Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN RUMAH TANGGA DKM Masjid Jami

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) MASJID JAMI ...........

BAB
Pasal 1 Syarat Pengurus DKM

KEPENGURUSAN

Syarat dasar menjadi Pengurus DKM adalah beragama Islam, sehat jasmani dan rohani, berkelakuan baik, memahami dasar-dasar fiqih Islam dan menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga DKM. Pasal 2 Hak & Kewajiban Pengurus DKM

1. Pengurus berhak memperoleh perlakuan yang sama dan memberi suara/pendapat baik secara lisan maupun tulisan.

2. Pengurus DKM berkewajiban: a. b. c. d. e. f.


Pasal

Bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak Islami. Mentaati AD dan ART. Melaksanakan segala keputusan rapat Berperan aktif dalam kegiatan DKM Menghadiri undangan rapat. Menjaga dan ikut serta menjujung tinggi nama baik DKM.
3 Larangan & Sangsi

1. Pengurus DKM dilarang: a. Melakukan usaha-usaha yang menimbulkan pertentangan atau perpecahan dalam organisasi DKM. Melalaikan kewajiban seperti pada pasal 2 ayat 2 di atas. Dengan nyata-nyata melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya.

b. c.

2. Apabila melanggar pasal 3 ayat 1 di atas, pengurus DKM dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan maupun tulisan oleh Ketua atau Wakil Ketua DKM.

BAB Pasal 1. 2. 3. 4

II

PENETAPAN PENGURUS Pembentukan Pengurus DKM

Pengurus adalah anggota yang dicalonkan dan terpilih secara aklamasi. Pengurus dibentuk dan dibubarkan dalam rapat pleno yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Pengurus terdiri dari: (a) Penasihat; (b) Ketua; (c) Wakil Ketua; (d) Sekretaris; (e) Bendahara; (f) Bidang Idaroh; (g) Bidang Imaroh; dan (h) Bidang Riayah. Struktur Pengurus DKM terlihat dalam Lampiran.
5 Tugas Pokok Pengurus DKM

Pasal

Tugas pokok Pengurus DKM secara garis besar adalah sbb:

1.

Penasihat

Memberikan pengarahan dan nasehat kepada Pengurus DKM

2.

Ketua a. b. Memimpin dan membina DKM secara menyeluruh berdasarkan AD/ART. Menjalankan dan mengevaluasi program kerja dan anggaran DKM yang diusulkan oleh masing-masing Bidang. Membuat laporan kegiatan DKM dalam Rapat Pengurus setiap akhir tahun.

c. 3.

Wakil Ketua

Mewakili dan membantu Ketua dalam menjalankan tugas DKM

4.

Sekretaris a. b. c. Membuat administrasi DKM Membuat undangan & notulen rapat atau kegiatan-kegiatan lain Mendistribusikan informasi-informasi kepada seluruh pengurus DKM

5.

Bendahara a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keuangan DKM

b. c. 6.

Membuat pembukuan dan laporan yang berkaitan dengan keuangan. Mengumumkan posisi keuangan setiap Jumat.

Bidang Idaroh Bertugas membuat program kerja tahunan dan sekaligus melaksanakan program kerja tsb yang telah disetujui rapat pengurus dibidang pengembangan infrastruktur dan fasilitas Mesjid.

7.

Bidang Imaroh Bertugas membuat program kerja tahunan dan sekaligus melaksanakan program kerja tsb yang telah disetujui rapat pengurus dibidang peribadatan dan kegiatan sosial dilingkungan Mesjid.

8.

Bidang Riayah Bertugas membuat program kerja tahunan dan sekaligus melaksanakan program kerja tsb yang telah disetujui rapat pengurus dibidang pemeliharaan infrastruktur dan fasilitas Mesjid.

Pasal

Kehilangan Kepengurusan

Pengurus DKM dapat kehilangan kepengurusannya apabila: 1. 2. 3. 4. Terbukti tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan AD/ART. Terbukti melanggar AD/ART. Mengundurkan diri secara tertulis atas permintaan sendiri kepada ketua DKM. Meninggalkan dunia.

Setelah secara sah dinyatakan kehilangan haknya menjadi pengurus, selambat-lambatnya tujuh hari setelah itu, ketua menentukan penggantinya melalui sidang pleno.

BAB

III

RAPAT

Pasal

Rapat Pleno

1. 2.

Tugas pokok rapat pleno adalah merubah AD/ART dan formatur kepengurusan. Rapat pleno dilaksanakan tiga tahun sekali atau sewaktu-waktu bila dirasakan sangat perlu. Rapat pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah pengurus. Pasal 8 Rapat Pengurus

3.

1.

Tugas pokok rapat pengurus: a. b. c. d. Membuat program kerja selama masa bakti kepengurusan. Mengevaluasi program kerja sebelumnya. Membuat & mengevaluasi AD/ART. Membicarakan dan melakukan evaluasi masalah-masalah khusus yang sedang terjadi dalam organisasi.

2. 3.

Rapat pengurus dilaksanakan 6 bulan sekali atau sewaktu-waktu bila dirasakan sangat perlu. Rapat pengurus dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah pengurus. Pasal 9 Rapat Kerja

1.

Tugas pokok rapat kerja: a. b. Membicarakan, merumuskan, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan rutin DKM. Menjalin hubungan timbal balik diantara pengurus DKM.

2. 3.

Rapat kerja dilaksanakan minimal satu bulan sekali atau sewaktu-waktu bila dirasakan sangat perlu. Rapat kerja dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah pengurus. BAB IV KEUANGAN

Pasal

10

Sumber Keuangan DKM

Untuk melaksanakan Program Kerja, DKM memperoleh sumberdana dari Zakat, Infaq, shodaqoh jariah, sumbangan dan bantuan yang sah dan halal serta tidak mengikat, serta usaha-2 lain yang sah dan halal.

Pasal

11

Laporan Keuangan

1. 2.

Segala persoalan yang berhubungan dengan keuangan dan sumber keuangan baik yang masuk maupun yang keluar harus dibukukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan dibuat oleh bendahara secara berkala, minimal sebulan sekali dan dilaporkan dalam Rapat Kerja.

BAB

LAIN-LAIN

Pasal 12 Perubahan Anggaran Rumah Tangga


Anggaran Rumah Tangga ini dapat dirubah oleh Rapat Pleno dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari pengurus DKM yang hadir.

Pasal

13

Lain-Lain

Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan-peraturan tersendiri yang disepakati dan disahkan oleh Rapat Pengurus DKM.

BAB VI PENGESAHAN
Pasal 14 Pengesahan

ART ini disahkan oleh Kantor Departemen Agama cq. Kantor Urusan Agama / Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Desa: Nomor : _________________________
Tanggal : _________________________

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Bendahara

Ketua Bidang Imaroh

Ketua Bidang Idaroh

Ketua Bidang Riayah

Mengetahui / Mengesahkan :

Jamaahmuslimin's Blog Just another WordPress.com site

II. DALIL-DALIL IMAROH / KEPEMIMPINAN


A. Tarif 1. Mana menurut Bahasa Menurut bahasa imam adalah: Seorang pemimpin atau lainnya yang diikuti baik laki-laki maupun perempuan. (Muhitul Muhit:I/16) Sedang mana khalifah menurut bahasa adalah: Seorang yang menggantikan kedudukan orang lain. (Muhitul Muhit:I/250) 2. Mana menurut Istilah Imaam adalah: Pengganti rasul yang menegakkan Ad-dien (Islam). (Muhitul Muhit : I/16). Khalifah adalah: Imam yang tidak ada di atasnya lagi seorang imaam. (Muhitul Muhit : I/250). Amirul Muminin adalah: Gelar (laqob) bagi Khalifah. (Mujamul Washit : I/26) Imaam, Khalifah, Amirul Muminin adalah kalimat sinonim (mengandung pengertian yang sama). B. Perintah Mengangkat seorang Amir Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (28)

(28) Tidak halal untuk menikahi seorang wanita dengan talak orang lain, tidak halal seseorang membeli barang yang sedang dibeli oleh kawannya sehingga ia meninggalkannya, tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu daerah kecuali mereka mengangkat salah seorang dari mereka menjadi amir (pemimpin), dan tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu tempat berbisik dua orang tanpa dengan kawan yang satunya. (HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr) C. Perintah Mentaati Ulil Amri Allah Subhanahu wa taala berfirman : (29) : )

59)

(29) Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan Ulil Amri di antara kamu, maka jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhirat. Yang demikian itu adalah yang lebih baik dan sebaik baiknya penyelesaian. (Q.S. An-Nisa : 59). Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (30) (30) Dengarkanlah dan taatilah sekalipun yang memimpin kamu seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis. (HR.Al-Bukhari dari Anas bin Malik, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/78, dan Muslim Shahih Muslim: II/130. Lafadz Al Bukhari) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (31) ( :(

(31) Barangsiapa yang taat kepadaku, maka sungguh ia taat kepada Allah dan barangsiapa yang memaksiati aku maka sungguh ia telah memaksiati Allah. Barangsiapa yang mentaati amirku maka sungguh ia telah mentaati aku dan barangsiapa yang memaksiati amirku maka sungguh ia telah memaksiati Aku. (HR.Al-Bukhari dari Abi Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/77. Dalam Riwayat Ibnu Majah): Dan barangsiapa yang mentaati imam maka sungguh ia telah mentaatiku dan barang siapa yang memaksiati imam maka sung guh ia telah memaksiatiku. (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah dalam bab Thaatul Imam : II/201) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (32) (32) Barangsiapa yang melihat amirnya melaksanakan sesuatu yang ia membencinya maka hendaklah ia bersabar, karena sesungguhnya tidaklah seseorang itu memisahkan diri dari AlJamaah wala pun sekedar sejengkal, lalu ia mati kecuali ia mati laksana kematian

Jahiliyyah. (HR.Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam : IX/78, Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi: II/241) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (33) (33) Dahulu Bani Israil senantiasa dipimpin oleh para Nabi, setiap mati seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya dan sesudahku ini tidak ada lagi seorang Nabi dan akan terangkat beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau bersabda: Tepatilah baiatmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berilah kepada mereka haknya, maka sesungguhnya Allah akan menanyakan apa yang digembalakannya. (HR.Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al Bukhari dalam Kitab Badul Khalqi: IV/206) D. Batas Ketaatan terhadap Ulil Amri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (34) (34) Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah. (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Thaatul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (35) (35) Akan memimpin kepadamu setelahku orang-orang yang mematikan sunnah melaksanakan bidah dan mengakhirkan shalat dari waktunya. Maka saya bertanya: Ya Rasulullah, jika aku mendapati mereka bagaimana aku harus berbuat? Beliau bersabda: Kamu bertanya kepadaku wahai Ibnu Ummi abdin tentang bagaimana kamu harus berbuat, maka tidak ada ketaatan pada seseorang yang memaksiati Allah. (HR.Ibnu Majah dari Abdullah bin Masud, Sunan Ibnu Majah dalam bab Laa Thaata fi Mashiyatillah: II/202) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (36) (36) Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat dalam hal yang ia sukai maupun yang dibenci kecuali apabila diperintah dengan maksiat. Maka jika diperintah dengan maksiat janganlah didengar dan ditaati. (HR.Al-Bukhari dari Ibnu Umar, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/78, Muslim, Shahih Muslim: II/131, At-Tirmidzi: IV/182 No.1707. Lafadz Al-Bukhari) E. Ulil Amri sebagai Sentral Keputusan Permasalahan Ummat

Allah Subhanahu wa taala berfirman: (37) :

83}

(37) Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya, dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (Q.S. An Nisa : 83). F. Kriteria Pemimpin yang Mendapat Petunjuk Allah Subhanahu wa taala berfirman : (38) : 24}

(38) Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS.As-Sajadah:24) Allah Subhanahu wa taala berfirman : (39) : 73}

(39) Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami lah mereka selalu menyembah. (QS.Al-Anbiya:73) Allah Subhanahu wa taala berfirman : (40) : 55}

(40) Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-KU dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.An-Nur:55) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (41)

(41) Sesungguhnya kamu akan berebut dalam hal kepemimpinan dan kamu akan menyesalinya pada hari Qiyamat, maka yang paling baik adalah yang mau menyusui (pemimpin yang menunaikan kewaji ban-kewajibannya) dan yang paling buruk adalah yang menyapihnya (tidak menunaikan kewajiban-kewajibannya). (HR.Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/79, An-Nasai, Sunan AnNasai:VII/762 Lafadz Al-Bukhari). Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (42)

(42) Sebaik-baik pemimpin kamu adalah mereka yang kamu sukai dan kamu suka kepada mereka, mereka mendoakan kamu dan kamu mendo,akan mereka. Sedang sejelek-jelek pemimpin kamu adalah mereka yang kamu benci dan mereka benci kepada kamu, kamu melaknat mereka dan mereka melaknat kamu. Ditanyakan: Ya Rasulullah, apakah tidak kami penggal mereka itu dengan pedang? Beliau bersabda: Tidak, selama mereka menegakkan shalat bersama kamu, maka jika kamu melihat pemimpinmu melaksanakan sesuatu yang kamu membencinya, maka bencilah amalannya dan janganlah kamu melepaskan tangannya dari ketaatan. (HR.Muslim dari Auf bin Malik, Shahih Muslim dalam Kitabul Imarah: II/137, Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi: III/324 Lafadz Muslim) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (43) (43) Tidaklah Allah mengutus seorang nabi dan tidak pula mengangkat seorang khalifah kecuali dijadikan baginya dua pembantu, pembantu yang memerintahkan dengan kebaikan dan mendorong dengan kebaikan dan pembantu yang memerintahkan dengan keburukan dan mendorongnya untuk berbuat keburukan tersebut. Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah. (HR.Al Bukhari dari Abi Said Al-Khudri, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/95, An-Nasai, Sunan An-Nasai: VII/158 Lafadz Al-Bukhari) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (44) (44) Apabila Allah hendak menjadikan amir itu baik, maka Allah memberikan pembantu yang jujur, jika amir itu lupa ia mengingatkannya, jika amir itu ingat ia membantunya. Tetapi jika Allah hendak menjadikan amir itu buruk, maka Allah memberikan baginya pembantu yang buruk, jika amir itu lupa ia tidak mengingatkannya dan jika amir itu ingat ia tidak membantunya. (HR.Abu Dawud dari Aisyah Radhiallahu anha, Sunan Abu Dawud:III/131) G. Larangan Meminta Kepemimpinan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

(45) (45) Ya Abdurrahman bin Samuroh, janganlah kamu meminta kepemimpinan, maka jika kamu diberinya atas suatu permintaan, kamu akan dibebaninya, tetapi jika kamu diberinya bukan atas permintaanmu kamu akan dibantu. Dan jika kamu telah bersumpah atas sesuatu kemudian kamu melihat pada yang lebih baik maka laksanakanlah yang baik itu dan tebuslah sumpahmu. (HR.Al-Bukhari dari Samuroh bin Jundub, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam:IX/79, Muslim, Shahih Muslim:II/133, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:III/130 Lafadz AlBukhari) Abu Musa Radliallahu anhu berkata : (46) (46) Saya dan dua orang dari kaumku mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, maka salah seorang dari keduanya berkata: Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai amir. Dan yang lainnya pun berkata demikian. Maka beliau bersabda: Sesungguhnya kami tidak memberikan keamiran ini kepada seseorang yang memintanya dan yang menginginkannya (ambisi). (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80) Abu Dzar Radliallahu anhu berkata : (47) (47) Ya Rasulullah alangkah baiknya engkau memberikan kepemimpinan kepadaku. Beliau memukul pundakku seraya bersabda: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu itu lemah dan kepemimpinan itu adalah amanat, di hari Qiyamat kelak akan menjadi kesedihan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambil hak kepemimpinannya dan melaksanakan kewajibannya. (HR.Muslim, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/124). H. Ancaman Membela seorang Pemimpin yang berbuat Maksiat dan Pahala Menasehatinya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (48) (48) Sesungguhnya akan ada sesudahku beberapa pemimpin, barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu kedzalimannya maka aku bukan dari golongannya dan dia tidak akan melewati telaga (kelak di akhirat). Dan barang siapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka serta tidak menolong kedzalimannya maka dia dari golonganku dan aku dari golongannya dan dia akan melewati telaga (di akhirat). (HR.AnNasai dari Kaab bin Hujrah, Sunan An-Nasai dalam Bab Dzikrul Waied liman aana amiron aladz dzulmi: VII/160) Thoriq bin Shihab Radliallahu anhu berkata :

(49) (49) Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau dalam keadaan sedang meletakkan kaki pada kendaraannya: Jihad manakah yang paling utama? beliau menjawab: Perkataan yang benar dihadapan pemimpin yang lacur. (HR.An-Nasai, Sunan An-Nasai:VII/161) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (50) (50) Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah: 1). Hendaklah kamu memperibadati-Nya dan janganlah mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, 2). Hendaklah kamu berpegang teguh dengan tali Allah seraya berjamaah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, 3). Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemimpinan kepadanya dalam urusanmu. Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 1). Dikata kan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 2). Menghambur-hamburkan harta benda, 3). Banyak bertanya (yang tidak ber faidah). (HR.Ahmad dari Abi Hurairah, Musnad Abi Hurairah dan Muslim, II/61). I. Larangan Menyerahkan Kepemimpinan kepada seorang Wanita Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda (51) (51) Suatu kaum tidak akan mendapatkan kebahagiaan, jika mereka menyerahkan kepemimpinannya kepada seorang wanita. (HR. Al-Bukhari dari Abi Bakrah, Shahih AlBukhari dalam Kitabul Fitan: IX/70) J. Ancaman terhadap Pemimpin yang Khianat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (52) (52) Tidaklah dari seorang pemimpin yang menggembala kaum muslimin, lalu ia mati dalam keadaan menipu (curang) kepada mereka, kecuali Allah akan mengharamkan syurga baginya. (HR. Al Bukhari dari Maqil bin Yasar, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80, Muslim, Shahih Muslim II/125. Lafadz Al-Bukhari). Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (53) (53) Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah kelak pada hari kiyamat dan yang paling dekat tempat duduknya adalah imam yang adil dan manusia yang paling dibenci

oleh Allah kelak pada hari kiyamat dan paling jauh tempat duduknya adalah imam yang dzalim. (HR.At-Tirmidzi dari Abi Said, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Ahkam: II/617 No.1329) K. Pahala bagi Imaam yang Adil Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (54)

(54) Tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah, yaitu: Imam yang adil, pemuda yang rajin beribadat, orang yang hatinya selalu bergantung pada masjid, dua orang yang saling kasih sayang karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah hanya karena Allah, orang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita bangsa wan dan cantik maka menolak dan berkata: Saya takut kepada Allah, orang yang sedekah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak menge tahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya dan orang yang berdzikir kepada Allah pada saat-saat yang sepi hingga mencucurkan air mata. (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al Bukhari dalam Kitabuz Zakah: II/138, Muslim, Shahih Muslim I/412) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (55) (55) Tiga orang yang tidak ditolak doanya yaitu: Orang yang shaum ketika berbuka, imam yang adil dan doanya orang yang teraniaya. Allah akan mengangkat permohonannya di atas mega dan dibukakan baginya pintu langit. Tuhan berfirman: Demi Keagungan-KU niscaya aku akan menolong sekalipun setelah beberapa waktu. (HR. At-Tir midzi dari Abu Hurairah, Sunan At-Tirmidzi no: 3592) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (56) (56) Imam itu adalah pelindung (tameng), maka seseorang itu berperang dan mempertahankan diri di belakangnya. Kalau ia memerintahkan bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla dan bersikap adil, niscaya dia mendapatkan pahala kerenanya, tetapi jika dia memerintahkan dengan selain itu, maka dia akan mendapat dosa karenanya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132) L. Pertanggung jawaban Seorang Pemimpin Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

(57)

(57) Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya, maka Imaam yang memimpin manusia adalah pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas keluarga rumah tangganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan perem puan (isteri) adalah pemimpin atas harta suaminya dan anaknya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Ketahuilah maka setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. (HR.Al Bukhari dari Ibnu Umar, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/77, Muslim, Shahih Muslim:II/125, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:II/130 dan At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/180. Lafadz Al-Bukhari) M. Profesionalisme Pemberian Amanat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : (58) (58) Apabila amanat itu disia-siakan maka tunggulah kehancurannya, seseorang bertanya: Ya Rasulullah, bagaimanakah penyia-nyiaanya? Beliau bersabda: Apabila sesuatu urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kerusakannya. (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabud Dawat: VIII/129). Penulis : Arif Hizbullah, Alumni International Islamic University of Malaysia. Suka Be the first to like this post.

Tentang jamaahmuslimin
JAMA'AHMUSLIMIN (HIZBULLAH) Lahir dari kandungan Islam untuk segenap kaum Muslimin. Berjuang karena ALLAH, dengan ALLAH, untuk ALLAH, bersama-sama kaum Muslimin menuju Mardhatillah. Yaqin bahwa berpegang teguh dan tha'at melaksanakan Al Qur'an dan Sunnatu-Rasulillah, sumber segala kejayaan dan kebahagiaan. Kesatuan bulat bagi seluruh Muslimin yang tidak dapat dibagi-bagi, dipisah-pisahkan apalagi diadudombakan,sebagai perwujudan Ukhuwwah Islamiyyah, baik di dalam kemudahan atau pun di dalam kesukaran dan di dalam perjuangan. Berpihak kepada kaum yang dha'if(lemah, lapar, tertindas, teraniaya), mempertegak keadilan. Tegak berdiri di dalam lingkungan kaum Muslimin, di tengah-tengah antara lain-lain golongan, menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada kebajikan, dan mencegah dari perbuatan mungkar. Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan, kedzaliman suatu bangsa atas bangsa yang lain dan mengusahakan Ta'aruf antar bangsa-bangsa. View all posts by jamaahmuslimin

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink. I. DALIL-DALIL AL-JAMAAH III. DALIL-DALIL BAIAT

Tinggalkan Balasan
Enter your comment here...

Guest Masuk Masuk Masuk

Email (required) (Belum diterbitkan) Nama (required) Situs web

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.

Tulisan Terkini
o o o o o

Pendapat Para Ulama tentang Wajibnya Penegakan Khilafah III. DALIL-DALIL BAIAT II. DALIL-DALIL IMAROH / KEPEMIMPINAN I. DALIL-DALIL AL-JAMAAH Mungkinkah Ummat Islam Bersatu? Oktober 2010 September 2010 Uncategorized Daftar

Arsip
o o

Kategori
o

Meta
o

o o o o

Masuk log RSS Entri RSS Komentar WordPress.com

Jamaahmuslimin's Blog Tema: Twenty Ten Blog pada WordPress.com. Ketua BKM Desa.. Kec Ketua BKM

Anda mungkin juga menyukai