Anda di halaman 1dari 3

Sekilas tentang BEC

Pare, Kediri sebuah kecamatan kecil di utara kabupatenKediri telah berubah menjadi sebuah perkampungan bahasa terutama bahasa English, atau orang lebih kenal dengan istilah kampung English. Tidak dipungkiri bahwa di Pare, Kediri memang banyak sekali tempat kursusan bahasa, ada bahasa English,Mandarin, Korea, dan Arab. Menurut sumber yang terpercaya terdapat sekitar 90 tempat kursus bahasa sampai tahun 2009. Sebagian dari itu adalah kursusan bahasa English. Tidak semua daerah di Pare adalah perkampungan English, hanya daerah disekitar jalan Anyelir, Brawijaya, dan jalan Flamboyan. Klo kita melihat sejarah awal perkampungan bahasa disini tidak akan lepas dari peranan BEC terutama Mr. Kalend O sebagai perintis dengan BEC-nya. Dimulai pada tahun 1970an Mr. Kalend mulai mengenalkan warga dengan English. Dengan keistikomahan beliau, akhirnya pada tahun 1990an warga masyarakat yang sudah terdidikpun mulai satu persatu mengembangkan English sebagai sebuah tempat untuk menggali rizki. Lambat laun Pare, sebuah kecamatan kecil, mulai dikenal sebagai perkampungan English. Klo penulis gambarkan karakteristik English dipare adalah murah, cepat, dan kondusif. Murah karena memang biaya kursus disini sangat terjangkau kisaran Rp 60.000 sampai Rp 100.000 perbulan. Untuk makan dan kos sangat terjangkau sekali makan Rp 2.000 sudah sama tempe, kosan Rp 40.000 sampai 100.000 tergantung jarak dan English Area atau tidak Melihat potensi yang ada di daerah Pare, memang banyak menggoda para penikmat ilmu dari seluruh penjuru ndonesia untuk sekedar belajar bahasa English disini. Dari Riau, Lampung, Kalimantan, Sumatra, sulawesi, NTT, NTB, Maluku menyempatkan dating kesini untuk sekedar mencicipi kelezatan English di Pare. Alhasil perkampungan yang kecil inipun ketiban rezeki. Perekonomian masyarakat meningkat lewat kos-kosan, warung makan, warnet, dan laundry. Rata-rata orang-orang yang serius selama enam bulan sudah bisa memahami English dengan cukup baik. Sebagai lembaga kursus yang tertua di Pare, apalagi dengan keberadaannya telah mengawali keberadaan sebuah nuansa English dalam sebuah perkampungan. Layak jika BEC menjadi sebuah lembaga kursus yang fenomenal, karena melihat anemo masyarakat yang tidak ada henti-hentinya untuk mendaftar. Padahal klo saya lihat dari isi managemanet internalnya BEC kurang visioner kedepan. Dari sisi management pemasaran hampir tidak ada, sebagian besar masyarakat yang ingin mendaftar langsung datang ke office BEC. Banyak orang yang menaruh harapan besar ketika mulai mendaftar di BEC, ketika mereka merelakan tidur di bangku untuk mendapatkan kursi pendaftaran. Mengantri siang malam hanya untuk mendaftar saja. Para pendaftar dibuat takjub dengan banyaknya pendaftar dari berbagai daerah berbaris berkelok-kelok seperti ular. Tua, muda, mahasiswa, guru, dll semua menjadi satu yaitu murid BEC. Tidak mengenal umur, seperti tulisan disalah satu dinding BEC Never old to study. Sungguh tulisan tadi memang terbukti, dengan banyak beragamnya murid BEC. Sungguh luarbiasanya ketika kita bisa masuk BEC harap semua pendaftar. Mereka membayangkan ketika sudah selesai dari BEC bisa berbicara cas cis cus dengan English. Setelah mulai belajar di BEC, mulailah sebuah semangat dan pengalaman mengantri yang melelahkan itu menemani perjalanan belajar mereka.

BEC sebenarnya tidak bisa terlalu banyak diharapkan oleh murid. Karena sejauh penulis lihat keberhasilan seseorang di BEC lebih besar dipengaruhi oleh factor pribadi. Pribadi yang ulet untuk belajar sendiri dan rasa ingin tau yang tinggi. Ini terbukti dengan banyaknya murid BEC yang keluar di awal-awal pembelajaran dikarenakan ketidak siapan mereka. BEC hanya memberikan system dan atmosfer yang mendukung pembelajaran. Secara fasilitas yang diberikan sebenarnya kurang begitu memadai. Bisa dilihat dari kualitas kursi, ketiadaan kipas angin dan meja, peneranganpun kurang. Fasilitas pembelajaran memainkan peran yang penting dalam proses belajar, dengan fasilitas yang baik akan membuat suasana dan proses belajar lebih baik. Sebenarnya klo penulis lihat dari sisi keuangan, saya kira BEC mempunyai kemampuan dan kesempatan yang lebar untuk memberikan fasilitas yang memadai bagi murid. Akan jauh lebih baik jika fasilitas pembelajaran ditingkatkan seperti pengadaan Lab bahasa. Ini juga bisa disebut investasi untuk kedepan. Ataupun minimal murid kalau di kelas tidak merasa kepanasan atau terlalu gelap karena lampunya mati. Dari system pembelajarannya, penulis cuma mengkritisi dari sisi materi yang diberikan pertama kali kepada murid baru. BEC belum bisa mengcover murid-murid yang belum mempunyai basic English sama sekali. Belum adanya system yang baik sehingga murid-murid bisa lebih mudah belajar bahasa English. Sebagian besar murid mengeluh dengan lompatan-lompatan pengajaran yang diberikan oleh Teacher, basic belum ada sama sekali sudah diberikan 16 tansis. Hal inilah yang menjadi sebab banyaknya murid yang keluar karena tidak bisa mengikuti kelas. Rata-rata mereka yang bisa mengikuti adalah mereka yang menambah kursusan diluar BEC atau rajin berdiskusi dengan temannya yang lain. Dan kebanyakan mereka yang mendoble kursus diluar BEC mengatakan bahwa cara mengajarnya lebih mudah dipahami diluar daripada di BEC sendiri. Dan memang penulis rasakan bahwa tidak ada hal pengajaran di BEC yang special ataupun brilian sehingga bisa membuat murid jadi senang atau mudah menerima English. New consep adalah pelajaran English yang mngkin hanya dapat ditemui di pare ini. Sebagai sebuah consep yang penulis kira sudah tidak baru (new) lagi, karena new consep ini sudah ada sejak tahun 70an, klo kita lihat dari konsep kekinian penulis kira sudah tidak uptodate. Mengingat bahasa yang terus berkembang, apalagi teknologi yang diikuti perkembangan bahasa. Bagaimana penyampaian materi tentang new consep, penulis melihat sudah meninggalkan esensi dasar yang sebenarnya harus disampaikan. yaitu menggali structure grammatical setiap bab. Sehingga murid bisa tau bagaiman penerapan gramaical dalam contontohnya. Penerapan yang terjadi adalah new consep hanya dihafalkan dengan meninggalkan esensi di dalamnya. Kelebihan di BEC memang atmosfer untuk belajar English itu tinggi, ini didukung dengan adanya teman-teman yang serius belajar English. Peranan directur BEC sangatlah besar. Beliau menjadi seorang suri tauladan, pengginggat untuk terus belajar, dan sosok yang ideal bagi setiap murid. Karisma Mr. Kalend tidak bisa dipungkiri keberadaannya sehingga bisa membangkitkan semangat murid untuk belajar. Setiap ada acara-acara, seringkali mr. kalend mendorong muridmurid untuk terus belajar. Kalau kita lihat dari sisi umur, penulis melihat sosok mr. kalend haruslah sudah beristirahat untuk mengajar. Tapi menggingat kaaderisasi yang ada di BEC ini yang kurang baik sehingga penulis lihat tidak ada satu orangpun yang cocok untuk menggantikan beliau. Dilihat dari potensi orang yang sudah tidak produktif

memimpin sebuah lembaga juga tidak akan optimal, dan berkembang. Harus ada pemimpin yang mempunyai wawasan yang luas sehingga bisa menggembangkan BEC menjadi lebih baik dan mempertahankan kualitas yang ada. Takutnya dari penulis, ketika Directur BEC sudah tidak ada, kepopuleran BEC akan menurun apalagi tidak didukung dengan profesionalisme teacher. Lambat laun fenomenalnya BEC akan hilang menjadi sebuah lembaga yang tinggal nama yang besar. Karena lemahnya kaderisasi sehingga tidak ada penerusnya. Seperti sebuah perusahaan tua yang menunggu sebuah prubahan. Anjir Marukhan Zakaria- ( pengalaman penulis selama kurang lebih 6 bulan di Pare Kediri)

Anda mungkin juga menyukai