2.1. PENGERTIAN
Fungsi Pembacaan Meter adalah fungsi yang melaksanakan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter alat pengukur meter kWh, meter kVArh, meter kVA Maks pada setiap pelanggan serta pembacaan dan pencatatan penunjukan sakelar waktu (time switch).
e. Menyampaikan surat pemberitahuan ke pelanggan yang tidak berhasil dilakukan pembacaan meter. f. Melakukan pencatatan angka kedudukan meter dan perhitungan pemakaian tenaga listrik (kWh, kVArh, kVA max).
g. Melakukan pemeriksaan dan menindak lanjuti penunjukan saklar waktu h. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, evaluasi dan menindak lanjuti hasil pembacaan meter. i. j. k. l. m. n. Mengirim hasil pembacaan meter kepada Fungsi Pembuatan Rekening. Mengirim data hasil temuan titik sambung pelanggan yang tidak sesuai dengan suplay gardu distribusi ke Fungsi Pelayanan Pelanggan. Melakukan uji petik, pembacaan ulang atas pengaduan baca meter. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para Pembaca Meter. Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait. Membuat laporan sesuai bidangnya.
2.3. PERENCANAAN PEMBACAAN METER 2.3.1. Pembentukan Rute Baca Meter (RBM)
Yang dimaksud dengan RBM adalah urutan langkah pembaca meter yang sepraktis dan seefisien mungkin dilapangan dalam melakukan pembacaan meter sesuai
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 122
dengan jumlah kemampuan membaca meter seorang pembaca meter dalam 1 hari kerja RBM dibentuk dengan memberikan nomer kode kedudukan pelanggan dengan struktur berjumlah 12 digit terdiri atas :
Kode cabang/Area Kode Rayon/Ranting/unit Kode Sub Rayon/Ranting Kode Area baca meter Kode Rute baca meter Nomor Urut RBM Nomor Sisipan
digit 1 digit 2 digit 3 digit 4,5 digit 6,7 digit 8,9,10 digit 11,12
Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pembacaan meter, urutan pelanggan yang tercantum dalam Daftar Pembacaan Meter (DPM) harus sesuai dengan urutan langkah pembaca meter yang sepraktis mungkin dilapangan, serta jumlah pelanggan yang sesuai denganstandar kapasitas baca meter yang ditetapkan. Standar kapasitas baca meter adalah jumlah pelanggan yang mampu dibaca dalam satu hari kerja oleh seorang pembaca meter. Agar pembaca meter mendapatkan hasil yang optimal, maka RBM yang dibentuk harus baik, yaitu memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Urutan langkah pembacaan yang paling praktis dilapangan : Maksudnya urutan pelanggan pada Daftar Pembacaan meter (DPM) harus sama dengan urutan langkah/jalannya petugas dilapangan yang paling praktis dan efisien. b. Sesuai dengan kemampuan normal seorang pembaca meter dalam 1 (satu) hari kerja : maksudnya jumlah pelanggan yang dibaca pada RBM harus sesuai dengan standar kapasitas baca meter seorang pembaca meter dalam satu hari kerja. Standar kapasitas baca meter adalah jumlah pelanggan yang mampu dibaca dalam sehari kerja oleh seorang Pembaca Meter, ditentukan oleh : a. kondisi geografis (jalan datar, perbukitan)
b. kerapatan bangunan (perkampungan padat, tersebar) c. kondisi perumahan (rumah mewah/besar, RSS) d. Pada umumnya standar kapasitas baca meter dikelompokkan menjadi :
Daerah jarang/sulit Daerah sedang 50 s/d 100 Pelanggan/RBM 101 s/d 150 Pelanggan/RBM
123
Gambar Rute Baca Meter Gambar Rute Baca Meter (RBM) dibuat untuk memudahkan petugas pembaca meter melaksanakan tugasnya, pada prinsipnya gambar RBM dapat memberikan informasi kepada petugas pembaca meter, didaerah mana RBM tersebut berada, mulai lokasi mana petugas pembaca meter memulai melakukan pembacaan meter dan urutan pembacaannya. Kegunaan gambar RBM antara lain : a. Memudahkan pelaksanaan pembacaan meter b. Memudahkan rotasi/penggantian pembaca meter c. Memudahkan pengawasan pembacaan meter d. Memudahkan pembuatan dan pemeliharaan RBM e. Memudahkan penetapan kode kedudukan baik untuk pelanggan baru maupun perobahan kode kedudukan pelanggan lama. f. Menjadi media komunikasi antar pembaca meter dan pengawas. g. Memberi kemudahan pada bidang lain (custumer service, gangguan, penagihan ) h. Dan lain-lain. Cara penggambaran RBM : Gambar yang baik dibuat pada peta dasar yang berskala, dan dapat juga digambar pada peta tidak berskala, namun dibuat secara proposional. Dengan ukuran kertas sebaiknya maksimum format A4. Gambar mencantumkan nama jalan, gang, desa, kelurahan yang ada. Gambar mencantumkan bangunan-bangunan permanen yang mudah dikenal sebagai pedoman, misalnya : Kantor, tempat ibadah, sekolah, rel KA, jembatan, sungai dan sebagainya. Gambar mencantumkan arah mata angin dan arah panah pembacaan. Gambar mencantumkan data pelanggan pertama dan pelanggan terakhir, serta no urut pembacaan. Gambar mencantumkan Daftar pelanggan sesuai urutan yang ada digambar RBM.
124
DPM disiapkan untuk mencatat hasil pembacaan angka kedudukan meter. DPM dipergunakan untuk pencatatan dengan sistem manual. Apabila ada pelanggan baru yang belum masuk ke DPM, maka DPM susulan disiapkan berdasarkan PDL yang diterima dari Fungsi Pelayanan Pelanggan. Apabila pencatatan menggunakan PDE maka PDE disiapkan dibawa untuk merekam hasil pembacaan, dan apabila pencatatan menggunakan Foto Kamera Digital, maka foto kamera digital dibawa untuk memotret angka yang tertera pada Alat Pengukur. Kartu Meter Pelanggan Setiap pelanggan harus dibuatkan Kartu Meter Pelanggan (KML-TUL II-03).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 125
Kartu Meter Pelanggan untuk pelanggan lama dibuat sekurang-kurangnya setahun sekali. Kartu Meter Pelanggan yang hilang/rusak, harus segera dibuat/dipasang penggantinya. Pemberitahuan Pembacaan Meter Pemberitahuan Pembacaan meter (TUL II-04) disiapkan untuk dibawa oleh Pembaca Meter dan disampaikan ke alamat pelanggan apabila Pembaca Meter tidak berhasil mencapai tempat meter untuk dibaca. Pembagian Tugas pembacaan Meter Pengawas Pembaca Meter secara harian sesuai jadwal yang telah ditetapkan melaksanakan pembagian tugas pembacaan meter ke para Pembaca Meter yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan pemeriksaan dan memastikan apakah perlengkapan pembacaan meter (Seragam,Identitas,perlengkapan kerja,formulir2 dll) sudah siap di bawa oleh petugas pembaca meter Rekapitulasi Pembacaan Meter Rekapitulasi Pembacaan Meter (TULII-05) diigunakan untuk mengawasi kegiatan/produktivitas Pembaca Meter Mencatat jumlah pelanggan yang harus dibaca, yang berhasil dibaca dan yang tidak berhasil dibaca.
b. Pembacaan dan pencatatan angka kedudukan stan meter pelanggan dilakukan dengan melihat/membaca/memotret dan mencatat angka kedudukan stan meter di lokasi pelanggan, cara pembacaan meter antara lain dengan : Secara manual dengan Daftar Pembacaan Meter DPM yaitu dengan melihat/ membaca angka kedudukan stand meter mencatat ke dalam DPM sesuai identitas pelanggan/Id Pelanggan atau
126
Menggunakan Peralatan Portable Data Entry (PDE)/ komputer genggam yang sudah berisi DPM, yaitu dengan melihat/membaca angka kedudukan stand meter dan menginput ke dalam Portable Data Entry (PDE) serta mencatat kelainan-kelainan Alat pembatas dan Pengukur yang dapat dilihat secara visual ke kode pesan/ kode baca yang sudah ada dalam PDE atau Menggunakan foto kamera digital kedudukan stand meter atau yaitu dengan memotret angka
Secara Otomatis dengan perlengkapan Automatic Meter Reading, yaitu dengan memrogram/mensetting tanggal down load angka kedudukan stand meter pelanggan dan pada tanggal yang telah ditentukan peralatan tersebut akan menarik data angka kedudukan stand meter secara otomatis. c. Beberapa golongan tarip (pelanggan Industri I2 dan I3 dan pelanggan bisnis B3) disamping Pencatatan angka kedudukan stand meter kWh, juga ada pencatatan angka kedudukan stand kVArh
Laporan tersebut diteliti dan ditindaklanjuti sesegera mungkin. g. Apabila dalam pelaksanaan pembacaan meter ditemui hambatan kelancaran pembacaan meter maka diberi pesan sebagai berikut : Meter didalam bangunan Bangunan tidak dihuni. Bangunan / Rumah ( pagar terkunci ). Ada anjing galak
127
Mengirim angka kedudukan stan meter dan tanggal pencatatan dengan facsimile ke PLN
128
dan
pelanggan dapat menyaksikan pembacaan angka kedudukan meter dengan membubuhkan paraf pada kolom yang tersedia.
c. Untuk pelanggan dengan meter kVArh dan pelanggan lainnya yang dianggap
perlu, angka kedudukan meter terakhir yang dicatat di DPM dipindahkan ke Kartu pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal (TUL II-07). Untuk keperluan pengawasan pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal pelanggan, dibuatkan kartu pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal. Pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal dihitung dengan rumus : Jumlah pemakaian kWh : kWh = ( A L ) x FM x FRT Jumlah pemakaian kVArh : kVArh = ( A L ) x FM x FRT Keterangan : A L FM FRT setiap
= = = =
angka kedudukan akhir. angka kedudukan lalu. Faktor kali meter. Faktor rugi trafo.
Keterangan : P CT PT K
= = = =
angka penunjukan kVA Maksimal ratio trafo arus ratio trafo tegangan konstanta meter
Apabila terdapat pelanggan yang karena sesuatu hal tidak dipasang kVA Maksimal melainkan dipasang kW Maksimal maka besarnya daya terukur yang digunakan untuk menghitung biaya beban adalah dengan rumus : kVA = P x CT x PT x K x FD Keterangan : P CT PT K FD
= = = = =
angka penunjukan kVA Maksimal. ratio trafo arus. ratio trafo tegangan. konstanta meter. faktor daya.
Kondisi saat ini perhitungan diatas telah menggunakan AMR sehingga pembacaan pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal dilakukan baik melalui komputerisasi (historis) maupun AMR.
Pemeriksaan Pemakaian kWh, KVArh dan KVA Maksimal a. Setelah dilakukan perhitungan pemakaian kWh/kVArh /kVA Maksimal harus
dilakukan pemeriksaan atas perhitungan tersebut, untuk melihat kewajaran pemakaiannya
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 130
Pemeriksaan dilakukan pada : Kartu pemakaian kWh/ kVArH/ kVA Maksimal (TUL II-07) Daftar pemakaian kWh/kVARh/kVA Maksimal (DPK/ TUL II-06 A/TUL II06 B). Daftar pelanggan yang perlu diperhatikan (DLPD). PDL/DPM susulan bagi penyambungan baru. Daftar koreksi kedudukan meter bulan lalu.
Apabila terdapat angka pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal yang tidak wajar, maka perlu dilakukan koreksi sebagaimana mestinya.
Membandingkan pemakaian kWh / kVArh/ kVA Maksimal bulan ini dengan bulan lalu, jumlah pemakaian kWh minimal sama dengan pemakaian bulan lalu
131
Gunakan skala prioritas dan apabila dijumpai kelainan, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang ke lapangan. prosentasi jumlah kesalahan baca meter.
b. Pengawasan Kuantitas Baca Meter Pengawasan kuantitas baca meter dilakukan dg cara membandingkan jumlah yang harus dibaca, yg berhasil dibaca setiap hari masing masing pembaca meter. c. Sampling baca meter bisa dilakukan ke rumah-rumah atau via telpon ataupun melalui pengawas pembaca meter atau melalui capture stand meter.
a.
b. c. d. e.
Kelainan kondisi instalasi milik PLN (Alat Pembatas Pengukur). Perubahan peruntukan tenaga listrik di pelanggan Penyambungan TL dengan alas tidak sah Titik Sambung Pelanggan tidak sesuai suplay gardu distribusi. Keluhan pelanggan
Laporan Pembaca Meter di DPM dipindahkan ke pengaduan pelanggan (TUL I-14) segera setelah Pengawas baca meter menerima laporan. Setiap laporan diberi nomor agenda dan dicatat dalam buku/agenda kemudian dikirim ke FPL.
PENGENDALIAN YANG HARUS DILAKUKAN a. Pembentukan Kode Kedudukan /RBM Pengendalian pembentukan Kode Kedudukan / RBM pelanggan pada awal pembentukan DIL dimaksudkan untuk : Memastikan lokasi pelanggan yang bersangkutan. Memastikan RBM tetap terpelihara sesuai Kriteria yang ditentukan, yaitu :
1 RBM 1 hari kerja seorang petugas CATER. No. Urut pada KKP sesuai urutan langkah baca
Memastikan Kode Kedudukan Pelanggan benar. Melakukan Pemeliharaan RBM secara terus menerus.
b. Pengelolaan Hasil Baca Meter Pengendalian Hasil Baca meter dimaksudkan untuk : Memastikan periode pemakaian kWh oleh pelanggan genap 30 hari. akurat. Cara Pengendalian :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 133
Pembuatan Kontrak Perjanjian Kerja sama dengan Out Sourcing disesuaikan dengan ketentuan /tata cara pelaksanaan baca meter dalam Tugas & Kewajiban Fungsi Baca Meter di PP TUL 94. Melakukan Uji Petik dan mengevaluasi laporan kinerja Out Sourcing secara optimal. Untuk menghindari adanya penyimpangan oleh petugas Out Sourcing maupun petugas Cater PLN, harus dilakukan ROTASI petugas Cater. Menindaklanjuti adanya Laporan Kelainan Pelanggan sesuai ketentuan. Memperhatikan rambu rambu validasi data pada saat entry data didalam sistem Aplikasi . Memonitor DLPD secara teliti dan menindaklanjuti dengan proses sesuai ketentuan. Mencetak dan memeriksa laporan Koreksi Stand Lalu dan menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan bila terjadi kesalahan.
134
135