Anda di halaman 1dari 11

Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL

- 1 -
BAB IV
Persamaan Differensial Parsial

Pada bagian ini difokuskan pada cara untuk menyelesaikan persamaan differensial parsial yang sering
dijumpai dalam persoalan fisis.


Persamaan Laplace

Persamaan Laplace merupakan persamaan differensial parsial
yang berbentuk

Misalnya kasus temperatur untuk keadaan tunak (tidak
bergantung waktu) dengan syarat batas seperti ditunjukkan
gambar. Temperature di antara lempeng dinyatakan dengan
persamaan Laplace:
atau bila diuraikan
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut dimisalkan bentuk
fungsi T(x,y) yaitu

yang dinamakan pemisahan variabel. Bila bentuk T(x,y) tersebut disubstitusi ke persamaan Laplace
akan diperoleh:

selanjutnya dapat dinyatakan

Solusinya adalah

Maka bentuk fungsi T(x,y) menjadi
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 2 -

Syarat batas memberikan bahwa T(x,) = 0; T(x,0) = 100; T(0,y) = 0 dan T(10,y) = 0. Bila langsung
diambil salah satu solusi di atas ternyata tidak ada yang memenuhi keempat syarat batas tersebut,
dengan demikian dapat dicoba solusi yang merupakan kombinasi dari keempat solusi tersebut.

Karena T(x,) = 0, maka dapat diperkirakan bahwa bentuk solusinya adalah yang mengandung
e
ky
(dengan k > 0). Ini berarti solusi yang mengandung e
ky
dapat diabaikan. Kemudian karena
syarat T(x,0) = 0, maka memberikan bahwa solusi yang mengandung coskx juga dapat
diabaikan. Maka bentuk solusi yang mungkin adalah e
ky
sinkx.

Karena T(10,y) = 0 hal ini memberikan:
( ) ( ) ( ) n k k sin 10 sin 0 10 sin = = yang memberikan n k = 10 atau
10
n
k = . Ini berarti fungsi
temperatur T dapat dinyatakan sebagai:
10
sin
10 /
x n
e T
y n


= (*)

Syarat lainnya adalah T(x,0) = 100. Syarat batas ini tidak dapat dipenuhi oleh bentuk persamaan
(*), tapi bila solusinya dikembangkan menjadi bentuk deret, maka dapat dinyatakan:

=
1
10 /
10
sin
n
y n
n
x n
e b T


lalu dengan memasukkan syarat batas tersebut akan diperoleh:
100
10
sin 0
1
0
= = =

=
=
n
n y
x n
b T y


Koefisien b
n
dapat dicari dengan menggunakan sifat deret Fourier sin (lihat BAB VII):

= =

genap untuk 0
ganjil untuk
400
10
sin 100
10
2
10
0
n
n
n dx
x n
b
n


Maka
|

\
|
+ + = =

...
2
3
sin
3
1
2
sin
400
10
sin ) , (
2 / 3 2 /
1
10 /


e e
x n
e b y x T
n
y n
n



Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 3 -
Persamaan Difusi

Persamaan difusi atau persamaan aliran kalor adalah persamaan differensial parsial yang mempunyai
bentuk:
t
u
u

=
2
2
1


di mana
2
menyatakan karakteristik medium terjadinya proses difusi (aliran kalor). u menyatakan
fungsi yang mempunyai variabel ruang dan waktu (misalnya temperatur pada medium).

Untuk menyelesaikannya, diasumsikan solusi yang berbentuk ) ( ) , , ( t T z y x F u =
Substitusikan bentuk solusi tersebut ke persamaan difusi akan menghasilkan
dt
dT
F F T
2
2
1

=
dt
dT
T
F
F
1 1 1
2
2

=

Ruas kiri persamaan tersebut hanyalah fungsi dengan variabel ruang, sementara ruas kanan hanyalah
fungsi dengan variabel waktu. Artinya kedua ruas haruslah sama dengan suatu konstanta, misalkan k
2
.
Maka dapat dinyatakan
T k
dt
dT
k
dt
dT
T
F k F k F
F
2 2 2
2
2 2 2 2
1 1
0
1

= =
= + =


Persamaan kedua (T(t)) dapat diselesaikan dengan mengintegralkannya sehingga diperoleh
t k
e T
2 2

= .
Persamaan yang melibatkan variabel ruang dikenal sebagai persamaan Helmholtz.

Tinjau kasus 1 dimensi yaitu aliran kalor dalam arah sumbu x. Misalkan pada
keadaan awal (steady state) temperatur di x = 0 adalah 0
o
sedangkan
temperatur di x = l adalah 100
o
. Setelahnya (t > 0) permukaan pada x = l dibuat
agar temperaturnya 0
o
juga.
Distribusi temperatur pada keadaan steady state u
o
memenuhi persamaan
Laplace yang dalam kasus 1 dimensi dinyatakan sebagai:
0
2
o
2
=
dx
u d

yang memberikan bentuk solusi linier yaitu b ax u + =
o
. Dengan memasukkan syarat batas, yaitu u
o
(x =
0) = 0 dan u
o
(x = l) = 100, maka akan diperoleh b = 0 dan a = 100/l. Sehingga
x
l
u
100
o
=
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 4 -
Kemudian (t > 0) u memenuhi persamaan difusi yang bentuk kebergantungan terhadap waktunya telah
diperoleh (bentuk eksponensial) sementara kebergantungan terhadap ruang haruslah memenuhi
persamaan Helmholtz
0 0
2
2
2
2 2
= + = + F k
dx
F d
F k F
Solusinya adalah berbentuk sinusoida, yaitu

=
kx
kx
x F
cos
sin
) (
Dengan demikian solusi untuk u adalah

kx e
kx e
t x u
t k
t k
cos
sin
) , (
2 2
2 2


Karena syarat batas u = 0 pada x = 0 dan x = l maka solusinya bukanlah yang berbentuk cos kx. Dari
syarat batas juga, yaitu bahwa 0 ) , ( = t l u maka akan diperoleh hubungan kl = n atau k = n/l sehingga
dapat dinyatakan:
|

\
|
=

l
x n
e t x u
t l n

sin ) , (
2
) / (

Solusinya adalah

\
|
=
0
) / (
sin ) , (
2
n
t l n
n
l
x n
e b t x u



Kemudian syarat awal memberikan
o
) 0 , ( u x u = , sehingga dapat dinyatakan
x
l l
x n
b x u
n
n
100
sin ) 0 , (
0
=
|

\
|
=


dan selanjutnya dengan menggunakan deret Fourier sinus, dapat diperoleh koefisien b
n
yaitu
n n
l
l
b
n
n
n
1
1
) 1 ( 200
) 1 (
1 2 100


= =


maka solusi finalnya adalah

\
|
=
1
) / (
1
sin
) 1 ( 200
) , (
2
n
t l n
n
l
x n
e
n
t x u




Persamaan Gelombang

Persamaan gelombang satu dimensi mempunyai bentuk:
2
2
2 2
2
1
t
y
v x
y


Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 5 -
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang tersebut lakukan pemisahan variabel dengan menganggap
solusi y adalah berbentuk
) ( ) ( t T x X y =
Kemudian bila bentuk solusi tersebut disubstitusikan ke persamaan gelombang maka akan didapat:
2
2
2
2 2
2
1 1 1
k
dt
T d
T v dx
X d
X
= = 0
2
2
2
= + X k
dx
X d
dan 0
2 2
2
2
= + T v k
dt
T d


Sebagaimana cara yang telah diuraikan sebelumnya, solusi X dan T adalah berbentuk

=
kx
kx
X
cos
sin
dan

=
=
=
t kvt
t kvt
T

cos cos
sin sin

maka didapat bentuk solusinya adalah
)
`

)
`

=
t
t
kx
kx
y

cos
sin
cos
sin


Untuk persoalan gelombang merambat pada tali yang ujung-ujungnya terikat tetap, maka diperoleh
syarat batas yaitu 0 ) , 0 ( = = t x y dan 0 ) , ( = = t l x y dengan l menyatakan panjang tali. Hal ini
memberikan bahwa bentuk fungsi ruang yang memenuhi adalah yang berbentuk sinus. Dan karena
0 sin = kl maka artinya l n k / = . Dengan demikian solusinya menjadi

\
|
|

\
|
|

\
|
|

\
|
=
l
vt n
l
x n
l
vt n
l
x n
y


cos sin
sin sin


Bila diberikan syarat yang berkaitan dengan waktu (misalnya syarat awal), yaitu misalnya diberikan
bentuk simpangan tali pada keadaan awal t = 0 berbentuk ) ( ) 0 , ( x f x y = dengan f(x) suatu bentuk
fungsi dalam x yang diberikan, maka solusi khusus untuk keadaan yang dimaksud dapat diperoleh.
Misalnya pada saat awal tali diberi simpangan sebagaimana ditunjukkan gambar berikut:

Dan dengan mengingat bahwa pada saat awal laju transversal gelombang adalah t y / = 0 (karena tali
tepat saat akan dilepas), maka dapat diperkirakan bahwa dari kedua bentuk solusi di atas yang
memenuhi keadaan ini adalah yang berbentuk
|

\
|
|

\
|
=
l
vt n
l
x n
y

cos sin karena hanya dari bentuk inilah
akan menghasilkan 0 sin sin
0
0
=
)
`

\
|
|

\
|
=

=
=
t
t
l
vt n
l
x n
l
v n
t
y

Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 6 -
Dengan demikian dapat dituliskan bentuk solusinya adalah

=
=
1
cos sin ) , (
n
n
l
vt n
l
x n
b t x y


Dari syarat awal bentuk simpangan tali yaitu f(x), maka dapat diperoleh
) ( sin ) 0 , (
1
x f
l
x n
b x y
n
n
= =


Sebagaimana halnya contoh terdahulu, koefisien b
n
dapat ditentukan menggunakan uraian deret Fourier.

Jika syarat awal yang diberikan berbeda, maka bentuk solusi yang dipilih juga kemungkinan berbeda.
Misalnya yang diberikan sebagai syarat awal adalah kecepatan transversal t y / pada saat t = 0 yang
mempunyai bentuk fungsi tertentu f(x) sedangkan simpangan awalnya y pada saat t = 0 adalah sama
dengan 0, maka ini memberikan bentuk solusi yang mungkin adalah
|

\
|
|

\
|
=
l
vt n
l
x n
y

sin sin


PDP dalam sistem koordinat silinder dan bola

Penyelesaian persamaan Laplace (ataupun bentuk persamaan differensial parsial lainnya) untuk
persoalan yang mempunyai simetri silinder ataupun bola perlu memperhatikan bentuk operator
differensial dalam sistem koordinat silinder ataupun bola. Perlu diingat bahwa laplacian dalam sistem
koordinat silinder adalah
2
2
2
2
2
2
1 1
z
u u
r r
u
r
r r
u

+
|

\
|


sedangkan dalam sistem koordinat bola bentuknya adalah
2
2
2 2 2
2
2
2
sin
1
sin
sin
1 1

+
|

\
|

+
|

\
|

=
u
r
u
r r
u
r
r r
u

Untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder, dilakukan pemisahan
variabel dengan menganggap solusinya berbentuk
) ( ) ( ) ( z Z r R u =
kemudian substitusikan ke persamaan Laplace sehingga diperoleh
0
1 1
2
2
2
2
2
= +

+
|

\
|

dz
Z d
R
d
d
r
RZ
dr
dR
r
dr
d
r
Z


bila persamaan tersebut dibagi dengan RZ maka akan didapat
0
1 1 1 1 1
2
2
2
2
2
= +

+
|

\
|
dz
Z d
Z d
d
r dr
dR
r
dr
d
r R

Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 7 -
Hal ini berarti dapat dinyatakan bahwa
2
2
2
1
K
dz
Z d
Z
= , dengan K suatu konstanta. Ini memberikan
bentuk solusi fungsi Z, yaitu berbentuk

=
Kz
Kz
e
e
Z

Karena
2
2
2
1
K
dz
Z d
Z
= , maka berarti
0
1
0
1 1 1 1
2 2
2
2
2
2
2
2
= +

+
|

\
|
= +

+
|

\
|
r K
d
d
dr
dR
r
dr
d
R
r
K
d
d
r dr
dR
r
dr
d
r R

Suku kedua persamaan tersebut hanya fungsi dari saja sehingga dapat dinyatakan sebagai suatu
konstanta yang lain yaitu misalnya n
2
, sehingga
2
2
2
1
n
d
d
=


. Ini berarti bentuk solusi fungsi
adalah

n
n
cos
sin


Selanjutnya persamaan differensialnya menjadi berbentuk
0 ) ( 0
2 2 2 2 2 2
= +
|

\
|
= +
|

\
|
R n r K
dr
dR
r
dr
d
r r K n
dr
dR
r
dr
d
R
r

Ingat kembali bahwa persamaan tersebut mempunyai bentuk persamaan differensial
0 ) (
2 2 2
= +
|

\
|
y p x K
dx
dy
x
dx
d
x .
Persamaan differensial bentuk tersebut, dalam pembahasan pada BAB terdahulu, merupakan
persamaan differensial yang solusinya adalah fungsi Bessel. Solusi lengkapnya adalah kombinasi linier
dari J
p
(Kx) dan N
p
(Kx).

Hal ini berarti bahwa bentuk solusi fungsi R adalah

=
) (
) (
Kr N
Kr J
R
n
n


Dengan demikian bentuk solusi persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder adalah

)
`

)
`

= =
Kz
Kz
n
n
e
e
n
n
Kr N
Kr J
z Z r R z r u


cos
sin
) (
) (
) ( ) ( ) ( ) , , (
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 8 -
Sebagaimana contoh terdahulu, syarat batas yang diberikan pada persoalan yang dimaksud akan
menentukan bentuk solusi fungsi R(r), () dan Z(z) yang memenuhi.

Untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam sistem koordinat bola, dilakukan pemisahan variabel
dengan menganggap solusinya berbentuk
) ( ) ( ) ( = r R u
kemudian substitusikan ke persamaan Laplace untuk sistem koordinat bola sehingga diperoleh
0
sin
1
sin
sin
1 1
2
2
2 2 2
2
2
=

+
|

\
|
+
|

\
|

d
d
r
R
d
d
d
d
r
R
dr
dR
r
dr
d
r

kemudian kalikan persamaan tersebut dengan r
2
sin
2
/R sehingga menjadi
0
1
sin
1 sin
2
2
2
2
=

+
|

\
|

+
|

\
|

d
d
d
d
d
d
dr
dR
r
dr
d
R

Terlihat bahwa suku ketiga hanya merupakan fungsi dari saja, sehingga dapat dinyatakan
2
2
2
1
m
d
d
=



Yang memberikan bentuk fungsi yaitu
)
`

m
m
cos
sin


Dengan demikian persamaan differensial tersebut dituliskan kembali dalam bentuk
0
sin
sin
sin
1 1
0 sin
1 sin
2
2
2
2
2 2
2
=
|

\
|

+
|

\
|

=
|

\
|

+
|

\
|

m
d
d
d
d
dr
dR
r
dr
d
R
m
d
d
d
d
dr
dR
r
dr
d
R

Sekarang terlihat bahwa suku pertama hanya merupakan fungsi dari r saja, sehingga dapat dianggap
sebagai suatu konstanta:
k
dr
dR
r
dr
d
R
=
|

\
|
2
1

Selanjutnya
0
sin
sin
sin
1
0
sin
sin
sin
1
2
2
2
2
2
2
= +
|

\
|

=
|

\
|

+
k
m
d
d
d
d
m
d
d
d
d
k




Bentuk tersebut merupakan bentuk persamaan differensial yang solusinya adalah fungsi Legendre
terasosiasi jika k = l(l+1).
Dengan menggunakan k = l(l+1), maka bentuk fungsi adalah fungsi Legendre terasosiasi:
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 9 -
) (cos
m
l
P =
Sedangkan bentuk solusi fungsi R adalah

=
1 l
l
r
r
R
Dengan demikian bentuk solusi persamaan Laplace dalam system koordinat bola adalah
)
`


m
m
P
r
r
r u
m
l
l
l
cos
sin
) (cos ) , , (
1

Bentuk solusi yang sesuai tergantung dari syarat batas persoalan fisis yang ditinjau.


Persamaan Poisson

Tinjau persoalan elektrostatik yaitu distribusi muatan kontinu. Telah diketahui bahwa medan gaya
elektrostatik ataupun medan gaya gravitasi merupakan contoh medan yang bersifat konservatif. Untuk
medan yang bersifat konservatif, terdapat hubungan antara gaya F dan fungsi potensial skalar V, yang
dinyatakan sebagai
V = F

Dengan menggunakan operasi vektor dapat dinyatakan
0
2
= = = V V F
yang berarti bahwa persamaan tersebut mempunyai bentuk persamaan Laplace. Sedangkan untuk
distribusi kontinu (muatan pada persoalan elektrostatik ataupun massa pada persoalan gravitasi), maka
bentuk potensial V adalah

=
Volume
dV
r
K
V



Untuk sistem yang mempunyai simetri bola, bentuk elemen volume dV dapat dinyatakan dalam bentuk
d drd r dV sin
2
= , sehingga bentuk potensial di atas dituliskan kembali menjadi

= =
Volume Volume
d drd r K d drd r
r
K
V

sin sin
2


Untuk persoalan yang mempunyai bentuk persamaan Poisson, dapat diperoleh bahwa
) , , ( ) , , (
2
z y x f z y x u = solusinya adalah
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 10 -

+ +
=
volume
dz dy dx
z z y y x x
z y x f
z y x u ' ' '
) ' ( ) ' ( ) ' (
) ' , ' , ' (
4
1
) , , (
2 2 2



Contoh:
Bola konduktor yang digroundkan berada di pusat koordinat dengan jari-jari R. Pada titik (0,0,a)
diletakkan muatan titik sebesar q. Tentukan bentuk potensial di seluruh ruang di luar bola tersebut.

Bentuk potensial dalam ruang dengan adanya sumber distribusi muatan dinyatakan dengan
persamaan Poisson
4
2
= V
Dengan demikian bentuk solusi persamaan Poisson tersebut adalah:

+ +

=
volume
dz dy dx
z z y y x x
z y x
z y x V ' ' '
) ' ( ) ' ( ) ' (
) ' , ' , ' ( 4
4
1
) , , (
2 2 2


Karena sumber muatan adalah muatan titik sebesar q yang terletak di (0,0,a), maka artinya
) , 0 , 0 ( ) ' , ' , ' ( a z y x = dan = q, sehingga
2 2 2
) (
) , , (
a z y x
q
z y x V
q
+ +
= ini adalah bentuk potensial yang disebabkan oleh muatan titik q
yang terletak di (0,0,a)
dengan menggunakan sistem koordinat bola dapat dinyatakan
2 2
cos 2 a ar r
q
V
q
+
=


Solusi persamaan Laplace dalam sistem koordinat bola mempunyai bentuk
)
`

m
m
P
r
r
m
l
l
l
cos
sin
) (cos
1
.
Karena potensial yang akan ditinjau adalah daerah di luar bola, maka ini memberikan bentuk solusi
fungsi r adalah
1 l
r . Kemudian karena solusinya haruslah simetri terhadap sumbu z berarti solusinya
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL
- 11 -
mestilah tidak bergantung pada . Ini memberikan solusi fungsi dalam bentuk cosm dengan m = 0.
Jadi solusi persamaan Laplace menjadi ) (cos
1

l
l
P r

, sehingga

+
+ =
l
l l l q
P
r
c V V ) (cos
1
1

Syarat btas yang harus dipenuhi adalah bahwa pada permukaan bola (r = R) potensial V = 0
(digroundkan). Maka
0 ) (cos
1
cos 2
1
2 2
= +
+
=

+ =
l
l l l
R r
P
R
c
a aR R
q
V



Bentuk V
q
bila dinyatakan dalam deret Legendre adalah

+
=
+
=
l
l
l
l
q
a
P R
q
a aR R
q
V
1
2 2
) (cos
cos 2


Maka
1
1 2
1
1
1 1
0
0 ) (cos
1 ) (cos
+
+

+
+ +
= = +
= +

l
l
l
l
l l
l
l
l l l
l
l
l
l
a
qR
c R c
a
qR
P
R
c
a
P R
q



Maka bentuk solusinya

+
+

+
=
l
l l
l l
P
a
r R
q
a ar r
q
V ) (cos
cos 2
1
1 1 2
2 2


atau
cos ) / ( 2 ) / (
) / (
cos 2
2 2 2 2 2 2
a R r a R r
q a R
a ar r
q
V
+

+
=

Anda mungkin juga menyukai