahiliyahan kota mekkah di gua hiro
 Pada umur 40 tahun muhammad di angkat menjadi nabi dan rosul allah turunlah
surat al alaq 1-5
 Akhirnya setelah pengangkatan muhammad menjadi nabi dakwah nabi
muhammad berjalan selama 13 tahun sampai pada peristiwa fathu mekkah

Anda mungkin juga menyukai