Anda di halaman 1dari 6

Senin, 16 Maret 2009

Serbuk Air Kelapa

Berat air kelapa sekitar 25% dari berat buah per butir (rata-rata 300 ml per butir), buah
kelapa muda hanya berdaya simpan 2-3 hari, Pengolahan serbuk minuman kelapa dari
campuran air kelapa matang/air kelapa dan daging kelapa muda, merupakan salah satu
cara yang dapat ditempuh dalam upaya lebih memanfaatkan air kelapa matang dan
menambah ragam produk dari buah kelapa muda. Sekaligus memperpanjang masa
simpan produk dan juga lebih banyak konsumen yang dapat menikmati produk olahan
dari kelapa. Teknologi pengolahan minuman serbuk kelapa ini setelah diformulasi antara
air kelapa dan daging kelapa muda yang sudah dalam bentuk cairan kental yang
homogen, langsung di spray drying. Proses pengolahannya mirip dengan cara
pengolahan santan instan yang sudah dikomersialkan. Disamping itu karena air kelapa
memiliki komposisi gizi yang cukup baik, antara lain mineral kalium (K) yang tinggi dan
daging buah kelapa yang memiliki serat pangan yang baik, maka diharapkan fungsi
produk ini sebagai minuman kesehatan, dapat sejajar dengan produk-produk komersial
yang banyak beredar di Indonesia. Asam amino arginin, alainin, systein dan serin pada
air kelapa kandungannya lebih tinggi dibanding yang terdapat pada susu sapi.

Jika air kelapa dikombinasi dengan daging kelapa muda, tentu akan memberikan nilai
gizi yang lebih baik, karena daging kelapa muda mengandung karbohidrat 6,30%, lemak
1,40%, mineral 0,60% (BANZON et al., 1990). Selanjutnya dilaporkan bahwa daging
kelapa muda (KHINA-1) selain mengandung lemak, protein, abu (mineral) dan
karbohidrat, juga mengandung 15 jenis asam amino, 10 di antaranya termasuk asam
amino esensial, yaitu threonin (THR), tirosin (TYE), methionin (MET), valin (VAL),
fenilalamin (PHE), ileusin (ILE), leusin (LEU), lisin (LYS), histidin (HIS) dan arginin (ARG)

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/jurnal/Jurnal
%202007/Artikel%2013_2_6-BARLINA%20RINDENGAN.pdf
0 komentar
Label: coconut

Air Kelapa

Air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung
gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen). Karena
komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku
produk pangan
Fakta dari air kelapa adalah sebagai berikut :

 Air kelapa lebih bergizi dibandingkan susu whole milk – karena sedikit lemak (fat) dan
tidak mengandung kolesterol
 Air kelapa lebih sehat dibandingkan dengan Jus jeruk (orange juice) – lebih sedikit
mengandung kalori.
 Air kelapa lebih baik dibandingkan dengan susu bayi kalengan – karena air kelapa
masih mengandung asam laurat sebagai mana dijumpai didalam air susu ibu.
 Air kelapa secara alami steril – air kelapa masuk ke dalam tempurung kelapa melalui
membrane filter permeable.
• Air kelapa adalah sumber donor universal – karena air kelapa identik atau sama
dengan plasma darah manusia.
 Air kelapa adalah minuman isotonic alami – karena kadarnya sama dengan kadar
kandungan dalam darah kita.

1a coco-softdrink
Air kelapa yang berasal dari buah kelapa yang berumur lebih dari 7 bulan biasanya
memiliki rasa yang istimewa. Rasa manisnya cukup dan didukung oleh flavor kelapa
yang khas. Selain itu air kelapa ini mengandung berbagi zat makanan (nutrient) yang
penting, antara lain: nitrogen, phosphor, kalium, magnesium, chlor, gula, asam
askorbat, lemak, karbohidrat dan mineral lain. Berbeda dengan air kelapa muda, yang
tua sudah kehilangan rasa manis - dan seringkali berasa asin, meskipun flavor
kelapanya masih cukup kuat. Di sinilah letak tantangannya, bagaimana memperbaiki
citarasa air kelapa tua untuk menyamai citarasa yang muda.

Untuk mencapai cita rasa yang diharapkan, ternyata yang harus dilakukan tidak hanya
penambahan gula, melainkan juga harus dilakukan "pengaturan" derajad keasaman (pH)
sebesar 4,2 dan total padatan terlarut sebesar 10-12%, serta kandungan natrium sitrat
sebesar 0.1 -0.15%. Proses pengolahan untuk mencapai kondisi di atas dilakukan dalam
beberapa tahapan. Yang pertama air kelapa segar disaring dan kemudian dipasteurisasi.
Selanjutnya dilakukan penyesuaian total padatan terlarut dan pH dengan penambahan
gula dan asam - serta bahan pengawet. Larutan ini kemudian disentrifugasi
(dipusingkan) dan dipasteurisasi sekali lagi. Akhirnya produk tersebut dapat dikemas
dalam karton atau botol. Produk ini juga dapat dikarbonasi (gas CO2).

Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan kotoran yang tercampur dalam air kelapa,
misalnya serpihan sabut kelapa, rambut pekerja dll. Pateurisasi akan mematikan jasad
renik yang dapat melakukan fermentasi dan menggumpalkan beberapa senyawa yang
ada di dalam air kelapa. Akhirnya, sentrifugasi diperlukan untuk menjernihkan cairan ini.
Jika pasteurisasi dilakukan dengan baik maka produk ini akan dapat bertahan selama 6
bulan atau lebih dalam penyimpanan suhu kamar (28-32oC).

1b. Proses produksi minuman isotonik alami air kelapa muda


Potensi air kelapa sebagai minuman isotonik (minuman olahraga) ini menarik perhatian
para ahli. Disadari bahwa cita rasa dan kesegaran khas air kelapa muda merupakan
potensi dan daya tarik kuat bagi industri untuk mengembangkannya menjadi produk
minuman komersial. Namun, disadari pula bahwa sekali dibuka dan dikeluarkan dari
tempurung kelapanya, air kelapa mudah sekali mengalami perubahan cita rasa dan
sekaligus penurunan nilai gizinya.

Usaha pengawetannya sudah sering dilakukan. Namun demikian, upaya pengawetan ini
sulit dilakukan karena air kelapa muda sangat sensitif terhadap panas. Proses
pengawetan dengan teknik sterilisasi modern-teknik pemanasan Ultra High
Temperature-juga pernah dilakukan. Teknologi ini mampu memberikan daya awet yang
diinginkan, namun nilai gizi dan flavor, cita rasa dan aroma khas air kelapa muda
mengalami perubahan yang sangat signifikan. Karena itulah, air kelapa muda yang awet
dalam kemasan masih sangat terbatas dijumpai di pasaran.

Masalah ini rupanya juga menjadi pehatian dari Badan Pertanian Dunia, FAO. Untuk itu,
FAO telah mengembangan dan sekaligus mengajukan paten pada teknologi proses
produksi minuman energi dari air kelapa tanpa menyebabkan perubahan cita rasa air
kelapa yang segar dan khas itu. Dan, pada tanggal 15/09/2000, FAO memperoleh paten
dari Pemerintah Inggris mengenai proses produksi air kelapa muda sebagai minuman
energi ini. FAO juga telah mengajukan paten yang sama kepada Pemerintah Kanada dan
Jepang. Hal ini menarik, mengingat paten ini merupakan paten pertama yang diberikan
kepada bukan perorangan, melainkan kepada badan seperti FAO. Dalam siaran persnya
(press release 00/51), FAO menyatakan bahwa air kelapa muda bisa dipasarkan sebagai
minuman energi alami

Teknologi mikrofiltrasi
Menurut FAO, jawaban atas permasalahan di atas terletak teknologi mikrofiltrasi. Pada
dasarnya, teknologi mikrofiltrasi ini diaplikasikan pada proses pengolahan air kelapa
muda sebagai suatu proses sterilisasi dingin (cold sterilization) sehingga mampu
mempertahankan karakteristik khasnya; termasuk nilai gizi dan cita rasanya. Teknologi
mikrofiltrasi sesungguhnya bukan teknologi baru. Namun, untuk pengembangan
aplikasinya tujuan khusus sterilisasi air kelapa memang merupakan sesuatu yang baru
sehingga bisa dipatenkan. Teknologi proses sterilisasi air kelapa dengan menggunakan
mikrofiltrasi ini dikembangkan oleh tim ahli dari FAO di bawah koordinasi Dr Morton
Satin, yang juga sebagai Chief of FAO's Agricultural Industries and Post-harvest
Management Service.

Pada prinsipnya; teknologi ini bekerja dengan melalukan air kelapa muda melalui suatu
filter yang terbuat dari porselin ataupun gel poliakrilik. Dengan karakteristik filter yang
tepat, filter akan mampu menahan semua mikro-organisme dan sporanya dan
melakukan permeate air kelapa muda yang steril. Karena tidak menggunakan panas
(suhu tinggi) maka air kelapa steril yang dihasilkan tetap mempunyai karakteristik
aroma dan cita rasa yang tetap segar. Itulah keunggulan dari sistem sterilisasi dingin
(cold sterilization) diberikan oleh teknik mikro-filtrasi.

Kajian Pemanfaatan Air Kelapa Menjadi Minuman Ringan Beraroma Nenas 

Sumber :
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0207/11/iptek/airk28.htm
Seri Iptek Pangan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi & Kemanan Pangan, Jurusan
Teknologi Pangan - Unika Soegijapranata, Semarang
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1017328

Filter air teknologi terbaik, Filter air berkualitas dapat mengubah air kotor manjadi air bersih . Air
yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan
bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang
tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang
tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara
langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah
atau air sumur menggunakan filter air sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi
syarat kesehatan.

Tujuan teknologi pengolahan menggunakan filter air ini adalah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat, khususnya masyarakat yang masih menggunakan air tanah atau air sumur sebagai
sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan sasarannya adalah menyebar luaskan paket teknologi
pengolahan air sumur siap minum kepada masyarakat yang memerlukan.

Unit alat filter air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air sumur atau air tanah sehingga
langsung dapat diminum tanpa proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk
keperluan Hotel, Perkantoran, Asrama, Pesantren, Pemukiman padat penduduk, Dll

Filter Air Karbon Aktif

Karbon aktif dengan media karbon aktif yang berbahan dasar coconut shell merupakan proses filtrasi
yang berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan organik, desinfeksi, serta menghilangkan bau dan
rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa organik. Selain untuk menyisihkan senyawa-senyawa
organik, karbon aktif juga dapat digunakan untuk menyisihkan partikel-partikel terlarut.

Prinsip pengolahan filter air karbon aktif adalah mengadsorbsi bahan-bahan pencemar


menggunakan media karbon. Proses adsorbsi yang berlangsung dalam karbon aktif tergantung pada
luas permukaan media yang digunakan dan berhubungan dengan luas total pori-pori yang terdapat
dalam media. Untuk mengefektifkan proses adsorbsi, diperlukan waktu kontak yang cukup antara
permukaan media dengan air yang diolah sehingga zat-zat pencemar dapat dihilangkan secara
efisien. Jika waktu kontak tidak mencukupi, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah menaikan luas
permukaan media menggunakan media dengan ukuran yang lebih kecil. Zat-zat dalam air yang
teradsorbsi biasanya berupa senyawa organik (menyebabkan bau dan rasa yang tidak
diinginkan), trihalometane, serta Volatile Organic coumpunds (VOCs).

Dalam instalasi pengolahan air minum, penyaringan menggunakan karbon aktif dilakukan sebelum
proses ozonisasi karena secara umum unit pengolahan karbon aktif tidak dapat menyisihkan
mikroorganisme patogen seperti virus dan bakteri. Selain itu, karbon aktif juga tidak efektif dalam
menyisihkan kalsium (Ca) dan magnesium (Mn) yang menimbulkan kesadahan pada air, flour dan
nitrat. Jika ingin formula atau komposisi media filter yang baik maka anda dapat menambahkannya
dengan media filter PureTAG Super.
Media yang digunakan dalam unit pengolahan karbon aktif dapat berupa arang kayu, batok kelapa
dan batubara. Media yang sering digunakan dalam unit karbon aktif adalah coconut shell atau
batubara yang telah diproses melalui proses pembakaran dengan temperatur sedang dalam kondisi
anaerob sehingga diharapkan batok kelapa/batubara tidak terbakar tetapi mengalami perubahan
menjadi material karbon yang berpori-pori (porous). Batubara/Coconut Shell yang dihasilkan dari
proses ini diaktifkan melalui proses pemanasan dengan uap air dan udara pada temperatur 1500 oF.
Proses aktifasi ini akan mengoksidasi permukaan dan pori-pori media.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain unit pengolahan karbon aktif ini adalah debit
pengolahan dan headloss yang tersedia, senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam air baku,
media yang digunakan, ukuran media karbon aktif, kecepatan filtrasi, waktu kontak, dan waktu
pembersihan media karbon aktif.

Filter Air Teknologi Membran

Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan, dimana larutan dilewatkan melalui suatu
media berpori atau materi berpori lainnya untuk menyisihkan partikel tersuspensi yang sangat halus
sebanyak mungkin. Proses ini digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk menyaring air
yang telah dikoagulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik.
Filtrasi dapat dilakukan menggunakan beberapa jenis filter, antara lain : saringan pasir lambat,
saringan pasir cepat, atau dengan menggunakan teknologi membran.

Pada awalnya filtrasi menggunakan membran merupakan unit pengolahan air alternatif untuk
menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration). Dengan kemajuan yang sangat pesat dari
teknologi ini, terutama dari penurunan biaya operasional dan instalasinya, membran semakin
banyak digunakan dalam instalasi pengolahan air terutama untuk insatalasi pengolahan air yang
bertujuan menghasilkan air layak minum. Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir
lambat adalah unit pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas
pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum. Secara umum sistem membran
dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu filter air membran  Reverse
osmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi(UF), dan Mikrofiltrasi

Media yang digunakan untuk pembuatan filter membran tersedia dalam berbagai jenis material dan
metoda pembuatannya. Media yang digunakan dapat digolongkan menjadi media absolut dan
medianominal, tergantung dari kemampuannya untuk menahan partikel yang mempunyai ukuran
sama atau lebih besar dari ukuran lubang pada media. Filter Membran biasanya digolongkan sebagai
mediaabsolut yang dapat dibuat menggunakan berbagai macam bahan polimer, logam, dan keramik.
Medianominal biasanya dibuat menggunakan bahan dari serat kaca (fiber glass), serat polimer, dan
keramik.

Berdasarkan struktur lubang medianya, filter air membran dibedakan menjadi dua, yaitu membran
tipis (screen membrane) dan membran tebal (depth membrane). Membran tipis mempunyai lubang
(pore) dengan bentuk lingkaran yang sempurna atau hampir sempurna. Lubang-lubang tersebut
tersebar secara acak pada permukaan membran. Membran ini dibuat melalui proses pelubangan
media menggunakan penembakan electron (nuclear track) dan proses penggoresan (etch process).
Membran tipis pada umumnya digunakan pada proses analisis gravimetri, sitologi, analisis partikulat,
analisis aerosol, dan penyaringan darah.
Filter membran tebal mempunyai struktur permukaan yang tidak beraturan, tampak kasar jika dilihat
dengan perbesaran dan lubangnya (pore) terlihat lebih besar daripada karakteristik lubang yang
seharusnya. Filter membran tipe ini dibuat dari berbagai jenis polimer melalui proses pencetakan.
Bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan filter air membran adalah ester selulosa.
Selulola membran dibuat dengan cara melarutkan ester selulosa dalam pelarut organik, ditambah
beberapa bahan kimia untuk memperbaiki karakteristik. Setelah itu, larutan ini dicetak dengan
ketebalan 150 mm. Selama proses pencetakan, pelarut akan mengalami penguapan dan filter
membran akan mengering serta membentuk stuktur lubang yang tidak beraturan. Membran tebal
biasa digunakan untuk proses sterilisasi larutan, kultur mikroorganisme, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai