Anda di halaman 1dari 15

MINAT SISWA SMP 3 WONOSARI GUNUNGKIDUL TERHADAP MUSIK RINDING GUMBENG, MUSIK TRADISIONAL GUNUNGKIDUL

Disusun Oleh : MEDA ASTHA KRESSANDA (07208244030) JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

-1-

BAB I

PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG Awal sebuah kemajuan bangsa, dimulai dengan pelestarian kesenian tradisi yang nantinya akan memperkuat sebuah Negara. Derasnya arus globalisasi, sedikit demi sedikit mulai menggeser peminat musik tradisional. Perkembangan musik di dunia semakin membahayakan posisi misik trasisional. Banyaknya kaum muda yang kurang berminat terhadap kesenian tradisional, semakin menambah keprihatinan bangsa. Indonesia, adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Hal ini lah yang menjadikan Indonesia kaya akan SDA dan kebudayaan. Kebudayan itu sendiri terdari dari macam-macam. Adat istiadat, bahasa, musik, tarian, dan masih banyak lagi. Salah satunya adalah RINDING GUMBENG, musik tradisional masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta. Rinding Gumbeng adalah salah satu kesenian tradisional Yogyakarta, khususnya Gunungkidul. Kesenian ini hanya dapat kita jumpai di Desa Beji, Dusun Duren, Ngawen, Gunungkidul. Kesenian ini menjadi cermin kehidupan masyarakat Gunungkidul yang dikenal sederhana, ulet, serta dekat dengan alam. Kesederhanaan inilah yang selalu tampak dari setiap pagelaran Rinding Gumbeng. Meskipun terkesan sederhana pada alat dan para pemainnya, kesenian Rinding Gumbeng menyajikan alunan musi yang khas, indah, ekspresif, dan dinamis.

-2-

Kesenian ini merupakan seni musik yang dimainkan oleh sebuah grup musik tradisional yang terdiri dari 6 penabuh Gunbeng, 6 peniup Rinding, dan 3 penyanyi perempuan yang disebut penyekar. Alat musik Rinding dan Gumbeng adalah seperangkat alat musik yang dibuat dari bambu. Para pemainnya juga hanya memakai baju dan celana warna hitam dengan ikat kain batik. Sedangkan penyekarya menggunaka baju kebaya khas petani desa dengan kain lurik. Namun, perkembangan musik modern menjadikan Rinding Gumbeng kurang diminati kaum muda. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul juga sangat prihatin dengan semakin lunturnya budaya lokal dan berkurangnya masyarakat yang dapat memainkan kesenian ini. Selain itu, sedikitnya minat generasi muda dan kurangnya peran sekolah terhadap kesenian ini juga menambah keprihatinan. Kurangnya prtisipasi masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam memperkenalkan Rinding Gumbeng pada khalayak ramai juga menambah semakin tertinggalnya musik warisan nenek moyang ini. Semakin menurunnya minat dan pengetahuan generasi muda terhadap Rinding Gumbeng, khususnya di SMP 3Wonosari menjadikan latar belakang penelitian ini. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, banyak generasi muda dan masyarakat yang lebih menghargai kesenian lokal, khususnya Rinding Gumbeng, sekaligus mau mempelajari dan melestarikannya. B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Semakin derasnya arus globalisasi, mengakibatkan tergesernya kebudayaan

daerah.

-3-

2. Kurangnya minat dan pengetahuan generasi muda terhadap musik Rinding

Gumbeng. 3. Kurangnya peranan sekolah terhadap kesenian Rinding Gumbeng.


4. Mulai berkurangnya masyarakat yang dapat memainkan alat musik Rinding.

5. Kurangnya partisipasi masyaralat dan pemerintah terhadap musik Rinding Gumbeng. C. BATASAN MASALAH Dalam penelitian ini, penulis akan membahas dua hal yang terdapat dalam identifikasi masalah. Kedua hal tersebut adalah:
1. Kurangnya minat dan pengetahuan generasi muda terhadap musik Rinding

Gumbeng. 2. Kurangnya peranan sekolah terhadap kesenian Rinding Gumbeng.

D. RUMUSAN MASALAH
1.

Apakah penyebab kurannya minat siswa SMP 3 Wonosari teradap musik Rinding Gumbeng?

2.

Mengapa sekolah kurang berperan terhadap pelestarian Rinding Gumbeng?

E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui minat siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul terhadap musik tradisional Rinding Gumbeng, musik tradisional Gunungkidul.

-4-

F. MANFAAT PENELITIAN a. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta, diharapkan lebih mengetahui musik Rining Gumbeng sehingga dapat melestarikan kesenian khas daerah Gunung Seribu (Gunungkidul).
b. Bagi siwa SMP 3 Wonosari Gunungkidul, diharapkan lebih mencintai musik

Rindig Gumbeng. Dan lebih menghargai serta ikut serta melestarikan kebudayaan daerah Gunungkidul.
c. Bagi pembaca pada umumnya, diharapkan dengan adanya penelitian ini

lebih mengetahui musik Rinding Gumbeng, sehingga Gunungkidul tidak di pandang sebelah mata. Dan masyarakat diharapkan ikut serta dalam pelestarian kebudayaan lokal, khususnya musik Rinding Gumbeng.

-5-

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Minat (Gunarso, 1995:69:68) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu yang telah menarik minatnya. (dikutip dari creasoft.wordpress.com/2008/04/

2minat.pdf). Minat dapat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997:370). (dikutip dari creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. (Hurlock, 1995:144). (dikutip dari creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf) Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap sesuatu objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karena minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan tersebut. (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

-6-

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka, 2001). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, minat dapat diartikan sebagai sebuah motifasi intrinsik yang timbul karena ketertarikan pada suatu hal yang terjadi secara sadar. 2. Pengertian Masyarakat Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Ada beberapa pengertian masyarakat : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat merupakan seumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 2. Menurut (Selo Sumarjan 1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan 3. Menurut (Koentjaraningrat 1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. 4. Menurut (Ralph Linton 1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu

-7-

membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
3. Pengertian Rinding Gumbeng

Rinding Gumbeng adalah suatu kesenian tradisional Yogyakarta, khususnya Gunung Kidul. Kesenian ini menjadi cerminkan kehidupan masyarakat Gunungkidul yang dikenal sederhana, ulet, serta dekat dengan alam. Rinding gumbeng saat ini hanya bisa ditemui di Dusun Duren Desa Beji Kecamatan Ngawen Gunungkidul. Kesenian ini merupakan seni musik yang dimainkan oleh sebuah grup seni musik tradisional yang terdiri dari 6 penabuh Gumbeng, 6 peniup Rinding dan 3 penyanyi perempuan (penyekar). Alat musik Rinding Gumbeng adalah seperangkat alar musik yang terbuat dari bahan bambu. Para pemain Rinding Gumbeng memakai kostum yang sangat sederhana. Para penabuh Gumbeng dan peniup Rinding hanya mengenakan baju dan celana berwarna hitam dengan ikat kepala dari kain batik. Sedangkan penyekarnya menggunakan baju kebaya khas petani desa dengan kain luriknya. Rinding Gumbeng adalah sebuah tradisi kesenian asli rakyat Gunungkidul, yang merupakan warusan turun temurun nenek moyang dari kerajaan Majapahit. Dipercaya telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari sistem bertani masyarakatnya. Sejak warga Gunungkidul mulai mengenal tradisi bercocok tanam sebagai ciri khas masyarakat agraris, kesenian ini telah diperkenalkan oleh mereka sebagai wujud syukur atas hasil panen yang telah diperoleh. Dalam sejarahnya, kesenian ini dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mendatangkan sosok imajiner Dewi Sri. Dalam teosofi masyarakat Jawa Kuno yang

-8-

terkenal dengan nuansa mistik dan kebatinan, Dewi Sri merupakan salah satu gambaran tentang sosok Dewa yang dipuja sebagai sang penjaga padi. Melalui Rinding Gumbeng ini, masyarakat Jawa Kuno yakin bahwa Dewi Sri akan terhibur dan bahagia sehingga kelak akan memberi mereka hasil panen yang melimpah. Ketika itu, masyarakat membawa hasil panen pilihan mereka untuk dipersembahkan kepadanya. Hasil panen tersebut diarak secara meriah berkeliling kampung serta diiringi seperangkat alat musik, berupa Rinding Gumbeng (dikutip dari www.Google.com. Ditulis oleh Yanuar Arifin).
4. Pengertian Musik Tradisional

Pengertian musik memang sangat luas. Musik adalah sesuatu hal yang universal. Semua manusia tidak bisa terlepas dari musik.ada beberapa pengertian musik yang akan dijelaskan disini, yaitu:
1. Menurut Muhammad Syafiq dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia

Musik Klasik, Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi.
2. Musik adalah sesuatu yang indah yang dapat menggambarkan ekspresi jiwa

manusia yang dituangkan lewat suara ( Banoe, Pono. Kamus Musik. 2007).
3. Musik merupakan nada atau bunyi yang disusun sedemikian rupa sehingga

mengandung irama yang selaras; nada dan irama yang selaras yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen. (Dahlan, M. Kamus Induk Istilah Ilmiah. 2003).
4. Musik merupakan ilmu tentang seni menyusun nada yang menghasilkan

irama yang selaras dan enak didengar. (Dahlan, M. Kamus Induk Istilah Ilmiah. 2003).

-9-

Sedangkan tradisional diartikan sebagai menurut tradisi; berasal darikebiasaan (model, corak, dsb) yang sudah turun-temurun dari suatu golongan/ kolompok masyarakat. (Dahlan, M. Kamus Induk Istilah Ilmiah. 2003). Musik tradisional meupakan musik yang lahir dari budaya setempat dan bersifat turun-temurun. Alat yang digunakan, bentuk lagu, ataupun iramanya sederhana dan bersifat kedaerahan. (Subagyo, Fasih. Intensif. 2007) B. Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian pada kajian teori diatas, dapat disimpulkan bahwa Rinding Gumbeng merupakan musik tradisional masyarakat Gunungkidul. Namun makin lama, kesenian ini semakin menghawatirkan. Dengan berkurangnya minat generasi muda Gunungkidul, khususnya SMP 3 Wonosari terhadap kesenian ini, akan mengancaman lestarinya Kesenian Rinding Gumbeng. Sejauh mana minat siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul terhadap kesenian ini, akan diteliti secara lanjut. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir diatas diajukan hipotesis (HO) sebagai berikut: Terdapat kurangnya minat dan pengetahuan siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul terhadap kesenian Rinding Gumbeng, kesenian khas Gunungkidul.

- 10 -

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitiaan tentang minat siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul terhagap musik Rinding Gumbeng ini merupakan penelitian Kuantitatif. Penelitian ini menganggap kenyataan (realitas) sebagai sesuatu yang berdimensi tunggal, fundamental, dan

cenderung bersifat tetap (fixed). (Budi Handoyo, Cipto. Penelitian Pendidikan. 2010). B. Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construck) atau sifat yang akan dipelajari. Variabel juga dapat dikatakan sebagai sesuatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Sedangkan Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. (Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2008). Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2008). Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan Variabel Dependen.

Sering disebut dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

- 11 -

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling), variabel dependen disebut sebagai variabel indogen. Dalam hal ini minat siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul sebagai Variabel Independen. Sedangkan Musik Tradisional Rinding Gumbeng adalah Variabel Dependen. C. Populasi dan Sampel Populasi diambil dari siswa SMP 3 Wonosari Gunungkidul. Sampel yang diambil berjumlah 160 siswa. 10 siswa tiap kelas VII (A, B, C, D, dan E), 10 siswa tiap kelas VIII (A, B, C, D, dan E), dan 10 siswa tiap kelas IX (A, B, C, D, E, dan F). Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposif sampling yaitu pengambilan sample yang dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan penelitian (Sudjana, 2001:168). D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan di lakukan di SMP 3 Wonosari desa Mulo, kecamatan Wonosari, Wonosari Gunungkidul. E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode Kuisioner untuk mengetahui minat dan pengetahuan siswa SMP 3 Wonosari terhadap kesenian Rinding Gumbeng. Data-data yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Kelompok pertama adalah data untuk menguji validitas dan reabilitas instrument pengukuran minat dan pengetahuan siswa, kelompok kedua adalah validitas dan

- 12 -

reabilitas instrument pengukuran peranan sekolah dalam memajukan kesenian Rinding Gumbeng.
F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kertas angket yang berjumlah seratus enam puluh lembar angket dan masing-masing angketnya berisi dua puluh soal. G. Tahap Penelitian Menurut Koentjoro (2007) ada beberapa tahap dalam penyelenggaraan penelitian kuantitatif. 1. Tahap Persiapan
a. Terlibat dalam suatu kegiatan (Partisipatif & Enic). Pada tahap ini

peneliti akan berpartisipasi langsung di SMP 3 Wonosari Gunungkidul. b. Menentukan tema besar penelitian. Dalam tahap ini peneliti akan berusaha mendapatkan bidang yang lebih fokus dan menentukan pertanyaan penelitiannya. c. Pemilihan subjek sesuai dengan karakter yang diinginkan. d. Persiapan Informed Consent. Pada tahap ini, peneliti akan

mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan selama di lapangan. 2. Tahap Pengambilan data a. Mencari relasi yang memiliki minat sejenis.

- 13 -

b. Masalah perijinan. Peneliti akan mulai mengurus perijinan dan

membangun hubungan saling percaya dengan subjek.


c. Masalah teknik, strategi pengambilan data, serta pembagian tugas.

Peneliti mulai melakukan pengumpulan data berupa observasi dan kuisioner. d. Mendalami data yang dirasa masih kurang. 3. Tahap Analisis Data a. Seleksi data. Pada tahap ini, peneliti menyeleksi data yang telah dihimpun. b. Ditulis dalam bentuk Hardcopy. 4. Peneliti mendalami lagi teori, konsep yang terkait untuk memastikan apakah data yang diperoleh cukup atau mesih kurang. 5. Peneliti menulis temuan peneliti yang merupakan jawaban atas permasalahan, dan membuat kesimpulan.

- 14 -

DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. Kamus Musik. (Yogyakarta: Kanisius), 2007. Budi Handoyo, Cipto. Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta: Kanwa Publisher), 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta : Balai Pustaka), 2001 Koentjoro, Prosedur Penyelenggaraan Penelitian Kualitatif, (Handout Matakuliah Metode Penelitian Kualitatif:UNTAG Surabaya), 2007. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. ( Bandung: Alfabeta), 2008. Syafiq, Muhammad. Ensiklopedia Musik Klasik. (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa). 2003. Www.Google.com.smileboys.blogspot.com/2008/.../pengertian-masyarakat.html Www.Google.com. creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai