Anda di halaman 1dari 39

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan,Ph.D.,

Departemen Matematika-ITB

Bab 10 Barisan dan Deret


Barisan dan Kekonvergenannya Deret dan Kekonvergenannya Deret Positif dan Uji-uji Kekonkenvergenannya Deret Berganti Tanda dan Kekonkenvergenannya Deret Pangkat Deret Taylor
1

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Pendahuluan
Pada Bab ini kita akan membangun algoritma untuk menentukan nilai-nilai fungsi yang didefinisikan melalui sifat-sifatnya, contohnya adalah fungsi transendal. Pendekatan ini disebut tehnik deret tak berhingga. Algoritma komputer untuk menentukan nilai suatu fungsi hanya menggunakan operasi aritmetika seperti jumlah dan kali. Oleh karena itu hanya fungsi rasional (hasil bagi dua polinomial) saja yang dapat ditentukan nilainya secara akurat. Sedangkan nilai-nilai fungsi transendental, hanya bisa n dihampiri. Sebagai contoh, x x
e = lim 1 + n n
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
2

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Pendahuluan

Artinya untuk tiap n, bila dilakukan perhitngan pada ruas kanan maka diperoleh nilai hampiran pada nilai sebenarnya dari ex serta hampiran akan sangat baik bila n cukup besar. Tapi cara menghitung ini tidak cukup efisien. Cara yang lebih baik diperoleh melalui deret tak berhingga
ex = 1+ x + x x x + + + 2! 3! 4! + x + n!

Nilai ex dapat dihampiri dengan menjumlahkan bilangan berbentuk x/n! mulai dari n=0. Makin banyak yang dijumlahkan, makin baik hampirannya. Selain itu juga kita memerlukan cara mengukur baik tidaknya sebuah hampiran.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
3

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

1. Barisan Tak Berhingga


Perhatikan kembali ungkapan ex= limn an dengan an =(1+x/n)n. Jelas bahwa a1, a2, a3, makin dekat pada nilai ex bila nilai n makin besar.

Definisi
Bilangan-bilangan a1, a2, a3, yang disusun menurut urutan tertentu disebut barisan dan ditulis sebagai {an}. Barisan di atas adalah barisan yang didefinisikan melalui rumus secara eksplisit untuk unsur ke-n, an.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
4

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Barisan 1,4,7,10, selain dinyatakan melalui rumus eksplisit an=3n-2, n1 juga dapat didefinisikan melalui rumus rekursif a1=1, an= an+1+3, n2 Pada contoh diatas karena anggota barisan {an} dengan an =(1+x/n)n makin dekat ke nilai ex. Barisan demikian disebut konvergen ke ex , atau ex= limn an .

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh-contoh

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Definisi
Barisan {an } disebut konvergen ke L, ditulis lim an = L bila
n

untuk tiap >0 terdapat bilangan cacah N , sehingga n > N an _ L <

Barisan yang tidak konvergen disebut divergen.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Perlihatkan bahwa lim


n

1 = 0. n2 Misalkan > 0 diberikan. Kita perlu menentukan N sehingga jika n > N , maka 1 0 < . n2

1 1 1 0 < atau 2 < ekuivalen dengan 2 < . 2 n n n Dari pertidaksamaan terakhir diperoleh syarat bagi n yaitu n 2 > 1 atau n > 1

. Maka dapat kita pilih .

N = bilangan cacah yang lebih besar dari 1

Contoh Dengan menggunakan definisi, perlihatkan bahwa


a. lim 1 = 0. b. lim k = k . n n n
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
8

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Jelaskan mengapa barisan ( 1) n divergen. Pilih > 0. Untuk < 1, bila an ( 1 , 1+ ), maka an+1(1 ,1+ ) bila am (1 ,1+ ), maka am( 1 , 1+ ).
n +1

n 1

Tidak ada selang dengan jejari berpusat di 1 maupun di 1 yang memuat semua an dengan n > N . Catatan: selang (a , a + ) disebut selang dengan jejari berpusat di a.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
9

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema
Misalkan {an } dan {bn } barisan bilangan real dan diberikan bilangan real A, B, dan k . Jika lim an = A dan lim bn = B, maka
n n

1. lim k = k
x

2. lim kan = k lim an = kA 3. lim ( an + bn ) = lim an + lim bn = A + B. 4. lim ( an bn ) = lim an lim bn = A B.


n n n n n n x n

a A 5. lim n = n = , bila B 0. n b n lim bn B n lim an

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

10

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema di atas, memudahkan kita dalam menentukan limitlimit barisan. Contoh


1 1 1. lim = 1 lim = 1 0 = 0. n n n n 1 n 1 1 2. lim = lim 1 = lim1 lim = 1 0 = 0. n n n n n n n 3. lim 4 9n 4 4 n4 9 0 9 = lim = = 9. n n 4 + 2 n 1 + 2 n 4 1+ 0

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

11

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Fakta berikut sering digunakan.


x

Jika lim f ( x ) = L, lim f ( n ) = L


n

Contoh Tentukanlah lim ln n en


n

Formula di atas sangat berguna karena memungkinkan kita untuk ln x 1x menggunakan Aturan l'Hopital. Maka lim x = lim x = 0. x e x e Dengan demikian, lim ln n en = 0.
n

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

12

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema Teorema Sandwich untuk Barisan


Diketahui barisan-barisan {an } dan {cn } konvergen ke L dan an bn cn untuk tiap n K (suatu K ). Maka lim bn = L.
n n

Teorema
n

Jika lim an = 0, maka lim an = 0.

Contoh Menggunakan Teorema Sandwich


cos n cos n 1 cos n = 1. lim = 0 karena 0 n n n n n 1 1 1 2. lim n = 0 karena 0 n n 5 n 5 sin n Contoh Selidiki kekonvergenan barisan . n + cos n
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
13

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Barisan Monoton

Barisan {an } disebut barisan monoton tak turun jika an an +1 untuk tiap n 1. Jika an U untuk tiap n maka barisan itu disebut terbatas di atas.

Sebagai latihan, berikan definisi barisan monoton tak naik dan barisan yang terbatas di bawah.

Teorema Teorema Barisan Monoton


Diberikan barisan monoton tak turun {an } . Jika an U untuk tiap n , maka barisan {an } konvergen dan lim an L.
n

Hal serupa juga berlaku untuk barisan tak naik.

Contoh Perlihatkan bahwa {bn } dengan bn = n 2 2n konvergen


Langkah pertama adalah membuktikan bahwa barisan ini monoton
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
14

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

turun untuk n 3, yaitu n 2 2n ( n + 1) 2n +1 .


2

Pertidaksamaan-pertidaksamaan ekuivalen satu terhadap yang lain.


n 2 2n ( n + 1) 2n +1
2 2

2n 2 ( n + 1) = n 2 + 2n + 1 n 2 2n + 1 n 2 2n 1 n ( n 1) 1

Karena pernyataan terakhir benar untuk semua n3. Jadi, pada umumnya barisan ini monoton turun. Karena barisan terbatas di bawah oleh 0, maka ia konvergen menurut Teorema Barisan Monoton. Masalah ini juga dapat diselesaikan dengan memanfaatkan Aturan lHopital.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
15

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Beberapa barisan yang sering muncul dalam applikasi. lim


n

ln n =0 n
1n

lim x n = 0 untuk x < 0


n

lim n n = 1
n

lim x1 n = 1 untuk x > 0


n

x lim 1 + n n

= e lim

xn =0 n n !

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

16

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

2. Deret Tak Berhingga


Paradoks Zeno sangat terkenal dalam matematika dan filsafat. Dalam paradoks ini, Zeno mengatakan bahwa sang kelinci tidak dapat menyusul kura-kura karena ia harus mengurangi jarak diantara mereka menjadi setengah dari sebelumnya. Setelah itu kembali ia harus mengurangi jarak menjadi setengah jarak sebelumnya. Karena waktu yang tersedia hanya berhingga sedangkan tahap yang harus dilaluinya adalah berhingga, maka, kelinci tidak dapat menyusul kura-kura. d d d d 1 1 1 1 d + + + + = d d + + + + 2 4 8 16 2 4 8 16 Sewaktu balapan dimulai kelinci berada d meter dibelakang kurakura.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
17

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Apakah benar tidak mungkin? Perhatikan jumlah-jumlah parsial Sn d d 1


S1 = = = 1 d 2 2 2 d d 3 1 S2 = + = d = 1 2 d 2 4 4 2 1 d d d 7 S3 = + + = d = 1 3 d 2 4 8 8 2 Sn = d d d + + + 2 4 8 +

1 d = 1 n d n 2 2

Jelas barisan Sn konvergen ke d, limnSn =d. Jadi, pada akhirnya jarak diantara mereka adalah d-d=0. Mari kita perumum pembicaraan di atas.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
18

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Dari setiap barisan {an}, dapat dibangun barisan baru {Sn} yang sangat penting dengan Sn adalah hasil jumlah n suku pertama dari barisan {an},
S1 = a1 S 2 = a1 + a2 S3 = a1 + a2 + a3 S n = a1 + a2 + a3 + + an

Barisan {Sn} ini disebut deret (tak berhingga). Notasi yang lazim adalah

a
k =1

atau

Sedangkan Sn disebut jumlah parsial ke n.


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
19

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Definisi
Deret

a
k=1

konvergen dan jumlahnya S jika barisan jumlah parsial

{Sn } konvergen ke S , ditulis ak


k=1

= S.

Barisan yang tidak konvergen disebut divergen. Barisan divergen tidak mempunyai jumlah.

Deret Geometrik
Deret geometrik adalah deret yang berbentuk

ar
k =1

k 1

= a + ar + ar 2 + ar 3 +

+ ar k +

a0

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

20

10

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Jumlah parsial deret jenis ini berbentuk


S n = a + ar + ar 2 + ar 3 + Jika r 1, maka S n rS n = ( a + ar + ar 2 + + ar n ) r ( a + ar + ar 2 + + ar n ) = a ar n . Maka kita dapat memperoleh rumus untuk S n . a ar n a ar n . = 1 r 1 r 1 r Dalam hal r < 1, lim r n = 0. Tapi bila r > 1, barisan {r n } divergen Sn = yang berakibat {S n } juga divergen. Sedangkan jika r = 1 maka jumlah parsialnya tumbuh tanpa terbatas sehingga deret menjadi divergen.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
21
n

+ ar n

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema
Deret geometrik Deret geometrik

ar
k=1

a jika r <1 (konvergen). 1- r

ar
k=1

divergen jika r 1.
C

Contoh
Diagram di sebelah memperlihatkan segitiga sama sisi dan sebagian dari tak berhingga lingkaran yang menyinggung segitiga dan lingkaran disebelahnya. Tentukan luas semua lingkaran jika AB = 1 dm
A

B
22

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

11

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Tapi tidak semua deret sejinak deret geometrik. Seringkali kita harus puas dengan hampiran jumlahnya. Jumlah deret berikut masih dapat ditentkan secara eksak. 1 Contoh Deret Teleskopis
n=

n ( n + 1)

1 1 1 Maka = n ( n + 1) n n + 1 1 1 1 1 1 1 Sn = + + + 1 2 2 3 n n +1 1 = 1 n +1 1 ( n + 3)( n + 4 ) juga deret teleskopis n=


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
23

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Uji Kedivergenan
Jika sebuah deret positif konvergen maka suku-sukunya haruslah mengecil menuju nol, limnan =0. Tapi banyak deret dengan an menuju nol tapi divergen. (contoh: deret harmonik) Teorema Uji Divergensi suku ke - n .
Jika deret an konvergen, maka lim an = 0. Atau
n =1 n

jika lim an 0, maka an divergen. n n =1 1 Contoh Buktikan bahwa deret ln divergen. n n =1 1 1 Misalkan an = ln . Maka jelas lim an = 0. Maka ln divergen. n n n n =1
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
24

12

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Deret harmonik

n = 1+ 2 + 3 +
n =1

1 + n

adalah salah satu deret yang sangat penting. Derek ini divergen, sekalipun limn1/n=0.
Sn = 1 + 1 1 1 + + + 2 3 n 1 1 1 1 1 1 1 1 1 = 1+ + + + + + + + + + + 2 3 4 5 6 7 8 9 16 1 2 4 1 1 1 1 1 > 1+ + + + + = 1+ + + + + 2 4 8 2 2 2 n n

1 n

Terlihat bahwa dengan memperbesar n kita dapat menambahkan sebanyak mungkin paruhan . Akibatnya Sn dapat sebesar apapun asal n cukup besar,
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
25

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sifat Linear Deret Konvergen


Deret mempunyai sifat mirip penjumlahan biasa dan sifat linear penjumlahan dipertahankan oleh limit (built-in dalam deret). Teorema Sifat Linear Deret Konvergen.
Jika deret an dan bn konvergen dengan an = A, bn = B,
n =1 n =1 n =1 n =1

dan k sebuah kosntanta, maka kan dan ( an bn ) konvergen.


n =1 n =1

1. 2.

ka
n =1 n =1

= k an = kA
n =1

(a

+ bn ) = an + bn = A + B.
n =1 n =1

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

26

13

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema
Jika deret

a
n =1

divergen dan k 0, maka kan divergen.


n =1

Contoh Selidiki kekekonvergenan deret


n=

5 3 n dan n+6 n= n + 1

Teorema Pengelompokan Suku Penjumlahan Deret Konvergen


Jika sebuah deret dibentuk dari deret konvergen an dengan cara
n =1

mengelompokkan suku-sukunya tanpa mengubah urutan, maka deret baru ini juga konvergen

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

27

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh
Diberikan persegi ABCD dengan panjang sisi 1 dan E , F , G, dan H adalah titik -titik tengahnya. Jika pola arsir dilanjutkan terus-menerus, tentukan luas daerah yang terarsir.

G D

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

28

14

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

2. Deret Positif; Uji Integral


Pada pasal ini kita akan fokus pada deret-deret positif. Dua pertanyaan yang pasti diajukan mengenai deret adalah: 1. Apakah deret in konvergen? 2. Bila konvergen berapakah jumlahnya? Teorema Barisan Monoton memberi kita teorema berikut. Teorema
Jika deret positif an konvergen, maka jumlah-jumlah parsialnya
n =1

terbatas di atas. Kebalikannya juga berlaku.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

29

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Uji Integral

Teorema
Diberikan fungsi f ( x ) 0, monoton tak naik pada suatu interval

[ M , ) . Jika {an } adalah barisan dengan an = f ( n ) untuk tiap n M ,


Maka, a. Jika b. Jika

f ( x ) dx < , maka an < (konvergen).


n =1

f ( x ) dx = , maka an = (divergen).
n =1

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

30

15

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Uji deret-p


Deret

n
n =1

1
p

dengan p konstan disebut deret-p. Perlihatkan

1. Jika p > 1 maka deret-p konvergen. 2. Jika p 1 maka deret-p divergen. (Petunjuk: Gunakan Uji Integral pada selang [1, ) )
Jika p = 1, maka deret - p adalah deret harmonik yang telah diketahui divergen. Misalkan p 1.
t t dx dx t1 p 1 = lim p = lim . t 1 p x p t 1 x t

Jika p > 1, lim t1 p = 0. Jika p < 1, lim t1 p = . Maka p > 1:

dx 1 = ; p x p 1

p 1:

dx = . xp

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

31

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Tentukanlah kekonvergenan

1+ k
k =1

Pada gambar disamping, luas daerah kotak hijau berkorespondensi dengan suku dari deret

1+ k
k =1

. 1 diberikan oleh 1 + x2

Luas daerah dibawah kurva f ( x ) =

1 dx. 1 + x2

M 1 1 M dx = lim dx = lim arctan( x) 0 = . 2 0 1 + x2 M M 2 1+ x

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

32

16

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Karena

1 1 dx, maka deret tersebut konvergen. 2 0 1 + x2 k =1 1 + k

Luas daerah dibawah kurva merah adalah berhingga. Hal ini mengakibatkan jumlah luas daerah kotak hijau juga berhingga, yaitu deret yang kita hitung juga berhingga.
Contoh Ujilah kekonvegenan deret
a.

n
n =1

1 n

b.

ln n n n =1

c.

en 2n n =1 1 + e

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

33

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

4. Uji2 lain untuk Deret Positif


Kita sudah tuntas mengklasifikasikan kekonvergenan deret-p. dan juga deret geometrik.

ar
n =1

konvergen jika dan hanya jika r < 1. konvergen jika dan hanya jika p > 1.

n
n =1

1
p

Tapi, ini hanyalah satu macam dari banyak deret yang harus dihadapi. Pada bagian ini kita dapat menguji kekonvergenan deret-deret lain dengan cara membandingkannya dengan deretp. atau deret gemetrik.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

34

17

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Membandingkan Dua Deret


Jika suku-suku sebuah deret kurang dari sebuah deret yang konvergen, maka seharusnya deret tersebut juga konvergen.
Diberikan 0 ak bk tiap k . Maka, S n = a1 +
n =1

+ an b1 +

+ bn = Tn

Misalkan bn konvergen. Barisan {Tn } monoton naik (karena bk 0) dan terbatas di atas oleh lim Tn = T = bn . Karena S n Tn , maka
n

barisan monoton naik {S n } juga terbatas di atas dan oleh karena itu

n =1

a
n =1

konvergen.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

35

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Penalaran serupa juga dapat digunakan untuk situasi

a
n =1

divergen.

Teorema Uji Banding Langsung


Diberikan deret tak negatif a. Deret

a
n =1

dengan an 0. Maka,

a
n =1

konvergen, jika terdapat deret konvergen bn


n =1

sehingga an bn tiap n N untuk suatu N . b. Deret

a
n =1

divergen jika terdapat deret konvergen bn


n =1

sehingga an bn tiap n N untuk suatu N .


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
36

18

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Ujilah kekonvegenan deret


a. b.

r ( r + 1) ,
n =1 n

0 < r <1

r
n =1

n
n

r >1

Contoh Ujilah kekonvegenan deret


2 2 1 1 1 5 + +1+ + + + + 3 7 2! 3! 4! + 1 + n!

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

37

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Ada dua kesulitan penggunaan Uji Banding, yaitu mencari pembanding yang tepat serta menentukan pertidaksamaannya. Masalah dengan pertidaksamaan dapat dikurangi dengan menggunakan hasil bagi sebagai pengantinya. Teorema Uji Banding Limit
Diberikan an 0 dan bn > 0, memenuhi hubungan lim
n

an = L. bn
n =1

a. Jika 0 < L < , maka an dan bn keduanya konvergen


n =1

atau keduanya divergen. b. Jika L = 0 dan bn konvergen, maka an juga konvergen.


n =1 n =1

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

38

19

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Ujilah kekonvegenan deret


a. b. c. 3 5 7 9 + + + + 4 9 16 25 1 1 1 1 + + + + 1 3 7 15 =
n =1

2n + 1

( n + 1)
n

1 . n =1 2 1 = 1 + n ln n 2 n=2 n + 5

1 + 2 ln 2 1 + 3ln 3 1 + 4 ln 4 + + + 9 14 21

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

39

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Masalah mencari deret pembanding yang tepat tidak muncul sama sekali dengan uji berikut. Pada uji ini, deret dibandingkan dengan dirinya sendiri. Teorema Uji Hasil Bagi
Diberikan an > 0, memenuhi hubungan lim

an +1 = . n a n

a. Jika < 1, maka an divergen.


n =1

b. Jika > 1 atau jika lim an +1 an = , maka an divergen.


n n =1

c. Jika = 1, maka tak ada kesimpulan yang bisa ditarik.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

40

20

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Ujilah kekonvegenan deret


a. b.

n!,
n =1

an

a > 0. c.
3

n !n ! .
n =1

( 2n ) !

2 n n n =1 3

d.

( 2n ) !
n =1

4n n !n !
Deret Divergen Deret Geometrik dengan r 1 Deret Harmonik Sebarang deret
n

Deret Konvergen Deret Geometrik dengan r < 1 Deret Teleskopis spt

k ( k + 1)
k =1

1 k =1 k
n

Deret

k!
k =1

dengan

lim an tak ada atau lim an 0.


n

1 Deret-p p , dengan p > 1 k =1 k

1 Deret-p p , dengan p 1 k =1 k
41

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

5. Deret Berganti Tanda


Setelah mempeljaari deret dengan suku-sukunya semua nonnegatif, maka pada bpasal ini kita akan membicarakan deret dengan suku tidak harus nonnegatif, khususnya adalah deret berganti tanda. Deret berganti tanda adalah deret berbentuk
a1 a2 + a3 a4 + a5 a6 +

dengan syarat an>0 untuk tiap n. Deret tipe ini yang penting adalah deret harmonik berganti tanda.
1 1 1 1 1 + + + 2 3 4 5 =
n =1

( 1)
n

n +1

Dapat dibuktikan bahwa deret ini konvergen.


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
42

21

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Uji Kekonvergenan
Perhatikan sebuah barisan monoton turun {an}, an+1 < an untuk tiap n. Misalkan {Sn} adalah barisan jumlah parsialnya.
S1 S2 S3 S4 S5 = a1 = a1 a2 = a1 a2 + a3 = a1 a2 + a3 a4 = a1 a2 + a3 a4 + a5 = S1 = S2 = S1 ( a2 a3 ) = S 2 + ( a3 a4 ) = S3 ( a4 a5 ) = S1 a = S2 + a3 = S3 a4 = S4 + a5

Terlihat bahwa {S2n} naik dan terbatas sedangkan {S2n-1} turun dan terbatas. Maka keduanya konvergen masing-masing ke S dan S. Selain itu
S ' S '' S n +1 S n = an +1

yaitu error hampiran S oleh Sn kurang dari an+1.


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
43

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Karena an0 ketika n . Maka keduanya konvergen ke titik yang sama, sebut S.
Teorema Uji Deret Berganti Tanda Diberikan deret berganti tanda a1 a2 + a3 a4 + a5 a6 + dengan an > an +1 > 0. Jika lim an = 0., maka deret konvergen.
n

Error hampiran S oleh S n adalah tak lebih dari an +1 . S - Sn an +1

Contoh Perlihatkan bahwa deret harmonik berganti tanda 1 1 1 1 + + + 2 3 4 5 konvergen. Kemudian tentukan nilai n agar selisih antara jumlah parsial Sn 1 dan jumlah S tak lebih dari 0,01.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
44

22

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Perlihatkan bahwa deret

Konvergen Mutlak

( 1)
n =1

n +1

ln n konvergen. n

Bagaimana menentukan kekonvergenan deret yang bukan deret berganti tanda, seperti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 + 2 + 2 2 + 2 + 2 + 2 2 2 3 4 5 6 7 8 9 Salah satu metodanya adalah membandingkannya dengan deret itu sendiri yang telah dimodifikasi dengan menggunakan fungsi nilai mutlak, yaitu
1+ 1 1 1 1 1 1 1 1 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 2 2 3 4 5 6 7 8 9

Ternyata deret ini konvergen karena merupakan deret p dengan p=2.


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
45

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Misalkan an adalah sebarang barisan. Untuk tiap n, misalkan


n =1

vn = an + an . Maka vn 0 dan menurut pertidaksamaan segitiga vn an + an = 2 an . Secara keseluruhan 0 vn 2 an . Dengan demikian, Uji Banding memberikan bahwa deret nonnegatif

v
n =1

konvergen. Maka sifat linear deret memberikan bahwa an juga


n =1

konvergen.
Teorema Uji Kekonvergenan Absolut
Jika

a
n=1

konvergen, maka an konvergen.


n=1

Catatan

a
n=1

akan kita sebut deret mutlak dari an .


n=1

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

46

23

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Deret

an dikatakan konvergen mutlak bila


n =1

a
n =1

konvergen.

Kekonvergenan

a
n =1

dapat diuji dengan menggunakan uji-uji untuk

deret nonnegatif yang sudah telah kita pelajari sebelumnya.


Teorema Uji Hasil Bagi Absolut Diberikan deret an dengan an 0 tiap n. Diketahui
n=1

lim

an +1 an

1. Jika < 1, maka deret konvergen mutlak (sehingga ia konvergen). 2. Jika > 1, maka deret konvergen. 3. Jika = 1 tidak ada kesimpulan.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
47

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Perlihatkan bahwa deret

( 1)
n =1 n =1

n +1

n4 konvergen mutlak. 2n
n +1

Contoh Periksa kekonvergenan deret

( 1)

sin ( n ) n n

Konvergen Bersyarat
Telah kita ketahui bahwa kekonvergenan mutlak membawakan kekonvergen. Konvergen mutlakKonvergen Tetapi kebalikannya tidak selalu berlaku, artinya ada deret yang konvergen tetapi deret mutlaknya tidak konvergen. Contohnya adalah deret harmonik berganti tanda. Deret an disebut konvergen bersyarat bila an konvergen
tapi

divergen.
48

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

24

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Perlihatkan bahwa deret bersyarat.

( 1)
n=2

1 n 1
2

konvergen

Teorema Teorema Penyusunan Ulang

Diberikan deret

a
n=1

konvergen mutlak. Maka suku-sukunya dapat

disusun ulang mengubah kekonvergenannya maupun jumlahnya.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

49

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

50

25

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

6. Deret Pangkat
Sejauh ini kita telah mempelajari deret dengan suku terdiri dari bilangan konstan. Sekarang kita kan mempelajari deret dengan suku terdiri dari fungsi: un ( x )
ln x ln 2 x ln 3x ln 4 x ln 5 x + + + + + 1 n 2 2 3 3 4 4 5 5 n =1 n =1 Pertanyaan yang umum diajukan adalah 1. Tentukan semua nilai x sehingga deret tersebut konvergen. 2. Tentukan fungsi jumlahnya, S(x). Namun pada kita akan mempelkajari deret dengan fungsi khusus yang disebut deret pangkat, berbentuk

u x = n
n

n =1

ln nx

a x
n=0 n

= a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 + a4 x 4 +
51

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Deret Pangkat dan Kekonvergenan


Walaupun tampil seperti polinom, deret pangkat bukanlah polinom karena suku penjumlahannya tidak berhingga.
Definisi Deret Pangkat Ungkapan berbentuk

a x
n=0 n

= a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x3 +

+ an x n +

disebut deret pangkat berpusat di x = 0. Sedangkan

a ( x a)
n=0 n

= a0 + a1 ( x a ) + a2 ( x a ) +
2

+ an ( x a ) +
n

disebut deret pangkat berpusat di x = a. Suku an ( x a ) disebut suku ke n. Bilangan a disebut pusat.
n

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

52

26

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Deret

x
n=0

= 1 + x + x2 +

+ xn +

disebut adalah deret geometri

yang berpusat di x = 0. Untuk tiap x ( 1,1) , deret tersebut konvergen ke 1 (1 x ) . Sifat kekonvergenan seperti ini adalah umum. Fakta kekonvergenan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut. 1 = 1 + x + x2 + + xn + , 1 < x < 1. 1 x

Untuk tiap n, jumlah parsial Pn(x) merupakan polinom berderajat n. Arti deret pangkat dapat dilihat dari gambar yang memperlihatkan jumlah-jumlah parsial dan jumlahnya. Pada deret pangkat geometrik, jumlah parsial adalah polinom Pn(x)=1+x+x2+x3++xn.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

53

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Dari gambar disebelah, terlihat bahwa jumlah-jumlah parsial Makin mendekati jumlahnya, terutama disekitar pusatnya
Contoh Diskusikan kekonvergenan
n 1 dari deret pangkat ( x + 2 ) . 2 n =0 Deret pangkat ini berpusat di x = 2, dengan koefisien a0 = 1, a2 = 1 2, n

a2 = 1 4. Untuk tiap x, deret ini adalah deret geometri dengan unsur pertama 1 dan rasio r = ( x + 2 ) 2. Oleh karena itu, untuk tiap x, deret konvergen bila ( x + 2 ) 2 < 1 atau

4 < x < 0 dengan jumlah

1 2 = 1 ( ( x + 2) 2) x + 4
54

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

27

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Interval Kekonvergenan
Himpunan/interval kekonvergenan suatu deret pangkat adalah himpunan semua x sehingga deret tersebut konvergen. Berdasarkan pengalaman dengan deret, kita ketahui bahwa Uji Hasil Bagi Mutlak adalah uji yang efektif untuk deret yang memuat bentuk perpangkatan (dan juga faktorial). Oleh karena itu metoda ini juga sesuai untuk deret pangkat.
Contoh Tentukan himpunan kekonvergenan ( HK ) dari deret pangkat xn 2n . n =1

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

55

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

xn 2n konvergen mutlak n =0 (sehingga konvergen) bila < 1, dan divergen bila > 1 dengan Menurut Uji Hasil Bagi Mutlak (UHBM ) ,

= lim

x x n +1 2n +1 x = lim = . n n n 2 2 x 2

Akibatnya, deret pangkat akan konvergen (mutlak) untuk x 2 < 1 atau x < 2. konvergen untuk x 2 > 1 atau x > 2. Sedangkan, untuk x = 2 atau x = 2, UHBM tidak memberikan kesimpulan. Pada x = 2, deret merupakan deret harmonik, sehingga divergen. Pada x = 2, deret merupakan deret harmonik berganti tanda,
sehingga konvergen. Jadi, interval kekonvergenan adalah [ 2, 2 ) .
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
56

28

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh di atas memberi gambaran mengenai esensi teorema berikut.


Teorema Kekonvergen Deret Pangkat Terdapat tiga kemungkinan kekonvergenan deret pangkat an ( x c ) .
n n=1

1. Terdapat R > 0 sehingga deret divergen untuk x - c > R dan konvergen bila x - c < R. Deret mungkin konvergen atau divergen pada.titik-titik ujung x = c R, x = c + R. 2. Deret konvergen di x = c dan divergen untuk x lainnya. ( R = 0 ) 3. Deret konvergen pada tiap x ( R = ) .

Bilangan R pada teorema ini disebut radius (jejari) kekonvergenan.


Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
57

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sedangkan bila Himpunan Kekonvergenan (HK) ditulis dalam bentuk selang, untuk masing-masing kasus dalam teorema di atas, diperoleh 1. HK=(c-R,c+R), (c-R,c+R],[c-R,c+R), atau [c-R,c+R]. 2. HK={c} 3. HK=R. Contoh Tentukan himpunan kekonvergenan ( HK ) dari
1.
n =1

( 1) ( x 1)
n 1

2.

n =1

( 2 x 1)
n

n 4 + 16

3.

n! .
n =1

xn

4.

n! x
n =1

Teorema Deret pangkat an ( x - c ) konvergen mutlak pada


interior dari interval kekonvergenannya.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
58

29

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

7. Operasi Deret Pangkat


Jika sebuah deret konvergen dengan jumlah S(x) dan himpunan kekonvergenan HK, maka diperoleh sebuah fungsi S(x) dengan domain HK. Sebagai contoh, 1/(1-x)=1+x+x2+x3+ xHK=(-1,1) Dengan demikian, setiap deret pangkat melahirkan sebuah fungsi yang terdefinisi pada selang kekonvergenannya. Dari sudut pandang lain, 1+x+x2+x3+ adalah representasi atau penyajian dalam bentuk deret pangkat dari fungsi rasional 1/(1-x) pada selang (-1,1). Oleh karena itu layak jika bertanya, misalnya, apakah S(x) terturunkan. Bila jawabnya ya, bagaimana representasi deret pangkat dari S(x).

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

59

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Turunan dan Integral

Teorema Turunan dan Integral Deret Pangkat Diberikan S ( x ) = an x n = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 +


n=0

mempunyai radius kekonvergenan R > 0. Maka S '( x) =


d ( an x n ) = an nx n1 = a1 + a2 2 x + a3 3x 2 + n = 0 dx n=0

adalah turunan dari S ( x ) dengan radius kekonvergenan R. Dan an n +1 a a a x =a0 x + 1 x 2 + 2 x3 + 3 x 4 + 2 3 4 n=0 n =0 n + 1 juga memiliki radius kekonvergenan R.

S ( t ) dt =
x 0

an t n dt =

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

60

30

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teroem di atas memperlihatkan bahwa fungsi yang dapat ditulis dalam bentuk deret pangkat mempunyai yang sangat baik, Misalnya fungsi tersebut mempunyai turunan dan dapat diintegralkan. Pertanyaan: Selain mempunyai turunan pertama, apakah ia mempunyai turunan ke n untuk tiap bilangan asli n? Contoh Gunakan teorema ini untuk menentukan bentuk deret pangkat dari fungsi ln (1 + x ) .
1 = 1 + x + x 2 + x3 + 1- x Integral dari fungsi adalah , 1 < x < 1.

2 3 x xt xt 1 dt = tdt + dt + dt + 0 0 2 0 3 1- t

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

61

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

x 2 x3 + + , 1 < x < 1. 2 3 Gantilah x dengan x. Kemudian kalikan kedua ruas dengan 1. ln (1 x ) = x + ln (1 + x ) = x x 2 x3 x 4 + + 2 3 4 , 1 < x < 1.

Contoh Tentukan penyajian dalam bentuk deret pangkat untuk fungsi tan-1x. (Petunjuk: mulai dari fakta bahwa dan deret geometri).
tan 1 x =
x 0

1 dt . 1+ t2

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

62

31

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kita ketahui bahwa tan 1 x =

1 dt . Persamaan ini memberi 1+ t2 jalan untuk menentukan penyajian dalam bentuk deret pangkat bagi
x 0

tan 1 x, yaitu dengan cara menentukan penyajian dalam bentuk deret pangkat dari 1 (1 + t 2 ) . Gantilah x pada deret geometri dengan - t 2 . 1 = 1 t2 + t4 t6 + 1 t2 Dengan demikian,
x

1 < t 2 < 1 atau 1 < t < 1.

tan 1 x = (1 t 2 + t 4 t 6 +
0

) dt
1 < t < 1.
63

yang memberikan tan 1 x = x x3 x5 x7 + + 5 7 3

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Latihan Tentukan representasi deret pangkat untuk dt. 2 et x 2 x3 x 4 (mulai dari fakta bahwa e x = 1 + x + + + + 2! 3! 4!
0

f ( x ) =

1 et

Latihan Tentukan penyajian dalam bentuk deret pangkat untuk fungsi sin-1x. (Petunjuk: mulai dari fakta bahwa x 1 sin 1 x = dt . 0 1 t2 dan gunakan deret binomial untuk menentukan deret pangkat bagi 12 1 = (1 t 2 ) . 2 1 t
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
64

32

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Catatan ( 1)
= n 1

( n + 1)
n!

jika n > 0 jika n = 0

Deret Binomial:

(1 + x ) =

( 1) 2 ( 1)( 2 ) 3 n x + x + x = 1 + x + 2! 3! n=0 n

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

65

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Operasi Aljabar atas Deret Pangkat


Teorema Penjumlahan Deret Pangkat

Misalkan A ( x ) = an x n dan B ( x ) = bn x n keduanya konvergen mutlak


n=0 n=0

untuk x < R Maka k an x n = kan x n dan n =0 n=0 an x n + bn x n = ( an + bn ) xn n =0 n=0 n=0 konvergen mutlak masing-masing ke kA ( x ) dan A ( x ) + B ( x ) untuk x < R.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

66

33

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema Perkalian Deret Pangkat

Jika A ( x ) = an x n dan B ( x ) = bn x n keduanya konvergen mutlak


n =0 n =0

untuk x < R dan jika cn = a0 bn + a1bn 1 + a2 bn 2 +

+ an b0 = ak bn k
k =0

maka cn x n konvergen mutlak ke A ( x ) B ( x ) , yaitu


n=0

an x n bn x n = cn x n n =0 n =0 n=0

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

67

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Tentukanlah representasi deret pangkat untuk untuk x < 1, a. dengan menggunakan hubungan b. dengan menggunakan hubungan 1

(1 x )

(1 x )

1 = 1 x

1 d 1 = dx 1 x (1 x )2

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

68

34

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Beberapa deret pangkat penting dan terkenal. 1 = 1 + x + x 2 + x3 + 1 x x 2 x3 xn + + + + ex = 1 + x + 2! 3! n! 2n x2 x4 x6 n x + + + ( 1) + cos x = 1 2! 4! 6! ( 2n ) ! sin x = x x3 x5 x 7 + + 3! 5! 7! + ( 1)


n

x <1 x <1 x <1 x <1

x 2 n +1 + ( 2n + 1)!

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

69

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

8. Deret Taylor dan Deret MacLaurin


Banyak keuntungan yang diperoleh bila sebuah fungsi mempunyai representasi deret pangkat di sekitar suatu titik. Sebagi contoh, nilai fungsi tersebut dapat ditentukan melalui komputer. Selain itu, fungsi tersebut mempunyai turunan untuk semua order. Di sini kita akan mempelajari bebrapa tehnik yang lebih umum dari sedblumnya, untuk mencari representasi deret pangkat bagi suatu fungsi.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

70

35

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Konstruksi
Misalkan fungsi f(x) mempunyai penyajian deret pangkat: f(x)=a0+a1 (x-c)+a2 (x-c)2+a3 (x-c)3+. Maka teorema mengenai operasi turunan, memberikan bahwa f(x)=a1 +2a2 (x-c)+3a3 (x-c)2+. f(x)=2a2+23a3 (x-c)+ 3 4a3 (x-c)2+ . dst. Jika dihitung di x=c, maka diperoleh a0=f(c), a1=f(c), a2=f (c)/2!, a1=f (c)/3!, dst. Secara umum,
an = f ( n) ( c ) n!
71

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Pengamatan di atas membawa kita pada kesimpulan: jika suatu fungsi f ( x) mempunyai penyajian f ( x ) = an ( x c ) , maka untuk
n n=0

tiap n = 0,1, 2,, berlaku an = f ( x ) = f ( c ) + f ' ( c )( x c ) +


Teorema Ketunggalan

( n)

(c)

n! f '' ( c ) 2!

. Akibatnya,
2

( x c)

f ( n) ( c ) n!

( x c)

Misalkan diberikan fungsi f ( x ) dengan sifat f ( x ) = a0 + a1 ( x c ) + a2 ( x c ) + a3 ( x c ) +


2 3

untuk tiap x dalam sebuah interval yang berpusat di c. Maka an = f ( n) ( c ) n!


72

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

36

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Penyajian dalam bentuk deret pangkat sebagai fungsi dari (x-c) disebut deret Taylor. Khususnya jika c=0 maka deret ini disebut deret Maclaurin.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

73

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kekonvergenan Deret Taylor


Teorema Rumus Taylor dengan Suku Sisa

Misalkan diberikan fungsi f ( x ) bersifat f ' ( x ) ,, f tiap x dalam sebuah interval yang memuat c. Maka, untuk tiap x I , f ( x ) = f ( c ) + f ' ( c )( x c ) + f '' ( c ) 2!

( n +1)

( x)

ada untuk

( x c)

f (n) ( c ) n!
n +1

( x c)

+ Rn ( x )

di mana suku sisa (atau error) Rn ( x ) = untuk suatu d di antara x dan c.

f ( n +1) ( d )

( n + 1)!

( x c)

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

74

37

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema Rumus Taylor Misalkan diberikan fungsi f ( x ) dengan sifat semua turunannya f n = 1, 2,3, , ada pada interval ( a R, a + R ) . Maka, deret Taylor + 2! 3! merupakan representasi dari f pada interval ( a R, a + R ) jika dan hanya
2 3

( n)

( x) ,

f ( x ) = f ( c ) + f ' ( c )( x c ) +

f '' ( c )

( x c)

f ''' ( c )

( x c)

jika lim Rn ( x ) = 0 di mana Rn ( x ) adalah suku sisa dari Rumus Taylor Rn ( x ) = f ( n +1) ( d )
x

( n + 1)!

( x c)

n +1

dan d suatu bilangan di dalam ( a R, a + R ) .

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

75

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Tentukanlah representasi deret Maclaurin bagi a. sin x. b. cos x Jelaskan bahwa deret ini berlaku untuk semua x.

Contoh Tentukanlah representasi deret Maclaurin bagi a. cos x ln (1 + x ) b. ln (1 + x ) 1+ x .

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

76

38

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Soal PR Bab 10
10.1 : 4, 6, 8, 13, 14, 19, 22, 23, 26, 31, 34, 41, 49, 50, 53 10.2 : 2, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 17, 22, 26, 31, 37, 39, 41. 10.3 : 2, 3, 8, 10, 15, 18, 21, 23, 29-31, 34. 10.4 : 2, 3, 6, 7, 10, 13, 16, 18, 19, 22, 25, 27-30, 10.5 : 2, 3, 6, 9, 10, 14, 17, 20, 23, 25, 28, 32, 33, 37, 39, 40.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

77

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

10.6 : 3, 6, 8, 12, 15, 17, 19, 24, 25. 10.7 : 1, 2, 4, 6, 11, 14, 17, 25, 29, 31, 34. 10.8 : 4, 8, 12, 20, 22, 25, 27, 32, 35, 39.

Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB

78

39

Anda mungkin juga menyukai