Anda di halaman 1dari 10

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Tes Pendengaran (Edisi : 0.4)


Oleh : Asep Subarkah

Daftar Isi :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Definisi Tes Pendengaran Tes Bisik Tes Bisik Modifikasi Tes Batas Atas & Batas Bawah Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Daftar Pustaka

Gambar :
Gambar 1. Tes Bisik Gambar 2. Tes Rinne Gambar 3. Tes Weber

Tabel :
Tabel 1. Tes pendengaran, tuli konduksi dan tuli sensorineural (tuli persepsi)

Pay To Read & Rate Article

Ikuti Kuis-Kuis Berhadiah

Rahasia Panas Kaya Raya

Bisnis Online Mudah & Gratis

Definisi Tes Pendengaran (Daftar Isi) Tes pendengaran adalah suatu cara menguji fungsi pendengaran seseorang yang dimulai dari tes sederhana hingga tes canggih. Tujuan tes pendengaran : 1. Menentukan pendengaran seseorang normal atau tidak. 2. Menentukan derajat kekurangan pendengaran1. 3. Menentukan lokalisasi penyebab gangguan pendengaran

1 Kekurangan pendengaran adalah suatu keadaan dimana seseorang kurang dapat mendengar dan mengerti suara atau percakapan yang didengarnya. www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 1

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Jenis tes pendengaran : 1. Tes bisik 2. Tes bisik modifikasi 3. Tes garpu tala Tes Batas Atas & Batas Bawah Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach

4. Pemeriksaan audiometri
Bisnis Online Paypal Kursus HTML, PHP & MySql Belajar Bisnis Online Dana & Investasi Syariah

Tes Bisik

(Daftar Isi)

Tes bisik adalah suatu tes pendengaran dengan memberikan suara bisik berupa kata-kata kepada telinga penderita pada jarak tertentu. Hasilnya berupa jarak pendengaran, yaitu jarak antara pemeriksa dengan penderita dimana suara bisik masih dapat terdengar. Syarat utama melakukan tes bisik : 1. Tempat Ruangannya sunyi. Tidak terjadi echo / gema. Caranya dinding tidak rata, terbuat dari soft board atau tertutup kain korden. Jarak minimal 6 meter.

2. Pemeriksa Pemeriksa membisikkan kata menggunakan cadangan udara paru-paru setelah fase ekspirasi.

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Pemeriksa membisikkan 1 atau 2 suku kata yang telah dikenal penderita. Biasanya menyebutkan nama benda-benda yang ada disekitar kita. Kata-kata tersebut dapat mengandung huruf lunak (m,n,l,d,h,g) dan huruf desis (s,c,f,j,v,z).

3. Penderita Kedua mata penderita kita tutup agar ia tidak melihat gerakan bibir pemeriksa. Telinga pasien yang diperiksa, kita hadapkan ke arah pemeriksa. Telinga pasien yang tidak diperiksa, kita tutup (masking). Caranya tragus telinga tersebut ditekan ke arah meatus akustikus eksterna atau disumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan gliserin. Penderita mengulangi dengan keras dan jelas setiap kata yang kita ucapkan.

Teknik pemeriksaan tes bisik : Penderita dan pemeriksa sama-sama berdiri. Hanya pemeriksa yang boleh berpindah tempat. Pertama-tama pemeriksa membisikkan kata pada jarak 1 meter dari penderita. Pemeriksa lalu mundur pada jarak 2 meter dari penderita bilamana penderita mampu mendengar semua kata yang kita bisikkan. Demikian seterusnya sampai penderita hanya mendengar 80% dari semua kata yang kita bisikkan kepadanya. Jumlah kata yang kita bisikkan biasanya 5 atau 10. Jadi tajam pendengaran penderita diukur dari jarak antara pemeriksa dengan penderita dimana penderita masih mampu mendengar 80% dari semua kata yang kita ucapkan (4 dari 5 kata atau 8 dari 10). Kita dapat lebih memastikan tajam pendengaran penderita dengan cara mengulangi pemeriksaan. Misalnya tajam pendengaran penderita 4 meter. Kita maju pada jarak 3 meter dari pasien lalu membisikkan 5 atau 10 kata dan penderita mampu mendengar semuanya. Kita kemudian mundur pada jarak 4 meter dari penderita lalu membisikkan 5 atau 10 kata dan penderita masih mampu mendengar 4 atau 8 kata (80%).

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL Gambar 1. Tes Bisik

Hasil tes bisik : Normal Kekurangan pendengaran ringan Kekurangan pendengaran sedang Kekurangan pendengaran sedang berat Kekurangan pendengaran berat : 6/6 (17,5 dB) atau 5/6 (23,6 dB) : 4/6 (39,8 dB) : 3/6 (44 dB) : 2/6 (51,5 dB) : 1/6 (85 dB)

Rumah Impian Gratis

Beli Rumah Tanpa Modal

Sebarkan Iklan Sangat Cepat

Software Surya Promo

Tes Bisik Modifikasi (Daftar Isi) Tes bisik modifikasi merupakan hasil perubahan tertentu dari tes bisik. Tes bisik modifikasi digunakan sebagai skrining pendengaran dari kelompok orang berpendengaran normal dengan kelompok orang berpendengaran abnormal dari sejumlah besar populasi. Misalnya tes kesehatan pada penerimaan CPNS. Cara melakukan tes bisik modifikasi, yaitu : 1. Lakukan dalam ruangan kedap suara. 2. Bisikkan 10 kata dengan intensitas suara lebih kecil dari tes bisik konvensional karena jaraknya juga lebih dekat dari jarak pada tes bisik konvensional.
www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 4

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

3. Perlebar jarak dengan penderita yaitu dengan menolehkan kepala kita atau pemeriksa berada dibelakang penderita sambil melakukan masking (menutup telinga penderita yang tidak diperiksa dengan menekan tragus penderita ke arah meatus akustikus eksternus). 4. Pendengaran penderita normal bilamana penderita masih bisa mendengar 80% dari semua kata yang kita bisikkan.

Toko Ebook Indonesia Toko Online Amazon

Pasang Iklan (PTC) DbClix

Pay To Click Populer

Tes Batas Atas & Batas Bawah (Daftar Isi) Tes batas atas dan batas bawah merupakan tes garpu tala yang bertujuan menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar penderita melalui hantaran udara pada intensitas ambang normal. Cara melakukan tes batas atas dan batas bawah : 1. Garpu tala dibunyikan satu per satu. Mulai dari garpu tala berfrekuensi paling rendah sampai berfrekuensi paling tinggi atau sebaliknya. 2. Cara membunyikan garpu tala adalah memegang tangkai garpu tala dan memetik secara lunak kedua kaki garpu tala menggunakan ujung jari atau kuku. 3. Bunyi garpu tala lebih dahulu didengar oleh pemeriksa sampai bunyi hampir hilang. Untuk mendapatkan bunyi berintensitas / berfrekuensi paling rendah yang dapat didengar orang normal / nilai normal ambang. 4. Secepatnya garpu tala dipindahkan ke depan meatus akustikus eksternus penderita pada garis hayal yang menghubungkan antara meatus akustikus eksternus kanan dan kiri telinga penderita.

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Interpretasi hasil tes batas atas dan batas bawah : 1. Normal. Pasien dapat mendengar bunyi garpu tala pada semua frekuensi. 2. Tuli konduktif. Batas bawah naik dimana pasien tidak dapat mendengar bunyi garpu tala pada frekuensi rendah. 3. Tuli sensorineural (tuli persepsi). Batas atas turun dimana pasien tidak dapat mendengar bunyi garpu tala pada frekuensi tinggi. Kesalahan interpretasi tes batas atas dan batas bawah dapat terjadi jika pemeriksa membunyikan garpu tala terlalu keras sehingga tidak dapat menentukan pada frekuensi berapa penderita tidak mampu lagi mendengar bunyi garpu tala.
Mitra Haji & Umrah

Tes Rinne (Daftar Isi) Tes Rinne merupakan tes garpu tala yang bertujuan membandingkan kemampuan pendengaran melalui hantaran tulang dan hantaran udara pada satu telinga pasien. Cara melakukan tes Rinne ada 2 pilihan, yaitu : Bunyikan garpu tala 512 Hz secara lunak kemudian tempatkan tangkainya tegak lurus di planum mastoid2 pasien. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih bisa mendengarnya. Tes Rinne negatif jika pasien tidak bisa mendengarnya. Bunyikan garpu tala 512 Hz secara lunak kemudian tempatkan tangkainya tegak lurus di planum mastoid pasien. Segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna pasien. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garpu tala didengar lebih keras dibagian depan atau belakang meatus akustikus eksterna (planum mastoid). Tes Rinne positif jika pasien mendengarnya lebih keras. Tes Rinne negatif jika pasien mendengarnya lebih lemah.

2 Planum mastoid terletak di belakang meatus akustikus eksterna sebagai penanda hantaran tulang. www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 6

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL Gambar 2. Tes Rinne

Interpretasi hasil tes Rinne : 1. Normal. Jika tes Rinne positif. 2. Tuli konduktif. Jika tes Rinne negatif. 3. Tuli sensorineural (tuli persepsi). Jika tes Rinne positif. Kesalahan interpretasi tes Rinne bisa berasal dari pemeriksa dan pasien. Kesalahan dari pemeriksa diantaranya posisi garpu tala tidak tegak lurus terhadap planum mastoid, tangkai garpu tala menyentuh rambut, kaki garpu tala menyentuh aurikulum, atau jaringan lemak planum mastoid tebal. Kesalahan dari pasien misalnya terlambat memberikan isyarat saat pasien tidak mendengar bunyi garpu tala yang diletakkan pemeriksa pada planum mastoid. Akibatnya, kedua kaki garpu tala telah berhenti bergetar ketika pemeriksa memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna.

Tes Weber (Daftar Isi) Tes Weber merupakan tes garpu tala yang bertujuan membandingkan kemampuan pendengaran melalui hantaran tulang antara kedua telinga. Cara melakukan tes Weber yaitu bunyikan garpu tala 512 Hz lalu letakkan tangkainya tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi insisivus) dan kedua kakinya pada garis horisontal. Tanyakan kepada pasien, telinga apa yang mendengar atau telinga apa yang mendengar lebih keras.

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL Gambar 3. Tes Weber

Jika pasien mendengar lebih keras pada satu telinga maka berarti ada lateralisasi pada sisi telinga tersebut. Jika kedua telinganya sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. Getaran melalui tulang tengkorak akan dialirkan ke segala arah sehingga akan terdengar di seluruh bagian kepala. Jika terjadi keadaan patologis pada meatus akustikus eksternus atau kavum timpani, misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan dimana penyakit ini mengandung cairan atau pus dalam kavum timpani, maka segala getaran akan menyebabkan cairan tersebut juga ikut bergetar sehingga akan terdengar disisi telinga kanan. Interpretasi hasil tes Weber : 1. Normal. Jika tidak ada lateralisasi. 2. Tuli konduktif. Jika pasien mendengar suara lebih keras pada telinga yang sakit. 3. Tuli sensorineural (tuli persepsi). Jika pasien mendengar suara lebih keras pada telinga yang sehat. Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan, kemungkinannya : 1. Telinga kanan tuli konduktif, telinga kiri normal. 2. Telinga kanan dan kiri tuli konduktif tetapi telinga kanan lebih berat. 3. Telinga kiri tuli sensorineural (tuli persepsi), telinga kanan normal. 4. Telinga kiri dan kanan tuli sensorineural (tuli persepsi) tetapi telinga kiri lebih berat. 5. Telinga kanan tuli konduktif, telinga kiri tuli sensorineural (tuli persepsi). Jarang terjadi.

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Tes Schwabach (Daftar Isi) Tes Schwabach merupakan tes garpu tala yang bertujuan membandingkan kemampuan pendengaran pasien dengan pendengaran pemeriksa melalui hantaran tulang. Cara melakukan tes Schwabach yaitu bunyikan garpu tala 512 Hz kemudian letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyi tidak terdengar, segera letakkan tangkai garpu tala tegak lurus pada planum mastoid pasien. Apabila pasien masih bisa mendengarnya berarti Schwabach memanjang. Apabila pasien tidak bisa mendengarnya berarti Schwabach normal atau memendek. Untuk memastikan Schwabach normal atau memendek, lakukan tes Schwabach secara terbalik. Bunyikan garpu tala tadi kemudian letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah bunyi tidak terdengar, segera letakkan tangkai garpu tala tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Apabila pemeriksa juga tidak mendengarnya berarti Schwabach normal. Apabila pemeriksa masih mendengarnya berarti Schwabach memendek. Interpretasi hasil tes Schwabach : 1. Normal. Jika Schwabch normal. 2. Tuli konduktif. Jika Schwabach memanjang. 3. Tuli sensorineural (tuli persepsi). Jika Schwabach memendek. Kesalahan tes Schwabach dapat terjadi, misalnya tangkai garpu tala tidak tegak lurus, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat.
Tabel 1. Tes pendengaran, tuli konduksi dan tuli sensorineural (tuli persepsi)

Tuli Konduksi Tidak mendengar huruf lunak Mendengar huruf desis Normal Naik Negatif Lateralisasi ke sisi sakit Memanjang

Tes Pendengaran Tes Bisik Tes Batas Atas Tes Batas Bawah Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach

Tuli Sensorineural Mendengar huruf lunak Tidak mendengar huruf desis Menurun Normal
Positif, positif palsu, negatif palsu

Lateralisasi ke sisi sehat Memendek

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik THT-KL

Daftar Pustaka (Daftar Isi) 1. Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. 2000. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta : EGC. 2. Darryl Virgiawan Tanod. 2009. Tes Fungsi Pendengaran (Hearing Function Test). http://darryltanod.blogspot.com/2009/09/tes-fungsi-pendengaran-hearing-function.html. 24/5/2010. 3. dr. Dwi Priyo Miyoso, dr. Nice Mewengkang L dan dr. Dullah Aritomoyo. 1985. Diagnosis Kekurangan Pendengaran. Cermin Dunia Kedokteran No. 39. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_DiagnosisKekuranganPendengaran.pdf/05_Diagno sisKekuranganPendengaran.html. 24/5/2010. 4. Anonim. 2009. Pemeriksaan Tes Pendengaran : Pemeriksaan Audiometri, Rinne Test, Weber Test dan Scwabach Test. http://pemeriksaantespendengaran.blogspot.com/2009/11/pemeriksaan-audiometri-rinneweber-test.html. 24/5/2010.
Sumber : http://www.klinikindonesia.com/tht-kl/tes-pendengaran.php Update : 30/5/2010

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

10

Anda mungkin juga menyukai