Anda di halaman 1dari 48

Missing Years of Jesus

Sumber: Stevent Knap Karya : Suryanto, M.pd Pernahkah Anda mendengar istilah "Missing Years" dalam teologi kekristenan? Mungkin belum! Bahkan, pengalaman saya, para bruder dan suster pun ada yang belum mengetahuinya. Apalagi umat awam, barangkali secara sengaja tidak diinformasikan mengenai hal itu. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "missing years" itu? Ya, itu memang terminologi dalam bahasa Inggris yang berarti "tahun-tahun yang hilang". Tahun-tahun yang masih menyisakan teka-teki besar bagi sebagian umat Katholik dan Kristen yang kritis. Mengapa demikian? Orang yang mempelajari Injil dengan seksama, pasti akan dapat mengetahui riwayat hidup Yesus Kristus. Mereka tahu : kapan, dimana, dan bagaimana kisah kelahiran Yesus. Para pembaca Injil juga tahu, bagaimana dan pada usia berapa Yesus meninggal di salib, lalu "bangkit" kembali. Namun kalau mereka jeli, mereka juga akan mendapatkan fakta berikut ini. Bahwa Injil menceritakan kelahiran dan kegiatan Yesus sampai dengan Yesus berusia 12 tahun. Bahwa Yesus terlahirkan oleh Bunda Maria, bahwa Yesus secara ajaib menyelamatkan orang-orang yang percaya pada-Nya. Setelah itu, tiba-tiba Injil menceritakan kembali kehidupan Yesus pada waktu Beliau sudah berusia 30 tahun. Saat itu, Yesus menerima baptis dari Yohanes Pembaptis di sungai Jordan. Sejak itu Injil kembali menceritakan secara runtut kehidupan Yesus. Kegiatan Beliau mengajarkan, menyembuhkan orang-orang sakit, berkhotbah di atas bukit, sampai dengan Yesus di salib. Juga masih dilengkapi dengan kesaksian para murid yang bertemu kembali dengan Yesus, setelah Yesus meninggal disalib, tetapi secara ajaib "bangkit" kembali. Dengan demikian, terdapat 18 tahun "missing years". Tidak ada sepatah katapun dalam Injil yang bercerita apa yang terjadi pada diri Yesus sejak berusia 13 tahun hingga akhirnya tibatiba berada di Sungai Jordan. Inilah yang disebut sebagai "tahun-tahun" yang hilang. Tentu kita akan bertanya-tanya, mengapa hal itu terjadi? Apa yang sesungguhnya di alami oleh Yesus? Saya pernah mencoba mempertanyakan hal ini kepada beberapa orang Katholik dan Kristen. Anehnya, banyak di antara mereka yang bahkan "baru dengar" istilah itu, justru setelah saya mempertanyakannya. Ada juga yang mengetahui hal itu, lalu mencoba menjelaskan sebagai berikut. "Mas, Injil itu berisi pengkabaran tentang kasih Allah, bukan biografi hidup Yesus. Jadi, yang diuraikan di dalamnya adalah ajaran-ajaran keselamatan, bukan kronologi hidup Yesus. Hanya kejadian-kejadian ajaib yang dilakukan oleh Yesus saja yang dicatat dan dilukiskan dalam Injil. Itu yang lebih penting. Jangan menuntut bahwa seluruh kehidupan Yesus harus tercatat di dalam Injil. Bukan itu tujuan Injil." jawab seorang pria, yang kebetulan adalah seorang bruder yang sedang mendapat tugas belajar. Ia tampak yakin dan percaya diri menyampaikan jawaban itu, sambil jujur mengatakan bahwa penjelasan itu dia peroleh dari salah seorang pastornya di gereja.

Sekilas, jawaban itu memang mengena. Tapi, saya sampaikan lagi pertanyaan kritis : "Oke, Mas. Trimakasih jawabannya. Tapi, cobalah renungkan. Apakah benar, Yesus yang kelahirannya saja ajaib (terlahir dari seorang perawan), sampai usia 12 tahun juga masih melakukan keajaiban-keajaiban, ehselama 18 tahun berikutnya sama sekali tidak lagi melakukannya? Masak sihkeajaiban itu terhenti selama 18 tahun? Kenapa, apa alasannya? Bukankah setelah itu, Yesus kembali melakukan hal-hal ajaib sampai puncaknya 'bangkit' kembali dari kematiannya di tiang salib??" Mahasiswa itu terdiam, merasakan adanya kebenaran dalam pertanyaan saya. Coba bandingkan, lanjut saya, dengan Hadist dalam Islam, yang berisi uraian sangat detil tentang pemikiran, ucapan, dan perilaku Nabi Muhammad. Bagi seorang tokoh pilihan Tuhan (nabi) sekaliber Yesus, tidakkah 18 tahun merupakan selang waktu yang terlalu panjang untuk tidak berbuat sesuatu apapun yang pantas untuk dicatat dalam Injil? Karena semuanya terdiam mendengar pertanyaan saya, akhirnya dengan berat hati saya bertanya lagi : "Pernahkah Anda dengar bahwa sebenarnya Yesus pergi ke India belajar bhakti yoga??" YESUS KE INDIA??

Kontroversi tentang "missing years" Yesus bukanlah hal yang baru. Sejak tahun 1890-an hingga saat ini, telah banyak buku yang terbit membahas apa yang sesungguhnya dilakukan oleh Yesus selama 18 tahun yang tidak diceritakan dalam Injil tersebut. Ada sarjana yang mengkajinya dari sisi teologi, ada pula yang murni membahasnya berdasarkan temuantemuan arkeologi. Misteri tentang kehidupan Yesus tersebut mulai mencuat ketika pada tahun 1870-an, seorang wartawan Rusia bernama Nicolas Notovitch melakukan perjalanan wisata ke negara-negara Asia Selatan. Akhirnya pada tahun 1887 Notovich tiba di India. Ketika mengunjungi sebuah wilayah bernama Leh, di dekat sungai Wakha, ia memutuskan untuk mengunjungi dua vihara Budha yang ada di daerah itu. Di vihara itu, Notovitch bertemu dengan seorang Lama yang berkata kepadanya bahwa : "We also respect the one whom you recognize as Son of the one God. The spirit of Buddha was indeed incarnate in the sacred person of Issa [Jesus], who without aid of fire or sword, spread knowledge of our great and true religion throughout the world. Issa is a great prophet, one of the first after twenty-two Buddhas. His name and acts are recorded in our writings." Terjemahan: Kami juga menaruh hormat kepada Beliau yang Anda kenal sebagai Putra Tuhan. Jiwa Budha sugguh-sungguh menjelma dalam diri orang suci Issa (Yesus) yang tanpa bantuan api ataupun pedang, menyebarluaskan agama kami yang agung dan sejati ke seluruh dunia. Issa adalah seorang nabi besar, merupakan yang pertama setelah dua puluh dua Budha. Nama dan perilaku Beliau tercatat dalam tulisan-tulisan kami. Mendengar hal itu, Notovitch sangat terkejut. Bagaimana mungkin Lama ini menyebut tentang seorang suci bernama Issa, yang dikenal sebagai Yesus oleh orang-orang Kristen? Akhirnya, Notovitch diberitahu bahwa ada sebuah dokumen kuno berbahasa Pali yang menceritakan kisah Yesus selama di India yang tersimpan di salah satu vihara Hemis di Lhasa, Tibet. Ketika sedang mengendarai kuda menuju vihara tersebut, Notovitch mengalami kecelakaan dari atas punggung kudanya hingga patah kaki. Ia mendapat perawatan dari para

Lama di vihara Hemis itu selama beberapa waktu. Akhirnya para Lama di sana bersedia menunjukkan dokumen yang dimaksud. Dengan bantuan seorang penterjemah, Notovitch berhasil mengcopy naskah itu, dan membawanya ke Rusia. Notovich kemudian berusaha menunjukkan temuannya kepada beberapa cardinal, yang sudah barang tentu menolak untuk menerbitkan dan menyebarluaskan hal yang menghebohkan itu. Notovich kemudian menerbitkan sendiri sebuah buku yang berjudul The Unknown Life of Jesus Christ, yang berisi uraian lengkap tentang apa yang dilakukan oleh Yesus selama berada di India. Dalam naskah itu disebutkan bagaimana Yesus muda meninggalkan rumah orang tuanya secara diam-diam di Yerusalem, lalu menuju daerah Sindh. Di sana, ia belajar pengetahuan spiritual dari seorang guru lalu saat berumur 14 tahun, ia menyeberang ke India. Bila kita cermati ajaran-ajaran Yesus, dan kita bandingkan dengan ajaran-ajaran Hindu, khususnya ajaran Waisnawa dengan penekanan pada aspek Bhakti Yoga, akan dapat kita temukan persamaan-persamaannya. Misalnya, dalam salah satu dari Sepuluh Perintah, Yesus mengajarkan agar seseorang mencintai Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya, melebihi cinta terhadap segala sesuatu. Ajaran bhakti yoga juga menekankan cinta bhakti sebagai jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Persamaan ini dapat kita pahami, mengingat dalam perjalanannya ke India, Yesus pernah tinggal dan belajar dari para brahmana di wilayah Jagannath Puri, di Propinsi Orisa dan juga di kota Benares. Di Jagannath Puri, terdapat mandir/kuil Jagannath yang tersohor diseluruh India yang di dalamnya dilakukan pemujaan terhadap murti Sri Krisha, Balarama dan Subhadra secara besar-besaran. Dalam dokumen berbahasa Pali yang tersimpan di vihara Hemis itu, diceritakan bahwa : Para brahmana mengajari Isa untuk membaca dan mempelajari Weda, cara menyembuhkan penyakit melalui doa, cara mengajarkan dan menjelaskan kitab suci, cara mengusir roh jahat yang merasuki tubuh manusia, dll. Isa menghabiskan waktunya selama 6 tahun di Jagannath, Rajegriha, Benares, dan kota-kota suci lainnya. Semua menyayangi Isa, karena ia hidup berbaur dengan para vaisya dansudra dan mengajari mereka kitab suci. Namun golongan brahmana dan ksatria di kota itu yang telah merosot moralnya mengatakan bahwa Tuhan tidak mengijinkan para vaisya dan sudra untuk mendengarkan ajaran Weda. Karena itulah para brahmana itu meminta Isa untuk meninggalkan golongan yang dianggap rendah itu, dan mengajak Isa untuk memuja Tuhan para brahmana saja. Namun Issa tidak mengindahkan para brahmana itu, ia tetap datang kepada para sudra, dan mengajak mereka menentang para brahmana dan ksatria yang menyimpang dari ajaran Weda itu. Yesus mengatakan bahwa : Pada Hari Pengadilan nanti, para waisya dan sudra akan diampuni dosanya karena kebodohan mereka. Tetapi, Tuhan akan menghukum mereka yang terlalu sombong dengan hak-hak yang dimilikinya (brahmana). The Vaisyas and the Soudras were struck with admiration, and demanded of Issa how they should pray to secure their happiness. 'Do not worship idols, for they do not hear you; do not listen to the Vedas, where the truth is perverted; do not believe yourself first in all things, and do not humiliate your neighbor. Help the poor, assist the weak, harm no one, do not covet what you have not and what you see in the possession of others.'" Artinya : Para vaisya dan sudra mengagumi ajaran-ajaran mulia itu dan bertanya kepada Isa bagaimana seharusnya mereka berdoa untuk memperoleh kebahagiaan. Isa menjawab Jangan memuja berhala, karena berhala tidak bisa mendengar; jangan mendengarkan ajaran

Weda, karena kebenarannya telah diputar balik; jangan mempercayai dirimu sendiri dalam segala hal; jangan menghina tetanggamu. Bantulah orang miskin, tolonglah orang yang lemah, jangan menyakiti orang lain, jangan iri terhadap milik orang lain yang tidak engkau miliki. Demikianlah, pada akhirnya Yesus dipaksa untuk meninggalkan kota Jagannat Puri oleh para brahmana yang marah karena Yesus (Isa) mengajarkan ajaran agama kepada kasta yang lebih rendah. Oposisi dari para brahmana kasta itu begitu kuatnya, hingga akhirnya Yesus harus kembali pulang ke tanah kelajirannya, saat ia berusia 29 tahun. Di sana, Ia kemudian memulai kegiatannya mengajarkan, dan sejak itulah Injil mulai kembali mencatat kehidupan dan kegiatan pengajaran Yesus. Sejak penerbitan buku oleh Notovitch itu, banyak orang-orang penting yang datang langsung ke Vihara Hemis itu, dan berhasil melihat secara langsung dokumen yang menghebohkan itu. Mereka kemudian menerbitkan buku dengan tema serupa antara lain : Jesus died in Kashmir (Andreas Faber-Kaiser, London, 1977) Jesus in Rome (Robert Graves & Joshua Podro, London, 1957); The Myth of the Cross (AlHaj A.D Ajijola, Lahore, Pakistan, 1975) dan banyak buku lainnya. Buku-buku itu menyajikan bukti-bukti bahwa sesungguhnya Yesus tidak meninggal di tiang salib lalu bangkit kembali. Yesus pergi ke India tersebut menjadi perdebatan yang tidak habis-habisnya. Sampai akhirnya pada tahun 1978, diselenggarakanlah First International Conference on the Deliverance of Jesus Christ from the Cross (Konferensi Dunia Pertama tentang Pembebasan Kristus dari Tiang Salib) yang diselenggarakan pada tanggal 2 s/d 4 Juni 1978 bertempat di Commonwealth Institute Kensington High Street, London, Inggeris. Berdasarkan bukti dalam Injil maupun penelitian arkeologi dan laboratorium - para pembicara menyatakan bahwa Yesus memang tidak meninggal ketika di salib. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa setelah peristiwa kebangkitan Yesus itu, sesungguhnya Yesus pergi ke Kashmir sampai akhirnya meninggal dunia di sana. Selain naskah berbahasa Pali di atas, para sarjana semakin yakin dengan kebenaran bahwa Yesus pernah datang ke India setelah mereka membaca ramalan tentang Issa dalam kitab Bhavisya Purana. Bhavisya Purana, menurut para ahli disusun pada sekitar tahun 115 M oleh Rsi Suta. Dalam kitab Bhavisya Purana itu, dalam bagian Pratisarga Parva, Khanda 3, ayat 16-33 disebutkan tentang pertemuan antara Maharaja Shalivahana dengan Issa di Srinagar, India. Selengkapnya, uraian tersebut adalah sebagai berikut : Shalivahan, cucu Vikrama Jit akhirnya mengambil alih pemerintahan. Beliau mengalahkan gerombolan penyerang dari Cina, Parthian, Scythians dan Bactrians. Raja Shalivahan membangun tembok pembatas antara para Arya dengan para mleccha (non-Hindu), dan memerintahkan orang-orang mleccha itu untuk berdiamdi pinggiran wilayah India. Suatu hari, raja Shalivahana, pemimpin kaum Sakhya, pergi ke Himalaya. Di sana, di wilayah bernama Hun (= Ladakh, bagian dari kerajaan Kushan) raja yang perkasa itu bertemu seseorang yang duduk di atas sebuah bukit, yang tampak sangat saleh. Kulitnya cerah, dan mengenakan pakaian putih-putih. Raja Shalivahan bertanya kepada orang suci itu, dan yang ditanya menjawab : Saya dikenal sebagai Anak Tuhan , lahir dari seorang perawan, aku adalah pemimpin orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, berusaha keras mencari kebenaran sejati. Sang Raja bertanya lagi : Apa agama Anda? Orang itu menjawab : Wahai Raja, saya berasal dari negeri asing, dimana tidak ada lagi kebenaran di sana dan kejahatan merajalela.

Di tanah orang-orang yang tidak beriman, aku muncul sebagai Al-Masih. Namun raksasa Ishamasi menjelmakan dirinya dalam bentuk orang-orang biadab yang mengerikan; saya dibuang oleh orang-orang biadab itu.... Wahai Raja, dengarlah olehmu, agama yang aku bawa kepada orang-orang yang tidak percaya itu : setelah menyucikan hati dan pembersihan badan yang tidak suci, dan setelah mencari perlindungan dalam doa kepada Naigama, manusia akan berdoa kepada Dia Yang Kekal. Melalui jalan keadilan, kebenaran, meditasi, dan penyatuan jiwa, manusia akan menemukan jalan untuk mencapai Isa ditengah-tengah cahaya. Tuhan, seteguh matahari, pada akhirnya akan menyatukan seluruh jiwa yang mengembara dalam diri Beliau. Wahai Raja, dengan demikian, Ishamasi akan dihancurkan, dan wujud Isa yang penuh kebahagiaan, pemberi kebahagiaan, akan bersemayam selamanya di dalam hati; dan saya disebut Masehi (Imam Mahdi) ... Perhatikan bahwa dalam percakapan itu, Yesus memperkenalkan diri dengan sebutan Issa. Sebutan itu pulalah yang digunakan dalam naskah berbahasa Pali yang tersimpan dalam vihara Buddha yang ditemukan oleh Nicolas Notovitch itu. Juga perlu dicatat, bahwa dalam Al-Quran, nama Yesus lebih dikenal dengan sebutan Nabi Issa. Hal yang mengagumkan dari uraian di atas adalah bahwa Jesus disebut dengan nama Isa, yaitu sama dengan penyebutan nabi itu dalam Al-Quran. Namun, Bhavisya Purana ditulis jauh beratus-ratus tahun sebelum Al-Quran diwahyukan. Bahkan, ciri-ciri agama Islam dan kemunculan Nabi Muhammad juga telah diramalkan dalam Bhavisya Purana ini. Kami telah membahas mengenai ramalan Nabi Muhammad itu dalam buletin ini edisi sebelumnya. Terlepas dari kontroversi itu, ada hal yang perlu kita catat sebagai penganut Weda. Bahwa Weda adalah sebuah buku pengetahuan spiritual tertua di dunia, yang paling komprehensif dan lengkap. Bukti adanya ramalan Yesus, Sang Buddha, dan Nabi Muhammad, serta ciri-ciri ajaran mereka dalam kitab Bhavisya Purana, Bhagavata Purana, dan lain-lain menunjukkan bahwa ajaran Weda bersifat universal. Ajaran Weda tidak dimaksudkan hanya untuk golongan tertentu, sebagaimana yang sering terjadi dalam kitab-kitab yang lebih muda usianya. Ajaran-ajaran Weda adalah Sanatana Dharma yang kekal, yang selalu relevan sepanjang jaman. Dan setiap kali terjadi penyimpangan terhadap dharma tersebut, Tuhan akan mengirimkan utusan-Nya atau bahkan menjelma sendiri (ber-avatar) untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan tersebut. Dalam terminologi Weda, kepribadian Yesus, Nabi Muhammad, dan Sang Buddha disebut sebagai Sakhtyavesya Avatara. Artinya, beliau-beliau adalah manusia yang diberi kekuasaan dan kemampuan khusus (empowered) oleh Tuhan untuk melakukan misi-misi rohani tertentu di bumi ini. Dalam menyampaikan ajaranajarannya, utusan-utusan Tuhan itu akan menyampaikan amanat rohani Tuhan dengan mempertimbangkan latar belakang moral umat yang diajarinya. Seberapa mendalam ajaran yang disampaikan, akan sangat tergantung pada sejauhmana umat mau menerima dan mampu memahami ajaran-ajaran itu. Sebagai contoh, ketika mengajarkan kepada para vaisya dan sudra di Jagannath Puri, India, Yesus mengajarkan agar mereka tidak memuja berhala, tidak mendengar dan menerima ajaran Weda, karena kebenarannya telah diputarbalikkan. Latar belakang larangan itu adalah ulah para brahmana kasta pada masa itu yang menyimpangkan ajaran-ajaran Weda untuk kepentingan mereka sendiri. Padahal pemujaan kepada Krishna di Kuil Jagannath Puri itu bukanlah pemujaan berhala. Ia adalah salah satu bentuk sembahyang kepada arca atau murti Tuhan yang dibenarkan menurut Weda. Salah satu tradisi pemujaan itu adalah adanya Ratha Yatra Festival, dimana setiap

tahun pada sekitar bulan Juli arca-arca Jagannath, Baladev dan Subhadra diarak dijalan-jalan di kota Jagannath Puri dengan menggunakan kereta berukuran besar, dan orang-orang Hindu mengikuti festival itu dengan penuh semangat. Saat ini, perayaan Ratha Yatra seperti itu telah dirayakan secara besar-besaran di kota-kota besar di dunia, seperti New York, Sidney, Montreal, London, dll setelah diperkenal ke dunia Barat oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada pada tahun 1960-an. Sejak tahun-tahun itu, jutaan orang Barat yang tadinya adalah pemuja Kristus, setelah mendalami ajaran Bhagavad-gita, beralih menjadi pemuja Sri Krishna, penyabda Bhagavad-gita. Mengapa demikian? Karena banyak pertanyaan mendasar mengenai Tuhan dan sifat-sifat-Nya, yang tidak mereka temukan jawabannya secara memuaskan dalam Injil dan kitab lainnya. Satu hal yang perlu dicatat adalah fakta bahwa Yesus mengajarkan di Yerusalem selama tiga setengah tahun. Beliau mengajarkan dasar-dasar moralitas dalam bentuk Sepuluh Perintah, diantaranya : jangan memuja berhala, jangan membunuh, jangan berjinah, jangan mencuri, jangan menginginkan milik orang lain. Namun, baru sejauh itu Yesus menyampaikan ajaran Beliau, umat saat itu sudah menentangnya dengan keras. Bahkan Yesus akhirnya harus menerima fitnah, dan dihukum salib. Bisakah Anda membayangkan, bagaimana mentalitas dan moralitas orang orang yang harus dihadapi oleh Yesus pada waktu itu? Oleh karena itu, kita dapat memahami mengapa banyak konsep-konsep ajaran dalam Weda yang tidak terdapat dalam Injil. Atman, karma, reinkarnasi dan moksa, yang merupakan konsep-konsep yang sangat jelas diuraikan dalam Weda, tidak ditemukan secara explisit dalam kitab suci lainnya. Mengapa?? Dalam Injil, Yesus sendiri memberikan jawabannya : I have many things to say unto you, but your ears cannot bear them yet Artinya Sesungguhnya banyak hal yang hendak Aku sampaikan kepadamu, tetapi telingamu belum mampu mendengarnya (Johannes 16.12). Berkaitan dengan itu, Yesus juga menyatakan : If you do not believe when I tell you of material things, how you will believe when I tell you of spiritual things? (Kalau kalian bahkan tidak percaya ketika Aku mengatakan hal-hal duniawi, bagaimana mungkin kalian akan mempercayai hal-hal spiritual yang Aku sampaikan?) (Johannes 3.12) . Bagaimana Yesus akan menyampaikan pengetahuan spiritual yang lebih tinggi, kalau baru mengajarkan dasar-dasar moralitas saja sudah dihukum salib? Sedangkan dalam Bhagavad-gita (7.2) Sri Krishna bersabda : Sekarang Aku akan menyatakan pengetahuan ini kepadamu secara keseluruhan, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Dengan menguasai pengetahuan ini, tidak akan ada hal lain lagi yang belum engkau ketahui. Dan jutaan orang di dunia membuktikan hal itu. Dan dalam Bhagavad-gita (14.4) Sri Krishna menyatakan bahwa Aku adalah ayah semua makhluk hidup. Jadi ketika Yesus berdoa Bapa kami yang di surga, ... dimuliakanlah nama-Mu... siapa yang bisa menyangkal bahwa Kristus sedang berdoa kepada ayah-Nya, Sri Krishna? Banggalah menjadi Hindu! Mari bersama kami mempelajari dan mengamalkan ajaran Weda!

TajMahal sebenarnya adalah sebuah kuil Tejomahalay


By P.N.Oak ---------------------------------------------------------------------- ---------Ada saja orang yang kena tipu sekali dalam hidupnya. Tetapi mungkinkah seluruh dunia kena tipu ? Ini nampak mustahil. Tetapi inilah yang terjadi dgn sejarah India selama beratus2 tahun, sampai sekarang. TAJMAHAL adalah atraksi turis paling terkenal didunia. Orang dari segala penjuru dunia mengunjunginya dan menelan segala kebohongan mengenai sejarahnya. Tulisan berikut ini membuktikan bahwa Tajmahal bukan sebuah mausoleum Islam namun sebuah Kuil/Candi bagi Dewa Siwa yang dikenal dgn nama TEJO MAHALAYA yang oleh kaisar mogul generasi ke5, Shahjahan, direbut dari Maharaja Jaipur. Saat kau mengunjunginya kau akan melihat berbagai annex, puing2 tembok pertahanan, bukit2, danau kecil, cascades, fountains, tamam megah, ratusan kamar ber-verandah, teras, menara bertingkat2, kamar2 rahasia, kamar tamu, kandang kuda, the trident (Trishul) pinnacle on the dome dan huruf sakral Hindu "OM" diukir di tembok luar dari sanctum sanctorum yg sekarang ditempati sejumlah centotaph. Utk membaca bukti terinci terhadap penemuan luar biasa ini, bacalah buku sejarawan ternama Shri. P. N. Oak berjudul " Tajmahal : The True Story". ---------------------------------------------------------------------- ---------NAMA 1. Sebutan Tajmahal sendiri tidak pernah nampak dari surat2 atau arsip2 istana mogul, bahkan semasa Pangeran mogul Aurangzeb (masa "konstruksi" Taj Mahal). 2. Kata akhiran "Mahal" bukan kata muslim karena tidak ada satupun negara muslim di dunia ini, dari Afghanistan sampai Aljazair, yang menamakan gedung mereka dgn kata "Mahal". 3. Anggapan umum bahwa kata TajMahal berasal dari nama permaisuri Mumtaz Mahal, yang dikubur didalamnya, tidak logis. Ini karena : - namanya bukan Mumtaj Mahal tetapi Mumtaz-ul-Zamani. - lagipula nama wanita India akan terdengar aneh kalau kita memotong ketiga huruf pertamanya, "Mum", dan menempelkannya pada nama gedung. 4. Karena nama wanita itu adalah Mumtaz (berakhir dgn 'Z') seharusnya nama gedung itu menjadi Taz Mahal, dan bukan Taj (berakhir dgn 'J'). 5. Sejumlah pengunjung Eropa pada jaman Shahjahan merujuk pada gedung itu sbg Taj-eMahal, sesuai dgn tradisi jaman itu dan sesuai dgn kata Sansekerta tua Tej-o-Mahalaya, nama sebuah kuil dewa Siwa. Tetapi Shahjahan dan Aurangzeb secara licik menghindari penggunaan kata Sansekerta itu dan hanya menyebutnya "makam suci".

6. Sejarah mencatat bahwa semua anggota istana atau anggota kerajaan Muslim termasuk Humayun, Akbar, Mumtaz, Etmad-ud-Daula dan Safdarjang dikubur dalam pura2 dan rumah2 besar (mansion) yang direbut dari orang Hindu. 7. Kalau memang makam/kuburan, mengapa memakai kata "Mahal", yang nota bene berarti "mansion/gedung" ? 8. Karena istilah Taj Mahal tidak tercatat dalam arsip istana mogul, aneh memang utk mencari penjelasan dari pihak mogul. Karena kedua komponen namanya, 'Taj' dan' Mahal' adalah kata2 Sansekerta. ---------------------------------------------------------------------- ---------TRADISI CANDI HINDU 9. Isitlah Taj Mahal adalah dari istilah sanskrit TejoMahalay, sebuah Kuil Siwa. Agreshwar Mahadev, yaitu Dewa Agra di-konsekrasi didalamnya. 10. Tradisi lepas sepatu sebelum masuk gedung berasal dari jaman pra-Shahjahan saat Taj masih merupakan Candi Siwa. Kalau memang Taj dulunya kuburan, orang tidak perlu melepaskan sepatu karena sepatu wajib dikenakan saat mengunjungi kuburan. 11. ??? susah terjemahinnya ! 12. Ukiran kendi2 berjumlah 108- angka suci tradisi candi Hindu. 13. Orang2 yang diberi tugas khusus utk memperbaiki dan merawat Taj mengaku telah melihat dalam tembok2 tebal dan ruang2 rahasia dilantai bawah (yg tidak terbuka utk umum): ukiran sakral lambang2 dewa Siwa dan dewa2 lainnya. (They have seen the ancient sacred Shiva Linga and other idols sealed in the thick walls and in chambers in the secret, sealed red stone stories below the marble basement. ) Badan Survey Arkeologi India bungkam secara diplomatis tentang kenyataan itu. Mereka menghindarkan tugas mereka mencari kebenaran bukti sejarah. 14. Di India ada 12 Jyotirlinga, yaitu candi2 megah bagi Dewa Siwa. Tejomahalaya alias Tajmahal nampaknya salah satu dari mereka yang dikenal sbg Nagnatheshwar karena penuh dgn hiasan ular naga. 15. Dokumentasi Hindu terkenal dibidang arsitektur yg berjudul Vishwakarma Vastushastra menyebut adanya 'Tej-Linga' diantara para Shivalinga, yaitu simbol2 Dewa Siwa yg terbuat dari batu. Karena sebuah Tej Linga di-"konsekrasi" di Taj Mahal, maka timbullah isitilah Taj Mahal alias Tejo Mahalaya. 16. Kota Agra, tempat lokasi Taj Mahal, adalah pusat kuno pemujaan Siwa. Para penduduk orthodox-nya selama berabad2 meneruskan tradisi pemujaan di lima candi Siwa sebelum santapan malam selama bulan Shravan. Beberapa abad terakhir ini, warga Agra hanya dapat meneruskan tradisi ini di 4 kuil Siwa

yaitu, Balkeshwar, Prithvinath, Manakameshwar dan Rajarajeshwar. Mereka kehilangan jejak candi kelima dewa Siwa, tempat pemujaan nenek moyang mereka. Ternyata, kuil ke lima adalah Agreshwar Mahadev Nagnatheshwar yaitu, Dewa Agra, dewa para naga/ular kobra, yang di-konsekrasi di Tejomahalay alias Tajmahal. 17. Suku yang mendominasi wilayah Agra bernama Jat. Nama mereka bagi Siwa adalah Tejaji. Isu Khusus ttg Jat dalam majalah The Illustrated Weekly India (Juni 28,1971) menyebut bahwa suku Jat memiliki Teja Mandir i.e., Candi2 Teja. Ini karena Teja-Linga adalah diantara beberapa nama Shiva Linga. Dari sini jelas bahwa Taj-Mahal adalah TejoMahalaya, tempat kediaman megah milik Tej/Siwa. ---------------------------------------------------------------------- ---------BUKTI ARSIP 18. Arsip istana Shahjahan sendiri berjudul Badshahnama, mengakui (hal 403, vol 1) bahwa sebuah istana megah dan unik yang dihias dgn atap berupa "dome" (Imaarat-a-Alishan wa Gumbaze) diambil dari kuburan Jaipur Maharaja Jaisigh bagi kuburan Mumtaz, dan gedung itu dikenal sbg istana Raja Mansingh. 19. Papan Pengumuman yg diletakkan departemen arkeologi diluar Tajmahal menjelaskannya sebagai mausoleum yg didirikan Shahjahan bagi isterinya Mumtaz Mahal, selama 22 tahun dari 1631 to 1653. Papan pengumuman ini adalah contoh tipuan sejarah. Pertama2, papan itu tidak menyebutkan siapa dibelakang penemuan ini (atas dasar dokumen sejarah mana...) Kedua, nama wanita yang dikubur disitu adalah Mumtaz-ulZamani, BUKAN Mumtaz Mahal. Ketiga, angka 22 tahun dicuplik dari langit oleh sumber yg tidak dapat dipercaya, seorang pengunjung Perancis, Tavernier. 20. Surat Pangeran Aurangzeb kpd ayahnya, kaisar Shahjahan, tercatat dalam paling tidak 3 kronikel berjudul `Aadaab-e-Alamgiri', Yadgarnama', dan `Muruqqa-i-Akbarabadi' (di-edit oleh Said Ahmed, Agra, 1931, hal 43, footnote 2). Dalam surat itu, Aurangzeb mencatat tahun 1652 M bahwa berbagai bagian gedung dalam ketujuh tingkat Taj Mahal itu saking tuanya sehingga atap2 sering bocor, sementara atau berbentuk utara dibagian utaranya terlihat garis2 retak. Oleh karena itu, Aurangzeb langsung memerintahkan operasi darurat penyelamatan gedung itu atas biaya sendiri sambil menganjurkan kpd kaisar agar perbaikan yang lebih sulit dilaksanakan dikemudian hari. Inilah bukti bahwa pada masa kekuasaan Shahjahan, complex Taj sudah begitu tua shg memerlukan perbaikan segera. 21. Ex-Maharaja Jaipur mencatat dalam koleksi tulisan rahasia-nya, `KapadDwara', 2 perintah dari Shahjahan tertgl 18 Des, 1633 yg mempertanyakan kembali (re-questioning) komplex Taj. Ini jelas sesuatu yang sangat memalukan bagi penguasa Jaipur sampai ia merahasiakan dokumen tsb. 22. Arsip negara bagian Rajasthan di Bikaner menyimpan 3 firman yang disampaikan Shahjahan kpd Jaisingh, sang pemimpin Jaipur, memerintahkannya untuk men-suplai marmer (bagi makam Mumtaz) dan cetakan huruf2 Quran dari tambang marmernya di Makranna dan juga sejumlah tukang ukir batu. Jaisingh nampaknya begitu

marah dgn pencurian Tajmahal secara blak-blakan ini sampai ia menolak perintah Shahjahan. 23. Ketiga firman diatas ini dikirim kpd Jaisingh 2 tahun setelah kematian Mumtaz. Kalau pendirian Tajmahal memang sampai memakan waktu 22 tahun, maka marmer itu seharusnya baru akan diperlukan 15 atau 20 tahun sesudahnya dan tidak segera setelah kematian Mumtaz. 24. Lebih2 lagi, ketiga firman itu tidak pernah menyebut Tajmahal, ataupun Mumtaz, ataupun penguburan. Harga dan kuantitas batu marmer juga tidak disebut. Ini menunjukkan bahwa jumlah marmer yang diperlukan tidaklah besar, hanya sekedar untuk menambal atau mengubah dekorasi Tajmahal. Shahjahan tidak pernah mampu mendirikan gedung semegah Tajmahal kalau harus tergantung pada marmer Jaisingh yang sering tidak kooperatif. ---------------------------------------------------------------------- --------KESAKSIAN PENGUNJUNG EROPA 25. Tavernier, jeweller Perancis mencatat dalam buku pelancongannya bahwa Shahjahan secara sengaja mengubur Mumtaz didekat Taz-i-Makan (i.e.,`Gedung Taj') dimana pengunjung Eropa sering datang (spt sekarang juga) dan dapat mengaguminya. Ia juga menambahkan bawha ongkos "scaffolding" lebih tinggi daripada ongkos pendirian keseluruhan gedung. Pekerjaan yang dikomisi Shahjahan di kuil Siva, Tejomahalaya, berupa penghancuran dekorasi mahal, mencongkeli patung2 Siwa di dua tingkat dan sbg gantinya menancapkan centotaph dan kutipan2 Quran diseputar kubu2 dan tembok2 ke-enam tingkat gedung tsb. Penghancuran, pencurian dan desekrasi ruang2 inilah yang memakan waktu 22 tahun ? 26. Peter Mundy, turis Inggris yang datang ke Agra thn 1632 (1 tahun setelah kematian Mumtaz) menulis bahwa `tempat2 menarik di dan sekitar Agra, termasuk makam, taman dan bazaar Taj-e-Mahal'. Ini menegaskan bahwa Tajmahal memang gedung unik bahkan sebelum Shahjahan. 27. De Laet, pejabat Belanda mendaftarkan istana Mansingh sekitar 1 mil dari Ffort Agra, sbg gedung megah jaman pra-Shahjahan. Arsip istana Shahjahan, Badshahnama, mencatat penguburan Mumtaz DIDALAM istana Mansingh yang sama. 28. Bernier, pengunjung Perancis mencatat bahwa non muslim dihalangi masuk lantai bawah tanah (saat Shahjahan merebut istana Mansingh) yang mengandung sinar2 terang. Jelas ia merujuk kpd pintu2 perak, pinggiran emas, dekorasi batu2an berharga, dan kalung ... ice and strings of pearl yang digantung di leher patung Siwa. Shahjahan menyita semua kekayaan gedung ini dan menjadikan kematian Mumtaz sbg alasan utk menyembunyikan maksud sebenarnya. 29. Johan Albert Mandelslo, yg menggambarkan mendetil kehidupan di Agra th 1638 (7 tahun setelah kematian Mumtaz) dalam `Voyages and Travels to West-Indies' (terbitan John Starkey dan John Basset, London), tidak menyebut apa2 ttg konstruksi gedung megah macam TajMahal, yg "kata orang" dibangun antara tahun 1631 sampai 1653.

---------------------------------------------------------------------- ---------TULISAN SANSEKERTA 30. Tulisan Sansekerta juga mendukung kesimpulan bawha Taj dulunya kuil Siwa. Tulisan yang disalah kutip sbg tulisan Bateshwar (saat ini disimpan di tingkat atas museum Lucknow), menunjuk pada diangkatnya "kuil Siwa sebening kristal, begitu cantiknya sampai Dewa Siwa memutuskan utk tinggal disana dan tidak lagi kembali ke tempat asalnya, Gunung Kailash". Tulisan itu bertanggalkan 1155 M, dipindahkan dari taman Tajmahal atas perintah Shahjahan. Sejarawan dan arkeolog salah menyebut tulisan itu sbg `Bateshwar inscription' padahal arsip tidak sedikitpun mengatakan bahwa tulisan itu ditemukan di Bateshwar. Seharusnya tulisan itu disebut dgn `The Tejomahalaya inscription' karena asalnya memang dari taman Taj sebelum diangkat dan dibuang atas perintah Shahjahan. ---------------------------------------------------------------------- -----GAJAH2 YANG HILANG ???? 31. Bukannya mendirikan, Shahjahan malah merusak TajMahal dgn kaligrafi hitam Quran dan menghancurkan semua tulisan Sansekerta, patung2 dan 2 patung batu gajah besar yang kedua belalainya membentuk kubah, se-olah2 memberi tanda selamat datang kpd pengunjung. Areal itu sekarang merupakan pintu masuk dimana turis membeli di tiket masuk. Orang Inggris, Thomas Twinning, mencatat (hal 191 bukunya "Travels in India A Hundred Years ago") bahwa bulan November 1794 "saya tiba di tembok tinggi yang menutupi Taj-e-Mahal dan gedung2 disekitarnya. Dari sini saya menaiki tangga menuju portal indah yang merupakan pusat dari bagian gedung yg dinamakan 'COURT OF ELEPHANTS'/Istana gajah." dst.....................! Sumber: http://www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A5220 lihat foto2 : http://www.stephen-knapp.com/was_the_taj_mahal_a_vedic_temple.htm

Vedic Mathematic
Prof. K Ramasubramanian dari IIT-Bombay mengungkapkan suatu fakta yang sangat menarik. Baru-baru ini beliau menerbitkan dua terjemahan manuskrip Ganita-YuktiBhasa yang ditulis oleh Jyesthdeva yang menunjuk fakta bahwasanya kalkulus telah ada sejak setidaknya dua abad sebelum jaman Isaac Newton. Pada satu bagian dalam manuskrip Ganita-Yukti-Bhasa ini dikatakan seorang ahli matematik dan astronomi India, Nilakantha Somayaji menguraikan tentang model tatasurya yang persis sama dengan yang disampaikan oleh Tycho Brahe ke dunia internasional satu abad kemudian. Ganita-Yukti-Bhasa ditulis antara tahun 1530 dan 1540. Yang terpenting materi yang terkandung dalam buku ini ternyata jauh lebih tua. Karena manuskrip yang ditulis Jyesthdeva hanya merupakan penjelasan secara lebih detil mengenai uraian Tantra Sangraha karya Nilakantha Somayaji yang didasarkan pada matematika dalam Veda (Vedic Mathematic). Ganita-Yukti-Bhasa dibagi menjadi 15 bab. Tujuh bab berisi tentang matematika, dan delapan lainnya adalah ilmu perbintangan yang ditulis dengan bahasa Malayalam, bukan Bahasa Sansekerta. Sedangkan Tantra Sangraha adalah suatu acuan ilmu perbintangan dan matematika yang terkait dalam bentuk sloka-sloka yang rapi dalam Bahasa Sansekerta dan terdiri dari 432 sloka. Dengan sangat baik, dalam Tantra Sangraha, Nilakantha menguraikan tentang model tatasurya/planetarium di mana lima planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang ; Mercury, Venus, Mars, Saturnus dan Jupiter , mengelilingi matahari, dan demikian juga digambarkan bahwasanya bumi sebagai suatu planet mengelilingi matahari. Satu abad kemudian, Tycho Brahe menerbitkan model tatasurya yang sama dan dihargai oleh dunia ilmu pengetahuan internasional, padahal pada kenyataannya, sesuai dengan peninggalan masnuskrip yang ada, Nilakantha-lah yang lebih dahulu menuliskan sistem tatasurya itu. Manuskrip Ganita-Yukti-Bhasa memperlihatkan model matematika yang sangat luar biasa yang ditulis Madhava, yang hidup pada tahun 1340 1420 Masehi, dua abad sebelum kalkulus secara formal dikembangkan oleh Leibniz dan Newton. Faktanya, teori-teori Newton yang diakui secara internasional ternyata sudah tertulis secara lengkap dalam manuskrip Ganita-Yukti-Bhasa ini. Beberapa hal yang dibahas dalam Ganita-Yukti-Bhasa antara lain bilangan infinite (tanpa batas) dari pi, arc tangensial, fungsi sinus dan cosinus. Nilai dari pi (22/7), sebagai contoh menyatakan jumlah dalam bentuk bilangan infinite. Meskipun metode yang diberikan dalam penyelesaian analisis matematika tidak selalu sama dengan metode matematika yang disampaikan oleh Newton dan Leibniz, tetapi hasilnya dan arah analisisnya adalah sama. Madhava dan Nilakantha tidak mengambil pendekatan matematika formal seperti metode matematika Euclid yang kita lakukan sekarang. Apakah metode formal adalah satu-satunya metode yang mutlak benar? Tentu tidak bukan?

Penemuan ini tentunya bukan untuk menunjukkan keunggulan dari matematik Veda, hanya saja penemuan ini merupakan fakta yang menarik untuk mengoreksi sejarah evolusi matematika dan kalkulus. Sebagai awal kebangkitan kembali kebudayaan Veda, di India sudah dibangun beberapa sekolah mengenai Matematika Veda yang mulai terkenal karena dapat menyelesaikan algoritma komputasi rumit jauh lebih cepat dari algoritma yang didasarkan metode matematika konvensional. Vedic Mathematics adalah suatu sistem penyelesaian permasalahan matematika yang bersumberkan dari Veda, khususnya Atharvaveda. Perkembangan matematika yang bersumber dari ajaran Veda ini diprakarsai oleh Shri Bharati Krishna Tirthaji. Dengan menggunakan sistem Veda kuno ini kita dapat menyelesaikan perhitungan aritmatik dengan cepat bahkan diklaim mengalahkan metode matematika termodern saat ini. Beberapa metode yang diajarkan dalam Veda antara lain sebagai berikut: 1. Metode pengkuadratan Metode ini sangat mudah dalam mengkuadratkan bilangan antara 10-19. Perhatikan contoh berikut : 11^2= (11 + 1) .10 + 1^2 = 121 12^2 = (12 + 2) .10 + 2^2 = 144 13^2 = (13 + 3) . 10 + 3^2 = 169 14^2 = (14 + 4) . 10 + 4^2 = 196 ..dan seterusnya. Gampang khan? Asal dari metode ini adalah dari rumusan (a + b)(a b) = a^2 b^2 dan (a + b)^2 = a^2 + 2ab + b^2. Untuk bilangan puluhan dengan bilangan satuan 5, dapat digunakan metode berikut : Contoh : 35 35 = (3 (3 + 1)).25 = 1225 Dasar perhitungan diatas adalah sebagai berikut : Berdasarkan persamaan dasar (a + b)^2 = a^2 + 2ab + b^2 , jika a = 10 k, dimana k adalah konstanta dan b = 5, sehingga ==> (10 k + 5)^2 = 100k^2 + 100k + 25 = 100k(k + 1) + 25. Contoh : Jika kita ambil 45^2, jadi k = 4 ==> (10 . 4 + 5)^2 = 100. 4(4 + 1) + 25 = 2000 + 25 = 2025

Metode ini juga bisa dipakai jika digit terakhir bukan 5, tapi dengan catatan masih merupakan bilangan puluhan dengan digit sebelumnya sama. Contoh : 37 33 = (3 4) .7 3 = 1221 29 21 = (2 3) .9 1 = 609 Perhitungan ini berdasarkan persamaan (a + b)(a b) = a^2 b^2, dengan mengkombinasikan persamaan sebelumnya didapat (10c + 5 + d)(10c + 5 d) = (10c + 5)^2 d^2 = 100c(c + 1) + 25 d^2 = 100c(c + 1) + (5 + d)(5 d). Desimal Pembagian yang memerlukan perhitungan yang rumit biasanya yang tidak dapat difaktorkan dengan 2 atau 5, sehingga kita memerlukan alat bantu. Dengan sistem Veda kita dapat menghitung hal seperti ini dengan relatif mudah. Contoh : 1/19 = ? (9 angka di belakang koma) Untuk menyelasikan hal ini, Veda menyediakan beberapa metode, antara lain : 1. Menggunakan perkalian Kita mulai dari digit terakhir : 1 Multiplikasikan dengan 2 (ini adalah digit kunci dari Ekadhikena) 21 Multiplikasi 2 dengan 2, ikuti multifikasi 4 dengan 2 421 8421 Sekarang multifikasikan 8 dengan 2, (=16) 68421 1 carry Multiplikasi 6 dengan 2 = 12 ditambah 1 carry sehingga menjadi 13 368421 1 carry Selanjutnya

7368421 47368421 947368421 1 Sekarang kita memiliki jawaban sampai 9 digit dan dengan total 18 digit (= denominator numerator): 052631578 947368421 Jadi hasilnya dengan ketelitian 18 angka di belakang koma adalah 0,052631578947368421 2. Menggunakan pembagian Kita bagi 1 dengan 2, ==> 0 dengan sisa 1 .0 Selanjutnya bagi 10 dengan 2 ==>2 .05 Terus 5 dibagi 2 dengan sisa 1 .052 Selanjutnya12 (sisa ,2) dibagi 2 ==> 6 .0526 Dan seterusnya

Dengan contoh lain, untuk 1/7, atau sama dengan 7/49 dengan digit terakhir adalah 9. dan digit sebelumnya 4. 4 ditambahkan 1 adalah 5. jadi kita multifikasikan/diderivatifkan dengan 5, sehingga menjadi: 7 ==> 57 ==> 857 ==> 2857 ==> 42857 ==> 142857 ==> .142,857 (berhenti pada 7 1 digits) 32412 Jadi hasilnya adalah 0,142857 (dengan pembulatan) Ketika Samuccaya sama, maka Samuccaya adalah nol

Kata Samuccaya memiliki banyak arti dalam penerapan yang berbeda. Sebagai contoh untuk 12x + 3x = 4x + 5x, x adalah faktor yang memiliki nilai penyelesaian dengan nilai 0. Arti lain dari Samuccaya kemungkinan sebagai suatu perubah yang independen. Untuk mudahnya dapat kita ambil contoh persamaan berikut : (x + 7)(x + 9) = (x + 3)(x + 21). Samuccaya-nya adalah 7 9 = 3 21. Untuk itu nilai x = 0 adalah pernyelesaian. Arti lainnya dapat kita lihat pada penjumlahan suatu persamaan dalam bentuk pecahan seperti contoh berikut : 1/(2x 1) + 1/(3x 1) = 0. itu berarti 5x - 2 = 0. contoh lainnya sebagai berikut : ((2x+9)/(2x+7)) = ((2x+7)/(2x+9)) yang berarti 4x + 16 = 0 or x = 4. Masih banyak teknik matematika dalam veda yang mengalahkan teknik matematika rumit yang kita kenal saat ini. Untuk lebih jelasnya search aja di google! Banggalah menjadi Hindu! Diambil dari berbagai sumber di Internet

Banggalah menjadi Hindu......! Sumber: dikutip dan diterjemahkan dengan perubahan dari ISCKON News

White Hole-Black Hole, Teori penciptaan dalam Veda?


Ada berbagai versi mengenai teori penciptaan alam semesta yang telah diajarkan sampai saat ini. Mulai dari teori dentuman besar (Big bang), Matahari ganda dan lain sebagainya baik yang memang murni berdasarkan analisa ilmu pengetahuan ataupun untuk kepentingan pembenaran kitab suci tertentu. Menurut penulis yang memiliki nama besar dari kalangan Muslim, dengan nama samarannya Harun Yahya. Teori penciptaan menurut Al-Quran sangat sesuai dengan teori penciptaan dentuman besar (big bang). Menurut beliau Alam semesta dimulai dari satu titik energimateri yang akhirnya pecah dan terbentuk berbagai susunan planet dengan tatasuryanya. AlQuran dan Injil menyebutkan bahwasanya alam semesta beserta isinya ini diciptakan oleh Allah hanya dalam waktu 1 minggu (7 Hari). Teori ini juga menjelaskan kenapa alam semesta ini mengembang dan jarak antara tatasurya semakin menjauh. Bagaimana menurut Hindu? Apakah sama dengan teori-teori agama abrahamik? Dan dapatkah dijelaskan secara ilmiah? Secara global menurut Veda alam semesta terdiri dari dua bagian utama, yaitu 2/3 alam rohani dan 1/3-nya alam material. Alam rohani sering disebut dengan istilah alam Moksa dimana kondisinya adalah sat cit ananda (kekal, penuh dengan ilmu pengetahuan dan penuh dengan kebahagiaan). Di alam moksa terdapat jutaan planet yang ditempati oleh roh-roh yang telah mencapai pembebasan dan sesuai dengan rasa yang dimiliki oleh roh bersangkutan. Sebagai contohnya, seorang pemuja Krishna akan mencapai planet Vaikunta, Pemuja Narasimha akan hidup bersama Narasimha, pemuja Narayana akan hidup bersama Narayana di planet rohani yang masing-masing terpisah. Sedangkan di alam material tersusun atas jutaan alam semesta. Dimana dalam satu alam semesta terdiri dari jutaan galaksi. Kita sendiri menempati salah satu alam semesta dalam galaksi Bimasakti. Dalam sebuah galaksi terdiri milyaran tatasurya yang berpusat pada 1 bintang, dan dalam satu tatasurya terdiri dari beberapa planet. Seperti pada tempat kita tinggal di planet bumi yang terletak pada tatasurya dengan pusat bintang matahari. Penciptaan alam semesta diawali dari Tuhan sendiri yang berbaring di lautan penyebab yang mungkin bisa dikiaskan sebagai pondasi seluruh alam semesta sebagai Karanodakasayi Visnu yang maha besar. Dari setiap pori-pori Karanodakasayi Visnu muncullah Garbhodakasayi Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari sini bisakah kita membayangkan betapa besarnya Tuhan? Yang hanya dari 1 pori-porinya memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan galaksi. Secara Ilmiah munculnya alam semesta dari pori-pori Tuhan dalam wujud Karanodakasayi Visnu ini diistilahkan dengan White Hole (Lubang Putih). Fenomena White hole sempat diamati oleh beberapa ilmuan yang merupakan area tempat terjadinya perubahan dari Energi menjadi Materi. Kenyataan ini dibenarkan dalam sloka Rgveda bab II.72.4 disebutkan Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Perubahan dari energi menjadi materi diistilahkan dengan White Hole, bagaimana dengan perubahan dari materi menjadi energi? Dalam konsep penciptaan Veda, perubahan ini dapat diistilahkan dengan Black Hole yang juga sangat sesuai dengan penemuan para ilmuan saat ini. Jadi Veda memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana alam semesta diciptakan bukan dengan konsep big bang seperti

yang diakui oleh Al-Quran, melainkan dengan teori yang baru mulai dilirik oleh para ilmuawan setelah ditemukannya fenomena Black Hole, yaitu teori Black Hole White Hole. Lebih lanjut Veda menjelaskan bahwa setelah munculnya Garbhadakasayi Visnu dari pusar beliau muncul bentuk yang menyerupai bunga padma. Di atas bunga padma inilah Tuhan menciptakan mahluk hidup yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma diberi wewenang sebagai arsitek yang menciptakan susunan galaksi besarta isinya dalam satu alam semesta yang dikuasainya. Kanapa penulis menjelaskan Dewa Brahma menjadi arsitek dalam alam semesta yang dikuasainya? Hal ini karena Menurut Veda alam semesta ada jutaan dan tidak terhitung banyaknya yang muncul dari pori-pori Karanodakasayi Visnu dan setiap alam semesta memiliki dewa Brahma yang berbeda-beda. Ada Dewa Brahma yang berkepada 4 seperti yang dijelaskan menguasai alam semesta tempat bumi ini berada. Dan ada juga Brahma yang lain yang memiliki atribut yang berbeda, berkepala 8, 16, 32 dan sebagainya. Yang jelas dapat disimpulkan bahwa Brahma adalah merupakan kedudukan dalam sebuah alam semesta dan di seluruh jagad material terdapat sangat banyak dewa Brahma, bukan saja dewa Brahma yang telah biasa dibicarakan oleh umat Hindu saat ini. Hal pertama yang diciptakan Brahma dalah susunan benda antariksa, planet, bintang dan sejenisnya mulai dari tingkatan paling halus sampai dengan yang paling kasar. Dalam penciptaan ini dijelaskan bahwa Tuhan menjelma sebagai Ksirodakasayi Visnu dan masuk kedalam setiap atom dan partikel terkecil sekalipun. Inilah kemahahebatan Tuhan sebagai maha ada dan menguasai setiap unsur dalam ciptaannya. Setalah itu Dewa Brahma menciptakan berbagai jenis kehidupan mulai dari para dewa, elien, mahluk halus, binatang, tumbuhan sampai pada virus yang berjumlah 8.400.000 jenis kehidupan. Veda juga memberikan penjelasan siapa manusia pertama. Tidak seperti halnya kitab suci Abrahamik yang menyebutkan hanya ada 1 manusia pertama yaitu adam, Tapi Veda menjelaskan ada 14 manusia pertama yang muncul dalam jaman yang berbeda dalam 1 siklus penciptaan. Manusia pertama dalam Veda diciptakan oleh dewa Brahma dan disebut dengan Manu dan sampai saat ini sudah mencapai generasi manu ke-7. Jika anda mengaku sebagai manusia tetapi menolak otoritas manu sebagai manusia pertama, maka anda adalah orang bodoh. Manusia berasal dari bahasa sansekerta, dari urat kata manu dan sia, sia diartikan sebagai keturunan. Karena itu seluruh keturunan manu disebut sebagai manusia. Jadi anda salah besar jika memanggil diri anda sebagai manusia tetapi mengakui adam sebagai leluhur pertama anda. Veda menolak akan adanya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin, Tetapi Veda mengemukakan akan adanya Devolusi, atau terjadinya degradasi atau penurunan kualitas kehidupan, mulai dari semakin kacaunya susunan tatasurya, kepunahan mahluk hidup, penurunan kualitas kehidupan manusia seiring dengan berjalannya waktu. Terus bagaimana Veda dapat menjelaskan tentang terjadinya berbagai ras manusia? Dalam kitab suci agama abrahamik yang dengan tegas mengakui hanya adam adalah manusia pertama dan berusaha menjelaskan bahwa mutasi dan evolusi genetislah yang menghasilkan ras berbeda. Hawa sebagai pasangan adam tercipta dari tulang rusuk adam. Dengan demikian secara ilmiah, gen yang dimiliki adam seharusnya sama dengan gen yang dimiliki hawa. Jika kedua pasangan ini kawin dan menghasilkan keturunan, maka sudah barang tentu keturunan yang dihasilkannya seharusnya memiliki gen yang sama. Hanya saja kenapa saat ini ada banyak ras dengan genetik yang sangat jauh berbeda? Agamawan dari kalangan Abrahamik menjelaskan bahwa perubahan itu akibat adanya evolusi karena mutasi. Hanya saja Ilmu pengetahuan modern saat ini menjelaskan bahwasanya mutasi tidak akan pernah menghasilkan keturunan yang bersifat menguntungkan bagi mahluk hidup bersangkutan. Sebagai contoh semangka

yang dimutasi dapat menghasilkan semangka tanpa biji dimana selanjutnya semangka bersangkutan tidak akan mampu berkembangbiak secara normal.Demikian juga dengan sapi yang diradiasi untuk menghasilkan sapi yang memiliki ukuran besar juga tidak sanggup bertahan hidup dan berkembang biak secara normal. Bukti lain yang membantah pernyataan agamawan abrahamik yaitu jika orang asia hidup ditengah-tengan orang bule di eropa dalam waktu yang sangat lama dengan kebudayaan eropa tetapi mereka tidak pernah melakukan perkawinan silang dengan orang bule, apakah postur tubuh mereka berubah menjadi orang bule atau campurannya? Tentu tidak bukan. orang dengan ras asia tetap sama dimanapun mereka berada. Nah, jika teori adam-hawa ini salah, bagaimana otoritas Veda menjelaskannya? Menurut Veda yang menjelaskan bahwa sampai saat ini di bumi ini telah muncul 7 manu dengan gambang menyatakan bahwa ras-ras yang berbeda yang ada saat ini berasal dari ke-7 manu yang memiliki genetik yang berbeda dan perkawinan silang diantara mereka. Jadi keturunan dari manu saat ini adalah kombinasi dari 7 dan dapat merupakan kombinasi dari keturunanya lagi. Tentunya secara Ilmiah teori ini dapat diterima dengan baik dan jauh lebih masuk akal dibandingkan dengan konsep adam-hawa. Jadi yakinkah bahwa leluhur anda adalah adam dan hawa? Seringkali pula kita mendengar bahwa kiamat sudah dekat. Benarkah kiamat sudah dekat? Veda menjelaskan bahwa kiamat akan terjadi pada saat Brahma yang merupakan arsitek alam semesta meninggal dunia pada usia beliau yang ke-100 tahun dalam satuan waktu alam Jana loka. Sebelum ke penjelasan selanjutnya, sebaiknya harus dimengerti terlebih dahulu bahwa waktu di bumi, berbeda dengan waktu di planet lain ataupun di dimensi lain sesuai dengan hukum relativitas ruang dan waktu. jika kita dapat mengerti bahwa 1 hari di sorga akan sama dengan 6 bulan di bumi, 1 hari di dimensi alam jin akan sama dengan 3 hari di dimensi kita di bumi. Demikian juga dengan alam / dimesi ruang yang lainnya. 100 tahun dewa brahma jika dikonversikan dalam satuan waktu kita akan sama dengan 311,04 triliun tahun manusia. Sumber: Lifes come from lifes, Bhaktivedanta Book Trush

Mari berhemat dengan menu Vegetarian


Mengutip sumber dari kompas.com yang menuliskan bahwasanya sisi penghematan energi yang enggan dilihat orang, yakni menu makanan di piring. Kegemaran makan daging, kalau dirunut ke belakang, banyak menyumbang kerusakan lingkungan. Sebab, pemakaian energi untuk menghasilkan daging sangat besar. Produksi daging melibatkan indutri yang tidak mudah diajak memahami masalah energi dan lingkungan, kata Prasasto Satwiko, Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dalam Seminar Energi di UAJY, Rabu (11/6). Ia memaparkan, laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut industri daging, telur, dan produk hewani melepas gas 60 persen gas NO2 (nitrogen) yang berbahaya di bumi. Peternakan menjadi sumber terbesar gas metana (sekitar 40 persen) yang juga berbahaya. Pemakaian energi untuk menghasilkan sepotong daging amatlah besar. Prosesnya dimulai dari menanam tanaman sebagai pakan ternak. Lantas ke urusan transportasi, pengolahan, operasional peternakan, penjagalan, pemrosesan pabrik, hingga pendinginan. Setiap tahap, setidaknya menimbulkan polusi dan gas rumah kaca. Sebagai ilustrasi, dibutuhkan 16 pon bijian untuk menghasilkan satu pon daging. Seorang pemakan daging melepas gas CO2 lebih banyak ketimbang mereka yang tidak mengonsumsi daging. Orang Indonesia beranggapan kalau kurang makan daging maka tubuh jadi lemas. Itu keliru karena tak ada teori yang membuktikan, katanya. Di Indonesia, kalau orang tidak makan daging lantas dianggap tidak keren. Padahal daging sumber penyakit. Di luar negeri, tren penyakit bisa berkurang karena kaum vegetarian semakin bertambah. Mari kita ikuti kearipan kuno Veda yang mengajarkan dan menganjurkan untuk hidup Vegetarian sehingga krisis energi di Bumi ini dapat teratasi Dikutip dengan perubahan dari: www.kompas.com

Reaktor Nuklir Prasejarah


Apa sich nuklir itu? Orang awam selalu mengidentikkan nuklir sebagai suatu yang serem, sebagai senjata pemusnah masal. Padahal saat ini nuklir lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan damai. Seperti contohnya pemanfaatan nuklir untuk pembangkit listrik, radioterapi dan radiologi (kedokteran nuklir), sumber bahan bakar kendaraan seperti kapal selam Russia, kapal induk Amerika dan pesawat antariksa, teknik NDT (uji tidak merusak) dan bahkan baterai yang dapat berumur ribuan kali batarai yang ada dipasaran saat ini. Reaktor nuklir dapat didefinisikan sebagai suatu tempat untuk melangsungkan reaksi fusi/fisi (nuklir). Dengan bahasa yang lebih sederhana dapat diartikan sebagai tempat terjadinya pemecahan atau penggabungan inti-inti atom. Penggabungan atau pemisahan inti-inti atom akan mehasilkan sejumlah energi sesuai dengan rumusan yang dikemukakan Einstein, E = m.c2. Yang ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda. Kesetaraan energi dan materi yang dijabarkan oleh rumusan ini diungkapkan oleh Rgveda II.72.4 yang menyebutkan Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari. Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengakan ini telah tersurat jauh sebelum moyang dari Einstein lahir. Jadi siapa yang lebih hebat, Einstein apa Veda? Membuat sebuah reaksi nuklir tentu bukanlah hal mudah. Pemecahan atom-atom uranium dilakukan dalam sebuah sarana pembangkit daya (power plant), yang akan menghasilkan energi berupa panas dan neutron-neutron yang kemudian mengakibatkan atom-atom lain memecah. Proses ini disebut dengan pemecahan nuklir (nuclear fission). Diperlukan banyak ilmuwan dan teknisi yang sangat ahli untuk membuat dan mengoperasikan sarana pembangkit daya tersebut. Konstruksi reaktor nuklir sendiri baru diperkenalkan pada 1942 di Chicago oleh Enrico Fermi, seorang ahli dan pengajar fisika yang sebelumnya, pada 1938 memenangkan penghargaan Nobel Fisika untuk the production of transuranic elements by neutron irradiation. Seorang ahli fisika berkebangsaan Francis, Perrin pada tahun 1972 menemukan beberapa runtuhan fosil-fosil reaktor di daerah Oklo, Gabbon, Afrika Barat. Menurut penelitian yang dilakukan dengan melibatkan banyak tenaga ahli dan dalam kurun waktu yang cukup lama, disimpulkan bahwa reaktor ini telah beroperasi sekitar 150 juta tahun dengan daya rerata 100 kW. Sampai saat ini jumlah fosil reaktor yang ditemukan sebanyak 15 buah pada tiga site yang berbeda di daerah oklo, Rep, Gabon. Tanggal 2 Juni 1972, petugas analis di Pierrelatte - Nuclear Fuel Processing Plant, Prancis (yang mengimpor kebutuhan uraniumnya dari Gabon) pada mulanya hanya melakukan pekerjaan rutinnya untuk memeriksa massa beberapa contoh uranium yang akan digunakan tersebut dengan spektrometer. Uranium yang akan diproses, seperti biasa adalah bermassa 235U dengan nilai rasionya selalu adalah 0,00720, namun pada contoh yang diperiksa ternyata mempunyai rasio 0,00717. Walaupun perbedaan yang ditemukan itu relatif kecil namun membuat para ahli dari Prancis lalu berdatangan langsung ke pertambangan Oklo dan di sana justru menemukan uranium dengan rasio yang jauh lebih rendah lagi, mencapai 0.00440. Perbedaan rasio yang lebih rendah ini hanya akan terjadi jika 235U sebagai bahan bakar telah pernah digunakan untuk proses reaksi nuklir. Bahkan di lokasi yang sama juga ditemukan produk keluaran proses reaksi nuklir, yaitu neodymium, sama dengan yang dihasilkan oleh reaktor nuklir masa kini.

Konstruksi reaktor nuklir di Oklo tersebut dirancang dengan menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dan efisien daripada yang kini digunakan, termasuk dalam proses pengolahan (yang memanfaatkan air) dan pembuangan limbahnya (dapat dibuang di lokasi itu juga secara aman). Karena itu kemudian menjadi bahan kajian bagi para ahli dalam mendayagunakan teknologi nuklir masa kini. Dalam Veda sendiri banyak sloka yang mengindikasikan perkembangan energi nuklir. Disamping kesetaraan materi dan energi pada Rgveda II.72.4, Kisah Bharata Yuda juga menyebutkan digunakanya senjata pemusnah Brahmastra yang sepanas matahari. Uniknya penelitian menunjukkan pada area kuru setra tempat Bharata Yuda berlangsung ditemukan tingkat radiasi yang sangat tinggi. Tentunya hal ini hanya dimungkinkan jika di daerah tersebut terjadi aktivitas radioaktif yang tinggi akibat adanya timbunan unsur-unsur radioaktif. Mungkinkah Brahmastra itu adalah senjata Nuklir? Dalam peperangan antara Arjuna dengan Asvatama juga dikisahkan penggunaan senjata sakti Brahmasirah yang dapat menyemburkan api sebesar gunung. Senjata apa yang bisa mengeluarkan energi seperti itu? Andaikan minyak bumi, diperlukan sekitar 1 ton miyak. Sedangkan dengan bahan bakar nuklir hanya perlu sekitar 1 gram saja. Satu lagi kisah yang sangat menarik yang diceritrakan dalam Mausala Parwa, yaitu meledaknya senjata mausala yang menyebabkan musnahnya bangsa Wresni dan sekaligus menenggelamkan kerajaan Sri Krishna ke dasar laut. Dengan teknologi kita sekarang ini, senjata apa yang bisa menghancurkan sedasyat itu? Hanya rekasi nuklir baik itu fisi/pembelahan, contoh pada Bom Uranium yang menghancurkan Hirosima dan Nagasaki. Maupun fusi/penyatuan, contoh bom Hidrogen yang telah melenyapkan satu pulau di kepulauan Pasifik pada ujicoba pertamanya. Dengan adanya penemuan Reaktor Nuklir purba, penemuan situs-situs yang mengindikasikan kecocokannya dengan Veda, apakah mungkin kehidupan jaman dahulu lebih canggih dari jaman sekarang? Terlepas dari semua itu, Veda telah menunjukkan kebenaran-kebenarannya yang mulai diakui secara ilmiah dan meruntuhkan teori-teori dan filsafat dangkal yang mendiskreditkan Veda. Banggalah sebagai pengikut Veda.

Sumber : Cowan, A Natural Fission Reactor, Scientific American, 7/76: 3647 Suja, I Wayan, Titik temu IPTEK dan Agama Hindu, Manik geni, Denpasar Serber, R., The Los Alamos Primer: The First Lectures on how to Build and Atomic Bomb,University of California Press, 1992

Pesawat terbang jaman purba


Jika kita perhatikan dalam ajaran Veda, maka akan ada kata-kata VIMANAS dan juga LAGHIMA yang menjelaskan tentang benda terbang terutama untuk transportasi antar planet dan alam semesta. Beberapa orang selalu memandang sebelah mata untuk kisah-kisah yang tertuliskan dalam Veda yang merupakan kitab suci dari Hindu. Selalu muncul pernyataan : Bukankah waktu itu nenek moyang kita masih kayak kera, jadi mana mungkin ada hal secanggih itu! Ah dibuat-buat itu, mana ada, mana peninggalannya. masak sich jaman sekarang lebih buruk dari jaman purba dulu. dan masih banyak pernyataan miring seputar hal itu. Tetapi dengan sangat mengejutkan pada kuil kuno di Abydos, Mesir beberapa ratus mil di sebelah selatan Kairo dan plato Giza. Tepatnya dapa balok-balok penyangga atapnya ditemukan gambar-gambar yang merepresentasikan tentang pesawat pada jaman itu. Objekobjek itu memperlihatkan pesawat sebagaimana layaknya pesawat udara yang dioperasikan pada lapisan atmosfer bumi (bukan ruang hampa). karena itu terdapat bagian wing (sayap) dengan dikendalikan baling-baling dan pengendali arah berupa ekor. Kuil Abydos ini dibangun untuk dewa Osiris oleh firaun Mesir Kuno, Seti I (1306 - 1290 SM). dan diselesaikan oleh penerusnya Ramses II. Pada tahun 1898, pada situs yang berbeda di Mesir, yaitu pada wilayah pemakaman kuno Saqquara yang diperkirakan dibuat 200 SM, ditemukan replika pesawat terbang yang desainnya sama persis dengan pesawat terbang yang ada saat ini (sebagaimana gambar diatas). Peninggalan sejarah mutahir ini sekarang disimpan di museum Kairo, Mesir. Dari Cina dilaporkan telah ditemuka beberapa dokumen sanskrit yang juga bagian dari kitab suci Veda di Lhasa, Tibet dan kemudian dibawa ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna dari universitas ini menjelaskan bahwa pada dokumen kuno itu menjelaskan tentang desain pesawat luar angkasa yang cara-cara pembuatannya berasaskan pada prinsip-prinsip anti-gravitasi dan berasaskan pada sistem analog Laghima yang merupakan sumber daya penggerak yang sampai saat ini hampir tidak tersentuh dan diketahui oleh ilmuan modern. Prinsip dari Laghima sendiri diterapkan oleh para ahli Yoga untuk meringankan tubuh dan menentang gaya gravitasi sehingga dapat melayang bebas/terbang (info lebih lanjut mengenai teknik flying yogic berdasarkan hukum fisika dapat dilihat di http://www.tribunkaltim.com/read/artikel/2452 ). Namun, sayangnya prinsip anti gravitasi seperti ini ditentang oleh agamawan-agamawan Abrahamik dan menuduh hal seperti itu sebagai perbuatan dengan memanfaatkan setan. Dokumen Sanskrit kuno yang lain juga menyebutkan raja Ashoka yang pernah berkuasa di India membentuk kelompok Sembilan lelaki misterius yang terdiri dari ilmuan-ilmuan terkenal india yang bertugas mengkatalogkan berbagai macam sains. Namun Ashoka sendiri telah merahasiakan penemuan-penemuan ilmiah mereka karena kawatir kalau penemuan luar biasa tentang pesawat terbang, Nuklir dan penemuan spektrakuler ini akan disalah gunakan untuk tujuan peperangan. Sembilan lelaki misterius telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan, bertajuk Rahasia-rahasia gravitasi. Mereka menyebutkan kendaraan luar angkasa bernama Vimanas/Astras. Cina menyatakan akan mempelajari lebih lanjut dokumen tersebut untuk tujuan pengembangan antariksanya.

Sumber : Childress, David Hatcher. The Anti-gravity Handbook, The adventures Unlimited Press: 1985

Pokok bahasan Purana

Purana juga dikenal dengan nama pancama Veda yaitu Veda kelima karena kitab
ini memberikan penjelasan ajaran veda di dalam bentuk cerita yang sangat mudah dipahami oleh masyarakat umum khususnya di jaman Kali yuga ini. Di dalam bahasa sansekerta, kata purana berarti tua atau kuno. Dalam hal ini kata purana berarti kitab yang menguraikan suatu kejadian di masa lampau yang disajikan di dalam bentuk cerita da ajaran ajran mulia kemanusyaan. Jika ditinjau dari pengertian puitis, kata purana juga bisa diambil dari kata pur nawa ( kuno-baru ). Denga kata lain purana adalah suatu kitab yang menguraikan suatu kejadian yang telah terjadi dimasa lampau di dalam bentuk cerita yang berisi ajaran ajaran yang sesuai dengan ajaran Veda ysng selalu baru dan bersifat segar serta tidak pernah membosankan. Selalu segar dan tidak pernah membosankan maksudnya adalah meskipun jika cerita ini didengarkan atau diceritakan berulang kali, namu kisah kisah di dalam purana selalu akan menarik karena didalam kisah tersebut terklandung nilai rohani yang sangat kuat dan memberikan kepuasan kepada sang roh yang bersemayam di dalam badan. Secara umum, ketika seseorang membaca atau mendengarkan sebuah novel material atau menulis novel material, facta telah membuktikan bahwa novel tersebut suatu hari akan membosankan si pembaca sehinga pada akhirnya hilang tanpa jejak. Maksimal novel novel sperti itu akan tenar atau tersedia di pasaran selama 100 tahun atau mungkin sedikit lebih dan setelah itu tidak akan laku lagi alias kadaluwarsa. Tetapi purana, meskipun sudah dibacakan dan di dengar oleh orang orang sejak beribu ribu tahun silam, namun kisah di dalam purana tidak pernah membosankan para pembaca yang serius untuk mempelajari Purana. Mereka yang dengan serius untuk mempelajari purana dibawah bimbingan yang benar akan selalu mendapat keinsapan baru yang dikupas dari kalimat kalimat di dalam purana. Keinsapan baru bukan berarti menemukan teory baru seperti para ilmuwan modern tetapi suatu hal yang sebenarnya sudah ada namun belum pernah dirasakan atau dipahami oleh si pembaca. Hal ini disebabkan oleh kekuatan rohani sang penulis. Selain itu, hal yang paling utama yang menyebabkan purana tidak pernah kadaluwarsa adalah karena cerita ini mengandung kegiatan tuhan yang maha kuasa yang selalu bersifat segar dan baru. Meskipun yang maha kuasa merupakan kepribadian tertua atau orang pertama yang ada di alam semesta namun beliau selalu segar. Di dalam kitab Brahma samhita diuraikan advaitam acyutam andim anantarpam dyam purna-purusam nava-yauvanam ca. Beliau adalah tiada duanya, tidak pernah gagal, tanpa awal, yang memiliki bentuk yang tak terhinga, awal dari segala sesuatu dan Meskipun beliau adalah kepribadian tertua ( purana purusa) namun beliau selalu segar dan kelihatan muda ( nava yauvanam ). Berdasarkan beberapa sumber termasuk kamus amara kosa, secara umum purana menguraikan 10 pokok bahasan namun ada beberapa purana yang hanya menguraikan 5 dari

sepuluh pokok bahasan tersebut. Menurut Matsya Purana bab 53 ayat 65, suatu kitab bisa disebut sebagai purana jika kitab tersbut menguraikan paling tidak lima pokok bahasan sebagai berikut :

sargas ca pratisargas ca vamso manvantarni ca vamsynucaritam caiva purnam panca-laksanam

lima poko bahasan yang memenuhi syarat sebagai purana adalah : 1. 2. 3. 4. 5. proses ciptaan ( sargah ) peleburan ( pratisargah ) silsilahketurunan raja raja yang mulia (vamsah ) masa pemerintahan para manu (manvantara ) kegiatan para raja yang agung ( vamsya anucarita )

Ketika kitab menguraikan kelima pokok bahasan, maka kitab tersebut bisa dimasukan kedalam katagory upa-purana. Jika sebuah purana mengandung lebih dari lima pokok bahasan ini, yaitu sepuluh pokok bahasan maka purana tersebut digolongkan kedalam golongan maha-purana. Sepuluh pokok bahasan purana diuraikan didalam Srimad Bhagavata Purana skanda dua belas bab tujuh sloka number sembilan dan sepuluh sebagai berikut: sargo 'sytha visargas ca vrtti-raksantarni ca vamso vamsnucaritam samsth hetur apsrayah dasabhir laksanair yuktam purnam tad-vido viduh kecit panca-vidham brahman mahad-alpa-vyavasthay

Oh Brahmana, para otoritas dalam sastra mengerti bahwa purana mengandung sepuluh pokok bahasan. Beberapa ahli menguraikan bahwa maha purana menguraikan sepuluh sedangkan yang menguraikan kurang dari sepuluh di sebut alpa-purana atau upapurana. Sepuluh pokok bahasan yang disebutkan didalam sloka diatas adalah sebagai berikut:

1) Proses ciptaan alam semesta ( sargah ) Proses ciptaan ini maksudnya adalah proses ciptaan yang diciptakan oleh tuhan yang maha esa Sri Visnu atau Narayana. Pada awalnya yang ada hanya Kepribadian tuhan yang maha esa, Sri Visnu. Kemudian beliau menciptakan unsur dari alam semesta material. Saat ini yang tercipta adalah bahan bahan dari alam semesta yaitu mahat tatva termasuk panca maha bhuta.

2) proses ciptaan kedua ( visarga ) Proses ciptaan kedua yang dimaksud disini adalah ciptaan yang dilakukan oleh Deva Brahma. Pertama tama tuhan yang maha esa Sri visnu menciptakan unsur dasar dari alam semesta ( sarga ). Beliau juga menciptakan deva brahma yang lahir dari bungan padma yang keluar dari pusar padma beliau. Karena itu Sri Visnu juga dikenal dengan nama Padma nabha. Kemudian deva brahma yang dikenal sebagai Vidhi ( hyang Vidhi) yang artinya makhluk hidup pertama yang diciptakan oleh yang maha kuasa, mulai merancang unsur unsur tersebut kedalam berbagai bentuk dibawah bimbingan yang maha kuasa, Sri Narayana. Seperti halnya bahan bangunan sudah disediakan oleh alam namun para arsitek mengolah bahan tesebut menjadi bentuk sebuah rumah dan sebagainya. Seperti itu pula deva brahma menciptakan alam semesta dari bahan bahan yang sudah disediakan oleh tuhan. Proses ciptaan kedua yang dilakukan oleh deva brahma yang di sini disebut Visarga.

3) Pemeliharaan dan perlindungan alam semesta beserta isinya ( Vrtti ) Setelah alam semesta diciptakan kedua kalinya atau dengan kata lain setelah alam semesta ditancang sedemikiaan rupa oleh deva brahma, maka alam semesta tersebut perlu dipelihara. Didalam kehidupan sehari hari kita mengalami bahwa untuk memelihara sesuatu adalah hal yang paling sulit. Untuk membuat dan menghancurkan adalah hal yang tidak begitu sulit tetapi untuk memelihara memerlukan keahlian dan kesabaran. Hanya tuhan yang mampu untuk memelihara, karena itu beliau mengexpansikan diri beliau sebagai Ksirodakasayi Visnu ( paratmatma ) dan memelihara semua makhluk hidup. Kepribadian tuhan dalam bentuk ini dikenal dengan nama Sri Visnu di dalam Tri Murti. Di dalam Upanisad, ada sebuah sloka yag sangat umum yang menguraikan pemeliharaan yang dilakukan oleh tuhan kepada para makhluk hidup. nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam vyadadati kaman beliau seorang yang memenuhi keperluan dari semua makhluk hidup di dalam berbagai bentuk. Diulas dari kata narayana sendiri, kata tersebut bisa diartikan sebagai berikut, narasya ayanam pravrttih yasmat sah iti narayanah Narayana adalah beliau yang merupakan tempat perlindungan ( ayana) bagi para makhluk hidup atau beliau yang merupakan sumber dari makhluk hidup.

4) Perlindungan ( posana ) Posana dengan Vrtti mempunyai kemiripan yaitu sama sama memelihara dan melindungi. Tetapi didalam hal ini, proses perlindungan yang diuraikan di dalam purana maksudya adalah perlindungan yang diberikan oleh tuhan kepada para penyembahnya yang murni. Sedangkan Vrtti merupakan perlindungan secara umum kepada setiap makhluk hidup seperti yang diuraikan di atas. Seperti misalnya Prahlada yang dilindungi oleh Sri Narasimha dari cengkraman raksasa Hiranyakasipu. Uraian ini disebut Posana di dalam purana. Kenapa perlindungan kepada penyembah murni dipisahkan dengan perlindungan secara umum karena penyembah murni memiliki peran yang sangat penting di dalam kemunculan tuhan ke bumi ini sebagai avatara. Tujuan tuhan beravatar bukan hanya untuk menegakkan dharma dan menghancurkan adharma tetapi hal yang lebih penting dari itu semua adalah untuk memuaskan keinginan penyembah beliau yang tulus dan murni.

5) Penyebab kehidupan yang berupa keinginan material ( hetu ) Para makhluk hidup ( sang roh ) berkeliling dari satu badan yang satu ke badan yang lain di sebabkan oleh keinginan mereka yang material untuk menikmati di dunia mateial ini. Namun sangat disayangkan sekali bahwa dunia material ini bukanlah tempat untuk kenikmatan yang sejati bagi sang roh. Seperti halnya ikan tidak akan bisa menikmati kemewahan daratan sama halnya sang roh tidak akan bisa menikmati kemewahan hidup di dunia material karena kedudukan dasar dari sang roh adalah sebagai percikan terkecil tuhan yang maha esa seperti uraian bhagavad gita mama eva amsah jiva loke jiva bhuta sanatanah. Karena itu untuk mencapai kenikmatan sejati, sang roh harus kembali pulang ke alam tuhan. Dengan kata lain, mereka harus mencapai moksa. Jadi hetu ( penyebab) mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan semua makhluk hidup yang sangat berhubungan erat dengan hukum karma phala.

6) Masa pemerintahan Manu ( manvantara/antarani) Di dalam satu kalpa ( satu hari bagi deva brahma) diuraikan terjadi pergantian manu sebanyak 14 kali. Satu hari bagi brahma diuraikan di dalam bhagavad gita sebagai berikut, sahasra-yuga-paryantam ahar yad brahmano viduh rtrim yuga-sahasrntm te 'ho-rtra-vido janh Berdasarkan perhitungan manusya, seribu kali perputaran jaman ( satya, treta, dvapara, kali yuga) merupakan satu hari bagi brahma. Dan satu malam juga mempunyai masa yang sama.

Berdasarkan perhitungan di dunia ini, setiap kali yuga berlangsung selama 432.000 tahun, dvapara yuga selama 864.000 tahun, treta yuga selama 1.296.000 tahun dan satya yuga 1.728.000 tahun. Jika keempat jaman ini berputar sebanyak seribu kali maka itu merupakan satu hari bagi dewa brahma dan satu malam juga mempunyai waktu yang sama. Jika dipikirkan berdasarkan pemikiran kita yang terbatas, kelihatannya ini hanyalah sekedar suatu hayalan. Mana mungkin ada orang yang hidup sekian lama? Pemikiran seperti ini sama seperti pemikiran seekor nyamuk yang hidup selama satu mingu. Kalau misalnya kita bisa berbicara dengan si Nyamuk dan bilang bahwa kami manusya hidup 1 x 4 x 12 x 100 mingu, maka nyamuk itu ngak akan percaya dengan pembicaraan kita karena mereka tidak perah mengalami hidup sepanjang itu. Bagi kita mungkin seratus tahun sudah cukup lama tapi di planet lain, seratus tahun di bumi ini bagi mereka hannya sekejap mata. Kalkulasi dari kehidupan dewa brahma ini bukan kalkulasi oleh seorang yang berspekulasi pikiran tetapi kalkulasi yang dibenarkan oleh berbagai sastra paling tidak berdasarkan bhagavad gita yang merupakan himpunan inti sari dari semua ajaran kitab suci Veda. Berdasarkan uraian sastra yang sama, saat sekarang ini, pemerintahan berada di bawah Vaivasvata manu yang merupakan manu yang ke-7 dari empat belas manu. Uraian manu manu lainya diuraikan lebih mendalam didalam purana. Karena purana menguraikan kejadian di dalam berbagai pemerintahan manu, maka kadang kadang ada beberpa cerita yang tidak cocok antara purana yang satu dengan purana yang lain . Seperti contoh, di dalam beberapa purana mungkin diuraikan bahwa begitu pariksit dikutuk oleh brahmana Srengi, pariksit menjadi marah dan mulai membangun bangunan dari batu untuk menghindari masuknya ular taksaka sedangkan di purana lain diuraikan bahwa pariksit maharaj menerima kutukan itu dan duduk di tepi sungai Ganga mendengarkan Bhagavata purana dari Sri Sukadeva Gosvami. Menurut para acarya dan resi penerima wahyu Veda menguraikan bahwa dalam hal ini, perbedaan terjadi karena kejadian tersebut terjadi didalam waktu berbeda. Dengan demikian, kepribadian pariksit pun merupakan kepribadian berbeda antara yang satu dengan yang lain dilihat dari sudut pandang perbedaan manvantara dan perbedaan yuga. Kepribadian yang berbeda tetapi mengambil posisi yang sama. Seperti misalnya permainan drama, saat ini si A berperan sebagai pariksit dan besok si B yang berperan sebagai pariksit. Karena karakter yang berbeda maka aksi pun sedikit berbeda namun tujuan dari kemunculan kepribadian itu semua adalah sama yaitu untuk memberikan jalan kepada yang maha kuasa untuk ikut berperan di dalam suatu kejadian untuk menegakan dharma. Perbedaan seperti ini biasanya terjadi didalam purana yang berbeda judul dan biasanya tidak di dalam purana dalam satu judul.

7) Uraian dynasty raja raja yang agung dan kegiatannya ( Vamsnucarita ) Vamsanucarita adalah kisah para raja yang memerintah di berbagai tempat di bumi ini. Ini juga menyangkut keterunan dan kegiatan dari masing masing keturunan raja raja yang mulia tersebut.

8) Peleburan ( samsth ) Ada beberapa jenis peleburan. Peleburan pertama disebut dengan kanda pralaya yaitu peleburan yang terjadi di malam hari bagi deva brahma. Saat ini peleburan yang terjadi hanya

dari planet bumi sampai ke tujuh susunanan planet bagaian bawah sedangkan tujuh susunan planet keatas tidak akan terlebur. Kanda pralaya terjadi setiap malam hari brahma tiba dan kemudian setelah deva Brahma terbangun dari tidur di pagi hari ( setelah tertidur selama seribu perputaran yuga ) maka beliau melihat segala sesuatu telah terlebur dan beliau mulai menciptakan lagi bagian alam semesta yang terlebur tersebut sehinga para makhluk hidup memilik tempat untuk hidup kembali. Kemudian yang kedua adalah maha pralaya. Maha pralaya terjadi setelah deva brahma mencapai umur 100 tahun. Ketika deva brahma mencapai umur seratus tahun, maka beliau harus mengakhiri post beliau sebagai deva brahma dan kembali pulang ke alam rohani melayani kepribadian tuhan yag maha esa Sri Narayana. Sat ini terjadi peleburan seluruh alam semesta yang berada di bawah tinjauan deva brahma masing masing. Kedua peleburan bhuana agung ini dilakukan oleh deva siva yang berfungsi sebagai pelebur di dalam Tri Murti. Itu merupakan peleburan di dalam bhuana agung alam semesta. Kemudian purana juga menguraikan peleburan bhuana alit yang juga dibagi menjadi dua. Peleburan pertama ( khanda pralaya bagi bhuana alit ) adalah perpindahan sang roh dari masa kanak kanak ke masak devasa dan ke masa tua. Berdasarkan sastra, perubahan ini termasuk kedalam katagory perpindahan badan karena badan yang sebelumnya sudah diangap meningal. Hal ini bahkan dibuktikan oleh para ilmuwan secara ilmiah bahwa setiap 7 tahun, tidak satu sel pun yang menyusun badan kita masih hidup. Dengan demikian sel penyusun badan kita yang sekarang adalah berbeda dengan sel penyusun badan kita tujuh tahun yang lalu. Srimad Bhagavad gita juga menguraikan dehino 'smin yath dehe kaumra yauvana jar tath dehntara-prptir dhras tatra na muhyati sang roh yang berada di dalam badan secara terus menerus berpindah dari masa kanak kanak ke masa remaja dan dari masa remaja ke usia tua. Sama halnya, sang roh juga berpindah dari badan yang satu ke badan yang lain setelah meningal. Orang bijaksana tidak terbingungkan oleh perganttian seperti ini. Kemudian maha pralaya bagi bhuana alit adalah seperti bagian terakhir dari sloka di atas yaitu perpindahan dari satu badan ke badan yang lain setelah meninggal dunia. Sang roh akan menerima badan sesuai dengan keinginan yang mereka kembangkan selama berada di badan sebelumnya. Maka dari itu ada proses punar janma. Kadang kadang sang roh menerima badan binatang, kadang kadang menerima badan tumbuh tumbuhan dan kadang kadang menerima badan manusya dan bahkan kadang kadang sebagai apsara dan gandharva ( bidadari bidadara ) dan bahkan kadang kadang sebagai para deva. Ini terantung pada perkembangan keinginan dan aktivitas di dalam badan sebelumnya. Namun di dalam hal ini, badan halus yang sama ( Pikiran, kecedasan dan ego ) masih selalu bersama sang roh di dalam setiap badan. Yang terlebur hanyalah badan kasar yang tersusun dari lima unsur alam.

9) pembebasan ( mukti/moksa/samstha ) Pada dasarnya, pembebasan atau mukti juga merupakan proses peleburan (samstha ) namun di dalam level yang lebih halus. Peleburan (Samstha ) yang termasuk kedalam katagory moksa adalah peleburan yang terjadi pada badan kasar dan badan halus. Dengan demikian sang roh mencapai kedudukannya yang sejati. Sastra menguraikan muktir hitva anyatha rupa svarupena samasthitih, mukti adalah proses dimana seseorang meningalkan berbagai bentuk badan di dunia material ini ( anyatha rupa ) dan mengambil bentuk sejatinya di dunia rohani ( sva-rupa ). Kedudukan sang roh yang sejati di dunia rohani adalah sebagai pelayan yang maha kuasa, Sri Narayana. Ada berbagai rasa yang bisa dikembangkan di dalam hubungan seseorang denga tuhan. Moksa bukan hanya berarti menyatu dengan tuhan. Menyatu dengan tuhan adalah pengertian yang masih dangkal tentang moksa atau dengan kata lain tahapan tersebut adalah tahapan awal dari moksa. Menyatu dengan tuhan maksudnya adalah menyatu dengan brahma Jyoti ( sinar suci tuhan). Kalau kita berbicara tentang sinar suci, maka mesti juga mengacu pada sumber dari sinar suci tersebut yang juga merupakan kepribadian yang maha suci. Kepribadian berarti berbentuk pribadi bukan tanpa bentuk. Seperti sinar matahari, adanya sinar matahari karena adanya bola matahari. Sama halnya adanya sinar suci maka mesti ada sumber yang berbentuk yang bersifat suci. Menyatu dengan brahman adalah awalan dari kesempurnaan di dalam kehidupan rohani. Kesempurnaan tertingi di dalam kehidupan rohani adalah kembali ke dalam bentuk sejati ( svarupena samasthitih) dan melakukan pengabdian kepada yag maha kuasa. Ketika seseorang kembali ke dunia rohani atau alam tuhan maka mereka tidak akan kembali lagi ke dunia material ini yang penuh dengan penderiataan sedangkan kalau seseorang yang hanya mencapai tingkatan menyatu dengan brahman ( sinar suci tuhan ) masih ada kemungkinan seseorang untuk kembali ke dunia material ini. Tingkatan brahman, seseorang hanya akan mencapai sifat Sat yang berarti kekal, namun sifat cid dan ananda ( pengetahuan dan kebahagian ) hanya akan bisa dicapai di dalam alam rohani bukan di dalam sinar suci. Sastra juga menguraikan bahwa moksa merupakan tujuan dari dharma. moksa artham jagadhitaya ca iti dharmah

10) Tempat perlindungan yang utama (apasraya) Apasraya atau juga kadang kadang di sebut dengan asraya merupakan pokok bahasasan yang paling penting di dalam semua purana karena ini merupakan tujuan kehidupan rohani. Tempat perlindungan yang paling tingi adalah kepribadian tuhan yang maha esa. Srimad Bhagavata Purana skanda kedua bab sepuluh sloka nomber tujuh menguraikan: bhsas ca nirodhas ca yato 'sty adhyavasiyate sa srayah param brahma paramtmeti sabdyate

kepribadian yang satu yang dikenal sebagai kepribadian yang paling utama atau roh yang utama yag bersemayam di dalam hati setiap makhluk hidup merupakan sumber dari seluruh manifestasi semesta, juga sebagai wadah alam semesta serta sebagai akhir dari alam semesta. Dengan demikian beliau adalah sumber asli yang utama dan merupakan kebenaran mutlak. Di dalam veda diuraikan bahwa kepribadian yang merupakan sumber segala sesuatu adalah Narayana. Urian tersebut adalah sebagai berikut:

candram manaso jtas caksoh sryo ajyata; srotrdayas ca prnas ca mukhd agnir ajyata; nryand brahm jyate, nryand rudro jyate, nryant prajpatih jyate, nryand indro jyate, nryand astau vasavo jyante, nryand ekdasa rudr jyante. Deva bulan, candra, berasal dari pikiran Narayana. Deva matahari, Surya, berasal dari mata padma Sri Narayana, deva pengontrol pendengaran dan nafas kehidupan berasal dari Narayana. Deva api, Agni, berasal dari mulut padma Narayana, Prajapati dan deva brahma berasal dari Narayana, Indra berasal dari Narayana, delapan vasu berasal dari Narayana,sebelas rudra yang merupakan inkarnasi dari deva siva berasal dari Narayana, dua belas aditya juga berasal dari narayana. Uraian lain dari bagian kitab atharva veda juga mendukung pernyataan tersebut diatas sebagai berikut:

narayana evedam sarvam yad bhutam yac ca bhavyam niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah suddho deva eko narayanah na dvitiyosti kascit sa visnur eva bhavati sa visnur eva bhavati ya evam veda ity upanisat

Jadi berdasarkan sumber sumber diatas, menjelaskan dengan sangat jelas bahwa Narayana adalah sumber segala sesuatu yang merupakan kepribadian yang paling utama, kepribadian tuhan yang maha esa yang dikenal dengan sebutan brahman oleh para yogi, paramatma oleh para jnani dan bhagavan oleh para bhakti yogi. Ini merupakan keputusan dan kesimpulan kitab suci yang otentik. Pernyataan apapun yang dinyatakan tanpa dasar sastra maka pernyataan tersebut tidak bisa dipakai dasar argument karena pernyataan tersebut

sudah pasti memiliki kekurangan karena orang yang berpendapat sendiri tidak sempurna. Namun sastra Veda dan berbagai suplementnya merupakan sabda brahman atau merupakan wahyu tuhan yang ditulis oleh para resi yang mulia seperti Maha resi Vyasadeva dan lain lain. Jadi demikian ulasan kecil mengenai pokok bahasan Purana yang bisa kami ulas. Sebenarnya masih ada banyak hal yang masih bisa dibicarakan dalam pokok bahasan ini. Semoga ini akan memberikan sedikit gambaran tentang apa itu purana. Semoga atas karunia yang maha kuasa, waktu akan datang dimana kita akan mendapat kesempatan lagi untuk mengulas beberapa hal berhubungan dengan hal ini. Om Tat Sat Om Namo Bhagavate Vsudevya

Apakah Veda hanya sekedar philosophy?


Teori tanpa praktek tidak bisa diangap suatu yang lengkap dan bahkan bisa dikatakan hal yang tidak berguna. Pernyataan ini bisa diterima di dalam segala hal. Secara umum, di masa sekarang ini, kebanyakan orang, khususnya para atheis, bependapat bahwa kitab suci yang dipakai sebagai dasar agama hanya sekedar teory yang dipakai untuk menakut nakuti umatnya supaya bisa dikontrol. Kadang kadang mereka berpendapat, apa gunanya hanya sekedar philosofy yang banyak sedangkan itu tidak berguna di dalam kehidupan kita sehari hari? Lebih baik kita lupakan semua kitab suci tersebut yang hanya sekedar filasafat dan kita tidak akan hidup dengan filasat tapi dengan pekerjaan keras kita. Teory yang sangat masuk akal dan karena teory seperti ini banyak terjadi perpindahan agama dan bahkan orang meningalkan agama sepenuhnya karena mereka tidak melihat manfaat atau mereka tidak menyadari manfaat dari kitab suci di dalam kehidupan sehari hari. Namun kalau kita gali sedikit lebih mendalam dan mengadakan diskusi dan research di dalam kitab suci khususnya kitab suci Veda, kita akan menemukan bahwa itu bukan hanya sekedar filsafat belaka tetapi juga mengandung banyak tuntunan tuntunan untuk hidup di dunia material ini. Di dalam sastra Veda yang menyangkut suplemetnya seperti upanisad, purana, kavya, dharma sastra dll, kita mengenal ada dua jenis pengetahuan ( Vidya) yang kedua duanya sangat berhubungan erat dengan kelangsungan hidup kita di dunia ini maupun di dunia sana ( alam tuhan ). Kedua Vidya tersebut adalah Para Vidya dan yang kedua di sebut dengan apara Vidya. Para vidya adalah pengetahuan yang berhubungan dengan sang roh, tuhan dan hubungan sang roh ( semua makhluk hidup ) dengan tuhan. Ini secara umum diuraikan di dalam empat Veda dan upanisad serta beberapa bagian purana. Kemudian apara Vidya adalah pengetahun yang mengajarkan bagaimana kita hidup di dunia ini dan bagaimana kita hendaknya berhubungan dengan alam beserta isisnya. Para Vidya dan apara Vidya selalu berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Para-Vidya tanpa apara Vidya merupakan suatu yang sangat sulit untuk dilaksanakan oleh makhluk hidup secara umum yang berada di dunia material ini sedangnkan apara Vidya tanpa para vidya adalah tidak berbeda dengan avidya (kebodohan ). Karena para Vidya adalah pengetahuan yang memberitahu kita tentang siapa diri kita, siapa tuhan dan apa hubungan kita dengan tuhan, maka kalau ini kita kesampingkan maka sama halnya kita tidak akan tahu siapa diri kita dan apa tujuan kita alias gila atau orang bodoh. Apa gunanya kekayaan material seperti berjuta juta uang dan segunung emas jika kita tidak tahu siapa diri kita dan kemana kita akan pergi? Jadi, hal yang yang paling dikemukakan adalah para Vidya , pengetahuanyang akan memberikan kita pengetahuan tentang diri kita terlebih dahulu. Karena kita merupakan ciptaan tuhan atau bagian percikan terkecil dari tuhan, maka kita harus berusaha untuk kembali kepada tuhan yaitu dengan mencapai moksa. Namun sebelum itu, untuk mencapai moksa (kembali ke alam tuhan), karena kita berada di dunia material ini, maka mau tidak mau kita harus berhubungan dengan alam material ini, paling tidak dengan badan kita ini. Dengan demikian, untuk memelihara kehidupan kita di dunia material ini, kita memerlukan suatu pengetahuan yang bisa memberikan kita tuntunan untuk menjalani kehidupan ini. Dengan demikian, Tuhan yang maha kuasa, yang mengetahui segala sesuatu dan sudah pasti mengerti keperluan para makhluk hidup di dunia material ini, beliau sudah sangat berkarunia memeberikan kita bagian dari sastra veda yang berisi tuntunan hidup di dunia ini.

Prose untuk menerima vidya

Di dalam tradisi Veda, masyarakat di bagi menjadi empat bagian yaitu brahmana ksatria , vaisya dan sudra. Pembagian ini merupakan pembagian yang diciptakan oleh tuhan sendiri dan secara natural akan selalu ada di dalam masyarakat. Namun harus dimengerti bahwa pembagian ini mestinya tidak dilihat dari kelahiran namun dari kemampuan seseorang. Srimad Bhagavada Gita menyampaikan ctur-varnyam may srstam guna-karma-vibhgasah

berdasarkan tiga sifat alam material ( satva rajas dan tamas ) dan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka ( oleh masing masing masyarakat ) empat divisi di dalam masyarakat diciptakan oleh Aku sendiri. Disini kata guna dan karma berperan sangat penting. Sri Krsna Bersabda berdasarkan guna ( sifat ) dan karma ( pekerjaan ) bukan berdasarkan janma ( kelahiran ). Jadi ini pertama tama seseorang harus mengerti hal ini sebelum seseorang menginjak untuk belajar sastra lebih lanjut. Bagaimana kita bisa mengenali kempat kelompok tersebut? Di jaman tradisi Veda, orang dikenali berdasarkan beberapa hal: 1. Dari sifat dan watak orang tuanya atau dari keluarga secara umum 2. Dari hari kelahiranya berdasarkan ilmu perbintangan di dalam jyoti sastra. 3. Berdasarkan sifat yang dikembangkan yang dilihat oleh pendidik Dari ketiga cara ini, proses ketiga memegang peranan yang paling penting.

Biasanya di dalam tradisi veda, seseorang akan mulai belajar dari umur lima tahun. Mereka akan dikirim ke sekolah yang disebut dengan Gurukula ( pesraman ). Di sini seorang guru akan menilai anak didik nya berdasarkan 3 hal di atas dan memberikan pengajaran yang sesuai kepada mereka. ini merupakan suatu keharusan bagi seorang murid untuk tingal bersama guru di pesraman ( gurukula ) dan menerima pengetahuan dari guru mereka. selain itu, dengan tingal di dalam sekolah selama masa belajar, banyak keuntungan yang akan didapatkan oleh siswa. 1. siswa akan punya waktu lebih banyak untuk belajar dan tidak membuang waktu berjam jam untuk datang dan pergi ke sekolah. 2. siswa akan mendapat kesempatan untuk belajar dari seorang guru dengan lebih dekat dan bisa meluangkan waktu lebih banyak berama guru.

3. di jaman Veda, tidak ada istila membayar iuran sekolah namun diperlukan rasa pelayanan kepada seorang guru degan demikian ada hubungan cinta kasih antara guru dan murid. 4. guru bisa mengawasi tingkah laku dari murid secara langsung. 5. dengan tingal di persaraman atau di sekolah seperti itu, siswa tidak akan terlalu tergangu oleh hal hal yang lain yang merugikan proses belajar mereka seperti pergaulan yang tidak diinginkan di masyarakat umum. 6. dengan tingal di dalam sekolah selama masa belajar, siswa akan mendapat semangat belajar ketika melihat teman temannya yang sedang belajar. Dan banyak keuntungan lain lagi yang kita bisa dapatkan dari system tersebut. Setelah beberapa bulan bergaul dengan siswa siwa yang mereka ajar, seorang guru akan dengan mudah mengenali siapa yang berwatak ksatria, siapa yang berwatak brahmana dan lain lain. Untuk mereka yang berwatak brahmana, yang mempunyai kualifikasi dan mempunyai kecerdasan untuk mempelajari sastra veda yag lebih mendalam, maka seorang guru akan memberikan mereka didikan lebih mendalam lagi. Kemudian ketika mereka mapan, nantinya mereka akan melayani masyarakat dengan bertindak sebagai penasehat di dalam masyarakat dengan mengunakan kebijaksanan dan pengetahuan yang mereka pelajari dari sastra Veda. Bagi mereka yang berwatak Ksatria, mereka hanya akan belajar tentang ilmu administrasi seperti niti sastra, dharma sastra, dhanurveda/ilmu militer dll. Biasanya ksatria tidak akan belajar lama seprti brahmana karena materi pelajaran mereka jauh lebih mudah dan lebih sedikit. Untuk mereka yang berwatak vaisya, mereka aka belajar sedikit kurang dari kstaria, misalnya arta sastra, perekonomian dll. Untuk kalangan sudra, biasanya orang yang secara alami tidak mempunyai kualifikasi untuk belajar pengetahuan seperti yang dipelajari oleh ketiga kelompok di atas, mereka hanya akan belajar pekerjaan fisik. Dengan demikian ini akan menguntungkan mereka dan yang lain juga. Dengan tidak mengijinkan mereka untuk melanjutkan pelajaran di gurukula, itu tidak akan menghabiskan waktu mereka sehinga bisa belajar ketrampilan yang praktis dari orang tua atau saudara terdekat mereka. Tugas dari sudra di dalam varnasram dharma adalah untuk membantu masing masing dari ketiga varna yang lainnya. Ini tidak berarti bahwa sudra tidak berperan penting di dalam masyarakat. Mereka adalah bagian dari badan di masyarakat dan berperan sepenting ketiga kelompok lainnya. Meskipun ada otak yang mengontrol ( brahmana ), ada lengan yang mengorganize dan melindungi ( ksatria 0 dan ada badanyang menyediakan keperluan pekerjaan ( vaisya ) tetapi kalau tidak ada pekerja yang akan melakukan pekerjaan ( sudra ) maka pekerjaan di dalam masyarakat tidak akan pernah kelar aatu jika itu kelar, maka tidak akan berlangsung dengan baik. Seperti halnya kaki, badan, lengan dan kepala mempunyai peranan yang sama sama penting di dalam badan, saperti itu pula peranan keempat kelompok di dalam masyarakat. Namun sayangnya di jaman sekarang ini pengelompokan seperti itu menjadi suatu kasta yang sama sekali tidak berdasarkan ajaran Veda yang kemudian di kritik oleh berbagai golongan masyarakat di seluruh dunia. Namun itu tidak berarti kita harus meningalkan system tersebut. Kalau kita megikuti system ini yang sebenarnya, maka sangat di pastikan keberadaan masyarakat akan sangat tentram. Contohnya seperti kerajaan di jaman pemerintahan maharaja Yudhistira dan Sri Ramacandra. Mereka semua menerima dan memakai system Varnasrama dharma tetapi sesuai dengan system yang sejati bukan system kasta seperti sekarang ini. Saat itu, bisa dikatakan seluruh penduduk di bawah mereka berada di dalam keadaan tentram dan sejahtra.

Pertanyaan akan muncul, kenapa kita tidak berikan kesempatan kepada semua orang untuk belajar hal yang sama, mislanya kenapa sudra tidak diijinkan untuk belajar? Tradisi gurukula akan memberikan kesempatan kepada setiap orang, tetapi kalau mereka sudah tidak akan mampu meskipun sudah berusaha, apa gunanya untuk melanjutkan belajar bertahun tahun dan akhirnya kembali seperti semula? Tradisi veda tidak mengenal sertifikat yang tidak berguna. Sebuah kertas yang menyatakan seorang berqualifikasi meskipun mereka sama sekali tidak tahu tentang apa yang seharusnya mereka ketahui. Contoh yang sangat nyata kita lihat di dalam pendidikan sekarang secara umum. Kita paksa setiap orang untuk belajar pelajaran yang sama di sekolah selama bertahun tahun dan bahkan 12 tahun atau mungkin lebih dan pada akhirnya setengah dan bahkan lebih dari setengah dari pengetahun yang mereka pelajari tidak pernah dipakai di dalam kehidupan mereka. Sastra veda merupakan sastra yaang berusaha untuk membuat hidup kita prakctis, karena itu terdapat pengelompokan ini di dalam tradisi Veda sehinga setiap orang mengambil pekerjaan sesuai dengan abilitas mereka. dengan demikian, setiap orang akan menikmati pekerjaan mereka. jadi, gurukula atau proses belajar di dalam pesraman adalah salah satu poroses untuk mengenali abilitas seseorang dan memberikan training sesuai dengan abilitas mereka bukan berdasarkan kelahiran. Kemudian pertanyaan akan muncul lagi, bagaimana dengan mereka yang tidak mendapat traning di gurukula? Bagaimana seseorang bisa mengenali abilitas mereka? mengenali abilitas tidak merupakan hal yang begitu sulit karena itu berada di dalam masing masing diri seseorang. Tetapi kalau seseorang mengalami kesulitan, sastra juga memberikan jalan yaitu tetaplah berada di dalam posisi seperti sekarang, apakah pekerja di sawah, atau tukang ukir, atau kalau saat ini pekerja di Kantor dll, namun pada saat yang sama kita yang menyadari pentingnya traning sesuai dengan bakat, maka kita berikan kesempatan kepada generasi penerus kita untuk mengikuti system yang kita tidak dapatkan. Pada saat yang sama, sambil kita tetap berada di dalam posisi kita, kita hendaknya berusaha mengunakan hasil dari kegiatan kita di dalam kegiatan berdana punia atau persembahkan itu kepada tuhan di dalam berbagai bentuk. Seperti misalnya ke tempat tempat persembahyangan, di pesraman pesaraman di mana pendidikan di laksanakan dll. Dengan demikian seseorag akan terlindung dari reaksi karma di dunia mateial ini. Seperti yang kita uraikan tadi, bahwa sastra veda merupakan suatu sastra yang selain mengajarkan kehidupan rohani tetapi juga meberikan tuntunan kepada kita untuk hidup di dunia material ini. Tetapi sekarang untuk mendapat hasil dari itu semua, ini tergantung kepada kita, apakah kita mengikuti atau tidak. Permasalahan yang sering muncul karena kita tidak mengikuti system tersebut sesuai dengan yang dianjurkan. Kalau seseorang mengidap penyakit dan ingin sembuh dari penyakit tersebut, maka dia mesti mengikuti dengan setrick semua larangan dan anjuran. Tanpa mengikuti semua itu, maka tidak akan ada istilah sembuh bagi si penderita. Sama halnya sastra Veda memberikan kita semuanya, tetapi ini tergantung kepada kita. Misalnya, kita mempunyai masalah perekonomian di keluarga. Sastra menganjurkan bahwa keuangan hendaknya di atur sebagai berikut, 25 persen untuk keperluan kita dan keluarga sekarang, 25 persen di simpan untuk hal hal yang emergency di hari esok, dan 50 pesen untuk kepentingan punia atau yajna. Dengan demikian, seseorang dipastikan akan sejahtra. Pertayaan sekarang adalah, kenapa 50persen untuk Yajna, apakah ini tidak terlalu banyak? Sastra menjawab, dengan melakukan yajna dengan hasil kegiatan kita, maka itu aka membawakan kesejahtraan kita yang kedepan.

annd bhavanti bhtni parjanyd anna-sambhavah yajnd bhavati parjanyo yajnah karma-samudbhavah

semua makhluk hidup yang yang membadan hidup dengan biji bijian yang dihasilkan dari hujan. Hujan dihasilkan dari melakukan yajna dan yajna dilahirkan dari tugas kewajiban yang ditetapkan.

Dengan kata lain, yajna sama saja dengan menabung pada alam untuk kehidupan kita dan masyarakat secara umum di masa kedepan. Ketika para deva yang mengontrol alam puas dengan yajna, maka mereka tidak akan membiarkan seseorang kelaparan atau mengalami permasalah ekonomi. Di jaman sekarang ini seluruh dunia mengalami permasalahn ekonomi karena mereka melupakan kurban suci. Kemudian berhubungan dengan keturunan atau proses mendapatkan anak. Di dalam kitab veda yang membicarakan proses samskara ( upacara ), diuraikan bahwa pernikahan sebenarnya bukan untk kenikmatan indria. Pernikahan bukan hanya untuk menikmati bersama lawan jenis di dalam hubungan kelamin tetapi untuk mendapatkan anak yang suputra. Kata putra berarti pum-nama narakam trayate dia yang membebaskan orang tua dari neraka. Dengan demikian, hanya anak yang suputra yang bisa memberikan kebebasan pada leluhur dari Neraka. Anak yang asu putra ( atau di dalam veda disebutkan mutra air kencing,) mereka tidak akan bisa membebaskan leluhur dari kehidupan neraka tapi malahan sebaliknya, mereka hanya akan menjerumuskan diri mereka ke neraka. Putra dan Mutra berasal dari sumber yang sama, kalau putra tidak menjadi su-putra maka mreka tidak berbeda dengan Mutra. Jadi ada uraian waktu dimana seseorang mestinya berhubungan kelamin antara suami istri. Tidak di setiap waktu dan dimana mana semau mereka seperti binatang di jalanan. Manusia mempunyai kecerdasan lebih dari binatang karena itu mereka mestinya mengikuti aturan sastra. Misalnya kalau ingin mendapap putra yang baik, hendaknya purnama dan tilem, empat hari sebelum purnama tilem, sandi kala, pagi hari ,siang hari hendaknya dihindari untuk hubungan kelamin. Selain itu, ketika sang istri datang bulan, ketika mengandung, selama enam bulan setelah melahirkan atau di hari hari suci seperti sivaratri dan lain lain juga hendaknya dihindari kalau seseorang ingin mendapatkan anak yang suputra. Jika sseorang ingin mendapatkan keturunan laki laki atau perempuan, prosedur juga diuraikan di dalam samskara sastra. Sebelum membuahi kandungan, pasangan suami istri mesti mengikuti upacara garbhadana samskara sesuai uraian samskara. Di beberapa tempat di daerah India selatan, masih ada beberapa golongan brahmana yang melakukan yajna unutk mendapatkan putra yang merupakan anugrah sri Visnu dengan melakukan satu bulan yajna dan vrata. Banyak dari mereka yang berhasil dan mendapatkan putra yang memiliki lambang cakra atau gada dan padma secara alami pada bagian tubuh anak mereka. ini merupakan bukti dari kekuatan samskara yajna. kemudian samskara sastra juga menguraikan proses yajna dan beberapa vrata

untuk mulai memperkenalkan kesadaran ketuhan kepada anak anak. Bukan hanya kepada bayi tetapi bahkan kepada anak yang masih ada di dalam kandungan sekalipun. Prahlada maharaj, penyembah agung Sri Narasimha mendapat ajaran ketuhanan sejak berada di dalam kandungan. Srima Bhagavatam menguraikan kaumra caret prjo dharmn bhgavatn iha durlabha mnua janma tad apy adhruvam arthadam Orang yang cukup cerdas, hendaknya mengunakan bentuk badan manusya sejak awal dari kehidupannya, dengan kata lain sejak masa kanak kanak, untuk mempraktiskan proses pengabdian suci kepada tuhan dan meningalkan kegiatan lain yang material. Hidup manusya sangat jarang sekali dicapai. Meskipun badan ini bersifat sementara seperti badan badan di dalam makhluk lain, namun ini sangat berguna karena di dalam badan manusya seseorang mampu melakuakn pengabdian kepada tuhan. Meskipun hanya sedikit keinginan yang tulus untuk melakukan pengabdian suci, itu akan memberikan kesempurnaan kepada seseorang. Karena itu, ketika seorang ibu mengandung, sastra menganjurkan supaya mereka mendengarkan ajaran ajaran yang suci sehinga kesadaran anak nanti juga akan di sucikan sehinga akan mudah untuk mencerna filasafat ketuhanan dan keberadaanNya. Sangat dianjurkan supaya seorang ibu yag mengandung untuk menghindari mendengar hal hal buruk seperti saat ini menonton film film yang kriminal dan seram seram yang berhubungan dengan kejahatan karena itu akan mempengaruhi kesadaran si bayi. Setelah anak lahir, ada upacara yang disebut dengan nama karana, yaitu upacara pemberian nama kepada si bayi. Berdasarkan samskara sastra, pemberian nama kepada bayi sangat penting karena nama berpengaruh besar pada orang bersangkutan dan disekitarnya. Misalnya karena nama sesoarng bisa berbudi luhur atau sebaliknya. Karena itu nama hendaknya diberikan berdasarkan pengaruh naksatra ( bintang yang mempengaruhi). Ada dua puluh delapan naksatra. Nama depan anak tersebut hendaknya diberikan sesuai dengan kecocokan hurup yang dianjurkan di dalam setiap naksatra. Misalnya naksatra Asvini, silable yang mendukung adalah, cu-ce co-la, maka nama anak hendakya berawal dengan salah satu dari kata tersebut. Jika pemberian nama diberikan berdasarkan naksatra tersebut, maka paling tidak akan mengurangi pengaruh buruk dari dari beberapa planet yang tidak mujur yang mempengaruhi kelahiran si anak. Sudah tentu, ini tidak akan terjamin seratus persen akan terbebas dari hal buruk tetapi paling tidak beberapa persen. Oh, ini sangat sulit untuk kita lakukan. Seseorang mungkin akan berargument seperti itu. Ok, kalau sulit dan tidak bisa melakukan, maka jangan salahkan sastra Veda tidak memberikan kita tuntunan yang bisa dipraktekan. Untuk mencapai sesuatu yang mulia perlu usaha yang keras. Prinsip dasar ekonomi yaitu mendapatkan barang berkualitas bagus dan berharga dengan usaha seminimum dan harga semurah mungkin sama sekali tidak berlaku paling tidak di dalam kehidupan rohani. Pernyataa barang berqulitas denga harga murah ini baru kita bisa bilang hanya teory tetapi di dalam prakrek merupakan hal yang mustahil.

Kemudian memilih tempat tingal, Veda memberikan kita sastra berupa Vastu sastra yang memberikan kita tuntunan dimana kita harus membangun bangunan tertentu. Misalnya dapur harus terletak di bagian tengara pekarangan, kolam, sumur dan tempat suci di bagian timur laut, tempat mandi atau toilet di bagian barat daya dan tempat tingal di bagian barat dan lain lain. Di dalam ruangan, hendaknya jangan meneruh benda berat seperti almari, meja dan lain lain di bagian timur laut dan barat daya karena itu bisa menyababkan sakit kepala yang berlanjutan atau bisa stress. Di tengah tengah pekarangan hendaknya kebun atau paling tidak kosong. Dan masih banyak lagi mengenai pembangunan yang diuraikan di dalam vastu sastra. Pengobataan, didalam sastra Veda kita punya Ayur Veda dan yoga asana untuk menjaga kesehatan. Para kaviraj ( ahli ayur Veda ) mampu mengenali penyakit hanya dengan mendeteksi gerakan pembuluh di tangan tanpa melakukan extra sinar laser untuk mendeteksi. Penyebab dari penyakit adalah ketidak seimbangan antara tiga unsur utama di dalam badan ( vata, kapha pita ). Dengan mendeteksi ketidak semibangan dari ketiga unsur ini dan menetrealkannya maka tanpa operasi seseorang bisa disembuhkan dari berbagai penyakit. Hanya perlu bahan bahan obat yang alami untu menetralisir ketidak seimbangan 3 unsur tersebut atau dengan gerakan gerakan asana tertentu dan beberpa larangan khususnya makanan yang mesti diikuti. Mengenai Pernikahan yang cocok, kita punya jyoti sastra yang akan meberikan study banding apakah lelaki ini sesuai dengan wanita yang akan dikawini atau tidak. Paling tidak tidak akan ada perceraain. Itu yang paling penting di dalam tradisi Veda. Karena itu, karena secara umum di dalam tradisi veda menikah berdasarkan kesesuaain pengaruh kelahiran, maka kita tidak pernah mendengar adanya perceraain di dalam kisa kisah di dalam purana maupun di dalam itihasa. Bahkan sampai sekarang, di India, khususnya di daerah pedalaman yang masih kuat mengikuti tradisi Veda, tidak ada istilah perceraain diantara suami dan istri. Ini karena mereka menikah dengan orang yang sejalan berdasarkan hari lahir mereka yang berdasarkan pengecekan para ahly jyoti sastra. Untuk ketrampilan, veda juga menyajikan kita Silva sastra di mana seseorang bisa mengenali bahan bahan yang cocok untuk patung dll. Khususnya untuk bahan arca ( pratima ) yang akan di puja di dalam pura atau kuil, para ahli silva sastra mengetahui batu yang mana yang bisa dipakai dan yang mana hendaknya tidak dipakai. Ilmu pertanian semuanya tercantum di dalam Kresisastra ( ilmu pertanian ). Kapan dan jenis tanaman apa yang cocok di tanam sesuai dengan jenis tanah. Semua apara Vidya yang kita bicarakan hanya sekedar kata pengantar yang sangat sederhana tentang keluasan dan keluesan Veda. Ada 64 jenis apara vidya dimana setiap vidya membicarakan berbagai hal berhubungan dengan kehidupan seseorag yang seseuai dengan posisi seseorang di dalam masyarakat. Kami di dalam Varnasrama research team ( VRT ) yang saat ini base di India selataan baru memulai research di dalam berbagai hal di berbagai tempat di India dan di Indonesia dan beberapa tempat di Kamboja sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu dan sampai saat ini masih aktiv. Dan kita berharap akan ada bermunculan orang orang atau kelompok untuk bekerjasama di dalam hal ini. Untuk ini, paling tidak doa dan restu serta dukungan saudara saudara kita dari umat pengikut veda yang bisa menyemangatkan kegiatan ini. Setelah berbicara berbagai penetahuan apara vidya, kita hendaknya Tidak terlalalu masuk kedalam apara vidya dan melupakan para Vidya. Tujuan utama para Vidya adalah Moksa

atau pembebasan dari kesengsaraan di dunia material ini dan menccapi alam tuhan yang oenuh dengan pengetahuan, kekal dan penuh kebahagian. Tujuan hidup beragama ( dharma ) adalah moksa bukan uttuk tingal di dunia ini karena dunia ini sendiri tidak kekal adanya. Sastra Veda menguraikan di dalam setiap jaman memiliki proses tersendiri untuk mencapai kesempurnaan hidup, Moksa. Di jaman kali yuga ini, proses mengucapkan nama nama suci tuhan sangat di anjurkan. Om sya jnanto nma cid vivaktana mahas te visno su-matim bhajmahe ta kalian semua hendaknya mengerti bahwa nama suci Visnu adalah bersifat rohani karena itu engkau hendaknya mengucapkan nama suci tersebut bersama sama. Oh Visnu! Kami memuja doa ini kepada annda yang agung. ( Rg Veda, _01.156.03.2{26}) Di dalam kali santrana upanisad juga diurakan, iti sodasakam nmnm kali-kalmasa-nsanam ntah parataropyah sarva-vedesu drsyate setelah menelusuri di berbagai bagian di dalam kitab suci Veda, seseorang tidak akan menemukan kegiatan yang lebih mulia yang mampu menghancurkan pengaruh buruk jaman kali selain dari pengucapan nama suci. Dan yang paling jelas adalah pernyataan di dalam bhagavata purana sebagai berikut: kaler dosa-nidhe rjann asti hy eko mahn gunah kirtand eva krsnasya mukta-sangah param vrajet Jaman kali adalah lautan dosa tetapi ada satu sifat baik hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Krsna ( Sri Visnu ), seseorang akan mencapai moksa ( mukta-sangah param vrajet). Ada berbagai prose untuk mencapai pembebasan tetapi di jaman kali yuga ini, sat satunya jalan yang dianjurkan oleh saastra adalah pengucapan nama suci Sri Visnu. ( Srimad Bhgavata Purana 12.3.51 ) Jadi berdasarkan beberapa uraian di atas, kita tidak perlu meragukan lagi bahwa veda merupakan ilmu yang membumi yang memberi tuntunan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan dan benar beanar mengahrapkan kesejahtraan makhluk khususnya umat manusya, baik di bumi ini maupun di dunia sana. Veda tidak hanya memberikan filasat untuk diperdebatkan tetapi memberikan teori untuk dipraktekkan. Setelah mendapatkan teory dari Veda, sekarang tersrah kepada kita. Apakah kita bisa dan mau melakukan atau tidak. Ketika seseoang terkena tengorokan kering, dokter menganjurkan jangan makan makanan

yang di goreng dan harus minum air banyak. Tetapi kalau kita tidak bisa menghindari gorengan dan tidak suka minum air banyak banyak, jangan salahkan dokter dan bilang diketer ii tidak tahu apa apa makanya saya tidak pernah sembuh. Kalau karena kita tidak mampu melakukan anjuran veda, maka jengan salahkan veda dan menklaim Veda yang tidak lengkap.

Om Tat Sat Om Namo Bhagavate Vsudevya

Artikel ini bukan berarti membenarkan pendapatku


Kurangi makan daging Minggu, 7 September 2008 | 11:54 WIB LONDON, MINGGU - Salah satu isu yang masih hangat pada 2008 ini adalah perubahan iklim. Bergulirnya isu tersebut membuat orang di dunia berbondongbondong memperbaiki gaya hidupnya. Perubahan iklim telah menyebabkan kerusakan alam yang miris, seperti mencairnya es-es abadi di Kutub Utara. Sejumlah ahli di dunia bahkan memprediksi lapisan es abadi di Kutub Utara mungkin hilang sama sekali tahun ini. Jika kondisi tersebut benar-benar terjadi, kenaikan muka air laut akibat pencairan es besar-besaran tidak dapat dicegah. Banjir mengancam kawasan pesisir seluruh dunia. Kenaikan suhu atmosfer juga ditengarai memicu badai makin sering dan kuat sehingga meningkatkan risiko ancaman kerusakan. Untuk mencegah hal tersebut bisa dilakukan dengan sederhana asal disadari semua orang. Pakar iklim dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), salah satu badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Rajendra Pachauri, berhasil menemukan hal yang sangat sederhana untuk memperlambat efek perubahan iklim di dunia. Menurut dia, mengurangi konsumsi daging dapat mereduksi efek tersebut. Dia mengatakan setiap orang harus rela meluangkan satu hari dalam seminggu, hidup tanpa asupan daging. "Jangan makan daging satu hari dalam satu minggu secara rutin, itu akan mereduksi efek tersebut," ujarnya. Pria vegetarian berusia 68 tahun itu menuturkan diet ini sangat penting karena akan mengurangi jumlah ternak. Sebab, menurut Badan Pangan Dunia (FAO), usaha peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca secara langsung sebesar 18 persen dari proses pengolahan hingga pemotongan serta gas buang ternak yang mengandung methan. Pengendalian ternak bakal memberikan dampak signifikan.

Berhemat dengan Vegetarian


Mengutip sumber dari kompas.com yang menuliskan bahwasanya sisi penghematan energi yang enggan dilihat orang, yakni menu makanan di piring. Kegemaran makan daging, kalau dirunut ke belakang, banyak menyumbang kerusakan lingkungan. Sebab, pemakaian energi untuk menghasilkan daging sangat besar. Produksi daging melibatkan indutri yang tidak mudah diajak memahami masalah energi dan lingkungan, kata Prasasto Satwiko, Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dalam Seminar Energi di UAJY, Rabu (11/6). Ia memaparkan, laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut industri daging, telur, dan produk hewani melepas gas 60 persen gas N2O (nitrogen) yang berbahaya di bumi. Peternakan menjadi sumber terbesar gas metana (sekitar 40 persen) yang juga berbahaya. Pemakaian energi untuk menghasilkan sepotong daging amatlah besar. Prosesnya dimulai dari menanam tanaman sebagai pakan ternak. Lantas ke urusan transportasi, pengolahan, operasional peternakan, penjagalan, pemrosesan pabrik, hingga pendinginan. Setiap tahap, setidaknya menimbulkan polusi dan gas rumah kaca. Sebagai ilustrasi, dibutuhkan 16 pon bijian untuk menghasilkan satu pon daging. Seorang pemakan daging melepas gas CO2 lebih banyak ketimbang mereka yang tidak mengonsumsi daging. Orang Indonesia beranggapan kalau kurang makan daging maka tubuh jadi lemas. Itu keliru karena tak ada teori yang membuktikan, katanya. Di Indonesia, kalau orang tidak makan daging lantas dianggap tidak keren. Padahal daging sumber penyakit. Di luar negeri, tren penyakit bisa berkurang karena kaum vegetarian semakin bertambah. Mari kita ikuti kearipan kuno Veda yang mengajarkan dan menganjurkan untuk hidup Vegetarian sehingga krisis energi di Bumi ini dapat teratasi Dikutip dengan perubahan dari:

www.kompas.com

Kenapa dianjurkan vegetarian?


Ada yang harus dimengerti kenapa harus vegetarian? Kadang sering orang bertanya, Kenapa kamu harus vegetarian? Kejadian biasa dan lumrah karena mereka kurang dan kering pengetahuannya. Budaya hidup vegetarian sudah berkembang dan menjadi tradisi di kalangan Hindu berdasarkan pada ajaran Veda yang menganjurkan ahimsa. Bagaimana dengan agama

lain? Biasanya dengan PD-nya orang dari agama non-Hindu mengejek pola hidup vegetarian. Tahukah mereka kalau ternyata dalam kitab sucinya juga menganjurkan vegetarian? Berikut ini kutipan dari Injil, sebagai sumber ajaran dari agama Kristen yang menganjurkan vegetarian. (Kejadian 1:29) Berfirmanlah Allah: Aku telah menyediakan segala jenis biji-bijian padi dan segala macam buah untuk kamu makan; tetapi untuk binatang-binatang liar dan untuk semua burung, saya telah menyediakan rumput dan tumbuh-tumbuhan berdaun sebagai makanan mereka. (Kejadian 9:4) Kamu tidak boleh makan daging yang berdarah sebab kehidupan berada dalam darah. Tuhan bersabda: Siapa yang menyuruh kamu memotong sapi dan kambing untuk dipersembahkan kepada-KU. Bersihkanlah dirimu dari darah yang tidak berdosa ini, sehingga Aku dapat mendengarkan doamu, jika tidak Aku akan memalingkan muka-KU sebab tangan-tanganmu penuh dengan darah, bertobatlah supaya Aku mengampunimu. Paulus, murid Yesus menyampaikan dalam (Roma 14:21) Yang baik itu tidak makan daging juga tidak minum anggur. (Gelatia 6:7) Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tunai Secara kedokteran: Menurut Dr. G. S. Huntingen dari Universitas Coulumbia menjelaskan perbedaan struktur pencernaan antara karnivora dengan herbivora dan manusia adalah golongan Herbivora. Daging banyak mengandung protein urokinase dan urea yang menambah beban ginjal dan dapat merusak fungsi ginjal. Pada 1 pon daging terdapat 14 gram protein urokinase. Jika sel-sel hidup ditempatkan dalam protein urokinase, maka fungsi metabolisme sel menurun. Daging juga kekurangan serat dan dapat sebagai awal penyebab kangker usus tbal dan hemorrhoid (ambeien). Kolestrol dan lemak jenuh dalam daging sebagai penyebab penyakit jantung yang merupakan penyebab kematian terbesar di Amerika dan Formosa. Dengan membakar datau memanggang daging dapat menimbulkan zat kimia Methylcholanthrene yang sangat kuat merangsang kanker. Eksperiment telah dilakukan pada tikus dan menunjukkan terjadinya tumor tulang, kanker darah dan kanker perut. Dr, Miller seorang ahli bedah di Amerika menyelidiki tentang diet makan tikus. Dua kelompok tikus dipisahkan. Yang 1 hanya diberi makanan vegetarian dan yang lain sebaliknya. Dari hasil pengamatan, pertumbuhan tikus rata-rata sama tetapi umur tikus yang vegetarian jauh lebih panjang dan lebih tahan terhadap penyakit. Jadi, kenapa anda masih menjadikan perut anda sebagai kuburan?

7 Alasan Jadi Vegetarian


Ada banyak alasan seseorang memilih menjadi vegetarian. Salah satunya mungkin sama atau malah menginspirasi Anda. 1. For Animals Sake Anda penyayang binatang? Ini bisa jadi salah satu alasan menjadi vegetarian. Banyak orang memutuskan menjadi vegan karena tak tega melihat binatang disembelih untuk dimakan. Inilah alasan etika yang banyak digembargemborkan orang-orang Barat. 2. Hidup Lebih Berwarna Sayur dan buah memiliki banyak warna. Semakin berwarna semakin sehat makanan Anda. Misalnya, sayur dan buah berwarna oranye dan hijau, kaya akan beta karoten. Manfaatnya, tak hanya ampuh menangkal radikal bebas, tapi juga menjauhkan tubuh dari sel kanker. Sementara, sayur dan buah berwarna kemerahan, kebiruan dan keunguan seperti plums, ceri, paprika, blueberry, dan kedelai hitam, mengandung antisianin. Manfaatnya, mencegah proses oksidasi yang terjadi secara dini dan menimbulkan penyakit degeneratif. 3. Sehat Lebih Lama Dengan menjadi vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Kita tahu, lemak hewani merupakan sumber kolesterol yang jadi salah satu pemicu penyakit jantung dan kanker. Selain itu, tubuh juga akan mendapat banyak serat dari sayuran dan buah. Bahan makanan ini sumber antioksidan yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh. Oh ya, meski hanya mengonsumsi sayuran, buah dan kacang-kacangan, tak perlu takut terkena osteoporosis. Asupan kalsium bisa dicukupi dari kacang-kacangan, tempe, tahu, susu kedelai dan sayuran berwarna gelap seperti bayam dan brokoli. 4. Berat Badan Stabil Karena asupan lemak dari hewani berkurang, Anda tak perlu lagi takut kegemukan. Namun, jangan takut kelaparan juga. Makanan sehat seperti sayursayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-buahan cukup kok memenuhi semua kebutuhan tubuh. Bahkan bisa membantu Anda mendapatkan berat tubuh ideal. Dengan rajin makan sayur dan buah, otomatis tubuh kita mengonsumsi banyak serat. Dijamin, pencernaan akan lancar dan racun-racun di tubuh pun bisa keluar setiap hari. 5. Hemat Kita tahu produk daging dan olahannya termasuk bahan makanan yang harganya mahal. Mengurangi konsumsi daging dan menggantinya dengan sayuran dan kacangkacangan, artinya Anda telah menghemat pengeluaran belanja harian atau jatah uang makan siang. Coba bandingkan ketika Anda makan di warung makan dengan mengunakan daging sebagai lauk dan menggunakan tahu atau tempe sebagai

lauk. Pengeluaran Anda pasti jauh beda. 6. Cegah Global Warming Jangan kaget dulu, apalagi tertawa! Fakta yang diungkap FAO tahun 2006 menjelaskan bahwa daging merupakan komoditi penghasil emisi karbondioksida paling tinggi (20%). Ini bahkan melampaui jumlah emisi gabungan dari semua kendaraan di dunia. Kok bisa? Ternyata industri ternak telah menghasilkan 9% racun karbondioksida, 65% nitrooksida, dan 37% gas metana. Selain itu, industri ternak juga memerlukan banyak energi untuk mengubah ternak menjadi daging siap konsumsi. Untuk memproduksi 1 kg daging saja misalnya, dihasilkan emisi karbondioksida 36,4 kilo. Wah! 7. Save Energy Saat ini krisis energi dan pangan merebak ke seantero muka bumi. Ingin hemat energi? Salah satunya dengan menjadi vegetarian atau setidaknya kurangi sumber makanan hewani. Seperti dijelaskan di atas, bahan makanan hewani membutuhkan lebih banyak konsumsi energi dalam produksi dan suplainya dibanding makanan nabati. Menurut U.S. Geological Survey, untuk membuat satu tangkup hamburger, misalnya membutuhkan setidaknya 1.300 galon air. Jadi, tidak heran jika produk pangan hewani dan junk food memerlukan lebih banyak energi dibanding dengan mengolah sayuran, buah dan beras.

Vegetarian, Hidup Sehat dengan Makanan "Jadi-jadian"


MAKANAN jadi-jadian atau palsu, apa itu? Maksudnya, makanan yang terbuat bukan dari bahan dasar aslinya. Empal daging, misalnya, bukan irisan daging sapi yang digoreng, tetapi empal dari sejenis jamur ditambah ramuan bahan lain sehingga tekstur dan rasanya menyerupai daging sapi yang dibuat empal. Penganan semacam itu sudah biasa bagi kalangan vegetarian, mereka yang hanya mengonsumsi bahan pangan dari nabati. Akan tetapi, belakangan masakan semacam itu sudah akrab bagi telinga mereka yang nonvegetarian. Namanya juga makanan palsu, tentu rasanya berbeda dengan makanan dari bahan yang asli. Namun jangan salah, jika pandai mengolahnya, makanan jadi-jadian juga bisa selezat aslinya. Tak percaya? Coba saja datang ke restoran penyaji menu vegetarian di Jakarta dan sekitarnya yang jumlahnya kian bertambah. Restoran vegetarian biasanya menawarkan aneka menu selayaknya restoran pada umumnya. Seiring semakin berkembangnya inovasi menu vegetarian, restoranrestoran khusus ini tak hanya menyediakan makanan jadi-jadian serupa ayam dan daging sapi. Sekarang malah banyak yang menyajikan menu dari udang, cumi, ikan, dan daging kambing yang tentu saja semuanya serba jadi-jadian. Kembali soal rasa, ada yang benar-benar mirip dengan bahan aslinya. Contohnya

sate ayam Madura sajian Restoran Tehe Vegetarian. Sate ayam yang disajikan panas-panas dengan bumbu sambal kacang sungguh mengundang selera. Sate ini pernah kami sajikan kepada tiga presiden, Gus Dur, Ibu Mega, dan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Mereka menyukai sate ini, tutur Suharjo, pemilik Tehe Resto Vegetarian. Lain lagi di Restoran Loving Hut di Plaza Semanggi yang juga terdapat di California, Amerika Serikat; Taiwan; dan Jepang. Resto ini menyajikan ragam masakan Indonesia yang sudah kita kenal. Sebut saja seperti soto Kudus, mi Bandung, nasi timbel, nasi goreng ikan asin, sate, sampai pepes. Beberapa jenis masakan merupakan masakan China ala Schezuan. Semua masakan itu tentunya dimodifikasi. Semua unsur hewani pada menu asli diganti menjadi nabati. Materi yang serupa daging hanyalah daging jadi-jadian alias bukan daging sungguhan. Menu sambal goreng kentang dengan suwiran daging ternyata dagingnya merupakan kaki jamur. Segala daging-dagingan ini rasanya sangat menyenangkan, cenderung ringan dan tidak cepat bikin enek. Begitu pula dengan jus. Tak cuma jus buah, tetapi juga jus sayur. Jenis sayur yang dijus mungkin tak mengundang selera, misalnya mengandung bit, bayam merah, sampai brokoli. Sayur-mayur itu dikombinasi dengan buah, seperti pisang atau nanas. Rasanya? Sungguh mengejutkan. Tak ada rasa aneh atau bau sayur sama sekali, sangat menyegarkan dan drinkable (layak minum). Paling tidak, penganan hewani jadi-jadian ini akan lebih mudah diterima vegetarian pemula dan kalangan nonvegetarian. Adapun pelaku vegetarian sejak lama boleh jadi sudah tak perlu lagi citarasa hewani semacam itu. Apa pun pilihan menu vegetariannya, yang pasti masakan di resto-resto ini lebih menyehatkan dan ramah lingkungan pastinya.... (SF/TRI)

Bila Si Kecil Vegetarian


JIKA anak Anda vegetarian penting sekali meyakinkan bahwa dia sebaiknya mengonsumsi makanan yang bervariasi, seimbang dan makanan yang sehat. Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda pakai untuk pedoman menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat : * Untuk anak usia hingga setahun, Air susu Ibu atau susu kedelai formula yang difortifikasi merupakan sumber nutrisi utama yang wajib diberikan. * Jangan membatasi diet lemak untuk anak-anak usia di bawah 2 tahun. * Anak-anak harus banyak minum susu atau minuman/makanan pengganti lain yang sudah difortifikasi dengan kalsium, protein, vitamin D dan riboflavin sehingga kebutuhan vitamin dan mineral terjamin.

* Berikan anak suplemen vitamin B12 jika tidak ada bahan makanan hewani yang bisa dikonsumsi. * Pastikan anak Anda mendapatkan zat besi yang memadai dari banyak makanan seperti bayam, sereal, jus, atau kacang-kacangan. Source : US National Library of Medical

Anda mungkin juga menyukai