Anda di halaman 1dari 32

Laporan Praktek Kerja Lapangan-broadcast

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pertelevisian semakin hari semakin maju, namun majunya dunia pertelvisian
bagi praktisi bisa dianggap sebagai pemicu atau sebaliknya. Menjadi boomerang yang akan
menenggelamkan karirnya. Majunya pertelvisian Indonesia dapat dilihat dari perkembangan
dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Dunia pertelevisian Indonesia yang tadinya sempat
didominasi oleh satu stasiun televisi saja, yaitu TVRI lalu berkembang menjadi sebelas
stasiun televisi nasional dan beberapa stasiun televisi lokal.
Bertambahnya jumlah stasiun televisi di Indonesia semakin membuat maraknya
persaingan di antara stasiun-stasiun televisi tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat
program acara yang menarik, yang sedang dibicarakan saat ini, dan yang dinantikan oleh
penonton. Berbagai macam konsep acara dibuat menarik mungkin, lain daripada yang lain,
dan memiliki nilai jual yang lebih sehingga dapat menaikkan rating stasiun televisi tersebut.
Dengan maraknya persaingan yang ada antar stasiun televisi membuat banyak
bermunculan tayangan-tayangan acara dengan konsep-konsep menarik, walaupun tak sedikit
pula yang meniru konsep acara yang sudah ada dari televisi-televisi asing. Persaingan diisi
dengan menampilkan program-program seperti Iilm, berita, kuis, variety show, dan sekarang
ini sedang gencar-gencarnya dikeluarkan oleh stasiun televisi Indonesia, yaitu program
mencari bakat menyanyi dangdut.
Dangdut sebagai salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia
berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer
sekarang dipengaruhi unsur-unsur musik India terutama dari penggunaan tabla Arab yaitu
pada cengkok dan harmonisasi.
enre Seni musik ini dipanggil 'dangdut karena musiknya bergema dengan bunyi
dang` dan dut` serta karena musik dangdut lebih dikuasai oleh bunyi gendang dan seruling.
Lagu-lagu dangdut atau biasa dikenal dengan orkes melayu biasanya digendangkan oleh
pedangdut dengan goyangannya yang seronok dan lemah gemulai sesuai dengan kepantasan
lagu.
Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya
pengaruh musik barat khusunya musik rock dari Inggris dan Amerika yang menggunakan
gitar listrik. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya
yang kontemporer. Sebagai musik popular, dangdut sangat terbuka terhadap bentuk musik
lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house musik.
Kini dangdut telah mencapai puncak keemasannya, perkembangan industri musik ini
begitu Ienomenal. Hampir semua lini media hiburan di tanah air, khususnya media televisi
meyuguhkan sensasi dan alunan musik dangdut dalam berbagai bentuk sebagai alternative
hiburan yang merakyat dan bersahaja dengan segala kesederhanaannya bahkan
keglamorannya.
Sensasi dangdut telah menyihir semua lapisan masyarakat, bahkan kini peminatnya
hingga ke mancanegara. Besarnya potensi pasar musik dangdut di Indonesia yang mayoritas
terdiri dari masyarakat kelas menengah kebawah, serta berkembangnya teknologi komunikasi
dan inIormasi di tanah air telah membuka peluang bagi para kapitalis media televisi untuk
meraup keuntungan yang besar dan mengukuhkan eksistensinya. Mereka berlomba-lomba
menciptakan program atau ulasan khusus tentang musik pinggiran ini. Mulai dari acara musik
panggung, kuis, infotainment, dan sinetron bernuansa dangdut, bahkan hingga kontes musik
dangdut. Apalagi program realty show yang dikombonasikan dengan talent scout atau kontes
musik dangdut ini, selalu menjajikan kesuksesan dan ketenaran secara instan yang menjadi
impian dari para kaum marginal.
Simak saja persaingan ketat antara stasiun televisi nasional dalam menyuguhkan
hiburan ini. Mulai dari TVRI sebagai stasiun televisi tertua dengan program Dangdut Pro.
RCTI dengan program Joged. SCTV turut menghadirkan program Numpang Zoged, Duet
Maut, Laris Manis, dan Sang Bintang, Indosiar dengan program Dandut Ria, oyang timbel
dan Star Dut. Anteve pun turut menghadirkan program senggol-senggolan, Dendang Dangdut
dengan menampilkan Mtv Salam Dangdut. Kemudian Trans TV menyuguhkan program
Digoda, Dag dig Dut dan Diva Dangdut. Lativi dengan program Kawasan Dangdut. Dan yang
terpiawai dalam menyuguhkan tontonan musik dangdut ialah stasiun televisi TPI dengan
program acara In Dangdut, sindang Laya, Dangdut Yoo, Dangdut mania, Dangdut Mania
Dadakan, DVDDut, dan KDI.
Mengacu pada Ienomena tersebut maka PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI) sebagai stasiun televisi swasta yang identik dengan musik dangdut ini
menyelenggarakan sebuah program acara televisi yang bernama Kontes Dangdut Indonesia
atau KDI sejak tahun 2004 hingga kini. KDI sebagai salah satu program kebanggan TPI dan
bahkan sudah menjadi identitas ini, merupakan sebuah kontes dangdut yang pertama dan
terspektakuler di jagad raya pertelevisian di Indonesia.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses promo on air dalam produksi
acara KDI 5 pada TPI.

C. Manfaat Penelitian
C.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu komunikasi khususnya penyiaran,
dalam hal ini mengenai proses promo on air dalam produksi acara KDI 5 pada TPI.
C.2 Manfaat Praktis
1. Diharapkan dapat menjadi reIerensi dalam mata kuliah yang berkaitan dengan proses promo
on air pada dalam produksi KDI 5 pada TPI
2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.







D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan penyusunan laporan, penulis
menggunakan metode-metode yang dianggap dapat mengetahui mekanisme dan teknik yang
digunakan untuk proses produksi. Metode yang digunakan :
1. Primer
a. Observasi
Pada teknik pengumpulan data ini diperoleh data dari hasil pengamatan langsung
(obesrvasi) oleh penulis. Melalui pengamatan ini penulis langsung terjun untuk menyiapkan,
membuat naskah dan menayangkan promo on air ke televisi.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan Promo Manager TPI, Ir. Budi Satria Wibawa dan beberapa
inIorman lainnya yang terkait dengan promo on air tersebut. Adapun wawancara dilakukan
dengan bantuan instrument pedoman wawancara, alat perekam, dan dicatat dalam bentuk
transkrip pertanyaan.
2. Sekunder
a. Studi kepustakaan
Penulis Mencari dan mempelajari sumber-sumber tulisan seperti buku-buku yang terkait
dengan proses promo on air pada acara KDI 5 di TPI.
b. Browsing
Penulis juga mencari data-data yang berkaitan dengan proses promo on air KDI 5 di internet
untuk membantu penulis dalam membuat laporan ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang didapat untuk penelitian ini diperoleh melalui perusahaan itu
sendiri, berupa proIil perusahaan serta dokumen-dokumen yang berIungsi untuk memperkaya
isi penelitian ini.

E. Waktu dan Tempat Penelitian
E.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Januari 2008-14 April 2008, mulai pukul
09.00 sampai dengan pukul 17.30 WIB.
E.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Cipta TPI yaitu di Jl. Pintu II TMII Pondok ede Jakarta
Timur 13810.






BAB II
PENYA1IAN DATA DAN ANALISIS HASIL PKL

A. Sejarah siaran televisi dan perkembangannya
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 (AskuriIai,2006: 15). Meskipun
hanya siaran televisi hitam putih, namun siaran pertama televisi di Indonesia menjadi suatu
awalan pertelevisian yang bersejarah. TVRI merupakan cikal bakal dunia penyiaran pertama
yang ada di Indonesia, dimana perkembangan selanjutnya diikuti dengan munculnya berbagai
stasiun televisi yang ikut mengudara seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, modern, dan mumpuni.
Perkembangan media inIormasi khususnya televisi, membuat semakin mempermudah
keluar masuknya arus inIormasi hal ini dapat menimbulkan dampak positiI maupun negative.
Namun hal tersebut tidak dapat diletakkan hanya karena perubahan zaman yang sangat
dinamis saat ini.(Setyobudi,2005 : 01).
Tahun 1989 adalah awal dari perkembangan dunia penyiaran (-roadcasting) di
Indonesia. Setelah hamper 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam dunia pertelevisian.
Disusul dengan mengudaranya stasiun televise swasta pertama di Indonesia, yaitu Rajawali
Citra Televisi (RCTI) yang pada waktu itu masih terbatas jangkauan siarnya. Kehadiran TV
swasta tersebut mendapat sambutan gegap gempita dari masyarakat khususnya di daerah-
daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI. Kehadiran TV swasta tersebut merupakan hasil
konsekuensi dari turunnya SK Mentri Penerangan RI Nomor : 190A/Kep/MenPen/1987
tentang saluran siaran terbatas, yang mebuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.
Setelah mengudaranya RCTI pada agustus 1989, maka berturut-turut muncul pula
TV-TV swasta lainnya di Indonesia, anatara lain SCTV (24/08/1990), TPI (07/03/1993),
Indosiar (11/01/1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001), dan Lativi yang
sekarang telah berganti nama menjadi TV One (17/01/2002). Selain itu muncul pula TV7 dan
lobal TV. Jumlah Tv nasional belum mencakup TV lokal-regional, seperti Bali TV, Jogja
TV, RBTV, Banten TV, Bandung TV, dan lain-lain. (Suprapto,2006: 22).
Sementara ini untuk TV lokal menurut data Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI)
sampai dengan pertengahan tahun 2003 mencapai hamper 50 stasiun televise besar mulai dari
Papua sampai dengan Sumatera Utara. Perkembangan televisi lokal diharapkan dapat
mengangkat identitas daaerah tersebut agar memberikan wadah tersendiri bagi komunitas
didareah tersebut sehingga dapat menjadi medium komunikasi public local yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan didaerah sekaligus menggali dan
mengembangkan potensi seni budaya sesuai dengan otonomi daerah tersebut.
Hadirnya televisi lokal sebagai kekuatan baru dalam perkembangan televisi nasional
di Indonesia diharapkan mampu mengangkat potensi lokal dengan ke khasannya, sebab dari
11 televisi swasta nasional yang mengudara terlalu menunjukan Jakarta minded dalam
program-programnya sehingga kurang mengakomodir kepentingan daerah secara adil.
B. Teori
B.1 Komunikasi
Dalam hidup, setiap manusia pasti akan berhubungan dengan manusia lainnya, maka
kita tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi. Hampir setiap hari kita tidak akan lepas dari
kegiatan komunikasi. Komunikasi sebenarnya dapat dikatakan sebagai proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan. Berikut lebih lanjut akan dipaparkan pendapat
dari beberapa tokoh mengenai komunikasi.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata
Communicato dan bersumber dari kata Comunis yang berarti 'sama. Sama yang dimaksud
disini adalah sama makna. (EIIendi,2002:9).
Josep A. Devito menyatakan bahwa komunikasi(EIIendi,2002:9), Sebagai berikut:
The act, -y one more persons, of sending and receiving message disorted -y noise,
wthin a context, with some effect and with some opportunity for feed-ack. The
communication act, then, would include the following components. context, source (s),
receiver (r), messages, channel, noise, sending or encoding process receiving, decoding
process feed-ack, and effect. These elemnt seem the most essential in any concideration of
the communication act. They are what we might call the universal of communication . .the
element that arepresent in every communication act, regardless of whether it intrapersonal,
interpersonal, small group, pu-lic speaking, mass communication, or intercultural
communication`. (Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan
menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam
konteks, yang menimbulkan eIek atau kesempatan untuk arus balik. Oleh karena itukegiatan
komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, penerima,
pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerima atau proses
decoding, arus balik dan eIek. Unsur-unsur tersebut setidaknya paling esensial dalam setipa
pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan
komunikasi; unsure-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu
intrapersonal, interpersonal, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa, atau komunikasi
antar budaya).

Pendapat lain mengenai komunikasi menurut Everett M. Rogers sebagaimana dikutip
krisna Dewi (2002: 2), bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran inIormasi terhapa satu sama lain, yang pada
gilirannya akan tiba kepada saling pengertian.
Menurut Sasa Djuarsa Sendjadja, komunikasi adalah seluruh prosedur dimana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi orang lain (1994: 4)
Sedangkan menurut Carl I. Hovland (dalam EIIendi,2002: 10), communication is the
process to modify the -ehavior of the individuals (komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain).
William C. Himstreet & Wayne Murlin Baty (Purwanto, 1997: 8) mengatakan :
komunikasi adalah suatu proses pertukaran inIormasi antara individu-individu melalui suatu
system biasa, baik dengan symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

B.2 Komunikasi Massa
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Sejalan dengan
perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih dan
kompleks serta memiliki kekuatan yang lebig dari maa-masa sebelumnya, terutama dalam hal
menjangkau komunikan. Dengan adanya media modern memungkinkan berjuta-juta orang di
seluruh dunia untuk berkomunikasi ke hampir seluruh pelosok dunia. Berikut akan
dipaparkan beberapa pendapat mengenai komunikasi massa.
Pengertian proses komunikasi massa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan
lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran, yang biasanya dikenal
dengan media. Dalam hal ini yang dimaksud dengan media adalah alat yang digunakan untuk
mencapai massa. Dari uraian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa
merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi
media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampui jarak untuk
mempengaruhi khlayak dalam jumlah yang banyak. (Elvinaro & Lukiati (2007: 3), dikatakan
bahwa mass communication is messages communicated throught a mass medium to large
num-er people` (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang).menurut Liliweri (dalam Elvinaro &Lukiati, 2007:3),
komunikasi massa merupakan bentuk komunkasi yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah bnayak, bertempat
tinggal yang jauh(terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan eIek tertentu.
DeIinisi lain mengenai komunikasi massa diungkapkan oleh ebner (Elvinaro &
Lukiati 2007: 3), yang mengatakan bahwa :
mass communication is technologically and institutionally -ased production and
distri-ution of the most -roadly shared continous flow of messages in industrial societies`.
(Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry).
Meletze juga mengungkapkan pendpatnya sebagaimana dikutip Elvinaro & Lukiati
(2007: 4), ia mengartikan komunkasi massa sebagai bentuk komunkasi yang mneyampaikan
pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu
arah pada publik yang tersebar.

B.3 Televisi
Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai bunyi (suara) melalui kabel
atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi
(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.
Televisi berasala dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti tele yaitu jauh, dan
vision yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan segi
penglihatan gambar.
EIIendi mengemukakan bahwa, 'Televisi adalah komunikasi jarak jauh dengan
penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat secara elektromagnetik
maupun tanpa kawat.
Televisi mempunyai beberapa karakteristik, yakni :
A. Dipancarkan
B. Jangkauan relatiI sangat luas
C. Sasaran relativI sangat luas
D. Nilai aktualitas sangat tinggi
E. Pembiayaan relatiI mahal
F. Tenaga kerja relatiI mahal
. Kekuatan dengan audiovisual atau suara dan gambar
H. Distribusi melalui elektromagnetik, kabel, dan fi-er optic.
Hal yang membedakan televisi dan media massa lainnya sebagai berikut :
A. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relatiI kecil.
B. Dapat mencapai lapisan masyarakat tertentu.
C. Penyiaran beritanya kurang tepat karena masalah kompleksitasnya tehnologi dan system
distribusinya (kecuali siaran langsung).
D. Dalam program-programnya memiliki banyak infotainment tetapi terbatas pada waktu
tertentu dan dapat dinikmati pada keadaan tertentu pula.

Ada beberapa tujuan penggunaan televisi, yaitu :
A. For learning. Televisi dipergunakan dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan.
B. As a ha-it. Orang menonton televisi karena kebiasaan yang berhubungan(berkorelasi) dengan
ketertarikan (interest) dan kesenangan (foy).
C. For araousal. Melampiaskan ketidakenakan dalam hati.
D. For companionship. Orang menonton televisi demi membunuh waktu (killing time).
E. To relax. Bersantai.
F. To forget. Untuk melupakan problem di rumah.
. To pass time. Karena jemu, tidak ada kegiatan lain yang lebih baik.
B.4 Reality Show
Dewasa ini, acara televisi yang menamakan dirinya sebagai realty show marak
ditayangkan di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Adapun pengertian reality show adalah
suatu jenis program televisi yang menayangkan kehidupan seseorang dalam dunia nyata dan
bukan menampilkan tokoh buatan` yang diperankan oleh seorang aktor. Menurut Daniel
Rahmad, produser beberapa realty show pada sebuah rumah produksi, tema dari reality show
pun beragam, salah satunya adalah tema cinta (Nirmala, 2007).
Achtner (dalam Latson, 2003) menjelaskan bahwa istilah 'reality show dalam dunia
nyata tidak sama dengan 'truth dalam istilah video. Maksud dari pernyataan tersebut adalah
apa yang ditampilkan di realty show mungkin tidak menggambarkan kejadian nyata atau
sebenarnya. Banyak terdapat unsur editing di pasca produksi dan juga berdasarkan skenario
dalam produksinya. Yang jadi pemasalahan di sini adalah masyarakat awam masih banyak
yang tidak tahu bahwa acara realty show tersebut adalah nyata dengan segala konIlik-
konIliknya yang secara spontan terekam oleh kamera. Selain itu dalam hal pemasarannya,
iklan yang mempromosikan acara tersebut dikatakan oleh 'voice over (VO) bahwa acara
tersebut merupakan reality show, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah
pertunjukan nyata.
Beberapa acara reality show terspktakuler di Indonesia adalah KDI (Kontes Dangdut
TPI) yang dimana KDI adalah suatu ajang pencarian penyanyi dangdut dengan sponsor dari
MNC yang bekerjasama dengan TPI. KDI merupakan kontes dangdut terbesar di Indonesia.
Seluruh Kontestan KDI yang telah terseleksi akan dikarantina di sebuah asrama dan
diberikan pelatihan-pelatihan berupa koreograIi, olah vokal, perIomance, personality dan tata
busana. Seluruh kontestan KDI yang telah terseleksi setiap minggunya akan diadu dalam
Kontes KDI. Penampilan para kontestan akan dinilai oleh para juri yang diambil dari
kalangan penyanyi, artis bahkan pelawak dan pejabat tinggi serta dukungan SMS pemirsa.
Pembawa acaranya adalah Ramzi (musim pertama; musim kedua dan ketiga
digantikanIrIan Hakim) dan Ussy Sulistyowati (musim pertama dan kedua; musim ketiga
digantikan Asti Ananta karena melahirkan) sedangkan para anggota jurinya berjumlah tiga
orang yang setiap minggunya berubah-ubah.
Ajang ini sempat melahirkan bintang Siti Rahmawati atau biasa dipanggil Siti KDI
yang kemudian menyabet banyak penghargaan, termasuk dariMTV Indonesia.
B.5 Pengertian Promo On Air
Sebuah promo tv adalah suatu spot iklan televisi yang menawarkan / menjual program
ataupun image (citra) pada stasiun tv bersangkutan. Fungsi sebuah promo yang utama adalah
mengajak (membujuk) calon pemirsa untuk menonton acara yang dimaksud. Dalam hal ini
Iungsi promo adalah sama persis seperti spot iklan komersial. Hanya yang membedakannya
adalah tujuannya.
Secara umum kategori promo televisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
. Air Time consum.
2. Non Air Time Consume.
Air Time Consume
Promo ini ditayangkan dengan menghabiskan waktu (memakai durasi) yang berdiri
sendiri. Tidak digabung dengan penayangan lainnya.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1. Promo Reguler
2. Filler
Promo Reguler
Yaitu suatu spot promo yang umum dan paling sering dipergunakan dalam industri
pertelevisian. Biasanya durasi yang umum adalah kelipatan 15 detik. Yaitu durasi
15,30,45,60 detik. Tapi ada juga yang berdurasi 5 detik atau 10 detik, dalam bahasa tv
disebut bumper.
Dalam promo regular ini, dapat di bagi lagi menjadi beberapa jenis.
- enerik MenginIormasikan suatu program hanya secara umumnya saja. Tidak
menjelaskan detail penayangan sampai kepada hari dan tanggal.
- Episodik MenginIormasikan secara lebih detail pada salah satu episode atau judul program
yang akan segera tayang.
- Omni MenginIormasikan beberapa program secara gabungan, dalam satu spot promo.
Biasanya yang bertipe sama atau pun bisa terdiri dari berbagai program acara.
- Bumper Spot ini berdurasi pendek (sekitar 5 detik), menginIormasikan program secara
sekilas.
Promo Filler
Promo jenis ini biasanya berdurasi panjang (lebih dari 1 menit), bertujuan lebih
kepada membangun atau mempertahankan image. Dari segi content, biasanya berisi lagu
thema suatu program. Tapi ada kalanya juga berisi pesan2 khusus corporate yang akan
disampaikan kepada pemirsa.
Non Air Time Consume
Jenis promo ini tidak menghabiskan durasi pada saat penayangannya. Selalu
menempel pada sebuah program yang sedang on air pada saat itu.
Yang termasuk pada kategori ini adalah :
#unning Text
$6uee:e $creen
Template
$uper Impose

Running 1ext
Berupa rangkaian kata kata berjalan pada layar. Kalimat-kalimat pada Running Text
ini, biasanya lebih menekankan keunikan dan kelebihan sebuah program yang akan segera
tayang.
$6ueeze $.7een
Berupa pemunculan sebuah inIormasi gambar still, dengan cara mengecilkan layar
televisi yg sedang on air saat itu, untuk dibagi menjadi sebuah inIormasi berupa gambar
(secara bersamaan ketika program sedang on air).
1emplate
Hampir sama seperti Squeeze Screen, hanya saja ini tidak dengan mengecilkan layar
tv, tetapi inIormasi gambar still yg tampil menempel pada program yg sedang on air saat itu.
$upe7 Impose
Berupa tampilan graIis animasi di pojok layar televisi, biasanya berIungsi
menginIormasikan logo program, atau juga waktu tayang program tsb.
B.5.1 Strategi Penayangan Promo
Dasar Strategi Promo
Sebelum sebuah promo naik tayang pada layar televisi, ada beberapa proses harus
yang dilalui. Proses ini melibatkan beberapa departemen terkait dan personil. Tapi dalam hal
ini akan ditinjau dari segi strategy placementnya saja.
Sebuah planning promo, dikerjakan berdasarkan pola acara yang di keluarkan
Departemen Programming & Schedulling. Dari pola acara tsb, maka ditentukan dahulu
program-program prioritas (unggulan) dan non prioritas (non unggulan) untuk planning
harian. Kegiatan ini biasanya didiskusikan dengan atasan promo on air, terlebih dahulu.
Dapat juga dengan menentukan program dalam 2 zona waktu, yaitu :
1. P#IME TIME Waktu antara pukul 19.00-22.00 WIB.
2. NON P#IME TIME Waktu diluar P#IME TIME.
Dasar dari pembagian waktu ini adalah, konsentrasi jumlah pemirsa yang menonton tv
pada saat itu. Berdasarkan survey yang laksanakan LSI Nielsen, jelas sekali konsentrasi
sejumlah besar dari pemirsa tv yg aktiI menonton, adalah di waktu prime time ini. Selebihnya
tersebar di luar waktu tsb. Tapi ada kalanya juga sebuah program dapat diunggulkan,
walaupun bukan tayang pada waktu prime time.
Seperti telah dijelaskan diatas, ada beberapa Iaktor yang mendasari setiap strategi
yang diterapkan dalam membuat sebuah planning promo, antara lain :
Pembagian program berdasarkan skala prioritas.
Perencanaan produksi promo.
Perencanaan penayangan promo.
Pengawasan penayangan promo.
Evaluasi akhir

Pembagian program berdasarkan skala prioritas.
Beberapa promo program harus ada yang diperlakukan menjadi prioritas tayang,
ditinjau dari segi Irekwensi penayangan dan penempatannya. Program-program yang
termasuk kategori ini biasanya adalah yang tayang pada waktu prime time, dan sangat
diharapkan dapat mendulang rating / share setinggi-tingginya.
Perencanaan produksi promo
Setelah dapat menentukan program-program unggulan, maka langkah selanjutnya
merencanakan produksi promonya. Untuk sebuah program yang berasal dari production
house, dept Promo biasanya berhubungan dengan Programming. Dari sanalah selama ini
yang menjadi kontribusi terbesar untuk meminta bahan baku pembuatan promo. Selain itu,
dapat juga dicari dari departemen produksi, liputan ataupun li-rary, untuk program yang di
produksi sendiri ataupun re-run. Setelah semua bahan baku tersedia, maka dibuat promonya.
Saat itulah ditentukan durasinya di tinjau dari sisi kreatiI penyampaian pesannya. Standar
durasinya adalah kelipatan 15 detik, kecuali ada hal-hal khusus, sehingga durasi promo bisa
diluar itu.
Menurut survey, ada indikasi promo berdurasi pendek (15 atau 30 detik) dengan
penayangan yang lebih sering, lebih berhasil diserap pemirsa daripada sebuah promo
berdurasi panjang, tetapi penayangannya tidak sering.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka spot promo lebih sering diminta dibuat dalam
versi 30 detik. Kemudian 15 detik dan 60 detik.
Perencanaan penayangan promo.
Sebuah perencanaan biasanya dibuat beberapa hari sebelum tayang. Kondisi ideal
yang selama ini diterapkan, promo-promo program yang sudah menjadi regular, akan naik
tayang mulai H-3 sampai menjelang programnya tayang. Semakin mendekati waktu tayang,
akan semakin gencar penayangannya. Alasan dilakukan seperti ini adalah asumsi bahwa
kekuatan memori otak seseorang untuk mengingat sebuah penayangan pesan, sangat terbatas.
Apalagi layar tv kita saat ini dijejali oleh berbagai ragam iklan dan juga promo, baik dari
layar stasiun TPI sendiri maupun stasiun pesaing.
Terkecuali untuk program baru yang menjadi unggulan. Porsi penayangannya bisa
saja dari 1 bulan sebelumnya, dengan menayangkan jenis promo perkenalan (teaser) yang
berIungsi memperkenalkan kepada pemirsa akan ada program tsb yang akan segera tayang.
Kemudian sekitar dua minggu kemudian, versi promonya sudah dengan maksud membangun
ingatan pemirsa akan keberadaan program yg dimaksud. Semakin mendekati jadwal tayang
(H-7), maka promonya akan diganti lagi dengan versi yang sudah menjelaskan content
kekuatan program dan juga jadwal tayangnya. Sehingga dengan demikian, dimaksudkan
dapat menanamkan kuat kedalam ingatan seseorang akan program itu dan berhasil
mendorong rasa ingin tahu / penasaran untuk menonton acaranya.
Pengawasan penayangan promo.
Promo Planner, hanya dapat merencanakan penayangan promo program saja, untuk
kemudian dikirim ke traffic dept. Tetapi sebenarnya eksekusi akhir penempatan spot promo
pada log editor siaran, adanya di departemen traffic. Merekalah yang menentukan untuk
mengisi ke dalam Log. Tetapi walau begitu, melalui komunikasi eIIektiI dengan mereka, kita
dapat memantau mana saja promo yang berhasil masuk dalam log siaran. Hal ini masih dapat
kita lakukan, dengan syarat mereka belum melakukan Iinalisasi log, untuk dikirim ke bagian
siaran.
Departemen Promo selalu mendapatkan kiriman log harian. Berdasarkan itu, media
planner memilah log siaran tsb, sedemikian rupa sehingga menjadi hanya kategori promo saja
yang ada. Dengan begitu, maka dapat dipantau dengan jelas apakah penempatan promo
dalam log sesuai dengan yang direncanakan atau mana saja promo yang diluar perencanaan
tercantum. Selain itu juga, dapat diketahui promo yang belum ada materinya, tetapi sudah
tercantum..
Untuk semua kondisi diatas, berdasarkan log tersebut, dept promo mengajukan
permintaan penggantian spot promo yang tidak sesuai dengan prencanaan ataupun yang
belum ada materinya. Permintaan ini diajukan langsung ke bagian siaran (Master Control).
Biasanya melalui media e-mail. Dengan demikian, sedapat mungkin penayangan promo
selalu dalam pengawasan dan kendali departemen promo.
Evaluasi akhir
Setiap hari rabu, semua stasiun tv memperoleh laporan hasil survey yang berasal dari
LSI Nielsen. Semua perolehan pemirsa untuk sebuah program, dapat diketahui dari laporan
ini. Sebuah program dapat dikatakan sukses apabila mendapatkan jumlah pemirsa yang besar,
yang menonton acara tersebut. Indikator ini ditunjukkan dengan angka rating dan share.
Berdasarkan ini, dapat dilakukan langkah langkah strategy berikutnya dari sebuah
program. Apabila sebuah program mendapat nilai rating rendah, selanjutnya akan diupayakan
untuk lebih membuat versi promo yang lebih menarik dan menjual serta mengintensiIkan
penayangan promonya lagi.
(Tetapi harap diingat fuga, kesuksesan se-uah program tidak semata-mata ditentukan
oleh promo safa. Content Program, penempatan waktu tayang, serta program pesaing yang
tayang pada fam yang sama di stasiun lain, sangat menentukan sukses tidaknya program itu
sendiri.)






C. Objek Penelitian
C.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Cipta TPI
Pada Tanggal 26 Desember 1990, awal mengudaranya Televisi Pendidikan Indonesia
dengan siaran percobaan. Kemudian pada tanggal 23 Januari 1991 TPI mengudara secara
resmi dengan pola 4 jam sehari, tepatnya (pukul 06.00-10.00 wib) dan pada saat itulah
dijadikannya hari yang sangat Iundamental, karena pada tanggal 23 januari 1991 itu
dijadikannya hari yang secara resmi ditetapkan sebagai hari lahirnya Televisi Pendidikan
Indonesia yang diresmikan oleh Presiden soeharto. Kemudian pembenahan dilakukan tahap
demi tahap dan pada waktu yang lebih singkat, pada tanggal 8 juni 1991 jam penayangan TPI
ditambah menjadi 6,5 jam yaitu pada pukul 05.30-13.30 wib sore pukul 16.00-21.00 wib,
bukan hanya itu sektor-sektor yang lain pun semakin ditingkatkan dan pembenahan-
pembenahan terus dilakukan disana-sini, dan jam penayangannyapun semakin ditambah dan
ini terbukti setelah beberapa kali dilakukan penyesuaian kemudian TPI sendiri melakukan
penambahan jam tayang, mulai pukul 05.30-13.30 dan sore sampai dengan pukul 23.30 Non
Stop.
TPI menyelenggarakan siaran Televisi Pendidikan Indonesia atas dasar perjanjian
kerjasama antara yayasan televisi Republik Indonesia dengan PT. Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia, dan mengenai pelaksanaan siaran TPI penayangannya dimulai pada setiap harinya
jam 5.30 13.30 wib. Dengan menggunakan channel VHF siaran dilakukan secara nasional
dan penyelenggaraan jaringan siaran (net work) TPI berpusat dijakarta yang mempunyai
tujuan :
1. Siaran Televisi berIungsi untuk memperkuat ikatan kesatuan bangsa
2. Menyatukan pola pikiran seluruh bangsa indonesia kepada tujuan nasional.
Kemudian pada tahun 1994, jam siar TPI untuk penayangan siarnya ditetapkan 18 jam
sehari termasuk pada hari libur diluar hari minggu dan sebagainya suatu jaringan televisi
nasional TPI-pun mampu mencapai 118 juta pemirsa yang secara potensial memperoleh
rating pemirsa terbesar hampir 70 penduduk indonesia, yang tersebar seluas 12.500.000
km2.
C.1.1 Landasan dan Falsafah
Landasan yang dianut oleh TPI adalah mempunyai tujuan mengembangkan dan
memanIaatkan sumber dan kemajuan teknologi untuk memperluas dan meningkatkan
pelayanan pendidikan.
Siaran TPI itu sendiri adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakat dan bangsa. TPI
diselenggaraka sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat, yang didorong oleh
semangat untuk memacu kreatiIitas dan kemampuan bangsa. Kemudian dari pada itu TPI
sendiri telah mengadakan kerjasamanya dengan Departemen Pendidika dan Kebudayaan,
Pemerintah Daerah, dalam usahanya memajukan dan meningkatkan kemajuan bangsa ini
dengan membagikan pesawat Televisi kepada sekolah-sekolah diberbagai daerah
mencangkup 27 propinsi
C.1.2 Motto yang diemban TPI
Televisi keluarga anda mengandung makna tersendiri yang melalui TPI di samping itu
turut mencerdaskan kehidupan bangsa juga TPI merupakan kategori sarana hiburan yang
tepat dan aman bagi keluarga.
C.2 Visi, Misi, dan Slogan PT.Cipta TPI
C.2.1 Visi PT Cipta TPI
Paling Indonesia pilihan pemirsa bila diperjelas adalah menjadi stasiun televisi yang
programnya paling mencerminkan rakyat Indonesia pilihan utama pemirsa.
C.2.2 Misi PT. Cipta TPI
Menghibur dengan program program bermutu yang bernuansa Indonesia dan
menjadi partner yang memberikan layanan terbaik dengan dukungan SDM proIesional.
C.2.3 Slogan PT. Cipta TPI
Makin Indonesia Makin Asyik
C.2.4 Logo TPI

ambar 1. Logo Perusahaan
C.3 SARANA DAN PRASARANA SIARAN
Sampai dengan tahun 2006 TPI memiliki sarana dan prasarana penyiaran yang
meliputi :
a. Satu stasiun penyiaran di Jakarta (lokasi TMII)
b. Satu mobil unit production (O.B. Van)
c. 27 Transmisi sbb :
- Jakarta
- Semarang 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.15 November 1993
- Surabaya 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.10 November 1996
- Medan 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.25 Oktober 1993
- Ujung Pandang 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.28 Oktober 1993
- Batam 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.18 Januari 1994
- Bandung 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.10 November 1994
- arut 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.1 Oktober 1998
- Cirebon 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.1 Oktober 1998
- Madiun 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.1 Oktober 1998
- Palu 1x10 kw (tanpa cadangan) operasional pada tgl.12 Oktober 1995
- Yogyakarta
- Denpasar
- Banda Aceh
- Lampung
- Palembang
- Tegal
- Padang
- Pekanbaru
- Samarinda
- Banjarmasin
- Pontianak
- Malang
- Sumedang
- Kediri
- Purwokerto
- Sukabumi
d. 4 Studio yang dilengkapi dengan sarana penunjang seperti : Subcontrol, 3 colour camera
system, Audio system, Lighting system.
e. 1 Master control yang dilengkapi dengan Odetic machine, Dispatch system, Alamar system,
Teletext, Paging Iax system, audio/Monitoring System.
I. Fasilitas pasca produksi yang meliputi 11 unit linear editing, 1 unit post produksi dan 3 unit
untuk editing liputan (news).
g. Fasilitas untuk preview materi terdiri dari 2 unit system peralatan.
h. Fasilitas EN (electronic news gathering) terdiri dari 8 unit camera CCD lighting kit, audio
system untuk produksi dan untuk news terdiri dari 17 camera CCD.
i. Fasilitas transIer dari batacam, VHS, CD, VCD, dan telecine 16 mm.
Dengan meningkatkan dan mengembangkan sarana TPI dari tahun ke tahun, luas
jangkauan TPI yang pada tahun 1992/1993:74351,7 km meningkatkan menjadi 81189,7 km
dalam tahun 1994/1995.
Demikian juga penduduk yang dapat dijangkau oleh siaran TPI dari 58594881 orang
pada tahun 1992/1993 menjadi 60887788 orang pada tahun 1994/1995.
Sejak bulan oktober 1998, TPI melepaskan diri dari TVRI (tidak melakukan siaran
secara nasional).
C.4 Pola Acara
Pola acara siaran Televisi Pendidikan Indonesia ditentukan pada tahun 1998 sampai
dengan saat ini sebagai berikut :
- Penerangan/InIormasi : 8,7
- Pendidikan ( Sekolah dan Luar Sekolah) : 7,76
- Hiburan : 36,16
- Siaran Niaga : 20
- Acara Penunjang : 1,68
C.5 Top Program TPI
1. Sinetron Religi terbaik rahasia Ilahi
2. Apa Salah Ku
3. KDI
4. API
5. DAI
6. Makin Indonesia Makin Asyik
7. Sinetron Kupu-kupu Malam
8. Sinetron Jalan keadilan
9. TV Legenda
10. Program Terbaru Samsh
11. Ajang Boy Band
12. Kontes Dangdut Mania
C.6 Karyawan
Jumlah karyawan TPI pada saat ini kurang lebih 800 orang karyawan.
C.7 Fasilitas Umum
- Masjid ' Anida '
- Koperasi Cipta Sejahtera
- Kantin
- Telepon umum
- Tempat parker
C.8 TPI Siaran Dengan Menggunakan Teknologi ~Digital
February 1999
Dalam rangka memberikan kepuasan optimal kepada pemirsa, terhitung mulai akhir
Iebruari 1999, TPI menggantikan teknologi siarannya dari yang semula system 'Analog
menjadi system digital. Dalam mengirimkan sinyal siarannya,system digital ini memiliki
keunggulan dalam meningkatkan kualitas gambar dan suara yang dihasilkan akan lebih jelas
dan jernih dari sebelumnya. Hal ini terutama akan terasa didaerah daerah di luar
jabodetabek.
Sebagai gambaran, sistem kompresi digital ini lazim digunakan disejumlah stasiun
TV dimanca negara, seperti Amerika serikat, negara-negara Eropa, jepang dan negara maju
lainnya. Sistem ini merupakan sebuah kecendrungan teknologi teve masa depan. Di Indonesia
sendiri, sistem ini memang masih relatiI baru, dan belum digunakan secara optimal. Sehingga
untuk masa-masa memandang, pemanIaatan sistem kompresi di Indonesia termasuk
oleh TPI masih akan ditingkatkan lagi.
Dengan beroperasinya teknologi kompresi digital atau yang biasa disebut sebagai
MPE-2 SYSTEM, maka dalam memancarluaskan siarannya, TPI kini menggunakan jasa
SATELIT PALAPA C-2. pada TRANSPONDER 12 VERTICAL. Adapun parameter lain
dari sistem ini ialah FREQUENCY DOWN LINK 4193.5 MHZ, INFORMATION RATE
8.372.0 KBPS, FEC (FORWARD ERROR CORRECTION)3/4, SYMBOL RATE 6.152.95
KBPS dan BAND WIDIH 7.383.54 KHZ.
Mulai Februari, TPI mengubah system pengiriman sinyal siarannya, dari yang semula
system ANALO ke system DIITAL. Hal ini membawa dampak, bagi pemirsa yang
selama ini menyaksikan TPI melalui parabola.
Untuk kembali dapat menyaksikan TPI, pengguna parabola harus mengganti RECEIVER
dengan semacam Dekoder khusus yang dapat menangkap sinyal siaran Digital.
Setelah mengganti Receiver, harap diperhatikan parameter baru sbb :
- kompresi digital / MPE-2 SYSTEM
- SATELIT PALAPA C-2.
- TRANSPONDER 12 VERTICAL.
- FREQUENCY DOWN LINK 4193.5 MHZ
- INFORMATION RATE 8.372.0 KBPS
- FEC (FORWARD ERROR CORRECTION)3/4
- SYMBOL RATE 6.152.95 KBPS
- BAND WIDIH 7.383.54 KHZ.






D. Analisa Hasil Penelitian
D.1 Proses Promo On Air Dalam Produksi Acara KDI 5 Pada TPI
KDI 5 di PT Cipta TPI
Promosi On Air yang dilakukan TPI untuk program acara KDI 5 dengan
menggunakan media promosi A-ove The Line atau media lini atas yaitu mempromosikan
program acara tersebut di stasiun televisi sendiri yaitu TPI. Promosi di stasiun televisi sendiri
merupakan cara yang paling tepat dan mudah dilakukan karena audien yang sudah tersedia
sebagai penonton televisi tersebut. Promosi di stasiun sendiri bertujuan untuk memberitahu
dan meningkatkan audien untuk terus mengikuti program yang akan ditayangkan. Kegiatan
promosi On Air dilakukan TPI adalah dengan cara membuat Promo Clipnya yang berisikan
tentang materi promosi program acara KDI 5 yang nantinya akan ditayangkan atau di putar di
sela-sela jeda iklan pada acara-acara yang dimiliki TPI yang umunya berdurasi 30 detik.
Tahapan proses dan mekanisme kerja promosi On Air TPI untuk KDI 5
a. Dalam membuat sebuah promo program acara KDI 5 dibutuhkan seorang produser,
kameramen, dan talent yang akan membuat sebuah iklan tentang program acara tersebut.
Setelah proses pembuatan promo program di setujui oleh Promo Manager, kemudian promo
program tersebut dismpan dalam Master Shoot (kaset yang berisikan gambar-gambar tentang
promo program tersebut). Kemudian gambar tersebut di edit oleh editor. Dalam hal ini
seorang editor mempunyai tanggung jawab bagaimana agar gambar-gambar liputan yang
sudah di edit menjadi kombinasi yang menarik antara gambar dan naskah yang dibuat
kemudian disimpan dalam Master Edit(kaset yang berisikan gambar-gambar liputan yang
sudah di edit.
b. Kemudian Master Edit tersebut diserahkan kepada bahian Divisi promosi On Air dimana
bagian divisi ini hanya sebagai perantara saja.
c. Dari Divisi Promo On Air kemudian Master Edit tersebut diserahkan ke TraIIic. TraIIic
inilah yang akan melihat isi dari Master Edit yang dibuat oleh Promosi KDI 5 dan
menentukan apakah materi yang telah dibuat tersebut layak untuk ditayangkan di Tpi. Jika
materi bahan promosi KDI 5 tersebut layak untuk ditayangkan kemudian akan diserahkan ke
Divisi Promo Master Control Room.
d. Divisi Promo Master Control Room yang akan mengatur dan membuat promo clipnya.
Promo clip ini dibuat dengan mengambil potongan-potongan gambar dari Master Edit dimana
narasi untuk promo cilpnya dibuat oleh Produser Promo KDI 5 sekitar 3-4 kalimat kemudian
akan didubbing oleh pengisi suara. Setelah selesai semua pembuatan Promo Clip KDI 5
kemudian akan ditayangkan disela-sela iklan pada program acara yang dimiliki TPI.
Pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan promosi On Air tersebut adalah
a. Produser promo program KDI 5 yang memberikan ide-ide tentang promosi program
cara tersebut
b. Divisi Promo On Air TPI yang bertanggung jawab untuk mempromosikan program-
program acara yang dimiliki TPI di stasiun telvisi sendiri.
c. TraIIic yang bertugas meneliti kembali materi berita yang diajukan oleh Produser
promo KDI 5 kepada divisi Promo On Air TPI dan menentukan apakah promo yang
telah dibuat tersebut layak ditayangkan di TPI.
d. Divisi Promo Control Room yang bertugas untuk merancang dan membuat promo
clipnya KDI 5 yang akan di tayangkan di sela-sela jeda iklan pada program-program
acara yang dimiliki TPI.
D.2 Program Acara KDI 5 Produksi PT. Cipta TPI
D.2.a Keterangan Program
KDI adalah suatu ajang pencarian penyanyi dangdut dengan sponsor dari MNC yang
bekerjasama dengan TPI. KDI merupakan kontes dangdut terbesar di Indonesia. TPI sebagai
salah satu televisi swasta yang dikenal lewat berbagai program-program musik dangdut dan
kepeduliannya terhadap kemajuan musik dangdut di tanah air, menangkap potensi dan
peluang ini dengan mengadakan Kontes Dangdut TPI, atau disingkat KDI.Sebagai acara
kontes dangdut, maka acara KDI hanya menampilkan lagu-lagu yang berirama dangdut.
Tujuan dari program acara KDI 5 adalah
O Meningkatkan eksklusiIitas KDI 5 sebagai penyanyi dangdut yang mempunyai image
berbeda dengan penyanyi dangdut lainnya.
O Menertibkan pemakaian nama KDI.
O Meningkatkan harga jual khususnya oII air.
O Meningkatkan standar penampilan KDI 5 (oII air).
1entu sa[a pe|aksanaan program acara |n| harus me|a|u| beberapa tahap
Sa|ah satu tahapan nya ada|ah dengan cara aud|s|
Audisi dilaksanakan di 7 kota besar di Indonesia yaitu: Jakarta, Bandung, Medan,
Makassar, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta. Kemudian kota audisi diperbanyak saat
musim kedua yaitu Denpasar dan Palembang, dan saat musim ketiga kota audisi bertambah
ditambah Banjarmasin, namun dikurang Semarang sehingga peserta audisi di jawa tengah
harus audisi di Yogyakarta. Peserta audisi di 9 kota besar di Indonesia itu sendiri sangat
sukses, mencapai hampir 30 ribu orang dengan pendaItar tertinggi di kota Jakarta dan
Bandung, sedangkan Denpasar dan Yogyakarta terendah
Para peserta yang terdaItar disaring dalam 3 tahapan. Tahapan pertama adalah
memilih 50 besar. Peserta di 50 besar tersebut akan menyanyikan setengah sampai tiga
perempat lagu yang sudah ditentukan dengan iringan musik. Dari 50 besar akan terpilih 15
besar yang merupakan tahapan kedua. Para peserta yang lolos 15 besar akan diberi beberapa
pertanyaan dan menyanyikan sepenggal lagu-lagu dangdut yang berbeda-beda. Tahapan
ketiga akan mendapatkan 5 wakil dari tiap kota. Kelima wakil dari tiap kota ini akan bertemu
di Jakarta dalam erbang KDI.
D.2.b Hasil Wawancara Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan Promo Manager dalam
produksi promo On Air KDI 5, Ir. Budi Satria Wibawa, didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Bagaimana proses promo On Air dalam produksi acara KDI 5 pada TPI ?
Menurut Ir. Budi Satria Wibawa, proses promo On Air dalam produksi acara KDI 5 pada TPI
adalah sebagai berikut :
1. Dalam membuat sebuah promo program acara KDI 5 dibutuhkan seorang produser,
kameramen, dan talent yang akan membuat sebuah iklan tentang program acara tersebut.
Setelah proses pembuatan promo program di setujui oleh Promo Manager, kemudian promo
program tersebut dismpan dalam Master Shoot (kaset yang berisikan gambar-gambar tentang
promo program tersebut). Kemudian gambar tersebut di edit oleh editor. Dalam hal ini
seorang editor mempunyai tanggung jawab bagaimana agar gambar-gambar liputan yang
sudah di edit menjadi kombinasi yang menarik antara gambar dan naskah yang dibuat
kemudian disimpan dalam Master Edit(kaset yang berisikan gambar-gambar liputan yang
sudah di edit.
2. Kemudian Master Edit tersebut diserahkan kepada bahian Divisi promosi On Air dimana
bagian divisi ini hanya sebagai perantara saja.
3. Dari Divisi Promo On Air kemudian Master Edit tersebut diserahkan ke TraIIic. TraIIic
inilah yang akan melihat isi dari Master Edit yang dibuat oleh Promosi KDI 5 dan
menentukan apakah materi yang telah dibuat tersebut layak untuk ditayangkan di Tpi. Jika
matei bahan promosi KDI 5 tersebut layak untuk ditayangkan kemudian akan diserahkan ke
Divisi Promo Master Control Room.
4. Divisi Promo Master Control Room yang akan mengatur dan membuat promo clipnya.
Promo clip ini dibuat dengan mengambil potongan-potongan gambar dari Master Edit dimana
narasi untuk promo cilpnya dibuat oleh Produser Promo KDI 5 sekitar 3-4 kalimat kemudian
akan didubbing oleh pengisi suara. Setelah selesai semua pembuatan Promo Clip KDI 5
kemudian akan ditayangkan disela-sela iklan pada program acara yang dimiliki TPI.
b. Bagaimana memilih dan memilah media yang tepat bagi promosi KDI 5 dengan
merencanakan konsep promo yang presentatiI dan menarik sehingga masyarakat lebih
interest dibandingkan dengan promosi KDI sebelumnya ?
Menurut Ir. Budi Satria Wibawa, dengan berbagai cara, baik itu a-ove the line maupun -elow
the line.Dengan cara above the line biasanya kita bekerjasama dengan radio-radio yang
dimana radio-radio tersebut satu group dengan TPI (MNC). Ataupun dengan cara below the
line, yang biasanya kita bekerjasama juga dengan media cetak, seperti koran Sindo, Tabloid
enie, dan juga di lengkapi dengan spanduk, banner, leaIlet, poster, dll yang dipasangkan di
masing-masing kota di Indonesia.
c. Bagaimana mengangkat KDI 5 sebagai salah satu program acara musik dangdut yang selalu
dinanti-nanti oleh pemirsanya ?
Menurut Ir. Budi Satria Wibawa, dengan cara melakukan Promosi on air yang tepat, misalnya
jam waktu tayang berpromosi di televisi dilihat dari jam yang tepat, dan juga dengan konsep
desain yang semenarik mungkin, agar pemirsa atau penonton penasaran dengan program
acara KDI 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penyajian data dan analisis penelitian ini, penulis memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Promosi On Air yang dilakukan TPI yaitu dengan melakukan kegiatan Promosi On
Air (TV).
2. Media promosi yang digunakan TPI untuk program acara KDI 5 dengan menggunakan media
promosi A-ove The Line (media lini atas) yaitu media elektronik melalui TV dan juga
menggunakan media promosi Below The Line yaitu media cetak
3. Kegiatan promosi On Air dilakukan TPI dengan cara membuat Promo Clip KDI 5 yang akan
ditayangkan di stasiun televisi sendiri yaitu TPI di sela-sela jeda iklan pada penayangan
program-program acara yang dimiliki oleh TPI.
B. Saran
Pada bagian akhir penulisan laporan ini, penulis juga ingin menyampaikan saran
berdasarkan hasil pengamatan penulis selama kerja lapangan di TPI yaitu
1. Untuk kegiatan promo on air, media penayangannya harus ditambah di media televisi
lainnya yang memiliki persamaan audien sasaran dengan pemirsa TPI dan KDI 5 agar
mendapatkan pemirsa tambahan dan menarik pemirsa setia yang telah pergi. Medianya antara
lain : RCTI, dan lobal TV (MNC roup)
2. TPI juga harus lebih kreatiI dan inovatiI dalam menggunakan media untuk beriklan, dimana
tidak hanya berpatokan pada media-media massa yang berbayar saja, melainkan
memanIaatkan creative media lain yang interaktiI, dimana berkaitan dengan karakteristik
audiennya dan media habit-nya seperti transit ad, tv -ox di tempat-tempat keramaian, mural
-randing, :eppeline, wall of fame, dll.

Anda mungkin juga menyukai