Abstrak
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut: Pertama, bagaimana teori-teori umum mengenai keberadaan Yesus usia 12-30 tahun?
Kedua, bagaimana pemahaman guru PAK mengenai keberadaan Yesus usia 12-30 tahun?
Ketiga, bagaimana implementasi bagi guru PAK pada masa kini? Penelitian ini dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut: pertama menjelaskan teori-teori umum mengenai
keberadaan Yesus usia 12-30 tahun. Kedua, menjelaskan bagaimana pemahaman guru PAK
mengenai keberadaan Yesus usia 12-30 tahun. Menjelaskan pentingnya implementasi
pemahaman keberadaan Yesus usia 12-30 tahun bagi guru PAK dan masa kini. Metode yang
digunakan untuk menghimpun data dalam penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian
kepustakaan. Dengan mengumpulkan berbagai teori mengenai keberadaan Yesus usia 12-30
tahun dan menjadikan Alkitab sebagai tolak ukur penyajian data yang akurat. Sebagai orang
percaya tentu tidak mempercayai Yesus pergi ke India, Pakistan, Cina dan Jepang. Sebenarnya
Injil kanonik sama sekali tidak bungkam. Injil kanonik cukup membantu memberi informasi
secara khusus kepada kita dan hal itu sangatlah singkat. Yohanes mengatakan bahwa (Yoh.
20:30-31). Usia Yesus pernah disebut beberapa kali oleh Injil Lukas yaitu ketika Lukas memberi
keterangan tentang Yesus (Luk. 2:40). Dari ayat ini, terlihat bahwa Yesus hidup dan besar
bersama kedua orangtua-Nya di kota Nazaret di Galilea sampai Ia berusia 30 tahun dan
melakukan pekerjaan pelayanan-Nya. Adapun hipotesis penelitian adalah apabila guru PAK
mempunyai pemahaman yang benar mengenai keberadaan Yesus usia 12-30 tahun, maka guru
PAK tidak terpengaruh dengan pendapat-pendapat yang salah mengenai keberadaan Yesus,
tetapi justru dapat membantahnya. Khususnya guru PAK dapat memberikan pemahaman yang
benar dan berkualitas, akurat kepada peserta didik. Berdasarkan penelitian di atas, adapun saran-
saran yang direkomendasikan adalah hendaknya seorang guru PAK menjadikan Alkitab sebagai
sumber yang akurat dalam memaparkan keberadaan Yesus dan setiap informasi mengenai
keberadaan Yesus yang dipaparkan oleh beberapa kalangan dari luar Kekristenan dapat diterima
namun sebaliknya itu dijadikan sebagai pengetahuan saja.
BAB II
PEMAHAMAN GURU PAK MENGENAI KEBERADAAN YESUS KRISTUS
USIA 12-30 TAHUN
1
Stephen tong, arsitek jiwa II (Surabaya: LRII, 2008), 10
kalangan liberalisme2 menciptakan berbagai perspektif atau paradigma tentang Yesus yang lebih
bersifat spekulasi dan mitos dari pada bersifat historis. Misalnya yang terjadi pada kitab
apokripa, dan beberapa tulisan lain, yakni kitab-kitab yang tidak diakui kebenarannya oleh
kanonik.
Deshi Ramadhan mengatakan bahwa “keinginanan untuk melengkapi bahan-bahan yang
kurang lengkap seperti ini, serta proses untuk mencari jawaban atas penyebab kesengsaraan
Yesus, akhirnya mendorong terbitnya berbagai tulisan “Injil” tentang Yesus” 3
Dari seluruh rangkaian kisah-kisah yang dihasilkan, bukan saja kisah 18 tahun kehidupan
Yesus yang tidak dikisahkan dalam Alkitab, tetapi juga tahun-tahun yang lebih awal yaitu kisah
kehidupan Yesus pada waktu kanak-kanak. Mulai dari kisah-kisah di dalam Al Tufiliyah, kitab
apokripa yang muncul dan memiliki pengaruh yang besar pada masa kini. 4
Kitab Al-Tufiliyah
Kitab Al-Tufilyah merupakan salah satu kitab Injil yang membahas tentang kehidupan
masa kanak-kanak Yesus. Kitab Injil ini ditulis tidak lebih dari abad ke 5 M, dan Injil ini
menceritakan sejumlah peristiwa ajaib yang diperbuat oleh Yesus ketika Ia masih kanak-kanak.
Adapun sejumlah peristiwa yang dicatat di dalam Injil ini adalah:
a. Pada waktu bayi, ketika Yesus berada dalam gendongan Maria, tiba-tiba Yesus berbicara
kepada Maria, Akulah Yesus, Putra Allah, Firman yang engkau lahirkan menurut
perkataan malaikat itu. Maria terkejut dengan perkataan yang disampaikan oleh Yesus
karena Yesus masih sangat kecil dan belum bisa untuk berbicara.
b. Air yang digunakan untuk memandikan Yesus ternyata berkhasiat untuk menyembuhkan
seorang gadis dari sakit kustanya.
c. Dalam perjalanan ke Mesir, ketika Yusuf, bersama Maria dan Yesus bertemu dengan
segerombolan penjahat yang dipimpin dua orang pencuri bernama Titus dan Dumachus
(Dismas). Titus membuat Damachus menjadi marah oleh karena Titus membiarkan
keluarga itu untuk melanjutkan perjalanan mereka. Titus kemudian memberikan imbalan
berupa uang kepada temannya sebedar 40 drachma. 5 Dari peristiwa itu, Yesus kemudian
menyampaikan kepada Maria bahwa 30 tahun yang akan datang, Ia akan disalibkan di
antara dua orang penjahat. Penjahat yang membela Yesus bersama orangtua-Nya akan
terangkat ke sorga karena kebaikannya.
d. Setelah mereka pergi dari para perampok itu, Yesus bersama kedua orang tua-Nya
berhenti di bawah sebuah pohon korma. Yesus kemudian membuat mujizat dengan cara
mengeluarkan air dari pohon Kurma tersebut dan Maria ibu-Nya mencuci baju Yesus.
Dari perasan baju Yesus ada wangian Balsem.
e. Diceritakan juga bahwa sejumlah anak-anak di Mesir tidak mau bermain dengan Yesus.
Mereka bersembunyi dari-Nya. Yesus lalu membuat mujizat dengan mengubah mereka
menjadi kambing-kambing berumur 3 tahun. Karena kasihan pada mereka Yesus lalu
mengubah mereka kembali menjadi anak-anak dan mereka akhirnya mau bermain dengan
Yesus.
2
Liberalism adalah sebuah pandangan yang tidak berdiri atas dasar kebenaran alkitab, pandangan ini menghendaki
seseorang dapat bertindak dengan bebas tanpa ada batasan dalam hidupnya.
3
Deshi Ramadhan, Menguak Injil-Injil Rahasia, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), 24
4
H.R. James, The Apocriyphal New Testament (Oxford: The Clarendon Press, 1955), 24
5
Drachma adalah mata uang yang nilainya hamper sama dengan satu dinar, yang digunakan di Yunani dalam
beberapa periode sejarah. Uang kuno Yunani yang banyak beredar diberbagai kota negara kuno Yunani dan dipakai
sekitar 10 abad, dari zaman Yunani kuno sampai periode klasik dan pada masa Romawi.
Dari pemaparan kisah kanak-kanak Yesus dalm Injil Al-Tufuliyah terlihat bahwa serangkaian
peristiwa ajaib sudah dilakukan oleh Yesus pada waktu Ia masih kecil dan kehidupan-Nya yang
tetap ada di dalam asuhan Yusuf dan Maria selaku orangtua-Nya.
Kitab Apokrifa
Pseudo Gospel of Matthew (Injil Palsu Matius)
Secara umum injil ini menceritakan kisah kehidupan Yesus ketika Ia berada di Mesir.
Injil Matius ini, ditulis kurang lebih sekitar abad ke 8 atau 9 M. Penulis Injil ini juga
memaparkan serangkaian mujizat yang telah dilakukan oleh Yesus pada waktu kanak-kanak:
1. Dalam pasal 14:1-2 diceritakan bahwa ketika Maria melahirkan Yesus, Maria
memindahkan Yesus ke dalam palungan yang ada di sebuah kandang dan seketika itu ada
seekor sapi, keledai dan hewan-hewan tunduk menyembah Yesus yang baru lahir.
2. Dalam pasal 18:1 diceritakan bahwa di Mesir,Yesus tidak merasa takut dengan naga-naga
yang berada di dalam gua. Yesus kemudian mengusir naga-naga itu sehingga Yusuf dan
Maria dapat beristirahat dengan tenang di dalam gua tersebut.
3. Dalam pasal 20:1-2 diceritakan bahwa di sebuah gurun panas di Mesir, Yesus
memerintahkan sebuah pohon kelapa untuk merunduk dan memberikan buahnya kepada
Maria. Dan pohon kelapa itu pun taat. Setelah itu Yesus memerintahkan agar pohon
kelapa itu tegak kembali, dan pohon itu taat lagi. Yesus lalu memerintahkan agar akar
pohon itu mengeluarkan air sehingga dapat diminum dan hal itu terjadi.
4. Dalam pasal 22:1 diceritakan bahwa dalam perjalanan, Yusuf bersama Maria mengalami
dehidrasi yang hebat, sehingga Yesus mepercepat langkah Yusuf dan Maria untuk cepat
tiba di kota Hermopolis dengan mempersingkat perjalanan mereka dari 30 hari perjalanan
menjadi 1 hari perjalanan.
5. Dalam pasal 22:2-24 diceritakan bahwa gubernur, imam-imam dan seluruh masyarakat
yang ada di kota Hermopolis sujud menyembah Yesus, Maria dan Yusuf. Hal ini
dikarenakan ketika Yesus dan kedua orangtuanya memasuki kota Hermopolis, 365
berhala yang ada di dalam kota itu roboh dan menjadi hancur seketika.
6. Setelah semua peristiwa yang terjadi itu, malaikat memberitahu Yusuf supaya segera
kembali ke Mesir karena Herodes telah mati (22-25).
Injil ini merupakan usaha untuk menjadikan Injil kanak-kanak Yakobus dan Tomas
menjadi satu kesatuan sehingga memiliki dampak dan pengaruh yang besar. Hal ini dikatakan
oleh Herlinto, “pengaruh Injil Matius dalam tradisi Gereja yaitu terbitnya pemahaman-
pemahaman yang lain terhadap kehidupan Yesus pada masa kanak-kanak seperti Injil kanak-
kanak (Arabic Infancy Gospel) yang memuat mujizat yang dilakukan Yesus pada masa kanak-
kanak dan Injil Arab ini merupakan sumber cerita tentang Yesus yang membuat burung dari
tanah liat, yang kemudian dikutip dalam Alquran.” 6 Dan kisah itu dipercaya hingga sekarang
oleh kalangan muslim.
6
Herlianto, Menggugat Yesus (Bandung: Kalam Hidup, 2008),194
1. Dalam pasal 2:1 diceritakan bahwa Yesus begitu ajaib mengumpulkan air dari sungai
yang dangkal menjadi kolam yang besar dan kemudian memurnikan air tersebut dengan
kata-kata-Nya.
2. Dalam pasal 2:2-5 diceritakan bahwa Yesus membuat burung pipit dari tanah liat menjadi
hidup pada hari sabat. Kemudian Yesus membuat burung-burung itu terbang dengan cara
Yesus hanya bertepuk tangan.
3. Dalam pasal 3:1-3 diceritakan bahwa anak laki-laki seorang penyalin kitab menjadi
marah dengan peristiwa pada hari sabat sehingga anak itu menjadi kering dan mati seperti
polion.
4. Dalam pasal 4:1-5,2 diceritakan bahwa ada seorang anak yang menabrak Yesus dan
Yesus membuat anak itu mati dengan cara mengutuknya. Ketika orang itu anak itu
menghampiri Yesus dan menghardik Yesus, Yesus membuat mereka buta secara tiba-
tiba.
5. Dalam pasal 6:1-8:2 diceritakan Zakheus mengajarkan aksara Yunani dan Ibrani kepada
Yesus oleh karena Zakheus melihat ada masa depan yang cerah dari Yesus. Yesus
kemudian membuat guru itu bingung dengan memberikan penafsiran simbolis terhadap
aksara tersebut.
6. Dalam pasal 9:1-3 diceritakan bahwa ada seorang anak yang jatuh dari atap rumah dan
mati tetapi Yesus kemudian datang menghidupkan anak tersebut.
7. Dalam pasal 10:1-2 diceritakan bahwa Yesus menyembuhkan kaki seorang pemuda yang
terluka karena terkena kapak.
8. Dalam pasal 11:1-2 diceritakan bahwa Yesus membawa air dengan jubahnya kepada
Maria.
9. Dalam pasal 12:1-2 diceritakan bahwa ada sebutir gandum dan kemudian Yesus secara
ajaib melipatgandakan gandum tersebut seratus kali lipat jumlahnya.
Selain beberapa peristiwa yang dilakukan oleh Yesus secara ajaib pada usia lima tahun,
ada beberapa peristiwa ajaib yang dilakukan oleh Yesus pada usia-Nya yang keenam tahun yaitu:
1. Dalam pasal 13:1-2 diceritakan bahwa Yesus sang tukang kayu itu membuat kaki meja
bertambah panjang dan banyak orang menjadi takjub akan hal itu.
2. Dalam pasal 13:1-3 diceritakan bahwa ada seorang guru berusaha mengajarkan Yesus
Bahasa Ibrani dan Yunani, dan Yesus pada waktu itu memberitahukan misteri-misteri
ilahi menganai ajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. Guru itu menjadi marah
terhadap Yesus, dan Yesus kemudian mengutuk sang guru tersebut dan sang guru itu
mati.
3. Dalam pasal 15:1-4 diceritakan bahwa seorang guru mengajar Yesus dan guru itu
menjadi takjub dengan kepintaran Yesus. Sehingga Yesus membalas kebaikan guru itu
dengan cara membangkitkan sang guru yang Ia kutuk.
4. Dalam pasal 16:1-2 diceritakan bahwa Yesus menghembuskan nafas-Nya pada kaki
saudara-Nya Yakobus yang digigit ular dan saudaranya menjadi sembuh.
5. Dalam pasal 18:1-2 diceritakan bahwa Yesus juga menghidupkan seorang anak kecil
yang mati akibat yang penderitannya.
6. Dalam pasal 18:1-2 diceritakan bahwa ada seorang pekerja bagunan yang mati akibat
terjatuh dari atas bagunan saat bekerja. Kemudian Yesus datang dan
menyembuhkannya.
Ketika Yesus berusia 12 tahun, dalam pasal 19:1-5 diceritakan bahwa Yesus menampakan
diri di bait suci dan membuat kagum para guru dengan pengetahuan-Nya yang luar biasa
mengenai hukum dan nabi-nabi.
BAB III
PEMAHAMAN GURU PAK MENGENAI KEBERADAAN YESUS USIA 12-30 TAHUN
Keberadaan Yesus memang tidak tersurat dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Lama hanya
mencatat tentang nubuatan kedatangan Tuhan. dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Maleakhi
penuh dengan pengharapan akan datangnya Mesias. Berbagai ramalan mengenai kelahiran,
kehidupan, kematian dan kebangkitan Mesias digenapkan dalam perjanjian Baru. Nubuat-nubuat
yang lain berbicara tentang kemuliaan-Nya yang akan datang.
Studi tentang nubuatan Mesias dalam teologis masa kini terlalu banyak memberikan
perhatian pada Perjanjian baru saja. Seperti yang dikatakan oleh Wilbur M. Smith, “selama abad
ke-19, gereja Kristen semakin diberkati dengan banyaknya tulisan mengani nubuatan-nubuatan
Perjanjian Lama tentang Sang Mesias. Namun di abad ke 20 ini sampai dengan beberapa tahun
terakhir, literatur yang memberi keterangan tentang nubuatan mesias, di luar lingkungan
akademis sangat minim.”7
Memang jelas dipaparkan secara tepat di dalam Alkitab. Ketika Tuhan yang bangkit
sedang bercakap-cakap dengan dua murid-Nya di jalan Emaus, Lukas menjelaskan bahwa
sesungguhnya Kristus sedang “menegaskan kepada kedua murid-Nya tentang segala sesuatu
yang tertulis mengenai Dia di dalam kitab suci, yaitu mulai dari kitab Musa dan juga kitab-kitab
nabi yang lain” (Luk. 24:27). Percakapan ini, tentu memberi pengertian kepada kita bahwa
sesungguhnya segala yang tercatat di dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran kehidupan
Sang Mesias dari kelahiran-Nya, pelayanan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya.
Luasnya nubutan tentang Kristus sebelum Ia lahir penting sekali karena tidak ada satu
manusia pun di dunia ini yang pernah diramalkan tentang kehidupannya yang akan datang jauh
sebelum Ia dilahirkan. Juga karena tidak ada satu manusia pun yang diterangkan sebelumnya
atau sifat-sifat Allah seperti yang ada pada Yesus. Nubuat itu sendiri sudah merupakan sebuah
mujizat dan memberikan kesaksian mengenai seorang luar biasa yang tuntunan-tuntunan-Nya
mengharuskan kita menyembah dan menaati Dia. Sehingga William H. Thomson menulis:
“Nubuat yang sejati adalah suatu mujizat, karena sifatnya yang begitu berbeda dengan
ramalan manusia belaka. Satu contoh nubuat yang tepat akan mengoncangkan ketidak-
percayaan di masa kini. Sedangkan ramalan dari manusia tidak lain hanyalah sekedar
dugaan dari akibat-akibat terhadap sesuatu sekarang ini atau masa lalu. Ramalan yang
datangnya dari manusia timbulnya semata-mata karena pengalaman, dan tidak mempunyai
dasar lain, karena sebagimana manusia banyak terikat pada permukaan bumi ini di dalam
alam raya demikian pula ia terikat pada masa sekarang. Tetapi nubuat tidak perlu
mempunyai hubungan pengalaman, atau ditentukan oleh pengalaman, karena nubuat itu
dasarnya adalah kemampuan ini tanpa suatu pertolongan. Para Rasul menyatakan mujizat
nubuatan ini ketika mereka memberitakan bahwa Allah telah mempersiapkan dunia bagi
7
Wilbur m. smith, jesus ling time (Surabaya: momentum, 1996), 54
kedatangan Yesus Kristus, karena semua nabi telah memberikan kesaksian mengenai Dia,
dengan berbagai cara memberitahukan terlebih dahulu tentang kedatangan-Nya, dan juga
mengenai caranya, waktunya, tujuannya, sehingga tidak ada satu faktapun mengenai Dia
yang tidak dinubuatkan. Tetapi jikalau kehidupan Kristus, yang segala seluk beluknya
benar-benar sudah ditulis lebih dahulu di dalam kitab suci (Perjanjian Lama), maka
kesimpulan tentang kebenaran Injil adalah begitu jelas untuk ditahan oleh pandangan ini
atau oleh zaman ini. Karena kehidupan-Nya bukanlah kehidupan yang dapat dipikirkan
oleh penemuan manusia.” 8
Perjanjian Lama berkali-kali menyebut tentang iman-iman dengan kata tambahan “yang
diurapi”. Istilah “yang diurapi” yang diterjemahkan Mesias dalam kitab Daniel 9:25-26
dipergunakan untuk menunjukan kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruslamat dan Penebus dan
biasa dipakai oleh orang Yahudi pada waktu inkarnasi Kristus untuk menyatakan buah pikiran
namun tentang nubuatan ini. Pengharapan Israel berpusat pada kedatangan seseorang yang
diurapi sebagai raja dan imam, dan kepada siapa Israel mengharapkan kelepasan dari dosa dan
juga dari penindasan orang kafir. Oleh karena itu pengharapan akan Mesias Israel ini menjadi
pusat pengharapan eskatologis.
Dalam Perjanjian Lama ditemukan dua topik utama dari nubuatan mengenai sang Mesias
yang akan datang. Pertama, nubuatan itu disampaikan secara umum bagi semua orang namun
hanya dapat digenapkan oleh Sang Mesias itu sendiri. Contoh yang bisa kita lihat dalam
nubuatan itu adalah: “ aku akan mengangkat bagiku, seorang imam kepercayaan yang berlaku
sesuai dengan hatiKu dan jiwaKu, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh
setia, sehingga Ia selalu hidup di hadapan orang yang kuurapi.” (1 Sam. 2:35). Hal ini merujuk
kepada keimaman kekal. Keimaman dari Samuel maupun keurutunannya sesungguhnya telah
berakhir, namun keimaman kekal yang dinubuatkan di dalam kitab Samuel ini tidak akan pernah
berakhir dan akan digenapkan oleh Sang Mesias itu.
Kedua, nubuatan tentang pribadi Mesias. Hal ini juga sering ditemukan dalam Kitab
Perjanjian Lama. Contohnya, Mesias diketahui dari istilah yang tak biasa dipakai “Imanuel”
yang artinya “Allah menyertai kita” (Yes. 7:14). Pada bagian ini secara istimewa membicarakan
tentang pribadi Mesias yang datang.
Banyak nubuatan tentang Yesus sangat jelas, apabila dipandang dari pemaparan dalam
Kitab Perjanjian Baru, di mana penggenapan yang terjadi membantu memberikan penegasan
mengenai keterangan tentang isi nubuatan di dalam Perjanjian Lama. Secara menyeluruh, kitab
Perjanjian Lama memberikan kejelasan mengenai gambaran yang menarik tentang Mesias yang
akan datang.
Ia harus didahului oleh seorang utusan, menjadi Juruslamat dan Pelepas, menjalankan
jabatan nabi, iman dan raja, menjadi batu penjuru dan mengenapkan pengharapan akan
datangnya seorang hamba Allah yang akan menebus umat-Nya, dan melakukan banyak
pekerjaan mujizat dan pekerjaan baik. Pekerjaan dan pengajaran-Nya adalah untuk menyatakan
kuasa dari Roh Tuhan (Yes. 11:2-3).
Itu berarti keberadaan Yesus sudah dinubuatkan dan telah terjadi, sehingga kalau berbicara
mengenai keberadaan Yesus di bumi dan masa 18 belas tahun yang tidak tercatat di dalam
Alkitab sudah tidak diragukan lagi karena Yesus memang pernah ada dan hidup di bumi sesuai
dengan nubuat yang pernah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu.
Perjanjian Lama
8
William H. Thomson Christ in the old testament (wilmongton, del: Michael glazier, 1986), 5-6
Sifat kitab-kitab Injil memang memperbolehkan kita membacanya sebagai sumber
informasi kesejarahan, dari tangan para saksi yang secara langsung melihat serta mendengar
sendiri tentang semuanya. Namun, dengan kesimpulan tersebut kita sekali lagi terbentur soal
perbedaan penuturan fakta di antara kitab-kitab injil tersebut.
Tidakkah hal ini membuktikan bahwa di dalamnya sejarah dituturkan dengan sangat kurang
cermat? Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perbandingan kitab-kitab Injil menghadapkan
kita pada serangkaian pertanyaan. Akan tetapi, jangan pertanyaan ini membawa kita pada
kesimpulan yang tergesa-gesa berkaitan dengan sifat historis kitab-kitab tersebut.
Sebagai seorang guru PAK terlebih dulu melihat perbedaan yang ada secara proporsional. Sebab
perbedaan itu timbul di tengah kesesuaian menyeluruh. Dipandang dari sudut statistik kesesuaian
para pengisah Inil dalam penulisan kejadian-kejadian tertentu jauh lebih besar daripada
perbedaan yang mungkin ada. Maka sebaiknya kita bertolak dari kesesuaian itu, kemudian dari
itu kita berupaya menjelaskan perbedaan yang relative kecil.
Perjanjian Baru
Agar mendapat gambaran yang jelas mengenai pengisahan riwayat atau keberadaan
Yesus dalam kitab-kitab Injil. Adalah perlu seorang guru PAK mengetahui sejumlah peristiwa
sejarah yang terjadi pada masa hidup Yesus dan memahaminya dengan baik. Sifat kitab-kitab
Injil memang memperbolehkan kita membacanya sebagai sumber informasi kesejarahan, dari
tangan para saksi yang secara langsung melihat serta mendengar sendiri tentang semuanya.
Namun, dengan kesimpulan tersebut kita sekali lagi terbentur soal perbedaan penuturan fakta di
antara kitab-kitab Injil tersebut.
Tidakkah hal ini membuktikan bahwa di dalamnya sejarah dituturkan dengan sangat
kurang cermat? Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perbandingan kitab-kitab Injil
menghadapkan kita pada serangkaian pertanyaan. Akan tetapi, jangan pertanyaan ini membawa
kita pada kesimpulan yang tergesa-gesa berkaitan dengan sifat historis kitab-kitab tersebut.
Sebagai seorang guru PAK terlebih dulu melihat perbedaan yang ada secara proposional.
Sebab perbedaan itu timbul di tengah kesesuauan menyeluruh. Dipandang dari sudut statistik
kesesuaian para pengisah Injil dalam penulisan kejadian-kejadian tertentu jauh lebih besar
daripada perbedaan yang mungkin ada. Maka sebaiknya kita bertolak dari kesesuaian itu,
kemudian dari itu kita berupaya menjelaskan perbedaan, yang relative kecil.
BAB IV
KESIMPULAN
Meski ada kitab apokrifa yang mencatat masa kanak-kanak Yesus, dan segala mujizat
yang dilakukan oleh Yesus pada masa kecil-Nya, namun tidak ada di antara kitab-kitab itu yang
mengisahkan kehidupan Yesus usia 12-30 tahun. Alkitab, khususnya Injil kanonik, hanya
mencatat kisah kehidupan Yesus secara cepat dan lebih terkonsentrasi kepada pelayanan Yesus.
Seorang penulis bernama Michael Desmarquet juga mengatakan bahwa Yesus pada usia
yang ke 14 tahun berkelana bersama adiknya ke Burma, India, Cina dan Jepang. Dalam
pengembaraan itu, Yesus juga dikatakan telah menikah dan menetap di Kamshir. Kemudian
memiliki anak.
Pemahaman-pemahaman yang muncul tentu sangat bertolak belakang dengan iman
Kekristenan. Alkitab sendiri tidak memaparkan kehidupan Yesus usia 12-30 tahun dengan
lengkap. Tetapi secara singkat kita percaya bahwa Alkitab memberi informasi secara eksplisit
kepada kita sebagai orang percaya untuk memahaminya. Secara khusus kita juga mengetahui apa
tujuan Alkitab ditulis, yaitu untuk memberitahukan misi Allah bagi kita orang percaya. Supaya
kita memahami karya keselamatan yang dikerjakan Allah bagi kita orang berdosa, yang oleh-
Nya kita ditebus dan diselamatkan.
Dalam hal ini, penulis kitab Injil sendiri juga meyakini akan apa yang mereka tulis,
bahwa semua itu sudah diselidiki untuk dibukukan dengan teratur. Lukas salah satu penulis kitab
Injil dan beberapa penulis yang lain telah memberikan gambaran kepada kita mengenai
keberadaan Yesus usia 12-30 tahun, meski itu disampaikan secara tepat.
Lukas menjelaskan bahwa setelah Yesus kembali bersama kedua orang tua-Nya ke
Nazaret, Yesus tetap hidup dalam asuhan mereka sebagai orang tua. Selanjutnya Yesus
bertumbuh besar, bertambah hikmat-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Hal ini
juga diperkuat dengan pernyataan dari masyarakat yang hidup di Nazaret pada waktu itu, yaitu
mereka yang mengenali Yesus dan keluarga-Nya sebagai orang Nazaret.