Anda di halaman 1dari 5

(†)

Teman-teman separoki, lingkungan ABC, Wilayah XYZ yang terkasih


didalam Yesus, pada malam hari ini saya akan membawakan Thema
“Riwayat Rasul St. Thomas.”
Ya, benar. Riwayat Rasul St. Thomas, yang adalah salah seorang murid
Yesus dari yang ke dua belas orang itu. Dia tidak menulis, sehingga tidak
ada namanya dalam alkitab sebagai penulis seperti Petrus, Matius
ataupun Yohanes. Ada beberapa tulisan yang menggunakan nama
Thomas, tetapi setelah diselidik ternyata palsu. Thomas juga bukan
merupakan ‘orang lingkaran dalam’ dari murid-murid Yesus; yang
adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes. Namanya tidak banyak disebut.
Tetapi sejarah mencatat hal dibawah ini.
Gereja kita adalah gereja yang mendasarkan riwayat sesungguhnya dan
ada sejarahnya benerannya. Bukan mitologi yang tidak ketahuan asal
muasalnya.

Murid Yesus ada 12 Orang, diantaranya ada tiga yang termasuk dalam
lingkaran dalam, Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang paling dekat dan
selalu ikut Yesus kemanapun Dia pergi. Dan diluar itu ada lagi ‘lingkaran
luar’ sejumlah 70 orang, baca Lukas 10, murid-murid yang diutus Yesus
pergi berdua-dua.
Thomas atau disebut juga sebagai Didimus, yang berarti Twin/kembar,
adalah seorang nelayan pembantu, ia tidak memiliki perahu sendiri
seperti Petrus dan Andreas, dan kita juga tidak tahu siapa saudara
kembarnya. Hidupnya hanya pas-pasan saja, ini yang menyebabkan dia
selalu hidup berhati-hati, pesimis dan cepat menyangka hal-hal yang
buruk, tetapi dia adalah seorang pemberani, dia yang berani dengan
tegas mengajak untuk menemani Yesus kembali ke Yudea dalam
peristiwa Lazarus, kakak Martha dan Maria, yang meninggal, padahal
Yesus meninggalkan Yudea karena ingin ditimpuki batu oleh
masyarakat disitu.
Dan dia juga terkenal polos, ngomong apa adanya, maka ia berani
bertanya kepada Yesus pada malam perjamuan akhir: “Kami tidak tahu
kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan kesitu?”
Pertanyaan ini yang menyingkap rahasia Allah Tritunggal yang Yesus
ungkapkan: “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tak seorang pun
datang pada Bapa tanpa melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa Ku.” (Yoh 14: 6-7)
Sikap ragu-ragu Thomas tampak jelas di dalam sikapnya terhadap
penampakan Yesus setelah kebangkitan Nya. “Sebelum aku melihat
bekas paku pada tangan Nya dan sebelum aku mencucukan jariku
kedalam lambung Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
St. Agustinus menulis: Dalam pengakuannya dengan menjamah luka
Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita
percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya yang lain. Matanya
memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui ke Allah an
Yesus, sehingga dengan polos dan gembira ia dapat berseru: “Ya
Tuhanku dan Allahku.”
Kepadanya Yesus bersabda: “Karena engkau telah melihat Aku, maka
kau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya.” Kata-kata Yesus ini masih valid sampai saat ini.

Dalam perjalanan dinas saya ke India, karena disana banyak tenaga ahli
IT – software, saya sempat bekunjung ke Basilika Santo Thomas (istri
saya berkata, jangan sia-siakan, kesempatan yang rare), dan katanya
dibawah altar gereja itu lah terdapat makam Santo Thomas, salah satu
murid Yesus yang berjumlah dua belas orang itu. Mengapa dia ada
disana, mengapa Thomas sampai ke India? Katanya dia meninggal
setelah ditombak karena menjadi penginjil selama 20 tahun, sekitar
tahun 60 an masehi. Dia menyebarkan ajaran kasih dalam beriman
kepada Yesus. Rupanya, setelah ia mengakui Yesus adalah Tuhan dan
Allah adanya, dia semakin mengasihi Yesus yang berarti ia pun
mengasihi sesama manusia, sehingga ia mau terlibat dalam
menyebarkan Kabar Bahagia, Kabar Kerajaan Surga, berjalan dari Siriah
sampai ke India dan menjadi berkat bagi orang-orang yang di injilinya.
Di India ada seorang raja yang di baptis oleh nya, dan disana juga dia
dikejar-kejar oleh orang-orang pribumi yang tidak suka kepadanya, dia
mati ditombak disana setelah > 20 tahun menyebarkan Kabar Baik.
Ditempat penginjilannya itu ada perkampung yang sekarang disebut
sebagai Yerusalem nya India berpenduduk sekitar 17 juta jiwa dan
sebagian besar beragama Kristen, di Inda bukan hanya Hindu ada juga
Kristen. Di bukit tempat dia meninggal itu telah di dirikan gereja oleh
orang-orang Portugis dan diselesaikan oleh orang-orang Ingris dalam
masa penjajahannya di India. Dibelakang gereja itu juga terdapat
semacam museum kecil yang menyimpan barang-barang peninggalan
dan relikwi dari St. Thomas, juga masih ada tulang dari tumit kakinya.
Sayangnya, saya tidak boleh mengambil foto disana, karena tidak
diijinkan.

Dari kisah St. Thomas diatas, teman-teman, dalam masa pandemic ini,
Keuskupan Angung Jakarta telah mencanangkan tahun ini sebagai
tahun refleksi dengan bertemakan Semakin Mengasihi, Semakain
Terlibat dan Semakin Menjadi Berkat.
Kita adalah orang-orang yang tidak melihat, tetapi kita percaya bahwa
Yesus adalah Tuhan dan beriman kepada Nya. Kita telah di selamatkan
oleh Tuhan, marilah kita bersama-sama merefleksikan diri kita, apakah
kita sudah sungguh-sungguh mengsihi sesama kita, terutama bagi
saudara-saudari kita yang mendapatkan kesusahan dalam masa yang
benar-benar sulit ini, apakah kita mau terlibat didalamnya untuk,
setidaknya, meringankan apa yang sedang dialami mereka, sehingga
dapat menjadi berkat bagi kehidupan sesama kita?
Mari kita refleksikan, dan mari kita ambil tindakan. Banyak agama yang
mengajarkan untuk berbuat baik demi mendapatkan keselamatan,
tetapi kita telah di selamatkan oleh Tuhan, dan seharusnya perbuatan
baik apa yang mesti kita lakukan sesuai dengan iman dan kepercayaan
kita.
Terima Kasih. Amin. (†)

Anda mungkin juga menyukai