Anda di halaman 1dari 9

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

BADAN KERJASAMA PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK INDUSTRI INDONESIA (BKSTI)

Tahun 2005

BAB I NAMA, PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN


Pasal 1 Nama 1. Badan Kerja sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia, disingkat BKSTI, adalah nama resmi organisasi, baik dalam kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal. 2. BKSTI ini mempunyai nama lain dalam bahasa Inggris, yaitu The Institute of Indonesian Association of Industrial Engineering Higher Education Institution disingkat IIAIE.

Pasal 2 Pembentukan 1. BKSTI dibentuk pada tanggal 9 Juli 1996 pada acara Sarasehan Nasional Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung, Bandung. 2. BKSTI didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3 Kedudukan Sekretariat BKSTI berkedudukan di tempat yang ditetapkan oleh pengurus Badan Pelaksana.

BAB II DASAR, AZAS DAN TUJUAN


Pasal 4 Dasar dan Azas 1. BKSTI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. BKSTI bukan organisasi politik tetapi suatu organisasi yang berazaskan kemitraan.

Pasal 5 Tujuan BKSTI dibentuk dengan tujuan: 1. Memantapkan dan meningkatkan mutu serta relevansi pendidikan tinggi Teknik Industri di Indonesia. 2. Menampung dan mencari penyelesaian permasalahan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi Teknik Industri. 3. Mengupayakan dan mengakomodasikan kerjasama antar anggota BKSTI dalam kegiatan pertukaran informasi dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan kesetaraan internasional bagi BKSTI dan anggotanya. 4. Menjadi mitra Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi Departemen Pendidikan Nasional, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) dan atau lembaga lain baik pemerintah atau swasta dalam mengakomodasikan dinamika, baik yang berkaitan dengan perkembangan keilmuan/praktek maupun penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang Teknik Industri.

BAB III ORGANISASI


Pasal 6 Struktur Organisasi 1. Kepengurusan BKSTI sekurang-kurangnya terdiri atas Badan Pertimbangan, Badan Pelaksana dan Kordinatorat Wilayah (Korwil). 2. Badan Pertimbangan berfungsi sebagai lembaga normatif BKSTI, dan terdiri atas seorang Ketua, seorang Sekretaris dan beberapa anggota. 3. Badan Pelaksana berfungsi sebagai lembaga eksekutif BKSTI pusat yang mencakup daerah kerja seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Koordinatorat Wilayah (Korwil) berfungsi sebagai lembaga eksekutif di wilayah dan bersifat otonom dalam penyelenggara kegiatan BKSTI di wilayah masing-masing.

Pasal 7 Badan Pertimbangan 1. Anggota Badan Pertimbangan terdiri atas perorangan yang berasal dari kalangan pendidikan tinggi Teknik Industri, industri, pemerintah, dan tokoh masyarakat yang memiliki minat pada pengembangan bidang Teknik Industri dan anggota ex-officio, yaitu Ketua Umum dan Sekretaris Badan Pelaksana. 2. Anggota Badan Pertimbangan ditetapkan oleh Tim Formatur dalam Kongres. 3. Ketua dan Sekretaris Badan Pertimbangan dipilih dari anggota Badan Pertimbangan, dan bukan termasuk anggota ex-officio. 4. Masa bakti Ketua, Sekretaris dan Anggota Badan Pelaksana adalah 3 tahun.

Pasal 8 Badan Pelaksana BKSTI 1. Badan Pelaksana sekurang-kurangnya terdiri atas seorang Ketua Umum, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, dan beberapa ketua bidang. 2. Ketua Badan Pelaksana adalah ketua Departemen/Jurusan/Program Studi pada saat dilakukan pemilihan dilaksanakan 3. Pengurus Badan Pelaksana adalah Ketua Departemen/Jurusan/Program Studi, Sekretaris Departemen/Jurusan/Program Studi, atau staf pengajar yang mewakili secara resmi lembaga penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri yang telah menjadi anggota biasa BKSTI. 4. Badan Pelaksana yang dipilih oleh Tim Formatur seperti yang dimaksud oleh Pasal 8, Ayat 2, Anggaran Dasar BKSTI, adalah Ketua Umum Badan Pelaksana, dan Ketua Umum Badan Pelaksana kemudian menetapkan kelengkapan kepengurusan Badan Pelaksana 5. Ketua Umum Badan Pelaksana tidak boleh dijabat oleh orang yang sama dalam dua kali masa bakti yang berurutan 6. Masa bakti Kepengurusan Badan Pelaksana adalah 3 tahun. 7. Pengurus Badan Pelaksana bertanggung jawab kepada Kongres. 8. Apabila Ketua Badan Pelaksana berhalangan tetap, maka Sekretaris Badan Pelaksana akan menjadi Ketua sampai masa jabatan berakhir.

Pasal 9 Koordinatorat Wilayah (Korwil) 1. Korwil, yang dipimpin oleh seorang Koordinator Wilayah, berfungsi sebagai lembaga eksekutif di wilayah dan bersifat otonom dalam penyelenggaraan kegiatan BKSTI di wilayah masing-masing.

2. Jumlah anggota dalam suatu Korwil sekurang-kurangnya 5 Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri. 3. Jumlah Korwil dalam kepengurusan Badan Pelaksana ditetapkan dalam Kongres. 4. Penentuan cakupan wilayah suatu Korwil didasarkan kepada prinsip efisiensi penyelenggaraan kegiatan BKSTI di wilayah, dan prinsip efektivitas komunikasi dan koordinasi. 5. Struktur organisasi Korwil dapat menyerupai struktur organisasi Badan Pelaksana. 6. Kepengurusan Korwil ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah masing-masing dengan masa bakti 3 tahun.

Pasal 10 Tim Formatur 1. Formatur berfungsi sebagai Tim yang memilih anggota Badan Pertimbangan dan Ketua Umum Badan Pelaksana. 2. Tim Formatur berkewajiban membuat Berita Acara Penetapan Anggota Badan Pertimbangan dan Ketua Umum Badan Pelaksana, yang dibacakan pada rapat pleno Kongres. 3. Jumlah anggota Tim Formatur ditetapkan dalam Kongres. 4. Anggota Tim Formatur dipilih oleh Kongres dari peserta Kongres, dan Ketua Tim Formatur dipilih dari dan oleh anggota Tim Formatur. 5. Tim Formatur bubar secara otomatis setelah penyampaian Berita Acara Penetapan Anggota Badan Pertimbangan dan Ketua Umum Badan Pelaksana

BAB IV KEANGGOTAAN BKSTI


Pasal 11 1. Keanggotaan BKSTI adalah bersifat lembaga bukan perorangan. 2. Anggota BKSTI adalah Departemen/Jurusan/Program Studi/Institusi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Teknik Industri yang memenuhi persyaratan. 3. Persyaratan dan keanggotaan BKSTI ditetapkan oleh Badan Pelaksana. 4. Anggota adalah lembaga penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional yang secara aktif mengajukan diri kepada Badan Pelaksana dan telah disyahkan oleh Badan Pelaksana sebagai anggota. 5. Pengajuan keanggotaan oleh calon anggota disampaikan kepada Badan Pelaksana dan dilengkapi dengan rekomendasi dari Koodinator Wilayah, dan pengajuan ini dapat dilakukan setiap saat.

BAB V HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA


Pasal 12 Hak 1. Menjadi peserta Kongres dan menyampaikan pendapat 2. Mendapat informasi mengenai seluruh kegiatan BKSTI dan pelayanan dari BKSTI

Pasal 13 Kewajiban 1. Membayar iuran anggota dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan BKSTI 2. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI KONGRES
Pasal 14 1. Kongres BKSTI mempunyai kekuasaan tertinggi. 2. Keputusan Kongres dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggota peserta kongres ditambah satu. 3. Keputusan Kongres mengenai pembubaran BKSTI diatur pada pasal 13 Anggaran Dasar dan pasal 17 Anggaran Rumah Tangga. 4. Peserta Kongres adalah perorangan yang hadir sebagai utusan dari lembaga penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri yang telah menjadi anggota BKSTI. 5. Status sebagai peserta Kongres ditetapkan pada saat Kongres dimulai. 6. Ketua Kongres dan Tata tertib Kongres ditetapkan dalam Kongres. 7. Kongres diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 3 tahun. 8. Tempat penyelenggaraan Kongres ditetapkan dalam Kongres, dan pemberitahuan penyelenggaraan Kongres disampaikan oleh Panitia Kongres kepada anggota sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum waktu penyelenggaraan. 9. Panitia Kongres ditetapkan oleh Badan Pelaksana

BAB VII KEKAYAAN


Pasal 15 1. Kekayaan BKSTI diperoleh dari iuran para anggota, sumbangan dan usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat. 2. Besarnya iuran anggota ditetapkan dalam Kongres secara musyawarah. 3. Iuran anggota dibayarkan kepada pengurus Korwil, dan sebagian dari iuran anggota disampaikan ke pengurus Badan Pelaksana. Besarnya bagian Badan Pelaksana ditetapkan dalam Kongres secara musyawarah. 4. Kekayaan BKSTI bisa diaudit oleh Akuntan Publik bila diperlukan oleh Kongres.

BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 16 1. Kekuasaan untuk mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ada pada Kongres BKSTI. 2. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.

BAB IX PEMBUBARAN
Pasal 17 Pembubaran BKSTI hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang dihadiri oleh anggota dengan jumlah yang hadir paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota BKSTI dan diputuskan secara mufakat. Segala kekayaan BKSTI diserahkan kepada badan sosial.

BAB X LAIN-LAIN
Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam Kongres dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19 Anggaran Rumah Tangga disahkan tanggal 27 Juli 1999, pada Kongres II di Surabaya.

Pasal 20 ART diubah pada Kongres IV BKSTI, tanggal 25 Juni 2005, di Palembang.

Pasal 21 ART diubah pada Kongres V BKSTI, tanggal 17 Juli 2008, di Makasar.

Anda mungkin juga menyukai