Anda di halaman 1dari 77

Pohon kelapa dan buahnya mempunyai sejarah panjang di Indonesia, bahkan merupakan lambang atau pengenal kepulauan Indonesia.

Yang menarik, dalam mitologi Hindu dan menurut Kitab Suci Weda, kelapa merupakan pohon surgawi. Konon, Dewa Wisnu, membawa pohon kelapa sebagai sumber kesehatan, ketenangan, panjang usia, dan kedamaian. Pohon kelapa dianggap suci, dan berperan penting dalam semua upacara keagamaan. Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satu produk dari kelapa adalah airnya, ternyata dalam larutannya, air buah nyiur ini punya khasiat dan nilai gizi yang luar biasa. Bukan hanya unsur makro berupa nitrogen dan karbon, tetapi juga unsur mikro yang sangat dibutuhkan tubuh ada di air kelapa. Unsur nitrogen di dalamnya berupa protein yang tersusun dari asam amino, seperti alanin, sistin, arginin, alin, dan serin. Dibandingkan asam amino yang terdapat di susu sapi, asam amino yang terkandung dalam air kelapa ternyata lebih tinggi. Sementara unsur karbon dapat dijumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lainnya. Begitu pula dengan unsur mikro dalam air kelapa berupa mineral yang dibutuhkan sebagai penganti ion tubuh. Layak memang, bila setelah minum kelapa muda tubuh kita terasa kembali segar. Jika diteliti lebih jauh, air kelapa ternyata juga mengandung beragam vitamin. Di antaranya vitamin C yang dominan, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat, biotin, serta riboflavin. Tak heran jika air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan. Di samping itu, secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan. Di Filipina, air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol, dektran, cuka, dan nata de coco. Di Indonesia, air kelapa digunakan sebagai minuman (air kelapa muda) dan media pembuatan nata de coco. Apa saja manfaat air kelapa?: a. Air kelapa berkhasiat sebagai diuretik, yaitu untuk memperlancar pengeluaran air seni. Air kelapa muda dicampur dengan sedikit sari jeruk sitrun bermanfaat untuk mengatasi dehidrasi, juga untuk memerangi gangguan cacing dalam perut anak-anak kecil.

b. Jika air kelapa muda yang dicampur dengan susu amat baik untuk makanan anak. Campuran air kelapa muda tersebut mempunyai khasiat untuk mencegah penggumpalan susu dalam perut, muntah, sembelit, dan sakit pencernaan. c. Air kelapa juga mempunyai bermacam-macam khasiat sebagai obat. Di antaranya, minum air kelapa muda juga dapat membantu mengatasi pengaruh racun obat sulfa dan antibiotika lain, sehingga menjadikan obat-obat itu lebih cepat diserap darah. d. Mencuci muka dengan air kelapa secara kontinu tiap hari dapat menyembuhkan atau melenyapkan jerawat, noda-noda hitam, kerutan pada wajah yang datang lebih dini, kulit mengering, dan wajah menjadi tampak berseri. e. Campurlah air kelapa dengan sedikit madu. Ramuan ini merupakan tonikum yang murah tetapi berkhasiat. Ramuan ini merangsang pusat-pusat seksual tubuh dan meniadakan akibat buruk gairah seksual berlebih. f. Jerawat membandel dapat diobati dengan campuran 25 gram pasta kunyit dengan segelas air kelapa, lalu dibiarkan selama semalam suntuk, kemudian tambahkan 3 sendok teh bubuk cendana merah. Aduk-aduklah semua bahan tersebut sampai rata, kemudian disimpan lagi tanpa terganggu selama 3 hari. Saringlah ramuan tadi dengan tiga lapis kain kasa. Simpan sari tadi dalam botol, dan oleskan pada muka dua kali sehari hingga jerawat lenyap. g. Air kelapa juga berkhasiat sebagai obat luka, telapak kaki pecah-pecah, dan eksim. Membuat ramuannya relatif mudah. Rendamlah segenggam beras dalam air kelapa muda bersama tempurungnya sampai beras terasa asam karena peragian, kemudian beras digiling menjadi bubuk halus. Tepung beras tersebut digunakan dengan dioleskan setiap hari selama 3-4 hari pada bagian tubuh yang sakit. h. Jika air kelapa muda dicampur dengan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dalam ukuran sama merupakan obat luka bakar dan meniadakan rasa panas pada telapak kaki dan tangan. Kelapa ijo merupakan salah satu jenis dari berbagai spesies yang pada pohon kelapa. Secara fisik sangat sulit untuk membedakan mana yang kelapa ijo dan hijau. Tapi, setelah dibelah, baru telihat perbedaannya. Kelapa ijo jika dikupas, seratnya berwarna merah. Rasa airnya rada pahit, tidak seperti kelapa hijau yang segar kendati tidak dicampur dengan gula. Kelapa ijo ditengarai merupakan obat terbaik untuk beberapa penyakit seperti: panas dalam, sembelit, penetral racun, demam berdarah, cacingan, disentri. Bila digunakan untuk membasuh muka, maka manfaat kelapa ijo bisa menghilangkan jerawat, menghaluskan kulit muka, mengencangkan kulit (anti aging) dan bila digunakan untuk keramas, bisa mencegah timbulnya uban.

Selain itu, kelapa ijo juga bisa dijadikan terapi gurah, caranya dengan mengembunkan satu malan air kelapa ijo, lalu diminum paginya. Bila hal ini dilakukan setiap pagi, insya Allah suara akan menjadi lebih panjang dan merdu. __________________ July 8, 2009 Posted by vitayho | Uncategorized | manfaat air kelapa, menghilangkan jerawat, obat alami, perbedaan kelapa ijo dengan kelapa hijau, unsur zat yang terkandung didalam buah kelapa | 2 Comments Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Kita mungkin pernah menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang bertebaran di mall-mall, atau bahkan di kebun peninggalan kakek kita. Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya mirip dengan cairan infus. Sangat lengkap. Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin. Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6). Air kelapa mempunyai sifat seimbang (isotonis) dan kaya dengan elektrolit. Karenanya, sangat baik diminum ketika tubuh kekurangan elektrolit, misal setelah aktifitas atau olah raga berat. Selain sebagai minuman segar pelepas dahaga, air kelapa mempunyai beragam manfaat. 1. FAO (Food and Agriculture Organization) merekomendasikan air kelapa sebagai minum energi alami. 2. Pada kasus dehidrasi, misalnya diare, air kelapa dapat digunakan sebagai cairan pengganti seperti layaknya oralit. 3. Banyak yang mengatakan bahwa air kelapa dapat berfungsi sebagai penawar racun, walaupun literatur ilmiah yang mendukung pernyataan ini sangat sulit dicari (belum ketemu). Jadi, selamat minum air kelapa muda.

Ruang Lingkup Fisik, Kimia dan Biologi Lingkungan

Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah sesuatu keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih baik, sehingga dapat mensejahterakan manusia. Namun di dalam pembangunan yang memuat unsur perubahan itu dapat menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan, sedangkan hal yang pokok dalam lingkungan adalah keseimbangan antarkomponen-komponen lingkungan. Karena itu, bila di dalam lingkungan tidak terjadi keseimbangan antar komponen-komponen lingkungan, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Pemahaman terhadap hakikat lingkungan ini masih banyak yang tidak disadari manusia sehingga mengakibatkan kesalahan pada waktu menentukan perencanaan, pelaksanaan, dan pasca kegiatan pembangunan. Dalam prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, maka pembangunan yang dilakukan dengan pendekatan lingkungan artinya tidak menolak bila sumber daya alam diolah untuk kesejahteraan manusia, tetapi kesejahteraan manusia yang dimaksudkan di sini adalah kesejahteraan manusia untuk masa kini dan masa mendatang. Karena itu, dalam pembangunan ini harus diperhatikan hakikat lingkungan. Selanjutnya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat berhasil dilakukan bila sumber daya manusia, alam, dan teknologi dapat ditingkatkan dengan nilai tambah, yang diukur melalui keuntungan finansiil dan non-finansiil. Keseimbangan dalam lingkungan dapat terjadi karena adanya keterkaitan antar- komponen-komponen lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Ada 2 (dua) macam ekosistem yaitu ekosistem alamiah dan ekosistem buatan. Perbedaan antara keduanya adalah keterlibatan (peranan dan kedudukan) manusia di dalamnya. Ekosistem alamiah lebih stabil dibandingkan dengan ekosistem buatan, karena ekosistem alamiah lebih heterogen dan keterlibatan manusia di dalamnya tidak mendominasi komponen lingkungan yang lain. Perubahan dan Perkembangan Lingkungan Hidup

Sistem produksi dalam ekosistem adalah serangkaian proses daur materi dan aliran energi. Produksi primer dari suatu sistem berasal dari fotosintesis dan hasilnya adalah C6H12O6 (glukosa). Proses fotosintesis ini dilakukan oleh tumbuhan sehingga tumbuhan disebut produsen, sedangkan hewan yang memakan tumbuhan disebut konsumen. Konsumen ini mempunyai beberapa tingkat trofik, tingkat I/primer disebut herbivora dan tingkat II/sekunder disebut karnivora. Rangkaian proses dalam produksi dan konsumsi ini disebut rantai makanan, sedang seluruh sistem itu disebut jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik I, tanaman menghasilkan bahan organik yang disebut biomas. Biomas pada beberapa tingkat trofik akan membentuk suatu piramid yang disebut piramid biomas. Karena biomas dan energi adalah ekuivalen, maka energi juga akan membentuk piramid energi. Baik piramid energi maupun piramid biomas dinamakan piramid ekologi. Prinsip ekologi yang kedua adalah tentang keanekaragaman hayati (biodiversity). Keanekaragaman hayati berkembang dari berbagai tingkat keanekaragaman yaitu keanekaragaman hayati tingkat gen, tingkat jenis/spesies, dan tingkat ekosistem. Keanekaragaman tingkat gen terjadi karena adanya keanekaragaman susunan perangkat gen, yang menentukan ciri atau sifat suatu individu, sehingga menimbulkan keanekaragaman individu dalam satu spesies. Keanekaragaman tingkat jenis memperlihatkan adanya variasi bentuk dan kenampakan antara jenis/spesies yang satu dengan lainnya. Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi karena adanya keanekaragaman ekosistem yang terbentuk dari perbedaan kemampuan berinteraksi antara individu atau spesies dengan lingkungannya. Kedudukan Fisik, Kimia, dan Biologi Lingkungan dalam Ilmu Lingkungan Ilmu lingkungan merupakan ilmu antardisiplin sehingga banyak ilmu-ilmu lain yang mendasarinya. Ada 3 (tiga) bidang ilmu yang menjadi dasar ilmu lingkungan yaitu ekologi, ekonomi, dan geografi. Secara garis besar ilmu lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Kimia-Fisik Lingkungan, Biologi Lingkungan dan Sosekbud Lingkungan. Namun demikian, pembicaraan pada Kegiatan Belajar 3 ini hanya berkisar pada Kimia-Fisik dan Biologi Lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dicari

batasan-batasan yang dapat dilakukan untuk memilahkan dengan sosekbud lingkungan. Kesulitan dalam memilahkan Kimia-Fisik-Biologi Lingkungan dengan Sosekbud Lingkungan karena komponen-komponen lingkungan selalu terjalin dalam suatu sistem. Dengan demikian hanya bisa dikatakan bahwa bila sesuatu permasalahan lingkungan hanya berkisar pada permasalahan sosial-ekonomi dan budaya (lingkungan binaan) saja maka pembicaraan ini tidak termasuk dalam ruang lingkup matakuliah ini. Ruang lingkup pembahasan Kimia-Fisik-Biologi Lingkungan berkisar antara organisme, ekologi dan habitat. Organisme adalah suatu satuan struktur yang membangun suatu kehidupan misal ; organisme pohon pisang dan organisme hewan ulat. Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ekologi, organisme dipelajari dalam unit populasi. Selanjutnya tempat tinggal suatu organisme hidup disebut habitat. Habitat itu tersusun atas faktor-faktor lingkungan yang banyak dan beranekaragam yang mempunyai pengaruh pada kehidupan yang ada didalamnya, dan faktor-faktor itu sendiri berinteraksi dengan sangat rumit.

BEBERAPA PRINSIP EKOLOGI

Rantai makanan dan jaring-jaring Makanan Antara materi dan energi sulit dipisahkan karena di dalam materi terdapat energi. Energi merupakan segala sesuatu yang menghasilkan benda atau sumberdaya lain, sedangkan benda adalah materi. Karena itu, mangga, durian, dan pisang adalah materi. Namun demikian, apabila didefinisikan kurang lebih bahwa materi adalah sesuatu yang memerlukan tempat dan mempunyai massa, sedangkan energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa contoh bentuk energi adalah energi panas, listrik, cahaya, bunyi, mekanik, dan nuklir. Selain itu, energi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial adalah energi untuk menentukan tempat, sedangkan energi kinetik adalah energi untuk bergerak. Sumber energi ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut.

1. Sumber energi tak terbarui (non renewable) yaitu sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi) dan nuklir. 2. Sumber energi terbarui (renewable) yaitu sumber energi bukan fosil, misalnya: tenaga air dan tenaga angin. Dalam ekosistem, energi akan mengalami aliran sehingga disebut aliran energi, sedangkan materi akan mengalami daur sehingga disebut daur materi. Dalam biosfer terjadi prosesproses kimia, fisik, dan biologi yang silih berganti atau bersamaan dan berulang balik sehingga disebut daur biogeokimia. Hukum yang sangat penting dalam hubungannya dengan daur materi dan aliran energi adalah hukum termodinamika. Hukum termodinamika terdiri dari 4 (empat) hukum. Hukum termodinamika yang erat kaitannya dengan masalah lingkungan ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut. 1. Hukum pertama termodinamika, yang disebutkan dalam hukum ini bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan hanya mengalami transformasi. Hukum ini disebut juga hukum kekekalan energi atau hukum konservasi energi. 2. Hukum kedua termodinamika, yang dikatakan bahwa proses energi tidak pernah spontan dan proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien, sehingga setiap proses pemakaian energi selalu ada sisa energi yang tidak terpakai (entropi). Karena itu, hukum kedua termodinamika ini disebut juga hukum entropi. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) Proses biogeokimia merupakan proses-proses kimia, fisik, dan biologi yang silih berganti atau bersamaan di dalam biosfer, yang merupakan persinggungan antara komponenkomponen habitat yaitu tanah/batuan, air, dan atmosfer. Proses ini berulang-balik terjadi sehingga disebut daur biogeokimia. Ada 2 (dua) kutub di dalam daur unsur/senyawa kimia yaitu kutub cadangan dan kutub pertukaran atau kutub peredaran. Selanjutnya dari segi biosfer, daur biogeokimia terdiri dari 2 (dua) kelompok dasar yaitu tipe gas dan tipe

sedimen. Dalam daur biogeokimia terdapat 3 (tiga) sistem yaitu produksi, konsumsi, dan dekomposisi. Produsen dan konsumen dapat mengalami dekomposisi menjadi bahan organik yang lebih sederhana. Proses produksi dibedakan dalam tingkatan yang disebut tingkat trofik yang disusun dalam piramida trofik. Semakin rendah tingkat trofiknya semakin sedikit limbah yang terbentuk. Ada banyak unsur/senyawa anorganik mengalir secara daur di dalam ekosistem. Kelompok yang terpenting dari unsur-unsur ini adalah hidrogen, karbon, fosfor, nitrogen, oksigen, dan sulfur. Namun demikian, yang paling penting adalah daur yang mengikutsertakan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfor (P). Supaya manusia dapat memanfaatkan energi sesuai dengan kebutuhannya, maka manusia harus mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya. Salah satu contohnya adalah apabila ingin memasak makanan dengan minyak tanah, maka energi kimia yang tersimpan di dalam minyak bumi harus diubah dulu menjadi energi panas dan energi cahaya. Untuk memperoleh energi listrik yang besar dari tenaga yang terkandung di dalam air, maka manusia dapat membuat bendungan sehingga membentuk danau dengan cara mengikuti prinsip pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Namun yang perlu diperhatikan dalam pembuatan danau/bendungan air khususnya di Pulau Jawa adalah akan menggusur lahan dan permukiman penduduk. Kalau hal ini tidak diperhatikan, maka dapat menimbulkan dampak lingkungan sosial. Alternatif untuk memperoleh energi listrik yang sangat besar adalah dengan memanfaatkan tenaga nuklir dengan cara mengikuti prinsip pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Namun masalah lingkungan yaitu limbah nuklir harus menjadi prioritas dalam merencanakan pembangunan PLTN, karena alternatifnya hanyalah menyimpan di dalam tanah. Selain dampak lingkungan terhadap tanah akibat limbah nuklir tersebut, maka dampak terhadap perairan akibat eksploitasi minyak bumi dan dampak terhadap udara/iklim (masalah hujan asam dan pemanasan global) akibat pembakaran sumber energi fosil juga harus diperhatikan dalam pemanfaatan energi.

fAKTOR PEMBEBASAN DI DALAM EKOSISTEM

Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang dengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan tingkat produktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas. Justus Von Liebig adalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh macam-macam faktor terhadap pertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah tanaman. Liebig menemukan pada tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan tanaman akan terbatas karena terbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil dan ketersediaan di alam hanya sedikit. Oleh karena itu, Liebig menyatakan di dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: Pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau senyawa yang berada dalam keadaan minimum. Organisme mempunyai batas maksimum dan minimum ekologi, yaitu kisaran toleransi dan ini merupakan konsep hukum toleransi Shelford. Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut. Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan tetapi juga merupakan faktor pengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga komunitas selalu dalam keadaan keseimbangan atau homeostatis.

Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas, Lingkungan Mikro dan Indikator Ekologi Lingkungan mikro merupakan suatu habitat organisme yang mempunyai hubungan faktor-faktor fisiknya dengan lingkungan sekitar yang banyak dipengaruhi oleh iklim mikro dan perbedaan topografi. Perbedaan iklim mikro ini dapat menghasilkan komunitas yang ada berbeda. Suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah. Karena suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah, maka sebaliknya dapat ditentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Organisme inilah yang disebut indikator ekologi (indikator biologi). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan indikator biologi adalah: a) umumnya organisme steno, yang merupakan indikator yang lebih baik daripada organisme euri. Jenis tanaman indikator ini sering bukan merupakan organisme yang terbanyak dalam suatu komunitas. b) spesies atau jenis yang besar umumnya merupakan indikator yang lebih baik dari pada spesies yang kecil, karena spesies dengan anggota organisme yang besar mempunyai biomassa yang besar pada umumnya lebih stabil. Juga karena turnover rate organisme kecil sekarang yang ada/hidup mungkin besok sudah tidak ada/mati. Oleh karena itu, tidak ada spesies algae yang dipakai sebagai indikator ekologi. c) sebelum yakin terhadap satu spesies atau kelompok spesies yang akan digunakan sebagai indikator, seharusnya kelimpahannya di alam telah diketahui terlebih dahulu. d) semakin banyak hubungan antarspesies, populasi atau komunitas seringkali menjadi faktor yang semakin baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu spesies.

PROSES DAUR MATERI DAN ENERGI

Aliran Energi dan Daur Materi di Dalam Ekosistem Tanah dapat ditafsirkan dari beberapa sudut pandang. Pengertian tanah dalam arti sempit merupakan terjemahan dari soil, sedangkan pengertian tanah dalam arti luas merupakan terjemahan dari land (lahan). Dalam pengertian soil dan land ini, maka soil adalah bagian dari land. Sebagai contohnya pengertian tanah pertanian dan lahan pertanian. Tanah pertanian dapat dikatakan sebagai media tumbuh bagi tumbuhtumbuhan, sedangkan lahan pertanian meliputi tanah (pertanian), air (irigasi dan hujan), udara (iklim/cuaca), tumbuhan (yang dibudidayakan dan yang tidak dibudidayakan), dan batuan induk. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor yaitu batuan induk, organisme, iklim, relief, dan waktu. Proses pembentukan tanah ini dapat ditulis menjadi: T = f (b, o, i, r, w) T = tanah (soil) f = fungsi (merupakan hasil kerjasama antara) b = batuan induk (parent rock) o = organisme (organism) i = iklim (climate) r = relief (bentuk wilayah) w = waktu (time) Penampang vertikal tubuh tanah yang merupakan tubuh alam 3 (tiga) dimensi disebut profil tanah, dan pada profil tanah nampak adanya lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah disebut horison tanah. Selanjutnya bahan-bahan galir (tak padu) yang terletak di atas batuan dasar (bed rock) disebut regolith yang

memiliki tebal beberapa cm sampai beberapa m. Berdasarkan kandungan bahan organik, tanah dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai berikut. 1. Tanah mineral Tanah mineral yaitu tanah-tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20% atau tanah yang mempunyai lapisan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm (diukur dari permukaan tanah). Tanah mineral terbentuk dari bahan induk batuan yang tersusun dari mineral-mineral, sehingga yang banyak menentukan karakteristik tanah mineral adalah mineral penyusun batuan. 2. Tanah organik Tanah organik yaitu tanah yang kandungan bahan organiknya lebih dari 65%, atau hingga kedalaman 1 meter apabila tanah belum diolah. Tanah organik terbentuk dari bahan induk organik atau sisa-sisa tumbuhan, sehingga karakteristik tanah tergantung komposisi botani tumbuhan asal yang menjadi bahan induk tanah organik. Ada berbagai macam fungsi tanah, dan salah satu fungsi tanah dalam aspek lingkungan adalah dapat berfungsi dalam penanggulangan limbah yaitu sebagai penyaring (filter), penyangga (buffer), dan sistem alihrupa (transformation system).

Proses dan Daur Biogeokimia Dasar untuk mengklasifikasikan tanah ada beberapa macam, antara lain adalah atas dasar tanaman pertanian yang dapat tumbuh dengan baik, tumbuhan bukan pertanian, dan sifat-sifat fisik tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang mula-mula digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan tanah adalah tekstur tanah. Hal ini karena selain hubungannya yang sangat erat antara tanaman dengan tekstur tanah, juga tekstur tanah dapat secara mudah ditetapkan melalui rabaan tangan. Sifat-sifat fisik tanah memegang peranan penting dalam hubungannya dengan kesuburan dan produktivitas tanah. Karena itu, sifat

fisik tanah akan mempengaruhi kualitas tanah, sedangkan kualitas tanah akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur, struktur, warna, suhu, porositas, dan konsistensi tanah. Secara kualitatif, tekstur tanah dapat dikatakan merupakan tingkat kekasaran atau kehalusan dari partikel-partikel tanah, sedangkan secara kuantitatif tekstur tanah merupakan distribusi ukuran-ukuran partikel (pasir, debu, dan lempung) yang terdapat dalam tekstur tersebut. Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu secara kualitatif (lapang) dan kuantitatif (laboratorium). Untuk penetapan tekstur tanah dengan metode laboratorium dilakukan dengan bantuan gambar Diagram Segitiga Tekstur Tanah dari USDA. Struktur tanah merupakan susunan butir-butir tanah dalam ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Salah satu parameter untuk mengukur struktur tanah yang baik yaitu kemantapan agregat. Struktur tanah dapat digolongkan menurut tipe, kelas, dan derajat struktur. Sifat fisik tanah yang lain adalah warna tanah dan suhu tanah. Warna tanah dipengaruhi oleh kadar lengas dan tingkat hidratasi, kadar bahan organik, dan kadar serta kualitas mineral. Suhu tanah dipengaruhi oleh keadaan atmosfer, posisi permukaan bumi, letak lintang dan ketinggian tempat, serta faktor tanah dan vegetasi penutup tanah. Porositas tanah merupakan persentase volume pori-pori yang ada dalam tanah dibanding volume massa tanah. Porositas akan menentukan besarnya infiltrasi dan perkolasi di dalam tanah. Konsistensi tanah merupakan daya tahan tanah terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya. Ada 2 (dua) kekuatan yang bekerja pada konsistensi tanah yaitu gaya kohesi dan adhesi. Cara penetapan konsistensi ada 2 (dua) macam yaitu secara lapang (kualitatif dan kuantitatif) dan secara laboratorium (kuantitatif Koloid tanah merupakan bagian paling aktif dari tanah yang berperan dalam menyerap dan mempertukarkan ion. Berdasarkan sumbernya, koloid dibedakan menjadi koloid mineral (koloid lempung) dan koloid organik (koloid humus). Koloid lempung tersusun dari mineral-mineral lempung seperti kaolinit, montmorillonit, dan illit, sedangkan koloid humus terbentuk sebagai hasil proses humifikasi yang merupakan proses perombakan dan

penguraian bahan organik. Unsur kimia (unsur hara) yang diperlukan tanaman hanya 16 (enam belas) macam, yang terbagi dalam 2 (dua) golongan yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, terdiri dari C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, terdiri dari Fe, Cl, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Bo. Reaksi tanah atau pH tanah di lapang, dibagi menjadi 3 keadaan yaitu reaksi tanah masam, netral, dan basa atau alkali. Reaksi tanah ini secara umum dinyatakan dengan pH tanah yaitu dari nilai 0 sampai dengan 14, yang dirumuskan sebagai berikut. pH = log H+ pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada pH tanah netral, yaitu pH 6,5 7,5, maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal). Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium, magnesium, dan molibdenium menurun dengan cepat, sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, besi, mangan, borium, tembaga, dan seng ketersediaannya relatif jadi sedikit. DQPUW M4

DASAR-DASAR KIMIA LINGKUNGAN

Dasar-dasar Kimia Lingkungan Air di bumi jumlahnya 1.360.000 km3 yang terdiri dari air di daratan 37.800 km3 (2.8%), air di atmosfer 13 km3 (0.001%), dan air di lautan 1.320.000 km3 (97.3%). Siklus hidrologi dimulai dari air hujan yang jatuh di bumi: 1. di udara sebagian menguap

2. jatuh ke permukaan bumi menjadi larian, kemudian masuk ke sungai dan akhirnya ke laut, akhirnya menguap 3. jatuh ke permukaan tetapi meresap ke dalam tanah, kemudian keluar sebagai mata air dan ke sungai 4. tertahan oleh tajuk-tajuk pohon (intersepsi), sebagian menguap, dan sebagian masuk ke tanah sebagai infiltrasi. Neraca air (water balance) adalah hubungan antara kelebihan dan kekurangan air di suatu daerah untuk suatu periode tertentu. Dalam neraca air terdapat hubungan keseimbangan curah hujan, penguapan, dan debit air yang terdiri dari air permukaan dan air tanah. Aliran mantap adalah aliran yang selalu tersedia di setiap waktu pada tahun rata-rata. Aliran mantap ini berupa aliran rendah yang besarnya sekitar 25 35% dari jumlah aliran tetap. Besarnya aliran mantap di Indonesia adalah 702.824 juta m3/th. Kebutuhan air yang paling utama adalah untuk mendukung kehidupan manusia dari segala kegiatan ekonomi yaitu untuk kebutuhan domestik (rumah tangga) 40%, industri 7%, irigasi 50%, pembangkit tenaga listrik 2%, pariwisata 1%. Permasalahan air meliputi: pertambahan penduduk, meningkatkan kesempatan kerja, kebutuhan pangan, pencemaran, dan konflik air. Dalam pengelolaan air, dimensi yang digunakan adalah manajerial dan administratif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah suplay demand dan demand manajemen, dan lingkup pengelolaan meliputi: pengelolaan data sumber daya air, pengalokasian air, pengelolaan kualitas, pengelolaan banjir, pemantapan operasi dan pemeliharaan, peningkatan kelembagaan, dan pendanaan.

Pencemaran Rumus kimia air adalah H2O + X, di mana X merupakan zat-zat yang dihasilkan air buangan oleh aktivitas manusia, dan menimbulkan hal-hal: pengaruh toksisitas, dan pengaruh reaksi-reaksi yang ditimbulkan pada berbagai penggunaan. Unsur-unsur kimia

yang terkandung dan larut dalam air dan menimbulkan efek gangguan bagi mata rantai kehidupan dapat dibagi menjadi dua yaitu: kimia anorganik yang terdiri dari: pH, Mangan (Mn), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Clorida (Cl), Natrium (Na), Flour (F), Arsen (As), Air raksa (Hg), Seng (Zn), barium (Br), Cadmium (Cd), Timah hitam (Pb), Nitrat (NO3), Crom (Cr), Selenium (Sc), tembaga (Cu), Silikon (Si), sulfat (SO4), sulfida (H2S), dan kimia organik yang terdiri dari: aldrin dan dieldrin, benzen, heptaclor dan hepaclor. Berdasarkan peruntukannya air digolongkan menjadi 4 yaitu: Golongan A, air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu; Golongan B, air diperuntukkan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan air rumah tangga; Golongan C, air yang diperuntukkan bagi peternakan dan perikanan; Golongan D, air yang diperuntukkan bagi perkotaan, industri, listrik dan tenaga air. Sifat fisik air meliputi: temperatur (suhu), warna, kekeruhan, rasa dan bau, serta padatan terlarut (tersuspensi). Kandungan mikrobiologi air adalah: coli tinja dan total coliforms. Pencemaran adalah: perubahan kualitas suatu perairan akibat kegiatan manusia, yang pada gilirannya akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri ataupun mahluk hidup lainnya. Berdasarkan sumbernya bentuk pencemaran dapat dibedakan menjadi: point sources, dan non point sources. Berdasarkan kegiatan utama, hal-hal yang dapat menimbulkan pencemaran air adalah: kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Zat-zat yang dapat mencemari badan air adalah: organik pathogen, limbah organik biodegradable, bahan anorganik yang larut dalam air, zat hara tanaman, bahan kimia yang dapat larut dan tidak larut, sedimen, zat-zat radio aktif, dan pencemaran thermal. Faktor-faktor yang mempengaruhi dampak pencemaran: kemampuan pengenceran pencemaran, konsentrasi terlarut pada badan air, jenis polusi, dan struktur fisik sungai. Proses dalam pencemaran air meliputi: fase degradasi, fase dekomposisi, fase rehabilitasi, dan fase penjernihan. Indikator dalam proses pemulihan terhadap badan air yang mengalami pencemaran tunggal (single pollution) dapat dilihat melalui perubahan secara fisik, chemis, maupun biologis.

DASAR-DASAR BIOLOGI LINGKUNGAN

Biologi Terestorial Faktor-faktor yang mempengaruhi watak iklim di Indonesia antara lain yaitu sebagai berikut. 1. Kedudukan matahari yang berubah-ubah. 2. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau. 3. Terdapat gunung-gunung yang tinggi di wilayah Indonesia. Ada perbedaan pengertian antara iklim dan cuaca, namun demikian ada kesamaan unsurunsur (anasir) penyusunnya. Unsur-unsur penyusun iklim atau cuaca antara lain adalah suhu udara, kelembaban udara, angin, tekanan udara, curah hujan, dan radiasi matahari. Suhu udara diukur dengan alat termometer, dan satuan yang dapat digunakan dalam pengukuran suhu udara adalah derajat Celcius ( C), derajat Fahrenheit ( F), derajat Kelvin ( K), dan derajat Reamur ( R). Namun demikian, satuan derajat Celcius merupakan satuan yang paling umum digunakan, sedangkan derajat Reamur merupakan satuan yang sangat jarang digunakan. Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air yang ada di udara. Ada beberapa istilah kelembaban udara yaitu sebagai berikut. 1. Kelembaban mutlak, satuannya dalam gram/m3. 2. Kelembaban spesifik, satuannya dalam gram/kilogram. 3. Kelembaban relatif, satuannya dalam %. Angin adalah massa udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Data klimatologi tentang kecepatan angin adalah kecepatan

angin horizontal pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang ditanami dengan rumput, dan umumnya dinyatakan dalam m/det. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya pada tiap-tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Ada hubungan antara tekanan udara dengan kenaikan tinggi tempat dari permukaan bumi, yaitu dengan naiknya ketinggian dari permukaan bumi akan semakin rendah tekanan udaranya. Satuan tekanan udara yang digunakan adalah atmosfer (atm), milimeter kolom air raksa (mm Hg), dan milibar (mbar). Radiasi matahari yang sampai permukaan bumi pada umumnya berupa sinar dengan gelombang pendek yang disebut insolasi (insolation). Radiasi yang sampai di permukaan bumi sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diserap bumi. Banyaknya radiasi yang dipantulkan atau diserap tergantung dari sifat permukaan bumi. Banyaknya radiasi yang dipantulkan disebut albedo. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi yang berbentuk cair, dan tetesan-tetesan air yang jatuh mempunyai diameter bervariasi dari 0,5 4,0 mm. Hujan dapat digolongkan menjadi beberapa tipe hujan yaitu hujan konveksi, orografis, frontal, dan konvergen. Satuan yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah milimeter (mm).

Biologi Perairan Tujuan dan manfaat dibuatnya klasifikasi iklim adalah untuk menyederhanakan jumlah iklim yang tidak terbatas di permukaan bumi menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit. Selain itu, juga untuk memperoleh informasi tentang iklim di suatu wilayah secara cepat yang sifatnya umum. Ada beberapa klasifikasi iklim yang dibuat oleh para ahli klimatologi antara lain adalah Koppen, Klages, Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Mohr. Berikut ini rangkuman tentang klasifikasi iklim tersebut. Klages membagi belahan bumi menjadi lima daerah berdasar perbedaan suhu udaranya yaitu sebagai berikut. 1. Daerah tropika

2. Daerah subtropika 3. Daerah sedang 4. Daerah dingin 5. Daerah kutub Koppen membagi permukaan bumi menjadi lima tipe iklim yaitu sebagai berikut. 1. Iklim hujan tropika (A), yang dibagi lagi menjadi tiga tipe iklim: a. Tropika basah (Af) b. Tropika basah (Am) c. Tropika basah kering (Aw) 2. Iklim kering (B) a. Steppe (BS) b. Padang pasir (BW) 3. Iklim sedang (C) a. Dengan musim panas yang kering (Cs) b. Tanpa periode kering (Cw) c. Yang lembab (Cf) 4. Iklim dingin (D)

a. Dengan musim dingin yang kering (Dw) b. Tanpa periode kering (Df) 5. Iklim kutub (E) a. Tundra (ET) b. Es/salju abadi (EF) c. Tundra tetapi di tempat yang tinggi (ETh) d. Es/salju abadi tetapi di tempat yang tinggi (EFh) Atas dasar curah hujan, Mohr membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim yaitu sebagai berikut. 1. Daerah basah 2. Daerah agak basah 3. Daerah agak kering 4. Daerah kering 5. Daerah sangat kering Berdasar nilai koefisien Q (perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah), Schmidt-Ferguson membagi menjadi 8 tipe iklim yaitu sebagai berikut. 1. Tipe A : sangat basah 2. Tipe B : basah

3. Tipe C : agak basah 4. Tipe D : sedang 5. Tipe E : agak kering 6. Tipe F : kering 7. Tipe G : sangat kering 8. Tipe H : luar biasa kering Atas dasar jumlah bulan basah berturut-turut, Oldeman membuat lima zona agroklimat (iklim yang dikaitkan dengan budidaya pertanian) yaitu sebagai berikut. 1. Zona A ( > 9 ) 2. Zona B ( 7 9 ) 3. Zona C ( 5 6 ) 4. Zona D ( 3 4 ) 5. Zona E ( < 3 )

LINGKUNGAN HIDUP FISIK

Lingkungan Hidup Daratan Geomorfologi merupakan subjek dari geografi fisik dan cabang dari geologi, yang mempunyai arti ilmu yang mempelajari bentuk lahan (landform) yang membentuk permukaan bumi, di atas dan di bawah permukaan laut, dan menekankan pada cara terjadinya dan perkembangannya, serta dalam konteks keruangannya. Teori

pengembangan bentuk lahan dikemukakan oleh Williem Morris Davis yang dikenal dengan geomorphic cycle. Dalam geomorphic cycle terdapat stage yang artinya rangkaian geomorphic cycle yang melibatkan denudasi dan siklus kehidupan dari organisme. Perkembangan landform meliputi: initial surface, youth stage, maturity stage, old stage, peneplain, dan rejuvination. Perkembangan bentuk lahan secara umum adalah: a) bentuk lahan asal struktural, b) bentuk lahan yang dipengaruhi iklim, c) bentuk lahan yang terbentuk oleh erosi, dan d) bentuk lahan asal deposisional. Secara umum bentuk lahan diklasifikasikan menjadi 4 devisi yaitu: dataran (plains), bukit (hill), gunung (mountain), dataran dengan area yang berelief tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk lahan yaitu: iklim, struktur dari perlapisan, dan waktu. Klasifikasi bentuk lahan yang didasari oleh morfometri, morfografi, morfogenesa, morfokronologi, dan litologi meliputi: bentuk lahan asal struktural, bentuk lahan asal vulkanik, bentuk lahan denudasi, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marin, bentuk lahan asal glacial, bentuk lahan aeolian, bentuk lahan asal solutional, dan bentuk lahan asal organik.

Lingkungan Hidup Perairan (1) Bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, abrasi pantai dan berbagai kejadian alam yang melanda permukaan bumi akhir-akhir ini tidak terlepas dari terjadinya kerusakan ekologi. Bahaya lingkungan dapat terjadi secara alami yang disebut bencana alam, dan dapat terjadi karena ulah manusia. Bahaya lingkungan banyak aspek yang mempengaruhi yaitu: aspek alam, aspek manusia, aspek geologi dan geomorfologi, serta aspek sosial ekonomi. Bahaya lingkungan yang beraspek geomorfologi antara lain: erosi, gerakan tanah (mass movement), banjir (flooding), abrasi, akrasi, intrusi air laut, kegempaan, dan tsunami.

Pengaruh Komponen Biologi terhadap Makhluk Hidup

Lingkup lingkungan hidup daratan meliputi: 1. lingkungan wilayah daratan pesisir; 2. lingkungan wilayah dataran rendah; 3. lingkungan wilayah dataran tinggi. Pada Kegiatan Belajar 1 dibahas lingkungan wilayah pesisir dan dataran rendah. Lingkungan Wilayah Pesisir Menurut Soegiarto (1976), definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti, pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dengan adanya otonomi daerah (otda), terdapat paradigma baru pengelolaan pemerintahan, sehingga terdapat tuntutan dalam meningkatkan taraf hidup, penghargaan atas kondisi sosial dan budaya lokal dan kelestarian lingkungan. Perubahan tersebut mempengaruhi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan muncul UU Nomor 22/1999 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Pada Pasal 10, disebutkan bahwa propinsi mempunyai kewenangan untuk mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai, sementara kabupaten/kota memiliki kewenangan untuk mengelola laut sejauh sepertiga batas kewenangan propinsi sejauh 4 mil laut. Kewenangan tersebut mencakup pengaturan kegiatan-kegiatan eksplorasi, eksploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut. Potensi pemanfaatan wilayah pesisir meliputi: 1. sumber daya yang terbarukan (renewable resources)

2. sumber daya yang tak terbarukan (non-renewable resources) Lingkungan wilayah dataran rendah Lingkungan wilayah dataran rendah mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan lingkungan wilayah dataran tinggi maupun pesisir, yaitu antara lain mempunyai: 1. suhu berkisar antara 29oC 33oC 2. kelembaban atmosfer merupakan fungsi dari banyaknya dan lamanya curah hujan, sehingga merupakan faktor penting untuk dapat menentukan ada atau tidaknya beberapa jenis tumbuhan dan hewan dalam habitat tertentu. Kelembaban di Indonesia rata-rata 81% 85% pertahun 3. curah hujan rata-rata 1.600 sampai 2.000 4. angin di daerah tropika biasanya kecepatan angin lebih rendah daripada di daerah iklim sedang yaitu antara 3 sampai 4 knot 5. rata-rata mempunyai jenis tanah aluvial 6. profil dan kontur yang mempunyai kemiringan antara 0% sampai 15%. Pengaruh Komponen fisik terhadap Makhluk Hidup A. Lingkungan Wilayah Dataran Tinggi Suhu di pegunungan umumnya sekitar 0,5oC setiap penambahan 100 m, kondisi ini dapat dirasakan bila dilakukan pendakian gunung sehingga akan terasa perubahan suhunya. Pada kebanyakan gunung di daerah tropik dijumpai keanekaragaman komunitas yang sebanding luasnya di mana pun di atas bumi. B. Hutan di Indonesia

Menurut Undang undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan pada Ensiklopedia Indonesia Hutan, adalah suatu areal yang dikelola untuk produksi kayu dan hasil hutan lainnya dipelihara bagi keuntungan tidak langsung atau dapat pula bahwa hutan sekumpuian tumbuhan yang tumbuh bersama. Menurut taksiran kalangan kehutanan, luas hutan di Indonesia berjumlah 122 juta Ha. Di pulau Jawa, yang luas hutannya hanya sekitar 3 juta Ha, terdiri atas 55% hutan produksi dan 45% hutan lindung. Penyebaran hutan di pulau Jawa berdasar letak tinggi dari atas permukaan laut. Proyeksi peruntukan hutan menurut fungsinya, di Indonesia direncanakan 97 juta Ha sebagai kawasan hutan dan 25 juta Ha sebagai hutan cadangan. 1. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest) Di Indonesia luas hutan hujan tropis kurang lebih 89 juta hektar, di mana tanahnya relatif kering yang terletak di pedalaman dengan vegetasi yang rapat. Daerah-daerah hutan hujan tropis antara lain terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Irian. Hutan hujan tropis anggotanya tidak pernah menggugurkan daun, liananya berkayu, pohon-pohonnya lurus dapat mencapai rata-rata 30 meter. Menurut ketinggian letaknya di atas permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi tiga zona (Wiyanto, A., 2001), yaitu: Zona 1. Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah atau Hutan Hujan Bawah dengan ketinggian 2 1.000 meter di atas permukaan laut, terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. Zona 2. Hutan Hujan Tropis Pegunungan atau Hutan Hujan Tinggi dengan ketinggian 1.000 3.300 meter di atas permukaan laut. Pada zone ini pohon beruk uran besar dan tingginya berkurang serta selalu menghijau Epiphyt dan paku pakuan yang menyerupai pohon bertambah banyak, jumlah strata dan jenis jenis Dipterocarpaceae juga berkurang pada zone ini. Zona 3. Hutan Hujan Tropis Pegunungan Tinggi atau Hutan Hujan Atas dengan ketinggian 3.300 4.100 meter di atas permukaan laut.

2. Kedudukan Hutan Hujan Tropis dalam Ekologi Di wilayah tropika hutan hujan tropis dianggap mewakili komunitas puncak yang tertinggi. Komunitas puncak antara lain hutan sekunder, sabana turunan, mosaik hutan sabana, hutan rawa, dan hutan bakau. Faktor penghambat suksesi alami, misalnya kebakaran hutan dapat menghambat pencapaian kominitas puncak hutan. Sehingga dapat terjadi hutan sekunder, sabana turunan, mosaik hutan sabana, hutan rawa, dan hutan bakau. 3. Fungsi Hutan HujanTropis a. Kekayaan Keanekaragaman Hayati yang Tinggi sebagai Paru-paru Dunia Jamur dan bakteri tersebut dapat membantu proses pembusukan pada hewan dan tumbuhan secara cepat. Dengan demikian hutan hujan tropika tidak saja ditandai dengan pertumbuhan yang baik tetapi juga tempat pembusukan yang baik. Keanekaragaman hayati ditandai dengan kekayaan spesies yang dapat mencapai sampai hampir 1.400 spesies, Brasil tercatat mempunyai 1.383 spesies. Di daerah tropika tumbuhan berkayu mempunyai dominasi yang lebih besar daripada daerah lainnya. b. Hutan Sebagai Pengatur Aliran Air Penguapan air ke udara hingga terjadi kondensasi di atas tanah yang berhutan antara lain disebabkan oleh adanya air hujan, dengan ditahannya (intersepsi) air hujan tersbut oleh tajuk pohon yang terdiri dari lapisan daun, dan diuapkan kembali ke udara. Sebagian lagi menembus lapisan tajuk dan menetes serta mengalir melalui batang ke atas permukaan serasah di hutan. c. Pencegah Erosi dan Banjir Erosi dan banjir adalah akibat langsung dari pembukaan dan pengolahan tanah terutama di daerah yang mempunyai kemiringan permukaan bumi atau disebut juga kontur yang

curam. Keduanya dapat bersumber dari kawasan hutan maupun dari luar kawasan hutan, misalnya perkebunan, tegalan, dan kebun milik rakyat. d. Sebagai Keseimbangan Air Pengaruh hutan dapat secara nyata dirasakan oleh penduduk. Dengan demikian hutan mempunyai pengaruh dalam menjaga keberadaan air, yaitu antara lain: 1) Intersepsi tajuk hutan terhadap curah hujan, aliran batang (system flow), air tembus (through fall), serta curah hujan netto yang sampai ke atas tanah di bawah hutan. 2) Fluktuasi aliran sungai (stream flow) pada musim penghujan dan musim kemarau, dihubungkan dengan kerapatan pohon atau tajuk. 3) Berbagai sistem silvikultur dan penjarangan hutan. 4) Hutan mempunyai pengaruh terhadap sifat sifat fisik dan kimia tanah, melalui produksi serasah dan humus di bawah tegakan hutan. 5) Dengan menggunakan unit subdas, maka dapat sekaligus diketahui interaksi siklus hidrologis dengan peredaran zat hara mineral dalam sebuah ekosistem DAS berhutan. e. Menjaga Kesuburan Tanah Kesuburan tanah sebagian besar dalam bentuk mineral, seperti unsur-unsur Ca, K, N, P, dan lainnya, disimpan pada bagian dari vegetasi yang ada di atas tanah, misalnya pada batang, dahan, ranting, daun, bunga, buah, dan lain-lain. Dengan demikian dengan adanya kerapatan hutan pada hutan tropika dapat menjaga kesuburan tanah. f. Karakteristik Iklim Hutan Hujan Tropika 1) Suhu dan curah hujan

2) Kelembaban atmosfer 3) Angin g. Perlapisan Hutan Hujan Tropika Hutan hujan tropika mempunyai kekhasan dengan perlapisannya, yaitu sebagai berikut: 1) Lapis paling atas (tingkat A) terdiri dari pepohonan dengan tinggi 30 m 45 m. 2) Lapis pepohonan kedua (tingkat B) yang mempunyai ketinggian 18 m 27 m. 3) Lapis pepohonan ketiga (tingkat C) dinamakan tingkat bawah, terdiri dari pepohonan yang tumbuh sampai ketinggian 8 m 14 m. Pertanian dan penanganan limbah Lingkungan perairan tawar terbagi menjadi lentic atau lingkungan perairan tawar yang tidak bergerak, serta lotic atau lingkungan perairan tawar yang bergerak (running water). Di lingkungan perairan berlangsung proses reaksi penting yang berpengaruh terhadap lingkungan ekosistem perairan, yaitu: fotosintesis, aerobiosa, anaerobiosa, serta eutrofikasi. Di lingkungan perairan tawar terdapat beranekaragam organisme, makroorganisme, mikroorganisme, baik hewan maupun tumbuhan. Hal tersebut disebabkan karena di dalam air cukup tersedia bahan-bahan esensial yang diperlukan untuk hidup. Tindakan manusia dapat mempercepat proses eutrofikasi dalam perairan, seperti pemupukan pada kolam atau daerah pertanian. Hal ini akan memperkaya kandungan nutrien dalam danau atau badan perairan lainnya.

Industri dan Penanganan Limbah

Laut merupakan bentuk badan perairan yang mengandung air asin. Kadar garam yang terkandung dalam air laut adalah 34,5 per mil. Air laut pada umumnya berwarna biru, sama dengan warna langit. Warna biru terjadi akibat adanya pembauran sinar-sinar biru oleh molekul-molekul air. Laut kaya akan organisme baik dalam jumlah maupun jenisnya. Hal ini disebabkan karena di dalam laut cukup tersedia bahan-bahan esensial yang diperlukan untuk hidup seperti cahaya, oksigen, serta nutrient. Nilai ekologi yang dimiliki oleh perairan laut harus dipertahankan dengan mengembangkan suatu pengelolaan yang terencana dengan suatu kerjasama yang baik antara instansi yang berwenang, pengelola, usaha perikanan, nelayan, serta masyarakat luas. Lingkungan perairan estuaria terbentuk pada muara sungai sebagai akibat pencampuran antara air tawar dan air laut dengan terbentuknya air payau dengan salinitas yang berfluktuasi. Estuaria merupakan ekosistem khas yang pada umumnya terdiri atas hutan mangrove, gambut, rawa payau, dan daratan lumpur. Wilayah estuaria merupakan habitat yang penting bagi sejumlah besar ikan dan udang untuk memijah dan membesarkan anak-anaknya. Secara umum kawasan estuaria dimanfaatkan oleh manusia dalam menjalankan beragam aktivitasnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan kawasan estuaria tersebut untuk menunjang kelangsungan keseimbangan ekosistem kawasan estuaria tersebut.
Like this: Suka Be the first to like this post.

Filed under: Biologi dan fisika


Konservasi Sumber Daya Alam dan Buatan Metode Pengajaran Seni di TK 21 Tanggapan

1.

blogroll2001, on 3 Februari 2008 at 4:46 pm said:

Lomba Penulisan Artikel. Berlaku mulai 5 Februari 2008 s/d 31 Mei 2008 Hadiah bagi Pemenang : Rp.200.000,Syarat Lomba : Contact person pada Blog Anda ( E-Mail dan Nama Lengkap ) Peserta memiliki blog yang telah aktif. Peserta boleh menggunakan blog Gratis (Blogger, Friendster Blog, Dan lain-lain) Peserta menyanggupi bahwa blog yang dikelolanya tidak melanggar hukum, etika, serta tidak menyinggung SARA. Plagiat dikenakan sanksi diskualifikasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Info lengkap http://blogroll2001.wordpress.com/2008/02/03/kompetisi-blog/
Balas

2. yuyun, on 9 Maret 2008 at 5:51 pm said:

jelaskan 5 faktor yang mempengaruhi proses pembentukkan tanah? jelaskan manfaat dari aplikasi pemahaman profil tanah bagi bidang ilmu saudara?
Balas

3. Anonymous, on 21 Juni 2008 at 10:43 am said:

Tata Cara Pembuatan Kompos Cair Author: matoa 12 May Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaiu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni

: sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk. Pada dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair ini mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos. Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter. Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengomposan dengan menggunakan komposter, adalah sebagai berikut : 1. Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging segar agar terpisah dari sampah. Sampah berupa plastik, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus dipisahkan agar prosesnya berjalan cepat. 2. Sampah yang berukuran besar seperti batang tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukannya sempurna. Selain itu, volume sampah yang terapung juga semakin banyak. 3. Siapkan cairan bioaktivator boisca, yakni salah satu bioaktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembusukan. Tata cara penggunaannya sebagai berikut, Pertama, siapkan sprayer ukuran 1 liter. Kedua, isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuannya agar kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan mikroba yang ada di dalam boisca. Ketiga, tambahkan boisca ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup botol boisca. Dan, Keempat, kocok-kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap digunakan.

4. Setelah sampahnya terkumpul dan dirajang, masukkan seluruhnya ke dalam komposter, lalu semprotkan boisca hingga merata ke seluruh sampah dan tutup rapat komposter. 5. Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi (air sampah) atau kompos cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dilakukan setiap 1-2 hari sekali. Teknik pembuatan kompos cair ini diungkapkan Sukamto Hadisuwito dalam buku Membuat Pupuk Kompos Cair yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka. Buku ini berisi tentang tip mengolah sampah di rumah sendiri, jenis-jenis pupuk organik padat dan cair, manfaat pupuk organik cair, serta aplikasi pupuk cair pada tanaman. Terimakasih, dan selamat mencoba
Balas

Anonymous, on 22 Juli 2009 at 2:35 pm said:

sangat,bagus tapi apakah tidak dapat diperbaiki lagi


Balas

4. fandy, on 9 Agustus 2008 at 1:05 pm said:

salam kenal. saya mau tanya??? saya mempunyai kaporit berupa bubuk dengan kandungan 70%.lalu saya ingin mencampurkan kaporit tersebut dengan air.. yang saya tanyakan berapa (ml)mililiter air yang saya butuhkan untuk 5 grm kaporit dengan kandungan yang sama 70%???? dan apa ada rumus nya pak.trims sebelumnya
Balas

5. arie, on 14 September 2008 at 12:29 pm said:

Mas..,Nyari Masalah Biologi yang lengkap Buat makalah tuh dimana alamatnya?? many thanks before
Balas

6. lisa, on 22 September 2008 at 12:19 am said:

mas mau nanya sy mo nyari istilah ELEKTRON, FOTOVOLTAIK, KADMIUM, LANDFILL, NEWTONdimana yapenting nihbuat tugasplzzcepet ya tolong segera direplaythanks
Balas

7. Anonymous, on 17 Oktober 2008 at 7:20 pm said:

MANTAP
Balas

8. muhamad, on 28 Oktober 2008 at 9:54 pm said:

mas q mo tanya kok nggak ada unsur senyawa ya??????? q dari anak klz 7
Balas

9.

Adrian Clifford, on 22 Mei 2009 at 12:34 pm said:

Banyak Ilmu yang saya peroleh di web ini, terima kasih banyak.
Balas

10. pah, on 4 Juni 2009 at 12:18 am said:

pak minta tolong dikirimin materi tentang Aliran Energi dan daur energi ke email saya
Balas

11. paino, on 17 Juni 2009 at 8:35 pm said:

tolomg dunk cariin tentang koloid tanah


Balas

12. benk, on 18 Agustus 2009 at 8:06 pm said:

mantap pak
Balas

13. aris, on 20 Oktober 2009 at 5:26 pm said:

mantap pakdhe!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Balas

14. idham misbah, on 13 November 2009 at 5:01 pm said:

tolong kirimkan informasi dalam email saya mengenai kondidi lingkungan dan faktor pembatas pada daerah estuaria, terima kasih sebelumnya. jawaban bapak merupakan pahala yang berlipat ganda karena saya sekarang membutuhannnya dan masih menun tut ilmu. hanya alllah yang tau balasannya. thanks
Balas

15. Jelaskn lebih detail perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan.., on 1 Desember 2009 at 6:58 pm said:

Yahoo
Balas

16. donie, on 6 Desember 2009 at 8:44 pm said:

ok muanteb banget..
Balas

17. yhayank aiiud, on 21 Februari 2010 at 8:29 am said:

mikum pak aku pengen gabung .. gmna caranya..terus aku mu dikirim tentang pelajaran ilmu ilmu ini ke email aku ea..cz aku mu belajar..he..
Balas

18.

iik, on 7 Mei 2010 at 4:32 pm said:

mas mau tanya tentang permasalan lingkungan diliat dari biogeokimia


Balas

19. nery, on 10 Maret 2011 at 2:14 pm said:

Bagus bgt..
Balas

20. mpit, on 18 September 2011 at 9:55 pm said:

pengen bisa ipa! Pak, ajarin aku donk? Biar tambah pinter:p
Balas Tinggalkan Balasan
guest

Enter your comment here...

Guest Masuk Masuk Masuk

Email (Belum diterbitkan)

Nama

Situs web

Please log in to WordPress.com to post a comment to your blog.

You are commenting using your Twitter account. (Keluar)

You are commenting using your Facebook account. (Keluar) Connecting to %s Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.
Kirim Komentar
209 0

1316407962

Translate Blog

Tampilan Blog dalam Bahasa:


1. English 2. Jepang 3. Arab 4. Jerman 5. Mandarin 6. India

Mendengar Tilawatul Quran sambil Ngenet Belajar Alquran ONLINE (terjemahan, dan bacaan) KLIK DI SINI

ANDA INGIN MENJELAJAH SELURUH ISI MATERI BLOG INI SILAKAN KLIK DISINI ATAU SILAKAN KLIK PADA GAMBAR DI BAWAH INI

Kampanyekan Sekolah Sehat

Ambil Logo KBM Menyenangkan

Tulisan Terbaru
o o o o o

Download buku Pengantar Filsafat Tindak Pidana Perkosaan Tentang Putusan Hakim Proses Pemeriksaan Tindak Pidana di Pengadilan Saksi, Korban dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

JIKA Anda Alumni dari salah satu sekolah di bawah ini 1. SDN 1 Tiron, Banyakan, Kediri alumni 1976 2. MTsN Mrican, Kediri alumni 1979 3. SPGN Kediri Alumni 1983 4. IKIP SBY di Kediri Alumni 1984 5. UT di Nunukan Alumni 1998 6. Pasca UNY Alumni 2003 7. Peserta Diklat CAKEP III di Surabaya 2001 Tolong KONTAK KAMI melalui weblog ini, bergabung jalin silatur rahim saling berbagi

Punya web/blog bisa dapat duit kayak ADSENSE Punya web/blog bisa dapat duit kayak ADSENSE

Spam Tertangkap
9.672 spam comments blocked by Akismet

Kampanyekan anti narkoba ambil logo berikut tempatkan di blog anda

Ambil Kode logo

Pakde Sofa is a fan of

Ka'aba - The House of Allah

CARI ILMU VIA Foto di face book 1. Perbatasan Malaysia Indonesia di Krayan 2. Perbatasan Malaysia Indonesia di Sebatik Kab Nunukan 3. My Family 4. Gua Selomangleng 5. Video pembuatan garam dg cara merebus air sumur

Tulisan Teratas
o o o o o

Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Tanah dan Rumah Contoh Judul Skripsi dan Tesis Pendidikan Pengertian Etika, Moral dan Etiket Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

LIVEJOURNAL HERE

Terima Kasih Kunjungan Anda

Berlangganan Gratis
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel. Join 83 other followers

subscribe

2323467

http://massofa.w

w idget

5de6234be3

/2008/02/03/ruan

Daftar!

Blog pada WordPress.com. Theme: Digg 3 Column by WP Designer.

MENGIDENTIFIKASI METODE PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

OLEH

NAMA : PETRONELA BERNADETA RIKA NIM : 2009610978 / B SEMESTER: VI

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS FLORES

BAB I. PENDAHUALUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Tujuan pratikum

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi berbagai metode pengendalian terhadap organisme pengganggu tanamanyang dilakukan oleh petani

2. Mahasiswa dapat menentukan metode terbaik dalam melakukan pengendalian terhadap organism
pengganggu tanaman.

BAB II. METODE KERJA

2.1. Waktu dan Tempat Pratikum

Kegiatan praktikun identifikasi metode pengendalian organism pengganggu tanaman dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2011 bertempat dilokasi Puudhombo, budidaya tanaman Kakao milik petani

2.2.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah metode wawancara.

Di mana setiap mahasiswa mewawancarai seorang petani dengan jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tanaman Kakao

2.3.Proses Kerja

MEKANISME TUMBUHAN MEMPERTAHANANKAN DIRI DARI SERANGAN PENYAKIT

Dalam pertumbuhannya, tumbuhan seringkali mengalami gangguan dari berbagai patogen penyebab penyakit baik dari kelompok jamur, bakteri, virus, nematoda, dan mikoplasma. Secara umum tumbuhan dapat bertahan dari serangan patogen tersebut dengan kombinasi sifat pertahanan diri yang dimilikinya, yaitu: 1. sifat-sifat struktural yang berfungsi sebagai penghalang fisik dan menghambat patogen yang akan masuk dan berkembang di dalam tumbuhan, dan 2. reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel dan jaringan tumbuhan yang menghasilkan zat beracun bagi patogen atau menciptakan kondisi yang menghambat pertumbuhan patogen pada tumbuhan tersebut. Kombinasi antara sifat struktural dan reaksi biokimia yang digunakan untuk pertahanan bagi tumbuhan berbeda antara setiap sistem kombinasi inang patogen. PERTAHANAN STRUKTURAL Struktur Pertahanan sebelum ada Serangan Patogen Garis pertama pertahanan tumbuhan terhadap patogen adalah permukaan tanaman, patogen mempenetrasi permukaan tanaman supaya dapat menyebabkan infeksi. Pertahanan struktural terdapat pada tumbuhan bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan. Struktur-struktur tersebut meliputi jumlah dan kualitas lilin dan kutikula yang menutupi sel epidermis, ukuran, letak dan bentuk stomata dan lentisel, dan jaringan dinding sel yang tebal yang menghambat gerak maju patogen. Lilin pada permukaan daun dan buah membentuk permukaan yang dapat mencegah terbentuknya lapisan air (water-reppelent) sehingga patogen tidak dapat berkecambah atau memperbanyak diri. Selain itu terdapatnya bulu-bulu halus dan tebal pada permukaan tumbuhan mungkin juga mempunyai pengaruh yang sama dengan efek penolak air sehingga dapat menurunkan tingkat infeksi. Kutikula yang tebal dapat meningkatkan ketahanan tumbuhan terhadap infeksi patogen yang masuk ke tumbuhan inang hanya melalui penetrasi secara langsung. Akan tetapi ketebalan kutikula tidak selalu behubungan dengan ketahanan tanaman karena ada beberapa varietas tanaman yang memiliki lapisan kutikula tebal tetapi mudah terserang oleh patogen. Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis nampaknya merupakan faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen-patogen tertentu. Sel-sel epidermis yang berdinding kuat dan tebal akan membuat penetrasi secara langsung mengalami kesulitan atau bahkan tidak mungkin dilakukan sama sekali oleh jamur pat Struktur Pertahanan yang dibentuk sebagai Tanggapan terhadap Infeksi Patogen

Meski pada tumbuhan terdapat pertahanan guna mencegah terjadinya serangan patogen penyebab penyakit akan tetapi infeksi masih saja bisa terjadi. Maka dari itu setelah patogen dapat mempenetrasi pertahanan struktural yang ada pada tumbuhan, tumbuhan akan mampu membentuk struktur yang berfungsi untuk bertahan dari serangan patogen tersebut. Beberapa jenis pertahanan struktural yang terbentuk melibatkan jaringan disekitar jaringan tanaman yang terserang (bagian dalam tumbuhan) yang biasa disebut struktur pertahanan jaringan (histologycal defense structure), yang melibatkan dinding sel yang terserang disebut struktur pertahanan sel (cellular defense structure), dan yang melibatkan sitoplasma sel yang terserang prosesnya dinamakan reaksi pertahanan sitoplasma (cytoplasmic defense reaction). Dengan demikian adanya kematian sel yang terserang oleh patogen dapat melindungi tumbuhan dari serangan selanjutnya oleh patogen tersebut. Hal demikian biasa disebut nekrotik atau reaksi pertahanan hipersensitif (hypersensitive defense reaction). v Struktur Pertahanan Jaringan Pembentukan Lapisan Gabus (Cork Layer. Infeksi inang oleh patogen penyebab penyakit sering menyebabkan tumbuhan membentuk beberapa lapisan yang terdiri dari sel-sel gabus di depan titik infeksi sebagai akibat rangsangan terhadap sel-sel inang oleh zat yang disekresikan patogen. Lapisan gabus menghambat serangan patogen dari awal luka dan juga menghambat penyebaran zat beracun yang mungkin disekresikan patogen. Lapisan gabus menghentikan hara dan air dari bagian yang sehat ke bagian terinfeksi dan memisahkan patogen dari tempat hidupnya. Jaringan yang mati termasuk patogennya selanjutnya dibatasi oleh lapisan gabus dan patogen tetap berada pada tempat yang membentuk nekrosis atau ditekan keluar oleh jaringan sehat dibawahnya dan membentuk kudis yang mungkin mengelupas sehingga memisahkan patogen dari inangnya. Pembentukan Lapisan Absisi (abscission layers). Lapisan absisi terbentuk pada daun muda yang aktif setelah infeksi oleh patogen. Lapisan absisi terdiri dari celah antara dua lapisan sirkuler sel daun yang mengelilingi lokus infeksi. Pada infeksi lamela tengah antara dua lapisan sel tersebut menjadi larut dari keseluruhan ketebalan daun sehingga memotong areal pusat infeksi dari bagian sisa daun. Secara bertingkat bagian tersebut mengerut/layu, mati dan mengelupas, dan patogen ikut terbawa pada bagian tersebut. Pembentukan Tilosa. Tilosa terbentuk di dalam pembuluh kayu pada tumbuhan dalam keadaan stres dan selama penyerangan oleh jenis patogen vaskular. Tilosa adalah protoplasma yang tumbuh melebihi normal dari sel-sel parenkim yang menonjol dari pembuluh kayu melalui lubang-lubang. Bisa saja tilosa terbentuk sangat banyak dan cepat di depan patogen sehingga mampu menghambat perkembangan patogen selanjutnya. Pengendapan getah atau blendok (gums). Berbagai jenis getah dapat dihasilkan oleh tumbuhan disekitar luka oleh infeksi patogen. Dengan adanya getah tersebut terbentuk penghalang yang

tidak dapat dipenetrasi oleh patogen sehingga patogen menjadi terisolasi dan tidak bisa memperoleh nutrisi dan lama kelamaan akan mati. v Struktur Pertahanan Seluler Melibatkan perubahan morfologi di dalam dinding sel atau perubahann yang berasal dari dinding sel yang diserang oleh patogen. Namun mekanisme pertahanan ini memiliki kemampuan yang terbatas. Ada tiga jenis utama struktur pertahanan seluler yaitu; (1) terjadi pembengkakan pada lapisan terluar dinding sel yang disertai dengan zat berserat (amorphous) yang dapat mencegah bakteri memperbanyak diri. (2) dinding sel yang menebal sebagai respon terhadap beberapa jenis virus dan jamur patogen. (3) kalosa palpila yang terdeposit pada sisi bagian dalam dinding sel sebagai respon terhadap serangan jamur patogen. v Reaksi Pertahanan Sitoplasmik Pada beberapa jenis sel yang terserang oleh jamur patogen sitoplasma dan intinya membesar. Sitoplasma menjadi granular dan keras dan muncul berbagai partikel atau berbagai bentuk didalamnya akhirnya miselium patogen terurai dan infeksi berhenti. v Reaksi Pertahanan Nekrotik: Pertahanan melalui Hipersensitivitas Pada proses infeksi patogen, patogen mempenetrasi dinding sel, setelah patogen berkontak dengan protoplasma sel inti bergerak kearah serangan patogen dan segera terdisintegrasi/pecah dan berbentuk bulat berwarna coklat di dalam sitoplasma. Pertama-tama keadaan tersebut mengelilingi patogen patogen dan kemudian keseluruhan sitoplasma. Pada saat sitoplasma berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati hifa yang menyerang mulai mengalami degenerasi. Hifa tidak dapat tumbuh ke luar sel yang terserang dan serangan selanjutnya akan terhenti. Jaringan yang mengalami nekrotik akan mengisolasi parasit obligat dari substasnsi hidup disekitarnya sehingga dapat menyebabkan patogen mati. PERTAHANAN METABOLIK (BIOKIMIA) Ketahanan tumbuhan terhadap serangan patogen tidak hanya bergantung pada penghalang struktural saja, pada beberapa jenis tumbuhan terdapat zat yang dihasilkan oleh sel sebelum atau sesudah terjadi infeksi. Terbukti dengan adanya jenis tumbuhan yang tidak terdapat sistem pertahanan struktural namun tidak terdapat infeksi dari patogen penyebab penyakit. Pertahanan Kimia Sebelum ada Serangan Patogen Inhibitor yang Dilepaskan oleh Tumbuhan ke Lingkungannya

Tumbuhan mengeluarkan berbagai zat baik dari bagian tumbuhan di atas tanah maupun melalui permukaan akarnya. Beberapa zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan memiliki daya hambat terhadap patogen-patogen tertentu. Pertahanan dengan Tidak Terdapatnya Faktor-faktor Esensial Tidak ada Pengenalan antara Inang dan Patogen. Spesies atau varietas tumbuhan tertentu mungkin tidak dapat diinfeksi oleh patogen jika permukaan selnya tidak mempunyai faktor pengenal-spesifik (specific recognition factor) yang dapat dikenali oleh patogen. Jika patogen tidak mengenal tumbuhan sebagai salah satu tumbuhan inangnya, maka patogen mungkin tidak jadi menyerang tumbuhan tersebut atau mungkin patogen tidak menghasilkan zat-zat infeksi. Kekurangan Reseptor dan Bagian yang Sensitif Inang terhadap Toksin. Pada kombinasi inang patogen, patogen biasanya menghasilkan toksik spesifik inang, toksik tersebut bertanggung jawab terhadap gejala yang akan dihasilkan dan bereaksi terhadap dengan bagian sensitif atau bagian reseptor tertentu di dalam sel. Hanya tumbuhan yang mempunyai reseptor atau bagian sensitif yang menjadi sakit. Tidak ada Hara-hara Esensial bagi Patogen. Varietas tumbuhan karena beberapa sebab manghasilkan suatu zat esensial untuk bertahan hidup bagi parasit obligat sehingga varietas tersebut tahan terhadap serangan patogen. Inhibitor yang Terdapat dalam Sel Tumbuhan Sebelum Infeksi. Beberapa senyawa fenolik dan tanin terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam sel daun atau buah yang masih mudadan diperkirakan bertanggung jawab dalam ketahanan jaringan yang masih muda tersebut terhadap mikroorganisme patogenik. Ketahanan Metabolik yang Disebabkan oleh Serangan Patogen Inhibitor Biokimia yang Dihasilkan Tumbuhan Dalam Responnya terhadap Kerusakan Patogen. Sel dan jaringan tumbuhan bereaksi terhadap kerusakan, baik yang disebabkan oleh patogen atau agensia mekanik dan kimia, melalui serangkaian reaksi biokimia yang ditujukan untuk mengisolasi gangguan dan menyembuhkan luka. Reaksi tersebut sering berhubungan dengan reaksi fungitoksis di sekeliling tempat pelukaan sepertihalnya pembentukan lapisan jaringan perlindungan seperti kalus dan gabus. Pertahanan melalui peningkatan kadar senyawa fenolik. Senyawa fenolik terdapat pada tumbuhan sehat maupun sakit. Peningkatan kadar senyawa fenolik seringkali terjadi lebih cepat setelah terjadi infeksi pada varietas tahan. Senyawa fenolik yang terdapat pada tumbuhan tidak sehat tetapi dihasilkan setelah terjadi infeksi ialah fitoaleksin. Fitoaleksin dihasilkan oleh sel sehat yang berdekatan dengan sel-sel rusak dan nekrotik untuk mencegah patogen berkembang.

Pertahanan melalui Pembentukan Substrat yang Menolak Enzim Patogen. Ketahanan tumbuhan terhadap beberapa jenis patogen ialah akibat dari adanya senyawa-senyawa yang tidak mudah diuraikan oleh enzim-enzim patogen. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bentuk komplek antara pektin, protein dan kation polivalen seperti kalsium atau magnesium. Senyawasenyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan patogen sehingga mengakibatkan luka yang terbatas. Pertahanan Melalui Inaktivasi Enzim Patogen. Beberapa jenis senyawa fenolik dan hasil oksidasinya dapat menghasilkan ketahahnan terhadap penyakit melalui reaksi penghambatan enzim pektolitik dan enzim patogen yang lain. Pertahanan melalui Pelepasan Sianida Fungitoksis dari Kompleks Non-Toksis. Beberapa jenis tumbuhan sianogenik glikosida atau ester sianogenik yang bersifat tidak beracun di dalam sel selama senyawa tersebut terpisah dari enzim-enzim hidrolitik tertentu. Akan tetapi apabila sel tersebut dirusak secara fisik sehingga membrannya terganggu dan kandungan selnya bercampur, maka enzim hidrolitik bercampur dengan kompleks sianogenik dan dapat menghasilkan senyawa toksin sianida yang beracun bagi sebagian besar organisme dan mikroorganisme. Sumber: George N Agrios. Department of Plant Pathology, University of Florida.

Patogen, gejala pada tanaman, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen

Salah satu patogen yang menimbulkan penyakit dengan kerugian yang besar adalah Phytophthora sp. Lebih dari 66% dari semua penyakit akar dan lebih dari 90% penyakit busuk pangkal batang pada tanaman berkayu disebabkan oleh Phytophthora sp. Berdasarkan beberapa literatur jenis Phytophthora yang biasa menyerang pada tanaman jeruk di banyak negara antara lain P. hibernalis, P. boehmeriae, P. cactorum, P. cinnamomi, P. citricola, P. citrophthora, P. drechsleri, P. megasperma, P. palmivora, P. parasitica (P. nicotianae), P. capsici, dan P. arecae, Sedangkan yang menyerang tanaman anggur adalah P. citricola, tanaman strawberry adalah jenis P. fragariae, dan tanaman apel adalah P. cactorum, P. drechsleri, P. cryptogea, P. citricola, P. cambivora, dan P. arecae. Ciri-ciri morfologi patogen Phytophthora berasal dari bahasa Yunani, phyto yang berarti tanaman dan phthora yang artinya merusak, jamur ini disebut juga jamur air karena selain di tanah dan daerah daun sebagian besar siklus hidupnya dapat terjadi di air (Erwin dan Ribeiro, 1996). Phytophthora yang ditumbuhkan pada media biakan atau jaringan tanaman dalam keadaan lembab, umumnya tidak berpigmen, dan apabila dilihat di bawah mikroskop, miseliumnya berwarna hyalin. Miselium bercabang dan memiliki struktur seperti tabung. Pertumbuhan umumnya terjadi pada ujung hifa (Erwin dan Ribeiro, 1996). Spesies Phytophthora sp. menghasilkan spora aseksual pada kondisi lingkungan yang mendukung (suhu dan kelembaban optimum). Spora aseksual disebut sporangium. Sporangia dibentuk pada sporangiofor. Ukuran dan bentuk sporangia bermacam-macam (ovoid, obovoid, ellipsoid, limoniform (seperti lemon) dan pyriform (seperti buah pir). Sporangium berkecambah dan akar membentuk tabung kecambah apabila kontak dengan tanaman (Erwin dan Ribeiro, 1996). Zoospora merupakan spora seksual yang dihasilkan melalui peleburan gamet jantan

(oogonium) dan betina (antheredium). Zoospora dapat menyebar melalui percikan air dan aliran air dipermukaan tanah. Spora ini memiliki flagel yang dapat membantu pergerakannya mendekati inang (Erwin dan Ribeiro, 1996) Jamur ini dapat bertahan dalam tanah dan mengadakan infeksinya terutama melalui tanah dan disini dapat membentuk sporangium dan spora kembara. Jamur terutama dipencarkan oleh air hujan dan air pengairan yang mengalir di atas permukaan tanah. Infeksi ke pangkal batang dibantu oleh adanya luka, misalnya yang disebabkan oleh alat-alat pertanian. Di dalam kebun P. cactorum dapat terbawa oleh aliran air bersama-sama dengan tanah. Selain itu jamur dapat terangkut jauh karena terbawa oleh bibit (okulasi) dan tanah yang menyertai bibit ini (Semangun, 2000).

Gejala infeksi pada tanaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 4

Gambar 5

Gejalanya pada kulit pangkal batang terdapat bagian yang membusuk dan berbatas jelas. Bagian yang membusuk sering mengeluarkan cairan yang berwarna kecoklatan, sehingga penyakit sering disebut sebagai penyakit kecap (Gambar 1 dan 2). Pembusukan dapat meluas ke bawah dan terjadi pembusukan akar (Gambar 3) tetapi dapat juga kesamping sehingga pangkal batang digelang dan tanaman mati. Kadang-kadang bagian yang sakit tidak meluas, kulit yang busuk menjadi kering dan lepas, sehingga terjadi kanker atau luka terbuka yang dibatasi oleh jaringan kalus (Semangun, 2000). Tanaman tahunan dan kecambah yang terserang kemungkinan akan mati dalam beberapa hari, minggu atau bulan, sedangkan pada tanaman tua proses kematian dapat berlangsung lambat atau cepat, tergantung pada populasi jamur di dalam tanah dan kondisi lingkungan. Gejala yang terlihat pada tanaman tua adalah berkurangnya jumlah daun, daun menguning dan dieback pada ranting dan cabang. Semua tanaman yang diserang oleh Phytophthora menunjukkan kematian akar-akar yang kecil dan adanya nekrotik berupa lesio berwarna coklat pada akar-akar yang tua (besar) (Gambar 4). Pada tanaman muda atau tanaman tua yang sukulen, sistem perakaran menjadi hancur, diikuti oleh kematian tanaman (Agrios, 1997).

MUSUH ALAMI DARI HAMA PENGEREK BATANG PADI 1. Parasit Telur Telenomus
Parasit telur Telenomus (Telenomus rowani;Hymenoptera;Scelionidae) merupakan parsit kecil berwarna hitam yang memparasiti telur-telur pengerek batang padi tabuhan telenomus mencari ngegat betina pengerek batang yang telah siap bertelur dan kemudian hinggap di ujung perut ngegat dewasa, dekat dengan ovipositor (alat untuk meletakkan telur). Ketika ngegat mulai bertelur, tabuhan ini segera menitipkan telurnya dengan menyuntikkan kedalam telur-telur yang baru keluar dari ngegat-ngengat dewasa. Setelah 10-14 hari, yang keluar dari kelompok telur tersebut bukan ulat pengerek batang padi namun yang keluar tersebut adalah tabuhan telenomus baru yang siap mengamankan sawah dari serangan pengerek batang padi. Tingkat parasitasi tabuhan telenomus dilapangan adalah antara 36%-90%. 2. Parasit Trichogramma Parasit Trichogramma (Trichogramma japonicum; Hymenoptera; Trichogrammitidae) ini berwarna hitam, lebih kecil dari semut. Hama ini sering muncul dari kelompok telur pengerek batang. Parasit ini meletakkan telur dengan menyuntikkan ovipositornya diantara bulu-bulu halus yang menutup telur. Telur parasit diletakkan satu per satu pada tiap telur pengerek batang. Tingkat parsitasi dilapangan berkisar antara 40%. 3. Jangkrik Ekor Pedang Jangkrik ekor pedang (Metioche vittaticollis atau Anaxpha longipennis; Orthroptera: Gryllidae) merupakan jangkrik pemangsa. Jangkrik ini disebut jangkrik ekor pedang karena memiliki ekor seperti pedang. Ciri lain dari jangkrik ekor pedang adalah sungutnya yang panjang sehingga dibeberapa tempat jangkrik ini juga disebut jangkrik sungut panjang.bukan hanya jangkrik dewasa, jangkrik ekor pedang muda pun merupakan pemangsa kelompok telur pengerek batang padi yang rakus.

Resep Kue Bolu Singkong | gudang resep masakan May 7, 2010

Resep Kue Bolu Singkong Cara Membuat Kue Bolu Singkong Bahan : 3 buah singkong sedang 4 butir telur ayam 1 mangkok gula pasir 7 1/2 santan kental panili dan garam secukupnya.Cara Membuat : Singkong yang sudah dikupas siparut kira-kira Cara Membuat. Panaskan oven 350 F; Campur 4 bahan pertama, aduk rata dengan kawat kocokan (whisk), sisihkan; Aduk rata dengan kawat kocokan, kuning telur, minyak goreng serta jus jeruk, sisihkan; Kocok dengan mixer kecepatan tinggi, Resep Kue Bolu Gulung Keju Cara Membuat Kue Bolu Gulung Keju Bahan : 12 butir kuning telur 4 butir putih telur 150 gr gula pasir 80 gr tepung terigu, 20 gr tepung maizena, 25 gr susu bubuk, dicampur menjadi satu sampai rata. African Gateau. Modifikasi. Bolu. Bahan: 5 butir telur; 100 gram gula pasir; 100 gram margarine; 100 gram coklat masak, potong kecil-kecil; 150 gram tepung terigu; Margarine untuk olesan; 2 sdm bubuk kayu manis. Cara membuat: Oia maaf lupa bilang pada vla di kue ini saya lupa menambahkan telur pada vlanya. tetapi resep yang biasa saya gunakan memang seperti yang di atas. Dasar pelupa Tidak ada perubahan yang signifikan hanya saja jika ditambahkan telur vlanya Cara Membuat Resep Kue Bolu Kukus Jumbo: 1. Telur, gula, starkies, susu, terigu, vanili dikocok hingga mengembang 2. Bagi tiga, satu bagian beri cokelat pasta sebagian lagi beri pandan pasta dan sisanya biarkan putih. RESEP KUE BOLU PANGGANG. Bahan: 2 butir telur. 100 gram gula pasir. sdt soda kue.

sdt vanili. 100 gram tepung terigu. 2 sdm mentega, cairkan. Cara Membuat Resep Kue Bolu Panggang : 1. Kocok telur,gula,vanili sampai kental. Cara membuat: kocok telur , gula pasir, garam dan SP hingga mengembang. masukkan tepung ketan hitam secara bertahap sambil diaduk rata. masukkan minyak sayur dan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan hingga rata, Bagi ibu ibu yang suka membuat kue lapis, saya kali ini memasukan resep cara membuat KUE BOLU LAPIS LEGUT. Semoga Resep ini bisa bermanfaat. Bahan: 16 butir telur, 16 kuningnya, dan 4 putihnya 125 gr gula pasir

Anda mungkin juga menyukai