Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PENILITIAN : Penggunaan Metode pembelejaran “Belajar Kelompok untuk


meningkatkan Kualitas hasil belajar siswa khsusnya dalam
pelajaran Bahasa Inggris SISWA KELAS VII SMPN
TAMBOLONGAN NO.17 KEPULAUAN SELAYAR.

PENULIS : RAHMAWATI,S.Pd

JABATAN : GURU MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

TAHUN PELAJARAN : 2023/2024

Tambolongan, Oktober 2023

Kepala Sekolah.

MURSALIM,S.Pd
NIP.19680726 2003 12 1 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pengerjaan Laporan
PTK. Laporan ini merupakan sebagai laporan tugas akhir menyelesaikan kegiatan PPG dan
telah menyelesaikan kegiatan PPL siklus 2 . Untuk itu saya sebagai guru Bahasa Inggris yang
mengikuti PPG membuat laporan PTK guna meningkatkan minat belajar siswa dengan
“Belajar Berkelompok”.Dengan terselesaikannya Laporan PTK ini saya sampaikan
terimakasih kepada :
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang sudah memberikan kesempatan pada
saya mengikuti PPG DALJAB sehingga dapat membuat Laporan PTK.
3. Dosen Pembimbing PPG, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam membuat
Laporan PTK.
4. Guru Pamong PPG, yang telah memberikan saran terbaik dalam membuat Laporan PTK
5. Para teman teman Peserta PPG DALJAB UNG secara umum dan Peserta PPG DALJAB
kelompok B secara khusus yang telah memerikan saran dan bantuan disaat saya
memerlukannya.
5. Kepala UPT SMPN Tambolongan No.17 Kep.Selayar, yang telah memberi kesempatan
dalam membuat Laporan PTK
6. Rekan Guru UPT SMPN Tambolongan No.17 Kep.Selayar yang memberikan saran
terbaiknya dalam pembuatan Laporan PTK.
7. Anak-anak serta keluarga yang memberikan dukungan moril dan materi kepada saya
dalam Membuat Laporan PTK
8. Peserta didik Kelas VII UPT SMPN Tambolongan No.17 Kep.Selayar yang telah
mendukung saya selama pembuatan Laporan PTK.
Laporan PTK ini masih jauh dari kesempurnaan saya harap pembaca khususnya rekan
guru sejawat dapat mengkritisi lebih lanjut apa yang menjadi kurang dalam Laporan PTK
demi kesempurnaan . Penyusun juga tidak membatasi untuk dapat menggunakan Laporan
PTK sebagai referensi.
Tambolongan, Oktober 2023

Hormat saya,

Rahmawati,S.Pd
DAFTAR ISI

PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penilitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENILITIAN
A. Setting Penilitian
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
C. Langkah-langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data
F. Penyiapan Partisipan
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penilitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar kelompok merupakan salah satu strategi belajar yang sering dipakai oleh
siswa Sekolah Menengah Pertama. Kegiatan belajar kelompok yang banyak dipraktekkan
saat ini adalah dengan cara pembagian kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa
dengan melaksanakan kegiatan belajar yang bertempat di rumah guru maupun di salah satu
anggota kelompok belajar. Kegiatan belajar kelompok akan sangat membantu siswa untuk
dapat meningkatkan kualitas hasil belajarnya. Kemampuan siswa yang merupakan rangkaian
kreatifitas dan motivasi belajar serta tingkah laku dalam menuntut ilmu dapat tumbuh
kembangkan melalui kegiatan belajar kelompok. Strategi belajar kelompok yang
dikembangkan saat ini adalah mengacu pada bidang studi yang masuk Ebtanas dan yang
dianggap sulit bagi pandangan siswa. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dan
masuk dalam Ebtanas adalah mata pelajaran Bahasa Inggris.
Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan tempat
dihati siswa Kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep Selayar, karena mata pelajaran
pengetahuan alam dianggap sulit dan kurang menarik, sehingga membawa dampak terhadap
rendahnya hasil belajar siswa. Perlu diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris adalah
program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai berbahasa Inggris pada siswa. Kemampuan akan berbahasa Inggris sangat berguna bagi
setiap siswa dalam era globalisasi ini. Bahasa Inggris diajarkan sampai di perguruan tinggi,
sehingga bukan alasan untuk tidak memahami Bahasa Inggris, oleh karena itu diperlukan
penguasaan dan pemahaman yang cukup dalam menekuni mata pelajaran Bahasa Inggris.
Berdasarkan kurikulum pendidikan dasar tahun 2004. Fungsi mata pelajaran Bahasa Inggris
bagi siswa Kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar adalah :
(1) untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai kosakata, grammer dan
vocabulary yang kaitannya dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan
orang asing,
(2) mengembangkan keterampilan proses,
(3) mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari,
(4) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan Bahasa Inggris dan tekhnologi dengan keadaan
lingkungan dan pemanfaatannya serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Menengah Pertama adalah :
(1) mampu membaca surat,
(2) melengkapi percakapan,
(3) kemampuan bercakap,
(4) kemampuan menulis surat dan mempunyai kemampuan mendengarkan.
Dalam upaya mencapai fungsi dan tujuan pengajaran Bahasa Inggris pada siswa Kelas
VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar khususnya, maka diperlukan strategi
belajar siswa yang baik dan menumbuhkan ide/gagasan baru pada setiap siswa. Luasnya
ruang lingkup pengajaran Bahasa Inggris akan membutuhkan banyak pengetahuan dan sikap
kreatif siswa dalam belajar. Guna meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa Kelas VII
SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar, maka perlu dikembangkan sistem belajar
yang efektif dan efisien. Strategi belajar Bahasa Inggris harus dapat membangkitkan gairah
belajar, menumbuhkan kreatifitas, menanamkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pelajaran yang ditekuninya. Salah satu pengembangan sistem belajar yang
sering diterapkan adalah sistem belajar kelompok. Sampai saat ini program belajar kelompok
dalam belajar Bahasa Inggris pada siswa Kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep.Selayar belum ditangani secara serius, padahal belajar kelompok pada kelas lain dengan
mata pelajaran yang berbeda terbukti sangat efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Kegiatan belajar kelompok di SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar
belum dikembangkan dan dibina secara optimal, sehingga hanya bersifat sukarela dan belum
dilakukan pengawasan serta evaluasi terhadap perkembangan dari belajar kelompok tersebut.
Dari kenyataan ini, maka perlu diambil suatu inisiatif untuk menerapkan program
belajar kelompok bagi siswa Kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar
khususnya dalam belajar Bahasa Inggris. Manfaat belajar kelompok dan pengaruhnya
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dapat dilihat setelah belajar kelompok berjalan sesuai
dengan rencana. Belajar kelompok perlu mendapat bimbingan dari guru yang bersangkutan.
Selama ini belajar kelompok cenderung hanya membiarkan siswa untuk melakukan belajar
dengan sesama teman dengan tanpa pengawasan yang baik, sehingga hasil belajar yang
diperoleh tidak bisa maksimal dan bahkan tidak mengalamu perubahan yang berarti.
Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris siswa Kelas VII
SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar, maka belajar kelompok merupakan salah satu
alternatif yang baik. Berbagai kesulitan belajar Bahasa Inggris yang selama ini menjadi
kendala bagi hampir semua siswa, mulai dari kelas VII sampai kelas IX hendaknya menjadi
pelajaran yang berharga untuk mencetuskan ide baru dalam program pelaksanaan belajar
kelompok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang strategi belajar kelompok pada siswa dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri
Tambolongan No.17 Kep.Selayar dalam belajar Bahasa Inggris?
b. Apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP
Tambolongan No. 17 Kep Selayar dalam belajar Bahasa Inggris?
c. Adakah konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri
Tambolongan No.17 Kep. Selayar dalam belajar Bahasa Inggris?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, antara lain :
a. Untuk mengetahui tentang strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII
SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep. Selayar dalam belajar Bahasa Inggris.
b. Untuk mengetahui apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep. Selayar dalam belajar Bahasa Inggris.
c. Untuk mengetahui konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VII
SMP Negeri Tambolongan No.17 kep.Selayar dalam belajar Bahasa Inggris.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi belajar kelompok dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris, khususnya pada siswa Kelas VII SMP Negeri
Tambolongan No.17 Kep.Selayar sehingga dapat dijadikan dasar dalam penentuan model
sistem belajar kelompok.
b. Siswa Sekolah Menengah Pertama
Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melaksanakan kegiatan belajar
kelompok khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajarnya.
c. Guru Sekolah Menengah Pertama
Memberikan informasi tentang beberapa alternatif dalam meningkatkan hasil belajar
Bahasa Inggris pada siswa dengan sistem belajar kelompok. Informasi ini juga dapat
dijadikan sebagai cara untuk menentukan model strategi belajar Bahasa Inggris dengan
sistem belajar kelompok serta memperhatikan beberapa faktor yang terdapat dalam diri
individu siswa.
d. Literatur
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai dengan
konteks dalam penelitian ini.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis sebagai “Conjectural Statement Of The Relation Between Two Or More
Variables” (kerlinger, 1981). Pengertian hipotesis sekarang berkembang tidak hanya untuk
menaksentuasikan suatu teori, namun juga menggelar bukti dukung baru tentang teori yang
sudah kokoh secara universal walaupun kadang terdapat bias parsial. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dilandasi kajian terhadap teori yang ada dan asumsi-asumsi. Hipotesis
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Strategi belajar kelompok yang diterapkan pada SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep.Selayar dalam belajar Bahsa Inggris belum dilakukan bimbingan dan pengawasan yang
baik.
b. Belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Negeri
Tambolongan No.17 Kep.Selayar dalam belajar Bahasa Inggris.
c. Belajar kelompok dapat memberikan konstribusi terhadap hasil belajar siswa Kelas VII
SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar dalam belajar Bahasa Inggris.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar
Tahun Ajaran 2023/2024. Subjek penelitian ini adalah guru Bahsa Inggris dan 16 siswa Kelas
VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar.
Tindakan yang dilakukan adalah membagi siswa dalam kelompok belajar Bahasa
Inggris dan dilakukan pengawasan serta bimbingan dalam setiap kegiatan belajar kelompok.
Kegiatan belajar kelompok dilakukan pada semester pertama dalam setiap pelajaran Bahasa
Inggris. Perlakuan I (treatment I) diberikan kepada siswa kelas VII dengan kegiatan belajar
Bahasa Inggris secara individu. Perlakuan II (treatment II) diberikan kepada siswa kelas VII
dengan kegiatan belajar kelompok berdasarkan pembagian jumlah siswa untuk melaksanakan
belajar Bahasa Inggris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar Kelompok
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung
dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan ini relative konstan/tetap atau berbekas
(Winkel, 1987 : 200).
Sukirin (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang
disengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru. Hsil belajar
dapat diketahui setelah melalui proses belajar, kemudian diterapkan atau diujikan pada
dunia nyata. Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan menghasilkan
suatu perubahan pada diri siswa. Perubahan dalam diri itu menunjukkan bahwa mereka
telah melakukan proses belajar. Proses belajar seperti itu pada umumnya tidak
melibatkan pengajaran, yaitu guru dan siswa.
Hilgard yang dikutip Pasaribu (1983) berpendapat bahwa learning in the process by
wich an activity oreginites or is changed trough responding to a situation provided the
chenged can not be attribud to growth or the temporary sate of the orgnisme as in fatique or
under druges. Pendapat tersebut berarti bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang
menghasilkan aktifitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan ini
tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara
orang tersebut karena kealahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar
terhadap keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan,
kecakapan dan tingkah laku.Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan
perubahan dengan sendirinya.
Belajar kelompok merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar
oleh siswa untuk mencapai tujuan dengan dilakukan secara berkelompok atau dari hasil tepat,
rencana dan harapa-harapan akan sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, apabila menginginkan
peningkatan hasil belajar yang berdaya guna salah satu upaya yang bias ditempuh adalah
dengan mempergunakan strategi tertentu dalam belajar. Untuk sedikit memberikan gambaran
terhadap istilah tersebut, berikut ini secara sepintas akan penulis paparkan pengertian yang
terkandung di dalamnya.
a. Pendekatan
Pendekatan (approach) adalah cara umum di dlam melihat dan bersikap terhadap suatu
masalah ke arah pemecahan.
Contoh : Pendekatan Keterampilan Proses, yaitu suatu pola pendekatan mengajar yang lebih
menitik beratkan pengajaran pada jalannya proses belajar mengajar sehingga subjek didik
dipandang telah memiliki seperangkat kemampuan dasar yang dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) perlu dikembangkan.
b. Strategi (Siasat)
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai
tujuan. Menurut Newman dan Logan sebagaimana yang dikutip oleh Tabrani Rusyan, dkk
(1989 : 165) dalam bukunya “Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar” mengemukakan
strategi dasar dari setiap usaha mencakup empat hal, yaitu : (1) pengidentifikasian, (2)
pertimbangan dan pemilihan jalan pendekatan, (3) pertimbangan dan penetapan langkah-
langkah, dan (4) pertimbangan dan penetapan tolok ukur.
c. Metode
Metode pada dasarnya merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan. Dengan demikian metode bisa diartikan pula sebagai seperangkat
tehnik yang dipilih dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam Proses Belajar Mengajar.
d. Teknik
Berbeda dengan konsep tiga istilah diatas ditinjau dari sifatnya, maka Teknik mempunyai
sifat implementatif, sehingga teknik merupakan kegiatan yang diciptakan dalam rangka
mengupayakan untuk mencapai suatu tujuan.
Ada beberapa batasan yang diberikan dalam bidang pendidikan mengenai strategi
belajar kelompok, diantaranya :
1. Strategi adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam kegiatan belajar mengajar
yang efektif dan efisien.
2. Strategi belajar kelompok adalah pendekatan-pendekatan guru dalam menggunakan
informasi memilih cara belajar dan mendefinisikan peran siswa dalam kegiatan belajar secara
berkelompok.
Strategi belajar kelompok sangat brpengaruh besar terhadap Proses Belajar Mengajar
(PBM) khususnya proses beljar mengajar Bahasa Inggris. Sebab dalam diri siswa sebenarnya
telah terbentuk konsep diri dan kemampuan diri. Oleh sebab itu guru mempunyai keharusan
untuk menumbuhkan minat belajar Bahasa Inggris khususnya melalui kegiatan belajar
kelompok. Meningkatkan motivasi belajar kelas VII sekaligus mengacu pada langkah awal.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah telah mendirikan pedoman umum melalui surat
edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 11712 / C / 1 / 1987 tentang pelaksanaan
penguasaan membaca, menulis dan berhitung. Dalam proses belajar kelompok seorang guru
perlu memikirkan suatu pengawasan, bimbingan dan metode maupun teknik yang tepat.
Hal ini sangat penting terutama bagi siswa Sekolah Menengah Pertama. Dengan pengawasan,
bimbingan, metode maupun teknik yang tepat akan menarik perhatian siswa. Dengan
demikian diharapkan tujuan belajar kelompok dalam upaya meningkatkan hasil belajar akan
membawa hasil yang diinginkan.
Dewasa ini strategi yang mendapat perhatian cukup besar dari guru-guru adalah
strategi pembagian kelompok belajar dengan memadukan antara siswa yang pandai dan siswa
yang kurang pandai. Dari pembagian kelompok tersebut akan menimbulkan semangat belajar
untuk mengangkat siswa yang kurang pandai menjadi lebih pandai.
B. Konsepsi Hasil Belajar
Hamalik (2002) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan belajar guna meraih hasil
yang diinginkan biasanya digolongkan menjadi tiga jenis kemampuan yang harus
dipelajari dalam proses belajar.
a. Kemampuan kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman.
b. Kemampuan sensorik psikomotorik, meliputi keterampilan melakukan rangkaian
gerak-gerik dalam urutan tertentu.
c. Kemampuan dinamik efektif, meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan
tindakan.
Semua perubahan yang menjadikan seseorang memiliki kemampuan ini merupakan
suatu hasil belajar dan dengan kemampuan ini manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Hasil belajar yang berupa sikap, pengetahuan atau keterampilan disebut kemampuan
internal yang bersifat psikis/mental. Hasil belajar dapat dicapai jika dalam proses belajar
telah memenuhi syarat-syarat belajar yang baik melalui proses intern dan proses ektern.
1. Proses Intern
Semua rangkaian kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan yang dilalui adalah
proses belajar. Tahapan dari prose belajar dimulai dari tidak tahu apa-apa, tahap motivasi,
perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, mereproduksi, generalisasi,melaksanakan
latihan dan umpan balik, kemudian ia mengerti. Seseorang dikatakan telah melaksanakan
kegiatan belajar, jika telah mengerti sesuatu yang diajarkan dan dapat menerapkan apa yang
telah dipelajarinya tanpa kesalahan.Urutan proses intern dalam menacapai hasil belajar yang
diinginkan adalah sebagai berikut :
a. Motivasi
Motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu hal sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Jika siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, guru hendaknya mendorong
dengan memberikan kegiatan-kegiatan belajar yang menantang seperti menyelidiki
kehidupan makhluk hidup, menceritakan pengalaman sendiri, mewawancarai atau meringkas
isi wacana yang disenangi dan telah dibaca. Motivasi ada dua macam, yaitu : (1) motivasi
dari siswa sendiri (intrinsik), motivasi ini dapat dibangkitkan dengan mendorong ingin
tahu, ingin mencoba dan hasrat untuk maju dalam belajar, (2) motivasi dari luar diri siswa
(ekstrinsik) dapat diberikan dengan memberikan pujian atau hukuman seperti memberikan
tugas untuk perbaikan atau pekerjaan rumah.
b. Perhatian Pada Pelajaran
Dalam materi yang hendak diajarkan, siswa harus dilibatkan agar ketika guru
menympaikan materi agar mereka dapat memusatkan perhatian pada materi tersebut. Usaha
guru agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaran harus diusahakan, sehingga
kemampuan siswa teruji di kelas, menguasai metode, keterampilan proses dan keterampilan
bertanya. Jika motivasi menurun diberikan istirahat atau menyuruh seorang anak untuk
menjelaskan kembali, memberi tugas, diskusi kelompok, guru mengusahakan agar perhatian
anak tertuju pada pelajaran yang diberikan. Dengan perhatian pada pelajaran diharapkan
siswa menjadi mengerti dan paham sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
c. Menerima dan Mengingat
Perhatian siswa harus tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti agar dapat
menyerap bahan pelajaran baru dan menyimpannya dalam pikiran, inilah salah satu tahapan
proses belajar yang harus dilalui siswa. Guru harus memperhatikan struktur, arti,
pengulangan dan interferensi. Penjelasan seorang guru akan dapat diterima dan diingat siswa
secara lebih baik jika mempunyai struktur yang jelas. Jika siswa berhasil menerima dan
mengingat pelajaran yang disampaikan, maka tahap selanjutnya adalah menumbuhkan
kreatifitas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.
d. Reproduksi
Kemampuan mereproduksi perlu dimiliki siswa untuk mengetahui apakah ia telah
memahami suatu materi yang diberikan oleh guru. Guru harus bisa menjelaskan materi
sejelas mungkin, sehingga Berbekas dalam pikiran siswa.
e. Generalisasi
Pada tahap generalisasi diharapkan siswa dapat menempatkan apa yang telah
dipelajari dalam ruang lingkup yang lebih luas. Dalam tahap generalisasi siswa harus mampu
mengendalikan sesuatu dan kemampuan melaksanakan pemindahan (transfer). Kemampuan
mengendalikan sesuatu, misalnya siswa mampu menempatkan pengetahuannya tentang suatu
prinsip pada dua hal yang mempunyai konteks yang berlainan. Kemampuan mentransfer
hampir mirip dengan kemampuan pertama, yaitu kemampuan menerapkan pengetahuan
tentang suatu prinsip di tempat yang berlainan.
f. Melaksanakan Latihan dan Umpan Balik
Latihan adalah cara yang terbaik untuk mengetahui apakah materi yang diberikan
benar-benar telah dipahami dan dikuasai siswa. Tujuan pemberian latihan sebenarnya juga
dapat dilakukan untuk umpan balik, yaitu untuk informasi bagi siswa, mengapa ia masih
melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas. Guru lebih berperan sebagai fasilitator.
Proses intern adalah tahapan umum yang merupakan prinsip di dalam proses belajar apapun.
2. Proses Ekstern
Proses intern tidak akan berjalan mulus tanpa diikuti oleh proses ekstern, yaitu proses
yang terjadi di luar siswa. Pada setiap proses belajar dapat ditentukan adanya proses intern
(Robert M. Gagne, 1975). Dalam proses ekstern sangat ditentukan oleh faktor yang berada di
luar sisw atau dari luar diri, misalnya factor lingkungan dan masyarakat. Dalam proses
belajar perlu didukung faktor lingkungan yang baik, seperti sarana prasarana yang memadai
dan dukungan orang lain serta masyarakat. Demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan,
seorang siswa harus memenuhi faktor ekstern. Kreatifitas dalam belajar perlu dimiliki setiap
siswa dalam proses belajar, karena tanpa adanya kreatifitas maka kegiatan belajar akan pasif
dan monoton serta tidak bisa mencetuskan gagasan-gagasan baru.

C. Konsepsi Belajar Bahasa Inggris


Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu namun masing-masing ahli
menyoroti dari sudut pandangnya sendiri sehingga arti belajar menjadi bermacammacam
sesuai dengan jumlah ahli yang mengemukakannya. Tetapi ada satu hal yang prinsip, yang
sama-sama tersirat dalam rumusan belajar dari berbagai ahli bahwa seolah-olah ada
kesepakatan yang tidak tertulis dimana dalam rumusan belajar mengandung unsur
“perubahan”. Seperti yang dikatakan oleh Woodworth (Gunarso, 1982 : 23 – 30).
Sedang arti belajar menurut Soepartinah Pakasi (1985: 32-36) lebih menekankan arti
belajar dari sifat belajar itu sendiri. Dalam hal ini diajukan beberapa makna belajar yaitu
bahwa belajar merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan, belajar berarti
berbuat, belajar berarti mengalami, belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan,belajar
memerlukan motivasi, belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak dan belajaradalah
berfikir, belajar menggunakan daya fikir.
Belajar yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan respon pada diri anak
sehingga perlu diberikan batasan. Perubahan akan mempengaruhi tingkah laku orang yang
sedang belajar. Berarti hasil belajar dapat diamati dari adanya perubahan timgkah laku.
Namun yang terpenting agar hasil belajar dapat seperti yang diharapkan maka perlu adanya
strategi atau cara-cara khusus yang diterapkan kepada murid dalam proses belajar mengajar.
Agar murid lebih mudah dalam menerima materi diperlukan urutan-urutan yang jelas dalam
mengajar.
Umur merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan sejak zaman dahulu. Hal
ini dapat dilihat dari sejarah pendidikan seperti yang disebutkan oleh Wisnu Wardhana (1978:
27-29) misalnya bangsa Yahudi dalam memberikan materi pelajaran Theologi, Hukum,
Kesenian Musik, Agama dan Syair mengenal 3 tingkatan menurut umurnya, yaitu:
1. untuk umur 6 tahun sampai 10 tahun
2. untuk umur 10 tahun sampai 15 tahun
3. untuk yang berumur lebih dari 15 tahun
Di Athena sejak abad 7 SM sudah mengembangkan sistem pendidikan dalam usaha
memajukan intelektualitas dimana sudah ada pembagian pendidikan, yaitu melibatkan orang
tua sebagai pendidik dari umur 0 tahun sampai 7 tahun dan mulai diasuh oleh seorang
Paedagogas. Paedagogas meneruskan bimbingan anak itu di rumah, di sekolah, di lapangan
olah raga sampai umur 18 tahun.
Materi yang diberikan oleh paedagogas adalah rendah hati, sopan santun, sifat
selalu mengkoreksi dir, meskipun program sekolah masih bersifat oecasional (berubahubah).
Tetapi sesudah anak berusia 18 tahun atau 19 tahun, mereka harus menunjukkan rasa cinta
tanah air dan mendaftarkan diri sebagai warga negara. Disamping itu ada pendidikan
informal yang berhubungan dengan eksistensi anak tersebut dalam keluarga, lapangan sosial,
ekonomi dan politik. Arah pengembangannya adalah pengembangan individu mengenai
badan, akal dan moral. Kurikulum pendidikan dasar (2004) menyebutkan bahwa pengajaran
Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Menengah Pertama berfungsi untuk:
a. Mengembangkan dasar-dasar kemampuan dalam berbahasa Inggris
b. Mengembangkan ketrampilan proses
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan
kualitas kehidupan sehari-hari
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan Bahasa Inggris dan teknologi dengan keadaan lingkungan
dan pemanfaatannya dalam kehidupan shari-hari
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan kemampuan berbahasa Inggris, serta
ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Kurikulum pendidikan dasar (2004) menyebutkan pengajaran Bahasa Inggris
bagi siswa Sekolah Menengah Pertama bertujuan agar siswa:
a. Memahami konsep-konsep bahasa Inggris dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari
b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris
c. Mempunyai minat untuk mempelajari bahasa Inggris
d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja
sama dan mandiri
e. Mampu menerapkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan seharihari
f. Mampu berkomunikasi dengan orang asing
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Berdasarkan kurikulum pendidikan dasar yang tertera pada GBPP tahun 2004
menyebutkan bahwa bahan kajian inti Bahasa Inggris dasar pada kelas VII semester I
mencakup bahasan menyebutkan istilah-istilah keluarga dengan benar dan bercakap-cakap
dengan kalimat sederhana tentang keluarga.
Guna mewujudkan hasil belajar yang optimal, maka perlu strategi belajar yang
efektif dan efisien serta dapat menumbuhkan motivaasi belajar dan kreativitas siswa serta
menanamkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Dalam penelitian ini akan
menggunakan rancangan strategi belajar kelompok untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar.
Rancangan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
(action research). Dengan perkataan lain penerapan penelitian tindakan di dalam kelas
diharapkan mampu mendorong guru untuk memiliki kesadaran diri melakukan refleksi
dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran. Penelitian tindakan merupakan proses
daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi
yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang (Waseso, 1994).
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan dimulai dari pengumpulan dan
penyusunan data yang meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data tersebut.
Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan
pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, 1980:
Zuriah: 2003). Berpijak pada pandangan tersebut, maka penelitian tindakan ini
berdasarkan pada situasional dan bergaya realitas lapangan (Hopskin, 1985, 1993; Mc.
Niff, 1992).
Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan,
diantaranya:
(1) refleksi awal,
(2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional,
(3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan dan
(4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan.
Winarno Surachmad (1982 : 140) mengemukakan tentang sifat-sifat yang terdapat
dalam metode deskriptif sehingga dapat dipandang sebagai ciri khas antara lain:
1. memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan
bersifat aktual
2. data yang dikumpulkan pada mulanya disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.
Dalam rancangan penelitian ini dilskuksan suatu model kerja sama antara guru
dan siswa kelas VII dalam belajar bahasa Inggris. Sebelum dilakukan kegiatan belajar
kelompok, maka guru terlebih dahulu melakukan evaluasi sistem belajar yang telah
dilakukan siswa kelas VII dalam belajar bahasa Inggris selama ini dihubungkan hasil
belajar. Dari evaluasi tersebut akan diketahui kemampuan siswa dalam metode belajar
individu.
Guna mengetahui kemajuan siswa dalam belajar bahasa Inggris, maka dilakukan
rancangan belajar kelompok. Proses belajar ini dirancang dengan berkelompok atau
pembegian kelompok yang menggabungkan antara siswa pandai dan kurang pandai.
Belajar kelompok dilaksanakan dalam satu minggu dua kali. Guru berperan sebagai
pembimbing atau pengerah dalam menentukan topik pembehasan dalam belajar
kelompok. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa harus diupayakan dapat diselesaikan
dalam satu kelompok. Jika dalam satu kelompok tidak dapat menyelesaikan
permasalahan belajar, maka akan dikonsultasikan dengan guru kelas yang mengajar
pelajaran bahasa Inggris.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian


Lokasi penelitian ini mempunyai arti tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution, 1992).
Lokasi penelitian dari aspek “tempat” adalah lokasi dimana tempat proses pembelajaran
berlangsung, yaitu kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar
Adapun kegiatan belajar kelompok dilakukan dilakukan di tempat guru kelas
yang mengajar bahasa Inggris. Dari aspek “pelaku” adalah terdiri dari peneliti, guru dan
siswa kelas VII yang terlibat dalam proses belajar. Dari aspek “kegiatan” adalah
melaksanakan kegiatan belajar kelompok sekali dalam satu minggu. Kegiatan belajar
kelompok ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa
Inggris pada siswa kelas VII yang selam ini menggunakan sistem belajar secara individu
dengan hasil yang kurang memuaskan.
Sumber yang dapat memberikan informasi dan dapat membantu perluasan teori
merupakan subjek penelitian (Bogdan dan Biklen, 1990). Subjek penelitian ini adalah
guru dan siswa kelas VII dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris gunan mengetahui
pengaruh kegiatan belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VII. Jumlah siswa
kelas VII yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dan belajar kelompok adalah 25
siswa. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Belajar
Kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Negeri
Tambolongan No.17 Kep.Selayar, sehingga dapat diketahui manfaat belajar kelompok
sebagai bentuk peningkatan mutu hasil belajar Bahasa Inggris.

C. Langkah-langkah Penelitian
Kegiatan peneliti dalam upaya mengetahui pengaruh belajar kelompok terhadap
hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII, maka dilakukan langkah-langkah penelitian
sebagai berikut.
a. Observasi penelitian. Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan dengan tujuan
untuk mengenali segala unsur lingkungan fisik dan alam sekitar. Observasi merupakan dasar
semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek
secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif yang
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan objek penelitian sebelum peneliti melakukan
penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada (Nasution, 1998).
b. Penentuan lokasi penelitian. Tahap ini memastikan bahwa SMP Negeri Tambolongan
No.17 Kep.Selayar dijadikan sebagai latar penelitian dengan pertimbangan tempat yang
diteliti tersedia sumber data yang cukup.
c. Pengumpulan data awal untuk memfokuskan masalah penelitian dilakukan peneliti
dengan mengadakan pengamatan langsung. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan
data yang valid dan realible sesuai dengan kondisi objek penelitian. Dengan
melakukan pengamatan langsung, maka peneliti akan memperoleh catatan lapangan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Catatan lapangan merupakan jantungnya
penelitian kualitatif, dimana memposisikan manusia sebagai instrumen utama dalam
pengumpulan data (Maleong, 1995). Kehadiran peneliti di lapangan sangat
diutamakan, sebab dalam pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang
sebenarnya. Pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif diantaranya :
(1) pengamatan ini didasarkan pada pengamatan langsung,
(2) dapat mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi yang
sebenarnya,
(3) memungkinkan mencatat situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional
maupun pengetahuan langsung diperoleh dari data,
(4) menghindari bias pada saat wawancara,
(5) peneliti mampu memahami situasi rumit, dan
(6) membantu bila tidak memungkinkan menggunakan teknik komunikasi.
d. Melakukan penelitian terhadap 25 siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep.Selayar dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris. Dalam pengamatan ini
memfokuskan pada kemampuan siswa kelas VII dalam belajar Bahasa Inggris sebelum
diberlakukannya kegiatan belajar kelompok.
e. Melakukan wawancara terhadap guru dan siswa tentang kesulitan belajar Bahasa
Inggris dan hasil belajar yang dicapai dengan metode belajar individu. Selanjutnya
melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan Bahasa
Inggris secara keseluruhan sebelum diberlakukannya belajar kelompok.
f. Melakukan rencana kegiatan belajar kelompok untuk siswa kelas VII dengan menggunakan
sistem pembagian kelompok yang dilaksanakan dalam setiap minggu.Setelah kegiatan belajar
kelompok berjalan selama empat bulan, maka dilakukan evaluasi dengan melaksanakan tes
Bahasa Inggris untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa
Inggris dengan strategi belajar kelompok.
g. Melakukan pengumpulan data terhadap hasil tes I dan II. Pengumpulan data juga dilakukan
dengan wawancara langsung terhadap guru dan siswa.
h. Setelah data terkumpul selanjutnya diidentifikasi dan mendeskripsikan hasil
identifikasi kemudian dan memaparkan hasil penelitian secara kualitatif sesuai
dengan fokus penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan, antara lain observasi,
wawancara, catatan lapangan, angket dan dokumentasi (Zuriah, 2003). Dalam penelitian ini
instrumen penelitian yang digunakan meliputi (1) observasi, (2) wawancara, (3) pemberian
tes dan (4) dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek
di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa (Zuriah, 2003). Ada dua jenis observasi
yang dilakukan antara lain : (1) observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana
observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (2) observasi tidak langsung, yaitu
observasi atau pengamatan yang dilakukantidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa
yang akan diteliti. Penelitian ini melakukan observasi langsung terhadap kegiatan belajar
kelompok siswa kelas VII dengan bimbingan guru Bahasa Inggris dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif, karena banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui
wawancara. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki
komunikasi langsung antara peneliti dengan responden (Zuriah, 2003). Wawancara adalah
suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,
kejadian, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya
(Arifin, 1998). Maksud wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain
(Maleong, 2000).
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada
saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru
Bahasa Inggris dan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Wawancara dalam
penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tak terstruktur. Dengan
wawancara tak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia dan
sensitif sifatnya, serta memungkinkan sekali catat semua respon efektif informan yang
tampak selamawawancara berlangsung (Bafadal, 1994). Dalam pelaksanaan wawancara
terlebih dahulu disusun garis-garis besar pernyataan yang disampaikan kepada informan
berdasarkan pada fokus dan sub fokus penelitian.
c. Pemberian tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa kelas VII dalam
pelajaran Bahasa Inggris dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Pemberian tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok (tes I) dan
sesudah dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok (tes II). Pada dasarnya pemberian tes
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII
terhadap pelajaran Bahasa Inggris sebelum dan sesudah dilaksanakannya belajar kelompok.
d. Dokumentasi
Pendokumentasian adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,
terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang penelitian. Dapat pula
dikatakan bahwa data adalah hasil pengamatan, manifestasi fakta atau kejadian spesifik.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan Teknik observasi,
wawancara, pemberian tes dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada proses belajar
mengajar Bahasa Inggris kelas VII dengan strategi belajar kelompok. Teknik wawancara
dilakukan peneliti terhadap guru Bahasa Inggris kelas VII untuk mengetahui sistem belajar
yang dilakukan selama ini, yaitu dengan belajar sendirisendiri dan pengaruhnya terhadap
hasil belajar Bahasa Inggris. Selain wawancara dilakukan untuk mengetahui perkembangan
kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar kelompok dan pengaruhnya
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Pengumpulan data dalam penelitian selain data primer
juga menggunakan data sekunder sebagai acuan, yaitu berdasarkan teori-teori dan studi
pustaka. Berikut ini penjelasan metode wawancara dan metode pemberian tes yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan sistem belajar
kelompok.
a. Metode wawancara digunakan untuk meraih data kesulitan belajar siswa kelas VII
dalam belajar Bahasa Inggris. Dengan wawancara ini akan diketahui manfaat yang
dapat diambil oleh siswa kelas VII dalam belajar kelompok dibandingkan dengan
belajar individu. Metode wawancara juga berguna untuk mengetahui perkembangan
belajar siswa kelas VII dalam pelajaran Bahasa Inggris yang telah diberikan oleh
guru. Bimbingan dan pengawasan terhadap siswa selama belajar kelompok akan
memberikan gambaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan
belajar kelompok.
b. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII dengan
belajar individu dan belajar kelompok. Dengan menggunakan tes akan diketahui
perkembangan hasil belajar siswa kelas VII sebelum menggunakan system belajar
kelompok dan setelah menggunakan sistem belajar kelompok. Selain itu dengan
metode pemberian tes, maka akan dapat diketahui pengaruh belajar kelompok
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan
No.17 Kep.Selayar.
E. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya data tersebut perlu diolah atau dianalisis
untuk dijadikan informasi. Sebelum diolah, data yang terkumpul perlu diseleksi terlebih
dahulu atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reabilitas dan validitasnya
digugurkan atau dilengkapi dengan subtitusi. Data yang telah lulus dalam seleksi lalu diolah
atau dianalisis merupakan suatu informasi yang siap untuk dievaluasi dan diinterpretasi.
Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada. Analisis
merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Dalam analisis data terdapat
proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti (Bogdan dan Biklen, 1982).
Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi
satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang akan peneliti laporkan. Analisis data adalah proses pengorganisasian
dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema seperti yng disarankan oleh data (Maleong, 1995).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang
status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul, maka
selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian
dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahannya yang penting sesuai
dengan topik yang sesuai dengan permasalahan.
Beberapa alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan, antara lain :
a. Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan
perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau
data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Laporan lapangan sebagai
bahan mentah direduksi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya dan disusun lebih
sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan, juga memberikan
kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan kembali data yang diperoleh jika diperlukan.
b. Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat
menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.
F. Penyiapan Partisipan
Penelitian ini dilandasi prinsip kolaborasi, partisipatoris dan kooperatif, maka
kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu untuk dilakukan. Kegiatan pelatihan
diawali dengan diskusi tentang desain belajar kelompok yang akan direpakan, diikuti
dengan latihan menerapkan kegiatan belajar kelompok Bahasa Inggris berasarkan
pembagian belajar kelompok belajar dan pokok bahasan yang akan didiskusikan dan
belajar kelompok.
Peneliti dan guru kelas melakukan diskusi tentang desain belajar kelompok
Bahasa Inggris yang tepat dan memfokuskan pada pemahaman siswa tentang pokok
bahasab dalam setiap kegiatan belajar. Guru dan siswa kelas VII selanjutnya melaksanakan
kegiatan belajar kelompok Bahasa Inggris dengan memperhatikan reaksi siswa dalam
menunjukkan sikap dan perkembangan kemajuan belajar Bahasa Inggris.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Perencanaan sebagai studi pendahuluan dalam penelitian ini, sehingga langkah
awal dalam melakukan penelitian ini adalah wawancara dengan guru kelas VII SMP
Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar, untuk mengadakan penelitian dengan memberikan
strategi belajar kelompok yang akan dilaksanakan oleh siswa kelas VII atas bimbingan guru
kelas, maka rencana yang dibuat adalah menyusun soal tes I untuk mengetahui kemampuan
dasar siswa kelas VII dalam belajar Bahsa Inggris dengan menggunakan sistem belajar
individu. Rencana selanjutnya adalah merancang strategi belajar kelompok dengan membagi
siswa kelas VII menjadi empat kelompok belajar yang masing-msing kelompok terdiri dari 4
sampai 5 siswa. Kemudian merancang soal yang akan diberikan pada tes II untuk
mengetahui perkembangan hsil belajar kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
Bahasa Inggris siswa kelas VII.
Hasil penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep. Selayar tentang strategi belajar kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris belajar
kelompok terhadap hsil belajar Bahasa Inggris diuraikan dalam paparan data dan temuan
penelitian. Penyajian data berupa tabel-tabel yang diperoleh dari kegiatan observasi,
wawancara, pemberian tes dan dokumentasi. Pengembangan hasil penelitian ini mengarah
pada aktifitas siswa kelas VII dalam belajar Bahasa Inggris. Aktifitas siswa yang dimaksud
adalah pelaksanaan kegiatan belajar kelompok yang dilaksanakan dua kali semi8nggu dengan
bimbingan guru kelas.
Kegiatan belajar kelompok akan memberikan gambaran terhadap perkembangan
hasil belajar siswa kelas VII dalam belajar Bahasa Inggris. Perubahan yang terjadi dalam diri
siswa sebagai dampak dari kegiatan belajar kelompok akan dinilai berdasarkan motivasi
belajar dan kualitas hasil belajar. Peranan guru dan orang tua dapat mendukung kegiatan
belajar kelompok dalam upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII.
Peningkatan kualitas siswa dalam belajar kelompok dan motivasi belajar Bahasa Inggris akan
membawa perubahan yang berarti dalam memberikan konstribusi terhadap hasil belajar
Bahasa Inggris siswa kelas VII.
1. Paparan Data
Dalam paparan data hasul penelitian ini akan diungkapkan beberapa hal yang berhubungan
dengan kegiatan belajar kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris
siswa kelas VII.
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas VII pada tahun pelajaran
2007/2008 mengalami berbagai kendala yang berhubungan dengan rendahnya nilai
Bahasa Inggris akibat kesulitan belajar dan kurang minat terhadap pelajaran Bahasa
Inggris karena dianggap sulit, sehingga motivasi belajar siswa menurun. Kenyataan
ini ditunjukkan dengan hasil belajar Bahasa Inggris masih rendah dari target yang
diinginkan. Beberapa Sekolah Menengah Pertama mengalami masalah yang sama
dengan ketegori tingkat kesulitan belajar yang berbeda. Berdasarkan kualitas hasil
belajar yang rendah tersebut, maka peneliti mencoba memberikan metode belajar
bagi siswa dengan menggunakan sistem belajar kelompok. Kegiatan belajar kelompok
dilaksanakan oleh siswa kelas VII dalam belajar Bahasa Inggris yang dilaksanakan dua kali
dalam seminggu dengan bimbingan guru kelas.
Secara umum kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris kelas VII dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Dalam setiap pertemuan menunjukkan adanya siswa kels VII yang mengalami
kesulitan belajar Bahasa Inggris dan cenderung kurang bersemangat.
b. Beberapa siswa menunjukkan semangat yang tinggi dalam mengikuti pelajaran
Bahasa Inggris.
c. Belajar Bahasa Inggris secara kualitas belum terpenuhi, namun secara kuantitas
semua siswa melakukan proses belajar mengajar sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Sistem belajar siswa masih bersifat individu, yaitu siswa cenderung pasif dan mengatasi
kesulitannya sendiri tanpa adanya diskusi aktif dan tidak saling memberikan informasi.
e. Informasi guru mengatakan bahwa kesulitan belajar siswa kelas VII disebabkan
oleh faktor internal siswa, namun demikian faktor eksternal dari lingkungan sekolah dan
lingkungan keluarga kurang diperhatikan.
f. Kegiatan belajar kelompok dan pembagian tugas kelompok dalam pengajaran
Bahasa Inggris menunjukkan adanya kemajuan siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar dan menunjukkan kemajuan terhadap hasil beljar siswa kelas VII.
Berdasarkan cara belajar siswa kelas VII dengan sistem belajar individu dan
kesulitan belajar siswa serta belum dikembangkan metode belajar kelompok, maka
peneliti mencoba memberikan alternatif belajar kelompok untuk meningkatkan hasil
belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar
Pembelajaran I : Perlakuan terhadap sistem belajar secara individu dengan melakukan
evaluasi melalui tes I untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa kelas VII dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris.
Pembelajaran II : Perlakuan terhadap sistem belajar kelompok dengan melakukan
evaluasi melalui tes II untuk mngetahui kualitas hasil belajar siswa kelas VII dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris.
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan paparan data tentang strategi belajar kelompok yang
dilaksanakan oleh siswa kelas VII, maka ada beberapa temuan penelitian yang mengarah
pada kreatifitas dan motivasi belajar siswa kelas VII. Temuan tersebut menunjukkan
perubahan sikap siswa sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok dan sesudah
dilaksanakannya belajar kelompok. Siswa mengalami perubahan sikap cenderung lebih
percaya diri, tanggung jawab, kreatif dan mempunyai motivasi belajar yang meningkat.
Kebanyakan siswa yang kurang kreatif dan pasif dalam belajar Bahasa Inggris serta
mempunyai motivasi belajar yang cenderung rendah sebelum direpakannya kegiatan belajar
kelompok. Setelah dilaksanakan belajar kelompok, siswa mempunyai kreatifitas dan motivasi
belajar yang meningkat. Temuan penelitian lain adalah adanya peningkatan hasil belajar
Bahasa Inggris setelah dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok.
Paparan data dan temuan penelitian disajikan melalui beberapa tabel sebagai berikut
yang menunjukkan kegiatan belajar kelompok dan hasil beljar Bahasa Inggris siswa kelas
VII, sehingga akan diketahui pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar Bahasa
Inggris siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam paparan data dan temuan penelitian, maka
dapat dilakukan pembahasan yang berhubungan dengan kegiatan belajar kelompok dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep.Selayar. Pembahasan ini mencakup tiga hal pokok yang berhubungan dengan
permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu:
(1) bagaimana strategi belajar kelompok yang diterapkaqn pada siswa kelas VII SMP
Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar dalam belajar Bahasa Inggris,
(2) apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa
kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar dan
(3) bagaimana kontribusi belajar kelompok terhadap perilaku siswa kelas VII SMP
Negeri Tambolongan No.17 Kep.Selayar dikaitkan dengan hasil belajar bahasa Inggris.
Berikut ini hasil pembahasan berdasarkan tiga masalah yang telah dirumuskan
berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas VII SMP Negeri Tambolongan No.17
Kep.Selayar.
1. Penerapan Strategi Belajar Kelompok
Belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII dalam belajar bahasa Inggris
menggunakan sistem pembagian jumlah siswa, yaitu 16 siswa dibagi dalam empat kelompok
(lihat tabel 1). Pembagian kelompok ini didasarkan atas tercapainya dua kategori siswa yang
berbeda, yaitu: ada siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Pencampuran ini
dimaksudkan agar siswa yang kurang pandai dapat belajar kepada siswa yang pandai, begitu
pula sebaliknya siswa yang pandai agar dapat membantu siswa atau temannya yang kurang
pandai.
Topik bahasan dalam setiap belajar kelompok disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan pada pengajaran di kelas. Guru kelas bertugas memberikan pengawasan dan
pengarahan belajar kelompok dengan memberikan tekanan pokok bahasan yang paling
dianggap sulit oleh siswa kelas VII dalam belajar Bahasa Inggris.
Kelompok I diketuai oleh (………………..) yang bertugas mengkoordinir teman-
teman dalam kelompoknya untuk melaksanakan tugas belajar kelompok yang dilaksanakan
pada setiap hasi Selasa. Kelompok II diketuai oleh (……………………….) yang bertugas
mengkoordinir teman-teman dalam kelompoknya untuk melaksanakan kegiatan belajar
kelompok yang juga dilaksanakan setiap hari Selasa. Kelompok III diketuai oleh
(……………………)yang bertugas mengkoordinir teman-teman dalam kelompoknya untuk
melaksanakan kegiatan belajar kelompok yang dilakasanakan pada setiap hari Rabu.
Kelompok IV diketuai oleh (…………………….) yang bertugas mengkoordinir teman-
teman dalam kelompoknya untuk melaksanakan tugas kegiatan belajar kelompok yang
dilaksanakan pada setiap hari Kamis.

Anda mungkin juga menyukai