Media massa di Indonesia terdiri dari macam-macam media komunikasi seperti televisi,
radio, film, surat kabar, majalah, dan internet. Di Indonesia, masing-masing media
komunikasi tersebut memiliki perjalanan sejarahnya sendiri.
Seiring dengan sejarah perkembangan teknologi komunikasi yang kini memasuki era
digital, berbagai media massa di Indonesia juga mulai memanfaatkan kehadiran internet
sebagai media komunikasi untuk menyampaikan jenis-jenis informasi dan jenis-jenis berita
kepada khalayak yang jauh lebih luas. Selain portal berita, berbagai platform media sosial
pun turut dimanfaatkan oleh pemilik media dan jurnalis guna menyampaikan pesan-pesan
kepada khalayak.
1. Televisi
2. Radio
Sejak saat itu, bermacam-macam stasiun radio swasta bermunculan di berbagai wilayah,
dan salah satu yang terbesar karena mendapat subsidi dari pemerintah Hindia Belanda saat
itu adalah Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM). Pada masa kemerdekaan,
tepatnya tanggal 11 September 1945, para pimpinan radio yang tergabung dalam Perikatan
Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) sepakat mendirikan organisasi radio yang dinamakan
Radio Republik Indonesia.
3. Surat Kabar
Surat kabar adalah salah bentuk pengertian pers dalam arti sempit. Sejarah pers di
Indonesia diawali pada masa penjajahan Belanda yang ditandai dengan diterbitkannya sebuah
karya yang ditulis dengan tangan yang bertajuk Memories der Nouvelle (1615). Setelah
mesin cetak tiba di Indonesia pada kisaran tahun 1618, surat kabar pertama terbit yang berisi
berbagai ketentuan dan perjanjian antara pemerintahan kolonial Belanda dengan pihak
kesultanan Makassar.
Sejak saat itu, mulailah diterbitkan surat kabar yang umumnya ditujukan untuk
membantu pemerintahan kolonial Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, berbagai surat
kabar di Indonesia digabung menjadi satu. Adapun isi surat kabar tersebut tidak jauh berbeda
dengan masa kolonial Belanda yaitu ditujukan untuk kepentingan Jepang dalam Perang Asia
Timur Raya.
Sebagaimana media massa lainnya, surat kabar atau majalah mengalami perkembangan
yang sangat signifikan pada masa reformasi. Hal ini dibuktikan dengan data yang
dikeluarkan oleh Dewan Pers yang menyebutkan bahwa hingga tahun 2015, jumlah media
cetak di Indonesia total mencapai 321 pers cetak baik yang diterbitkan secara harian,
mingguan, maupun bulanan.
4. Internet
Internet mulai masuk ke Indonesia pada medio 1990an. Berdasarkan data yang
dipublikasikan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah
pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 132,7 juta pengguna. Dalam
waktu dua tahun, jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 44,6
juta pengguna jika dibandingkan dengan jumlah pengguna internet tahun 2014 yang hanya
mencapai 88,1 pengguna. Dari jumlah tersebut, sebanyak 47,6 persen atau setara dengan 63,1
juta pengguna internet menggunakan smartphone atau telepon pintar sebagai perangkat untuk
mengakses internet.
Sementara itu, jenis konten yang paling sering dikunjungi oleh pengguna internet adalah
toko belanja daring dengan jumlah 82,2 juta atau sebesar 62 persen. Selain itu, situs media
sosial yang sering dikunjungi adalah Facebook yang mencapai 54 persen atau 71,6 juta
pengguna. Besarnya minat pengguna internet mengunjungi media sosial dan mencari produk
dimanfaatkan oleh perusahaan media untuk menyebarkan berbagai informasi melalui media
sosial dan mengundang produsen untuk beriklan di situs berita yang dimiliki.
Mengikuti perkembangan zaman, di era digital seperti sekarang, beberapa stasiun radio
maupun televisi pun mulai memanfaatkan internet dalam metode siarannya. Beberapa stasiun
radio maupun stasiun televisi di Indonesia menyiarkan secara langsung via internet.
Kehadiran internet juga memberikan dampak tersendiri bagi usaha penerbitan pers.
Perkembangan teknologi komunikasi yang merambah usaha penerbitan pers menyebabkan
alih bentuk surat kabar menjadi digital. Beberapa usaha penerbitan pers tidak mampu
menghadapi kehadiran teknologi baru. Para pengiklan lebih suka untuk mempromosikan
produknya melalui media digital. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pemasukan dari iklan
yang selama ini menyokong pertumbuhan surat kabar konvensional. Beberapa usaha
penerbitan pers bahkan mengalami kebangkrutan. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia,
melainkan juga terjadi di berbagai negara di dunia.
Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh media televisi (jurnalistik televisi), media radio
(jurnalistik radio atau jurnalisme radio), dan media cetak kini dilengkapi dengan kegiatan
jurnalistik online. Pemanfaatan internet dalam berbagai kegiatan jurnalistik diharapkan dapat
mengirimkan informasi secara lebih cepat dan dapat menjangkau khalayak yang jauh lebih
luas. Bentuk lain kegiatan jurnalistik sebagai dampak kehadiran internet adalah adanya
jurnalisme warga. Kini, siapa pun dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Namun, yang masih menjadi perdebatan adalah tidak adanya kode etik bagi warga yang
menjalankan kegiatan jurnalistik. Hal ini terbukti dengan banyaknya berita atau informasi
yang tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tentunya akan
sangat berbeda dengan kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh kalangan profesional karena
mereka dibekali dengan ilmu dan dibatasi dengan kode etik dalam menjalankan tugasnya.
Lalu melalui perkembangan media massa di Indonesia, media massa juga mengalami
suatu hal baru yang dinamakan dengan konvergensi media yang artinya adalah
penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan
kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan
teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
Konvergensi pada umumnya berarti persimpangan media lama dan baru. Henry Jenkins
menyatakan bahwa konvergensi adalah,
“Aliran konten di platform beberapa media, kerja sama antara industri beberapa media, dan
perilaku migrasi khalayak media.”
Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang
lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan
pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara
sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi
informasi.
Jika dilihat melalui perkembangannya konvergensi media memiliki cukup banyak dampak
postif terhadap khalayak, seperti:
Users, W. (2020, Maret 17). Konvergensi Media. Retrieved Januari 4, 2021, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Konvergensi_media