Erison L. Wonda
1
DAFTAR ISI
Bab I...............................................................................................................4
Pendahuluan...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................4
B. Batasan Masalah....................................................................................8
C. Rumusan Masalah..................................................................................8
D. Tujuan Penulisan....................................................................................8
E. Hipotesa..................................................................................................9
Bab II............................................................................................................10
Landasan Teori.............................................................................................10
A. Identitas Yesus Menurut Pandangan Pakar Teologi............................10
B. Identitas Yesus Berdasarkan Pemaparan Kitab Matius.......................13
1. Yesus Sebagai Anak Allah...................................................................13
2. Identitas Kristus sebagai anak Allah dalam konteks peristiwa yang
terjadi di padang Gurun............................................................................14
3. Identitas identitas Kristus sebagai anak Allah dalam konteks peristiwa
penyaliban.................................................................................................15
4. Yesus Merupakan Wujud Nyata dari Immanuel (Allah beserta kita). .16
5. Yesus Anak Daud, atau Anak Abraham...............................................18
C. Peran Yesus Dalam Kehidupan Umat Manusia...................................19
1. Yesus Kristus Sebagai Nabi..................................................................19
2. Yesus Kristus Sebagai Imam................................................................21
3. Yesus Sebagai Guru/Pengajar (Rabbi).................................................25
4. Yesus Kristus Sebagai Raja..................................................................27
5. Yesus Kristus Sebagai Juruselamat......................................................29
D. Janji-jani Yesus Kepada Umat Manusia..............................................32
a. Memberikan Pengampunan Dosa (Mark.2:1-12).................................32
b. Yesus Memberi Hidup..........................................................................33
c. Memberikan Pemeliharaan...................................................................33
d. Membaptis dengan Roh Kudus.............................................................33
Bab III..........................................................................................................35
“Studi Eksposisi Terhadap Matius 11 : 28 – 30”.........................................35
A. Latar Belakang Injil Matius.................................................................35
2
B. Penulis Injil Matius..............................................................................38
C. Tujuan Penulisan Injil Matius..............................................................42
D. Analisa Konteks...................................................................................43
E. Analisis Eksegetik................................................................................46
a. Ayat 28..................................................................................................46
b. Ayat 29.................................................................................................56
c. Kesimpulan...........................................................................................65
Bab 4............................................................................................................67
Implikasi Bagi GBI Glow Tanggerang........................................................67
A. Yesus sebagai satu-satunya sumber kelegaan (Aku akan memberikan
kelegaan)...................................................................................................67
B. Datang dan intim dengan Yesus mendatangkan Kelegaan (marilah
kepadaKu).................................................................................................69
C. Kelegaan bukanlah kebebasan yang liar (Pikulah Kuk).......................71
D. Yesus Kristus adalah teladan (belajarlah padaKu).............................72
Bab V............................................................................................................75
Kesimpulan dan Saran..................................................................................75
A. Kesimpulan Umum..............................................................................75
B. Saran....................................................................................................76
3
Bab I
Pendahuluan
Jika melihat kepada latar belakang kitab Matius, maka akan ditemukan
Yahudi. Hal ini dapat lebih jelas ketika melihat kepada pendapat dari
Ireneus. Menurutnya, Matius juga menulis sebuah injil bagi orang Ibrani
dalam bahasa daerah mereka. 1 Dari hal ini maka kemudian dapat ditemukan
suatu masalah yang timbul kala itu dimana rakyat Yahudi berada dalam
tekanan yang begitu berat yang disebabkan oleh ahli-ahli Farisi dengan
Taurat menentukan 613 peraturan, yang harus diikuti oleh umat sehingga
umat tersebut dapat disebut taat kepada Allah. 2 Oleh sebab itu penulis
melihat begitu besar dan berat beban yang ditanggung oleh orang-orang
Menyikapi hal ini, maka penulis paham betul alasan dibalik perkataan
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu...”. Dari sini
penulis melihat bahwa Yesus mengerti akan kondisi dan keadaan umat
Yahudi kala itu. Yesus sangat paham betul akan kelemahan dan
1
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru” – Gandum Mas, Cetakan ke-6, Hal. 183
2
Drs. J.J. De Heer, “Injil Matius Pasal 1 - 22” – BPK Gunung Mulia, Cetakan ke-13, Hal. 221
4
ketidakmampuan manusia, sebab Ia bukan hanya sepenuhnya Allah, namun
Ia juga sepenuhnya manusia. Yesus bukan hanya insani kamil, yakni oknum
yang derajatnya diantara Allah dan manusia. Namun dalam sifatnya yang
paradoks, hanya 1 hal yang paling pasti bahwa Yesus adalah sesungguhnya
Allah dan juga manusia.3 Bahkan dalam suratnya kepada jemaat di Roma
dengan keadaan manusia (Roma 8 : 3). Maka penulis melihat hal ini bahwa
Yesus sangat peduli betul kepada keadaan manusia dan ingin merangkul
dan menolong manusia. Khususnya saat itu umat Yahudi. Namun tidak
hanya berhenti sampai kepada umat Yahudi saja, tetapi juga seluruh
Teks dalam Matius 11:28-30 merupakan teks yang sangat umum bagi
jemaat Tuhan. Teks ini sering disalahartikan untuk menghibur umat Tuhan
Memang ayat ini berbicara dan berisi tentang kepeduliaan Yesus yang ingin
3
G.C. van Niftrik, B.J. Boland, “Dogmatika Masa Kini”, BPK Gunung Mulia, Cetakan ke-21,
Hal. 189
4
Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, “Pemberitaan Tentang Yesus, Menurut Injil Sinoptik”,
Jurnal Info Media, Cetakan ke-2, Hal. 63
5
persoalan – persoalan tentang hidup. Ayat ini bukan hanya berbicara soal
merujuk kepada keselamatan jiwa dan hidup di dalam Allah. Seperti yang
telah dijelaskan dalam latar belakang kitab Matius ini. Dalam paham kala
itu sangat sulit untuk mengikut Tuhan dan menerima keselamatan, menurut
peraturan yang mengatur segala tingkah laku 5, namun disini Yesus memberi
angin segar bagi setiap umat manusia, dimana untuk hidup berkenan kepada
Yesus lebih mengangkat inti-inti dari hukum taurat yang terfokus pada
kasih yang tulus kepada Allah dan terhadap sesama manusia. Hukum yang
yang liar dan hidup tanpa aturan. Kata Kuk yang dibahas Yesus pada ayat
5
Drs. J.J. De Heer, “Injil Matius Pasal 1 - 22” – BPK Gunung Mulia, Cetakan ke-13, Hal. 221
6
sehari – hari, keadaan jasmani. Padahal perlu dipahami Tuhan akan lebih
menyoroti aspek kerohanian manusia. Hal ini dapat ditemukan pula dalam
ikut Yesus akan mengalami perubahan besar dalam hidup, bebas dari jerat
hutang- piutang, mengalami terobosan dalam karir dan pekerjaan. Ada juga
sebagian orang beranggapan ayat ini mengartikan ikut Yesus pasti hidup
tanpa ada masalah. Hal itu disebabkan karena banyaknya pembicara yang
ketika berbicara mengenai teks ini membahas lebih condong kepada hal- hal
Padahal jika kita melihat konteksnya pada zaman itu teks bukanlah
tinggi dari apa yang dipandang oleh manusia pada umumnya. Oleh sebab
itulah skripsi ini dibuat. Untuk mengupas tuntas maksud dari Matius 11 : 28
– 30. Penulis akan membahas perihal konsep “Kelegaan” dan “kuk” yang
dimaksud.
6
Harold B. Lee – “Ajaran-Ajaran Presiden Gereja”, oleh : Gereja Yesus Kristus, Bab 18; Hal.
177
7
B. Batasan Masalah
1. Alasan dibalik stament Yesus dalam Matius 11 : 28 – 30
2. Kajian eksegetikal kaalimat Yesus meliputu, “Marilah kepadaKu”,
“yang letih lesu”, dan “akan memberi kelegaan”.
3. Kajian eksegetikal kalimat “Pikulah kuk”, yang dibagi dari apa yang
dimaksud dari “Pikulah” dan “Kuk”.
4. Menemukan maksud Kristus dari kelegaan yang dimaksud. Apakah
berkaitan dengan hal jasmaniah, atau rohaniah.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah alasan dibalik stament Yesus dalam Matius 11 : 28 – 30 ?
2. Bagaimanakah kajian eksegetikal dari kalimat Yesus meliputu,
“Marilah kepadaKu”, “yang letih lesu”, dan “akan memberi
kelegaan” ?
3. Bagaimanakah kajian eksegetikal dari kalimat “Pikulah kuk”, yang
dibagi menjadi apa yang dimaksud dari “Pikulah” dan “Kuk”. Dan
kaitannya dengan ayat sebelumnya. ?
4. Apakah yang menjadi maksud dari Kristus perihal makna kelegaan
yang dimaksud. Apakah berkaitan dengan hal jasmaniah, atau
rohaniah. ?
D. Tujuan Penulisan
1. Memahami alasan dibalik stament Yesus dalam Matius 11 : 28 – 30
2. Menemukan dan merumuskan kajian eksegetikal kaalimat Yesus
meliputu, “Marilah kepadaKu”, “yang letih lesu”, dan “akan
memberi kelegaan”.
5. Menemukan dan merumuskan kajian eksegetikal kalimat “Pikulah
kuk”, yang dibagi menjadi apa yang dimaksud dari “Pikulah” dan
“Kuk”. Dan kaitannya dengan ayat sebelumnya.
3. Memahami maksud Kristus dari kelegaan yang dimaksud. Apakah
berkaitan dengan hal jasmaniah, atau rohaniah.
8
E. Hipotesa
Penulis menduga bahwa Kristus memberi kelegaan dari tuntutan
disediakan hukum-hukum yang lebih baik baik yang diambil dari intisari
hukum taurat yang berfokus pada hukum kasih. Dimana untuk dapat
mengikuti dan mentaati Allah hanya perlu melaksanakan hukum kasih yang
Kristus berikan.
9
Bab II
Landasan Teori
30). Kedua, Yesus sebagai Tuhan. Sebagai Tuhan, Yesus memiliki sifat-
10
kematian, hadir kembali serta menyatakan diri kepada mereka yang masih
hidup.7
ditujukan terhadap Yesus dan tidak ada nabi lain yang menerima gelar
yaitu Yesus. Yesus sebagai Isa Al-Masîh dikisahkan sebagai seseorang yang
memiliki arti „Yang diurapi‟. Dari hal ini terlihat bahwa Yesus dipandang
sebagai orang yang secara khusus ditahbiskan untuk tugas yang tertentu.
seorang pribadi rohani, seorang tokoh dalam sejarah dunia yang memiliki
7
Robert R. Boehlke, “Siapakah Yesus Sebenarnya” (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000). Hlm. 81 – 99
8
Louay Fatoohi, The Mystery of Historical Jesus: Sang Mesias Menurut Al-
Quran, Alkitab dan Sumber-sumber Sejarah (Bandung: Mizan Media Utama, 2013), Hlm.
388
11
agama) pada jaman-Nya, membela visi sosial baru yang sering bertentangan
Penulis pun turut tertarik dengan pandangan G.C. van Niftrik, dimana ia
dunia ini tentu saja sesuai dengan rencana Allah untuk menyelamatkan
umat-Nya yang berdosa agar terbebas dari hukuman Allah yang kekal.
Dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini sebagai Anak yang diutus
telah melihat Allah Bapa ketika melihat Yesus, meskipun Alkitab mencatat
bahwa Yesus berasal dari Nasaret yang dibesarkan oleh Yusuf yang
kepada kita melalui suatu garis “dari bawah ke atas”, dan melalui suatu
garis “dari atas ke bawah”.11 Hal ini salah satu penyebab terjadinya
9
Markus J. Borg, Kali Pertama Jumpa Yesus Kembali: Yesus sejarah dan hakikat
iman Kristen masa kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), Hlm. 21 – 37.
10
GC. Van Niftrik & BJ. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008). Hlm. 187
11
GC. Van Niftrik & BJ. Boland, Dogmatika.. Hlm. 187
12
pemahaman tentang Kristologi dari Atas dan Kristologi dari bawah.
synoptis seperti injil Matius, Markus dan Lukas. Para ketiga Penulis Injil ini
berbicara tentang Yesus yang dimulai dari Yesus berasal dari Nasaret.
‘Anak Allah’. Dari sisi latar belakang PL, istilah ‘anak Allah’ dikenakan
orang Israel secara individu (Ul.14:1-2 ; Mat. 2:15). Raja yang teokratis (2
13
Sam. 7:14).12 Dalam PB pengakuan Yesus sebagai Anak Allah datang dari:
Sebutan ‘Anak Allah’ ini menunjuk kepada keilahian Yesus bahwa Dia
adalah Allah Sejati dalam keTritunggalan yang kekal bersama Allah dan
Roh Kudus. Oeh sebab itu, dalam inkarnasiNya Dia dilahirkan (bukan
secara sempurna.
Jadi, secara natur, Yesus adalah Anak Allah, sedangkan orang yang
Anak Allah adalah si Iblis yang mencobai Yesus. Dia tahu persis siapa
12
Donald Guthrie, “Teologi PB 1 dan 2”. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993).
Hlm. 339 – 340
14
Dia dan berusaha menggoyahkan jati diri Yesus dengan tiga hal yang
itu telah mengubah pola pikir seorang perwira yang sebelumnya justru
13
Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan
Mengajarkan Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), Hlm. 411
15
ikut melukai Yesus. Ungkapan “anak Allah” Ini adalah ungkapan
yang keluar dengan tulus dan murni. Kali ini pengakuan identitas Yesus
Kudus bekerja di dalam diri orang orang yang melihat dan menjadi saksi
16
‘kefanaan’. Kata ini hanya muncul 3 kali dalam Alkitab, 2 kali di kitab
Yesaya dan 1 kali di Injil Matius. Hal ini nampak dari ucapan malaikat
tersebut yang berusaha meyakinkan bahwa Allah telah datang dalam bentuk
bayi kecil tak berdaya, tetapi justru karena itu, manusia harus membawa
eksistensinya adalah riil Allah beserta dengan manusia, merasakan apa yang
dikatakan bahwa pada waktu malaikat menampakkan diri pada Yusuf dalam
Roh Kudus dan akan melahirkan anak yang disebut Imanuel. (Matius 1:18,
23) yang berarti Allah beserta kita, dan diekspresikan lewat inkarnasi,
bahwa Allah yang adalah Roh menjadi daging dan menjadikan diri-Nya
15
Hery Susanto, Jurnal Teologi : Yesus Sebagai Anak Allah Menurut Injil Matius
dan Implementasinya Dalam Berapologetika, (Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus
Indonesia, 2019). Hlm. 79
16
Walter A. Elwell, Baker's Evangelical Dictionary of Biblical Theology,
(Paternoster, 1996)
17
5. Yesus Anak Daud, atau Anak Abraham
Anak Daud, yang menunjuk kepada lambang kekuasaan atas Israel, dan
otoritas raja ada di dalam diri Yesus. Menurut Herry Susanto dalam Jurnal
diberkati. Betapa pentingnya status posisi Yesus menurut Injil Matius, bagi
orang Yahudi pada waktu itu bahwa Yesus akan terlahir sebagai penerus
Israel.17
Sekalipun demikian konsep bangsa Israel pada waktu itu lebih mengarah
kepada keturunan atau dinasti raja yang akan memperbaiki masalah sosio
politik. Yesus menjadi tokoh utama dalam Injil Matius dan keakuratan data
tentang siapa jati diri-Nya dijabarkan dengan detail yang indah, Dalam Injil
adalah anak Daud, dan anak Abraham, dan karena itu dari bangsa dan
keluarga yang darinya Sang Mesias akan muncul.18 Di masa bangsa Israel,
Abraham dan Daud merupakan wali utama atas janji yang berkaitan dengan
Karena itu, mereka yang memiliki hak dalam Kristus, anak Abraham, yang
oleh-Nya semua kaum di muka bumi akan mendapatkan, harus setia dan
tunduk kepada Dia sebagai Anak Daud, yang oleh-Nya seluruh kaum di
17
Hery Susanto, Jurnal Teologi. Hal. 77 – 78
18
Ibid.
18
muka bumi akan diperintah. Allah Telah berjanji kepada Abraham bahwa
Kristus akan lahir dari keturunannya (Kej. 12:3; 22:18), dan juga kepada
Daud bahwa Dia akan lahir dari keturunannya (2 Sam.7:12; Mzm. 89:4.;
132:11).
Oleh sebab itu, kalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Yesus
adalah anak Daud, dan anak Abraham, kita tidak dapat mengakui-Nya
sebagai Sang Mesias. Dengan menyebut Kristus sebagai anak Daud, dan
anak Abraham, penulis Injil Matius menunjukkan bahwa Allah setia kepada
Untuk menjelaskan istilah ‘nabi’ dipakai tiga kata dalam PL, yaitu:
nabhi, roeh, dan chozeh. Kata ‘nabi’ dalam bahasa Ibrani menunjuk kepada
seseorang yang datang dengan berita dari Allah kepada umatNya (Kel. 7:1 ;
Ul. 18:18). Sedangkan kata ‘roeh’ menekankan kenyataan bahwa nabi ialah
seorang yang menerima wahyu Allah terutama dalam bentuk visi. Ketiga
melayani, menjadi utusan dan berbicara atan nama Tuhan kepada umatNya.
19
http://alkitab.sabda.org/verse_commentary.php?book=Mat&chapter=1&verse=1,
dikutip pada tanggal 15 Juni 2020, pukul .15.52 WIB
20
Dr. Maruhal Siringoringo, M. Th, “Materi Perkuliahan : Kristologi dan
Soteriologi”. (STT Global Glow Indonesia). Hlm. 53 – 56
19
Tugas nabi ialah menyatakan kehendak Allah kepada manusia dalam bentuk
Kristus adalah seorang Nabi. Jabatan nabi di Irsael berpuncak pada diri
dalam diriNya.
berpuncak pada diri Yesus, sebab segala tugas kenabian telah dirangkumkan
dan dipenuhi di dalam diriNya. Alkitab mencatat lebih dari satu cara yang
Sebagi Nabi, Yesus juga mengatakan hal-hal yang akan terjadi kemudian
Di mata orang banyak, Yesus sering dan lebih dipahami sebagai nabi,
bukanb sebagai Mesias. Hal ini terlihat dari jawaban Petrus atas pertanyaan
Namun demikian, keNabian Yesus tentu berbeda dengan nabi yang lain.
20
menyampaikan kebenaran melainkan Dia sendirilah kebenaran itu
melihatnya dalam sudut pandang orang Katolik, Imam ialah orang yang
mempunyai tugas dan peranan yang khas yaitu sebagai pemimpin misa
Imam merupakan seorang anggota dari jemaah, Israel, berdarah Lewi, yang
32 : 25 – 29; Imamat. 8 : 1 – 9 : 24), atau dapat juga dalam bentuk Raja dan
21
W.J.S. Poerwadarminta, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1989). Hlm. 375
22
H. Kridalaksana, “Kamus Sinonim Bahasa Indonesia”, (Ende: Nusa Indah, 1989).
Hlm. 132.
23
A. Baker, Ajaran Iman Katolik, (Yogyakarta : Kanisius, 1988). Hlm. 75.
21
juga Imam seperti Melkisedek (Kejadian. 14 : 18 – 20), atau secara
nama seluruh umat manusia, muncul terutama selama dan sesudah masa
pembuangan bangsa Israel ke negeri asing tanah Babilon. Lebih dari itu,
khususnya dengan para tetua dalam lingkungan umat. Suasana akrab itu
Imam menjadi keperluan rohani utama bagi umat Israel yang bernazar
berkenan kepada Allah, Musa mengangkat para imam dari suku Lewi untuk
sebagai imam biasa yang setia melayani Tuhan di kemah pertemuan. Tugas
sungguh diteriman dan berkenan di hati Tuhan. Selain itu, imam juga harus
(Im. 5:14-16).
kudus Allah. Peran dan pelayanan imam Harun menjadi pola pelayanan
24
Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugia, A Concise Dictionary of Theology :
dalam I. Suharyo; Kamus Teologi” (Yogyakarta: Kanisius, 1996.). Hlm. 112
25
Rm. Dr. Hubertus Leteng, “Spiritualitas Imamat Motor Kehidupan Imam”.
(Maumere: Ledalero, 2003). Hlm. 20 – 21
22
Kristus sebagai Imam Besar Agunhg dalam PB. Oleh sebab itu penulis
Dalam PL, istilah yang dipakai untuk imam adalah ‘kohen’ yang
serta berotoritas terhadap orang lain. Istilah yang dipakai dalam PB adalah
“hierus” artinya: ‘ia yang perkasa’, ‘seorang yang sakral’ dan ‘seorang yang
mereka
26
Louis Berkhoff, Teologi Sistematika 3,……, Hlm. 133-134
23
Jadi tugas imam berbeda dengan tugas nabi. Seorang nabi menerima
upacara ritual. Oleh sebab itu maka penekanan pengajaran dari kedua
27
Bandingkan : Louis Berkhoff, “Teologi Sistematika 3, Doktrin Kristus” –
(Momentum) Hlm. 134 – 135
28
Harun Hadiwiyono, “Iman Kristen” – (Jakarta, BPK Gunung Mulia : 1992). Hlm
. 63.
24
3. Yesus Sebagai Guru/Pengajar (Rabbi)
Kata guru (dida,skaloj), rabi (r`abbi,), dan tuan (ku,rioj) dalam Injil
Yohanes (sebagian besar) adalah sinonim. Kata rabi ini secara harfiah
berarti orang besarku (my great one). Kata ini merupakan satu gelar
kehormatan yang diberikan seorang murid kepada seorang guru Taurat, atau
para pencari ilmu kepada para bijak.29 Dalam Alkitab, selain digelari
sebagai Mesias, Tuhan, Anak Allah, dan Anak Manusia, Yesus disapa juga
sebagai Rabbi. Penyebutan rabi atau guru terutama dinyatakan oleh para
sebagai hasil dari kesaksiannya tentang Yesus sebagai Anak domba Allah.
seorang rabi? Yesus juga dipanggil sebagai rabi oleh Natanael setelah Ia
yang terjalin antara figure Yesus sebagai sosok seorang Rabbi dengan para
25
dekat, dimana hal ini dapat ditemukan dalam peristiwa ketika murid-murid
34), lalu bagaimana mereka begitu peduli dengan keselamatan guru mereka
(bnd. Yohanes. 11 : 8), dll. Jika melihat kepada apa yang dipaparkan dalam
Yesus sebagai Rabbi karena bentuk dan konsep ajaranNya yang disesuaikan
guru (manusia) seperti para nabi, yang diutus dan disertai oleh Allah.
Gaster.32 Lalu ia juga diakui sebagai Rabbi oleh para pemimpin Yahudi
Yesus sebagai guru yang diutus dan disertai Allah ketika menyaksikan
begitu kontras antara Yesus dan para rabi Yahudi lain karena kuasa yang
31
Lelend Ryken, James C. Wilhoit, Tremper Longman III, “The Dictionary Biblical
Imagery”. (USA: Inter Versity Christian Fellowship, 1998). Hlm. 25
32
Leon Morris, “The Gospel According to John : The New International
Commentary On The New Testament”. (Eerdmans, 1995). Hlm. 211
26
dimiliki-Nya dalam melaksanakan perbuatan tanda-tanda dan mungkin juga
Bapa. Oleh sebab itu, otoritas bukan berasal dari latihan rabinis.33
nubuatan PL, mulai dari zaman Abraham di mana Allah menegaskan bahwa
keluarga Daud akan bangkit seorang Raja, yaitu Mesias yang akan
memerintah dalam kerajaan kekal. Hampir semua teolog injili percaya dan
menerima bahwa tunas Daud yang akan memerintah dalam kerajaan kekal
Salah satu aspek kristologi yang dinyatakan kitab Mazmur adalah Yesus
sebagai Raja. Memang sejk semula, Israel tidak dipimpin oleh seorang raja,
33
William E. Phipps, “The Wisdom & Wit of Rabbi Jesus”. (Westminster John
Knox Press; 1st edition, 1993). Hlm. 18 – 22
34
Jhon F. Walvoord, “Yesus Kristus Tuhan Kita”. (Surabaya : YAKIN, 1969). Hal.
79
27
demikianlah seterusnya Israel dipimpin oleh seorang raja. Namun tudak
oleh sebab itulah maka Tuhan melakukan control rohani melalui para imam
dan nabi.
Pemerintahan raja Israel berpuncak pada diri Yesus Kristus, sebagi Raja
yang Sejati. Jabatan Kristus sebagai Raja harus dipahami dalam dua
dengan kebenaran dan hikmat, keadilan dan kesucian, anugerah dan kqasih
ini bersifat rohani, yang hanya dapat dimasuki melalui proses kelahiran
dalam hubungan dengan gereja. Jadi Yesus Kristus akan memimpin dan
28
Kemuliaan. Dalam hakekatNya sebagai Pribadi Allah Yang Esa, Yesus
selamanya. Fakta ini menekankan tentang kausa kerajaan Yesus yang tidak
Dengan demikian, Yesus menjadi Raja secara individu bagi setiap orang
percaya, tetapi juga menunjukkan kuasaNya atas langit dan bumi untuk
kekal.37
saat baru dilahirkan. Sebenarnya manusia tidak berdosa, melainkan suci dan
benar. Akan tetapi, karena kesalahan nenek moyang Adam dan Hawa telah
Dosa ini menjadikan hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi terpisah.
kematian yang kekal. Kematian yang kedua ini disebut sebagai laut api.
37
Dr. Maruhal Siringoringo, M. Th, “Materi Perkuliahan : Kristologi dan
Soteriologi”. Hlm. 58
38
Muchammdun Abudullah, “Yesus Juruselamat Dalam Agama Kristen”.
(Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 2017). Hlm. 352 – 353
29
kebebasan dari dosa, dan keselamatan berarti kebebasan dari semuanya itu.
siapapun juga selain di dalam Dia. Yesus Kristus yang tidak berdosa, suci
Setelah itu memilih dua belas sebagai teman dan muridnya (yang kini para
Kematiannya di kayu salib inilah diyakini Yesus mati untuk semua orang
39
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), “Al-Kitab: Dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Cina Sehari-hari”. (Jakarta: LAI, 2002). Hlm. 131
40
St. Darmawijaya, “Gelar-Gelar Yesus : Pustaka Teologi”. (Yogyakarta: Kanisius,
1991). Hlm. 34
41
Louis Berkhof, “Teologi Sistematika...”. Hlm. 74
30
Keselamatan yang dimaksud merupakan hal yang bersifat eskatologi,
waktunya telah genap, kerajaan Allah sudah dekat. Kerajaan di sini bukan
yang dinamis, akan menghubungkan pada aspek kekinian dari kerajaan itu
mereka.42
disebut dengan Salvation, dari kata Salvus yang artinya keadaan selamat,
tak terluka, masih hidup. Adapun dalam bahasa Latin disebut Salus yang
berarti keadaan sehat, segar, aman. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut
42
Muchammdun Abudullah, “Yesus Juruselamat. Hal. 354
43
Donald Guthrie, “New Testament Theology”, (InterVarsity Press, 1981). Hlm. 22
– 34
31
Diselamatkan adalah menunjukkan seseorang terlepas dari tempat
Keselamatan yang dicapai bukan karena dirinya sendiri, tapi karena cinta
keselamatan.44
dosa ini, Yesus menyatakan dan menempatkan diriNya sebagai Allah. perlu
Yesus menyatakan Dia bisa memberi hidup, yang hanya bisa dilakukan
oleh Allah sendiri. Yesus menyebut diriNya sebagai Roti Hidup (Yoh.6:35),
Hidup (Yoh. 14:6), Kebangkitan dan hiduo (Yoh.15). Dia menawarkan air
44
Peterwongso, “Soteriologi (Doktrin Keselamatan)”. (Departemen Literatur Saat,
Malang, 2000). Hlm. 7
45
Dr. Maruhal Siringoringo, M. Th, “Materi Perkuliahan : Kristologi....”, Hlm. 58
32
hidup (Yoh.4:10-15), dan Dia juga menghidupkan barang siapa yang
c. Memberikan Pemeliharaan
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman yang penuh
kekuasaan.
konsep baru bagi orang-orang Yahudi pada waktu itu. Yohanes Pembaptis
membaptis dengan air tetapi Yesus membabptis dengan Roh Kudus. Arti
Yesus yang berasal dari surga, yaitu Allah sendiri yang menciptakan
manusia memiliki hidup. Demikian juga baptis dalam Roh Kudus dilakukan
oleh Yesus merupakan gambaran yang indah tentang istilah “Kita” di dalam
kondisi kelahiran baru (Yoh.3) dan Paulus menyatakan sebagai ciptaan baru
33
manusia. Hanya Yesus yang sanggup melakukan itu, karena melalui
pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari
kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-
dalam api yang tidak terpadamkan.” Menurut konteks kalimat ini, api di sini
bukanlah api dalam Kisah Para Rasul 2:3, yang berhubungan dengan Roh
Kudus, melainkan lautan api (Why. 20:15), dan dilambangkan pula dengan
cawan penderitaan. Jika orang Farisi dan orang Saduki mau sungguh-
kekal. Jika tidak, Tuhan akan membaptis mereka dalam lautan api untuk
pelayananya dan menjadi martir, sebagai tanda bahwa baptisan api tersebut
Bab III
34
A. Latar Belakang Injil Matius
ditemukan pemaparan data yang jelas layaknya kitab-kitab lain. Namun jika
melihat dari tahun penulisannya, maka kitab ini ditulis pada zaman Nero 47,
dimana pada kala itu, begitu banyak tuduhan terhadap kekristenan sebagai
tentang kehancuran dunia. Dalam hal ini Kekristenan lebih dicurigai sebagai
Penulis melihat bahwa ada kemungkinan kitab ini ditulis untuk menjelaskan
segala yang diajarkan oleh Yesus adalah hal-hal yang berlandaskan kepada
benar.
Matius merupakan injil yang mulanya ditulis oleh Matius bagi para petobat-
petobat baru bukan Palestina yang berbahasa Aram, dimana mereka adalah
47
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru”, (Gandum Mas, 2017). Hlm. 184
48
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru”, Hlm. 11
35
suatu dokumen tertulis.49 Namun pendapat ini masihlah sering ditolak sebab
tidak pernah ditemukan sisa-sisa kitab asli dalam bahasa Aram, dan bahasa
Injil ini tidak munjukkkan suatu ciri khas signifikan sebagai suatu hasil
bentukan terjemahan ke dalam bahasa Yunani dari bahasa Aram atau Ibrani,
keabsahan Matius sebagai penulis injil ini.50 Namun ada suatu kemungkinan
tertulis yang detail dan jelas tentang kehidupan Yesus dan pengajaranNya,
yang ditulis dalam suatu edisi yang berbahasa Yunani, bagi jemaat-jemaat
bagi seluruh kaum di muka bumi (bnd. Kejadian. 12 : 3). 51 Perlu dipahami
dengan baik bahwa sejatinya dasar penulisan Injil Matius adalah adanya
Sebagai penggenapan janji Allah.52 Injil ini juga ditulis untuk orang percaya
bangsa Yahudi. Latar belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak
sudah lama dinantikan; hal ini dapat dilihat dari garis silsilah Yesus,
49
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru”, Hlm. 184
50
G.E.P. Cox., The Gospel According To Sint Matthew: Christ The Fulfiller,
(London : SCM Press LTD, 1977) , Hlm. 25.
51
Merrill C. Tenney. Hlm. 184 - 185
52
William Barclay, Memahami Alkitab Setiap Hari Matius Pasal 1-10, (Jakarta: Gunung
Mulia, 1995), Hal. 9
36
bertolak dari Abraham (Mat. 1:1-17); dan pernyataan yang berulang-ulang
yang menyatakan bahwa Yesus adalah “Anak Daud” (bnd. Mat. 1:1;9:27;
12:23; 15:22; 20:30-31; 21:9; 22:41-45); dan penggunaan istilah yang khas
Yahudi seperti “Kerajaan Surga” (yang memiliki arti yang sama dengan
Karena itu tidak mengherankan apabila dalam Injil Matius paling banyak
kisah tentang Yesus dengan selalu mengacu pada Perjanjian Lama guna
nabi Perjanjian Lama. Atau dengan kata lain bahwa kehidupan dan
Dalam Injil Matius juga terdapat beberapa konsep penting yang saling
berhubungan satu dengan lain dan juga sangat penting untuk menafsirkan
(didasko). Tetapi konsep konsep ini memiliki fungsi yang berbeda. Kadang-
37
Secara keseluruhan, konsep-konsep itu saling berhubungan dan tergantung
satu dengan yang lain. Konsep konsep itu juga bagaikan lembara-lembaran
benang yang terjalin satu dengan yang lain untuk menjadi suatu susunan
Injil Matius ditulis oleh Matius seorang pemungut cukai yang dipanggil
menjadi murid Tuhan Yesus (Mat. 9:9, 10:3).56 Injil Markus tidak menyebut
Gereja sejak abad ke-2 masehi, dapat diketahui dengan pasti bahwa Rasul
kependekan dari Matthanaja berarti anugerah Allah. Dia sama dengan Lewi
(pemungut cukai) yang dipanggil untuk mengikuti Yesus (Mat 9:9; Mrk
2:14; Luk 5:27-29). Matius juga disebutkan dalam daftar kedua belas rasul
memberikan suatu fakta bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis sebelum
55
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi Yang
Mengubah Dan Merubah (Jakarta: Gunung Mulia, 2015), Hlm. 101 – 102.
56
John Balchim, dkk, Intisari Alkitab Perjanjian Baru (Jakarta: Persekutuan
Pembaca Alkitab, 2009), Hlm. 9
57
I . Suharyo Pr, Pengantar Injil Sinoptik, (Yogyakarta: Kanisius, 1989). Hlm. 75 –
76.
58
Jasper Klapwijk, Kabar Baik dari Perjanjian Baru (Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2015), Hlm. 36
38
merupakan seorang tokoh yang hidup sezaman dengan Hieronimus
Papias, yang menulis pada tahun 130 bahwa : ”Matius sejatinya telah
Matius sebagai figure penulis Injil Matius, semakin dalam dan kuat dengan
dihormati sebagai salah satu Bapa gereja perdana dan pakar apologetik .62 Ia
59
The Panarion of Epiphanius of Salamis, Terjemahan: Frank Williams, (BRILL,
Boston, Mass. 1987). Panarions
60
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Batu: Departemen Literatur YPPII,
1999), Hlm. 34
61
Merrill C. Tenney, Survei...., Hlm. 183
62
Lane Tonny, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. (Jakarta:BPK Gunung
Mulia, 2005). Hlm. 9 – 10.
39
orang Ibrani dalam bahasa daerah mereka, sedangkan Petrus dan Paulus
Para ahli modern juga banyak yang berpendapat bahwa penulis Injil
pertama atau Injil Matius adalah rasul Matius . Salah satu alasan yang diberi
adalah bahwa dalam daftar rasul pada Mat 10:3 nama Matius ditempatkan
sesudah Tomas sedangkan dalam Mrk 3:18 dan Luk 6:15 nama Matius
diletakkan sebelum Tomas, dan dalam hal ini, hanya Injil Matius yang
Cukai” (bnd. Mat. 10:3, bd. Mrk. 3:13-19, Luk. 6:12-16). Dari pemahaman
ini maka, perlu dipahami bahwa hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorang
menyebut diri sebagai pemungut cukai, dan dua hal perubahan yang kiranya
orang yang berprofesi sebagai pemungut cukai sangatlah dibenci dan tidak
lain bahwa para penulis-penulis tersebut terlihat dengan jelas tidak mau
63
Merrill C. Tenney, Hlm. 183.
64
I . Suharyo Pr, Pengantar Injil..., Hlm. 76
65
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian...., Hlm. 34
40
Dari berbagai pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dan diperkuat dengan kesaksian internal tidak langsung dari Kitab Injil
Matius dihasilkan oleh seorang yang tadinya adalah pemungut cukai. Para
ahli modern juga berpendapat bahwa penulis Injil Matius adalah seorang
tetapi satu hal yang pasti, penulis Injil Matius merupakan seorang penganut
besar kepada Musa, minatnya yang penuh gairah dalam penafsiran dan
pemenuhan hukum dan kitab para nabi, dan pengetahuannya yang luas
amat baik tentang literarur haggadik dan apokaliptik atau wahyu. Dia juga
mengerti ajaran kaum Farisi, atau mungkin dia juga mantan kaum Farisi
seperti Paulus atau dia sendiri mampu memahami mereka secara memadai. 66
66
Peter F. Ellis, C.SS.R, Matthew His Mind and His Message, (Collegeville
Minnesota: the Liturgy Press, 1974). Hlm. 3-4
41
berpengaruh dan di lingkungan orang-orang kafir. Penulis Injil Matius juga
tinggi mengenai Kitab Suci. Penulis Injil Matius ini sangat mengetahui
bahkan sangat mahir dalam Kitab Suci Perjanjian Lama yang mana selalu
dikutipnya.67
ditemukan bahwa tujuan utama dari ditulisnya injil Matius adalah untuk
PL.68 Menurut seorang teolog yang bernama Ola Tulluan penulisan Injil
PL. Kedua, Injil Matius menyatakan Tuhan Yesus sebagai Raja. Ketiga,
ditulis:70
Lama.
67
C. Groenen OFM , Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta :
Kanisius,1986). Hlm. 87
68
Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, Vol. 1 (Surabaya: Momentum,
2010). Hlm. 18
69
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian..., Hlm. 36 – 37
70
John Balchim, Intisari Alkitab Perjanjian......., Hal. 9
42
Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada
para murid-Nya.
Murid-murid-Nya.
kedatangan-Nya kembali.
Jadi penulisan Injil Matius ini memiliki tujuan yang kompleks, yaitu
penginjilan.
D. Analisa Konteks
Perlu disadari bahwa dasar dari penulisan kitab ini adalah karena adanya
suatu mandat yang Yesus berikan sebelum Dia terangkat ke sorga. Dalam
Semangat memberitakan injil yang berkobar dalam diri orang percaya telah
terjalin kasih persaudaraan yang begitu kuat dan kesatuan hati mewarnai
sampai disitu, jika melihat dan mempelajari kitab Kisah Para Rasul, dapat
43
ditemukan betapa gelombang yang begitu besar akan penginjilan, masih
ke bangsa-bangsa asing selain Yahudi (bnd. Kis. 9, 11). Pada awalnya para
Rasul dan umat Tuhan percaya bahwa injil hanya sebatas bagi domba-
melihat bahwa dari sinilah awal pergerakan awal penginjilan yang semakin
luas.
Sebagai salah seorang Rasul, menjadi hal yang wajar jika Matius turut
bahwa Mesias sejati, Anak Daud, benar-benar telah datang dalam figure
(Matius 1:1).72 Dari sini dapat terlihat jelas dan frontal bahwa Matius
71
Stanley D. Toussaint, Behold the King (Portland: Multnomah, 1980), Hlm. 18-20
72
Merrill C. Tenney, Survei, Hlm. 185
44
juga menyoroti bagian silsilah sebagai point penting dalam memahami Injil
Matius.73
bagi seluruh kaum di muka bumi (bnd. Kejadian. 12 : 3). Hal ini menjadi
dasar pula dari ditulisnya pasal 11 ini. Dari sini penulis melihat bahwa
bahwa Yesus merupakan satu-satunya solusi bagi setiap orang yang letih
lesu dan berbeban berat. Jika melihat kepada perikop dan pasal-pasal
(bnd. Matius. 4 : 23 – 25; Matius. 9 : 35). Namun menjadi suatu hal yang
diadakan olehNya, tetapi hal tersebut tidak cukup untuk membuat kota-kota
tersebut percaya dan bertobat (bnd. Matius. 11 : 20 – 24). Bahkan dalam hal
ini, menjadi suatu yang amat ironis, bahwa seorang Yohanes Pembaptispun
73
Abraham Park, Pelita Perjanjian Yang Tak Terpadamkan Silsilah Yesus Kristus
Abrham-Daud (Jakarta: Grasindo, 2013), Hlm. 65
45
Yahudi yang mengaku memiliki dan mengenal taurat Allah, mengaku
berhikmat, namun tidak paham kebenaran yang telah datang dalam diri
mengalami beban berat. Namun perlu dipahami bahwa yang dimaksud oleh
Yesus tidaklah sebatas aspek presents. Namun berbicara aspek future, yakni
Roma. 8 : 2 – 4).
E. Analisis Eksegetik
a. Ayat 28
Δεῦτε πρός με πάντες οἱ κοπιῶντες καὶ πεφορτισμένοι, κἀγὼ
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
Come unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give
Jika melihat kepada ayat 28, maka ayat ini diawali dengan sebuah
46
Dalam berbagai terjemahan yang telah dipaparkan, maka baik dalam
kalimat ini yang didominasi oleh sifat akusatif, maka akan menjadi lebih
yang berarti : kearah, menuju, dan kepada. Kata ini merupakan suatu bentuk
kata yang menunjukan gerakan ke arah suatu objek, yang menyiratkan suatu
ayatnya, maka dapat disimpulkan menjadi suatu hal yang Yesus harapkan
dari setiap orang yang sedang dalam keadaan letih lesu dan berbeban berat,
untuk datang kepadaNya saat telah melihat dan mengenal Ia sebagai sosok
yang telah dinyatakan pula oleh para nabi dalam Perjanjian Lama. Perlu
diingat sekali lagi bahwa Matius hendak menunjukan Yesus sebagai satu-
satunya jawaban dan solusi dari seluruh keresahan dan penderitaan manusia
Maksud dan tujuan dari datang yang Yesus maksudkan disini bukan
sekedar datang dalam bentuk gerakan fisik. Namun ini berbicara soal sikap
hati yang percaya kepada sang Kristus sebagai Mesias yang membawa
berkat kebebasan dan kelepasan. Jika menilik lebih dalam pemaknaan kata
πρός dalam kalimat awal ini maka akan ditemukan pula bagaimana yang
dimaksud Yesus adalah suatu ungkapan figurative agar setiap orang yang
47
mengalami keletihan, dan berbeban berat, untuk datang dalam artian,
Dari pemahaman ini pula, dapat diambil suatu pemahaman bahwa, disisi
lain, Yesus juga ingin turut membangun suatu hubungan yang erat dengan
umat manusia, dan dari hubungan tersebut ingin menjangkau dan merangkul
memiliki beban/terbeban”. Dari kalimat ini dapat terlihat bahwa target pasar
dan adat istiadat orang Yahudi yang terdiri dari 613 mitzvoh, dan tekanan
yang berasal dari ahli-ahli taurat itu sendiri perihal berbagai macam
peraturan, ritus, dan formalitas keagamaan yang semu, sebagai syarat untuk
mereka Mishnah, Pirkei Avot 3:5, bahwa tenyata Hukum Taurat itu
Taurat dan orang Farisi telah meletakkan beban berat, mempersulit dan
74
Drs. J.J. De Heer, Op. Cit., Hlm. 221
75
http://www.sarapanpagi.org/pikullah-kuk-matius-11-28-30-vt39.html - Dikutip
pada 23 Juni 2020. Pukul. 12.52 WIB
48
menambah Hukum Taurat Musa, yang bukan berasal dari Tuhan tetapi dari
tradisi rabbinik sehingga hukum taurat yang sudah berat, menjadi semakin
berat bagi umat Isarel dan siapapun yang bersedia untuk melaksanakannya.
Keidentikan pesan ini yang seolah terlihat hanya bagi orang Yahudi
dapat dilihat pula dari kata οἱ κοπιῶντες dan πεφορτισμένοι. Dimana kata οἱ
κοπιῶντες yakni menderita yang dalam artian laini yakni “menjadi lelah”
dimana kata ini berkaitan dengan lelah yang disebabkan oleh karena “hard
work” . Lalu kata πεφορτισμένοι yakni “beban” dimana kata ini merupakan
Dari kedua kata di atas dapat terlihat dengan jelas gambaran situasi
mental dan fisik dari orang Yahudi yang memang telah mengalami fase lesu
terhadap upaya-upaya untuk dapat hidup benar dan masuk kedalam kerajaan
taurat menaruh beban moral dan hukum yang begitu menekan umat Israel,
dimana pada dasarnya semua itu hanya untuk menjunjung adat istiadat yang
Allah, hati mereka jauh dari pola ibadah yang wajar yang seharusnya dari
kepada kasih kepada sesama manusia, menolong sesama dan menjadi berkat
49
bagi sesama (bnd. Matius. 15 : 3 – 9; Matius. 22 : 34 – 40; Roma. 12 : 1).
Bahkan dalam hal ini, dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma dapat
ditemukan pula bagaimana Paulus juga turut menyindir, dan menegor sikap
para Yahudi yang mengaku berkhimat dan ahli dalam hukum kebenaran
yang bahkan perkataan dan tindakan hidup jauh dari kebenaran (bnd.
Roma. 2 : 17 – 24). Terlihat sangat tidak masuk akal dan bodoh bagi orang-
suatu kesimpulan bahwa kelakuan para pengajar Yahudi ini sama dengan
ini identik dengan situasi dan kondisi umat Israel, penganut agama Yahudi.
baik bahwa kata πάντες merupakan suatu bentuk kata yang, menujukkan
bahwa sekali lagi cakupan pasar dari ajakan Yesus tidaklah sebatas orang
Asing). Dalam hal ini menjadi jelas bahwa beban berat yang dialami oleh
50
Yahudi bukan hanya dirasakan oleh pihak mereka. Namun dalam versi yang
tidaklah memuaskan hati dan batin masyarakat. Semua hal ini disebabkan
kebutuhan batin mereka yang haus akan hubungan dengan sang ilahi, dan
dalam naungan Kekaisaran Roma, dan tentunya orang Roma sendiri, banyak
yang dianut kala itu, diluar kepercayaan umum dari kekaisaran Roma yang
Melihat hal ini menjadi jelas bahwa Yesus hendak mengundang siapa
di dalam akhir hidup. Yesus hendak menyentuh orang-orang yang haus dan
rindu, akan jawaban dan kepastiaan yang melegakan dan menyegarkan jiwa.
51
pribadiNya, namun Ia fokus menjangkau jiwa-jiwa yang dalam kesesakan.
baik, bahwa kalimat ini diawali dengan kata κἀγὼ . Kata ini merupakan
gabungan antara kata καί (dan, juga) and ἐγώ (Aku). Jika melihat sifat
dasarnya sebagai καί maka dapat ditemukan bahwa kata ini adalah kata
bahwa Yesus tidak hanya sekedar meminta setiap orang yang mengalami
hubungan denganNya, namun ada suatu lanjutan dari tindakan mereka yang
jiwa mereka. Kelegaan yang Yesus berikan tidak semerta merta diberikan
hasil dari suatu hubungan yang mereka bangun dan mereka jalin dengan
Yesus Kristus sebagai sosok Mesias Raja Damai, dimana sudah merupakan
52
suatu janji yang teguh bahwa orang yang datang pasti akan mengalami
yang adalah sosok manusia yang sempurna (bnd. Ibrani. 4 : 15B), dimana Ia
sendiri pada dasarnya adalah sosok ilahi Allah yang agung (bnd. Yohanes. 1
: 1; Yohanes. 8 : 58) dimana Allah yang kudus dan suci tidak mungkin
janjiNya ialah benar. Kebenaran akan ketepatan dari perkataan Yesus dapat
dilihat dari kata κἀγὼ yang juga merupakan bentukan kata dari kata ἐγώ
dengan jiwa atau batin, yakni kesegaran spiritual, ketenangan batin. Disatu
sisi, kata ini juga menunjukan bentukan suatu konsep istirahat atau
kesegaran yang juga berkaitan dengan kesegaran badani atau jasmani, yakni
berat yang harus dilakukan dalam kehidupan. Melihat hal ini maka menjadi
tepat dan sesuailah apa yang Yesus berikan dengan kebutuhan umat
53
manusia kala itu, dan bahkan juga pada masa kini. Dimana tuntutan hukum-
kekal yang selama ini mereka lakukan tidak menghasilkan apa-apa dan
justru membuat jiwa dan jasmani mereka semakin haus dan letih.
kepastian akan keselamatan dan kelegaan jiwa yang selama ini mereka
nantikan adalah di dalam Dia, yang adalah sang Mesias. Perlu dipahami
sekali lagi apa cakupan Yesus tidaklah semerta merta hanya berfokus
berikan adalah cakupan hubungan spritualitas yang baik dan benar yang
Perlu diingat bagaimana tujuan misi Yesus untuk datang kedunia yakni
sehingga mereka tidak binasa dan memiliki jaminan kekal, Yesuslah suatu
jalan hidup yang pasti dan benar untuk dapat menuju kepada Bapa Allah
Perlu diingat bahwa Injil Matius merupakan suatu injil yang memiliki
pemberian yang datangnya hanya dari Yesus. Perlu dipahami pula bahwa
77
Thomy J. Matakupan, “Seri Pelajaran Irecs : Prinsip – prinsip Penginjilan” –
Hlm. 12
54
penginjilan adalah suatu bentuk pernyataan bahwa akan Kristus sebagai
wajar jika kelegaan yang Yesus berikan ialah konsep kelegaan yang lebih
disitu dalam ayat selanjutnya akan dapat ditemukan pula bahwa selain
agamawi yang menekan dan memberatkan umat manusia, seperti yang telah
yang fana.
b. Ayat 29
ἄρατε τὸν ζυγόν μου ἐφ᾽ ὑμᾶς καὶ μάθετε ἀπ᾽ ἐμοῦ, ὅτι
Take my yoke upon you, and learn of me; for I am meek and
78
Thomy J. Matakupan, “Seri Pelajaran Irecs : Prinsip – prinsip Penginjilan” –
(Momentum:2002). Hlm. 5
55
1. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku
Pada ayat 29 ini maka akan langsung terlihat dengan jelas bahwa ayat
ini diawali dengan suatu perintah yang Yesus berikan kepada setiap orang
seperti yang telah dijelaskan diayat sebelumnya, adalah suatu hal yang pasti
dan benar bahwa kepastian akan keselamatan adalah di dalam Dia, dan
kepastian itu. Namun perlu dipahami dengan baik bahwa hal tersebut bukan
berarti manusia dapat menerimanya begitu saja. Hal ini tidak berarti bahwa
setelah menerima kepastian dan kelegaan yang berasal dari Yesus, kemdian
kemerdekaan, yang bersifat sembrono dan menjadi liar. Kalimat ἄρατε τὸν
bentuk kalimat perintah yang Yesus ucapkan untuk menjaga umat manusia
tetap dalam trek yang benar dan bukannya dalam kesesatan dan keliaran
menerima semua itu dari Yesus. Perlu diperhatikan dengan baik bahwa kata
ἄρατε dengan sifat imperatif nya, secara literal adalah kata yang berarti
meruapakan cakupan yang luas (plural), dimana menjadi suatu hal yang
wajib hukumnya bagi setiap orang yang datang kepada Yesus dan
56
menerima kelegaan serta kepastian itu, untuk kemudian melaksanakan
perintah ini yakni memikul kuk (bnd. Juga statement Paulus dalam Roma.
6 : 1 – 2 & 15 – 16).
Dalam ayat ini dapat terlihat dengan jelas bahwa Yesus ingin agar setiap
yang orang yang datang kepadaNya memikul sebuah τὸν ζυγόν (the yoke :
kuk). Kata kuk ini diikuti dengan dengan kata τὸν, yang merupakan definite
Article. Perlu dipahami bahwa definite artikel adalah kata sandang tertentu
yang digunakan pada hal yang spesifik atau yang sudah disebutkan
sebelumnya, atau untuk menyebutkan kata benda secara tertentu atau secara
Kata ini merupakan definite artikel sebab kata τὸν adalah kata yang diikuti
oleh kata ζυγόν yang merupakan kata benda. Sehingga kata τὸν ini
kata ζυγόν maka dapat dipersempit maknanya bukan secara umum tapi
secara khusus.
dapat dipahami bahwa τὸν ζυγόν (the yoke : kuk) yang dimaksud adalah
suatu bentuk kuk yang spesifik yakni kuk yang berasal dari Yesus, yang
dipasang dan diberikan oleh Yesus, dimana dalam bahasa Yunaninya ialah
Dimana dari kata ἐφ᾽ yang merupakan bentuk preposisi yang menunjukan
letak dari suatu objek atau suatu pergerakan. Sehingga dari pemahaman ini
dapat dipahami bahwa kuk tersebut adalah suatu bentuk kuk yang
79
Ibid. Timothy Friberg
57
ditanggungkan, dan ditempatkan di atas ὑμᾶς (kamu) sebagai suatu objek
dari janji Yesus, yakni meliputi setiap orang yang datang kepada Yesus dan
perkakas yang dikenal sebagai alat yang menghubungkan dua (atau lebih)
lembu menjadi satu.80 Secara harfiah, memang kuk ialah bentuk perkakas
yang biasa dipakaikan kepada lembu. Namun perlu dipahami dengan baik,
bahwa kuk yang dimaksud dalam Matius 11:28-30 ialah merupakan suatu
bentuk kewajiban spiritual yang harus dikerjakan dan dilakukan oleh orang-
orang yang datang kepada Yesus. Yakni suatu bentuk Kuk yang adalah
adalah sebutan alegoris untuk "Hukum" yaitu "Hukum yang harus dipikul"
Israel, dan jikalau diperinci Hukum Taurat itu berisi 613 perintah (613
Mitsvot). Dan perintah-perintah ini harus ditaati. Dalam Yakobus 2:10 pun
bahwa tenyata Hukum Taurat itu ternyata berat dan membebani. Karena
Taurat dan orang Farisi telah meletakkan beban berat, mempersulit dan
80
http://www.sarapanpagi.org/kuk-beban-pikulan-vt4412.html#p24172, dikutip
pada tanggal 19 Juni 2020, pada pukul. 12:38 wib.
81
http://www.sarapanpagi.org/pikullah-kuk-matius-11-28-30-vt39.html - Dikutip
pada 23 Juni 2020. Pukul. 12.52 WIB
58
menambah Hukum Taurat Musa, yang bukan berasal dari Tuhan tetapi dari
sehingga hukum taurat yang sudah berat, menjadi semakin berat bagi umat
banyak dilakukan oleh para ahli Farisi yang akhirnya menyalah gunakan
hukum-hukum itu untuk berkuasa atas umat dengan tangan besi, sedangkan
mereka sendiri lalai dalam melakukannya. Disatu sisi menjadi suatu hal
mustahil pula manusia dapat menghidupi hukum taurat sebab manusia telah
Hukum yang Yesus bawa bukanlah hukum yang memberatkan dan menekan
umat manusia. Hukum yang Yesus bawa untuk ditaati ialah suatu hukum
yang ringan dan mudah yang berfokus kepada kasih yang menjadi hukum
yang terutama dan utama, yakni mengasihi Allah, dan mengasih sesama
yang baru yang dimampukan untuk taat dengan membebaskan manusia dari
kuasa dan perbudakan dosa (bnd. Roma 6 : 13 – 14; Roma 8 : 1 – 17) ).82
seolah-olah Yesus ada diluar "kuk" itu, namun perlu dipahami dengan baik
82
Dave Hagelberg, M.Th, “Tafsiran Roma Dari Bahasa Yunani”- Kalam Hidup,
Cetakan ke – 6, Hlm. 262
59
bawha makna sejati dalam frasa "ζυγος μου" menunjukkan bahwa Yesus
ada bersama-sama dengan umat manusia di dalam menanggung kuk itu, hal
ini kemudian penulis pahami juga sebagai bentuk tindakan Yesus yang turut
melakukan kuk ini dalam bentuk kemampuan untuk hidup taat dalam
kebenaran (kuk : hukum) yang Yesus berikan itu. Hal ini kemudian semakin
itu ringan." Kalau Tuhan Yesus ada diluar "kuk", ungkapan "beban-Ku itu
hati
Kalimat selanjutnya ialah μάθετε ἀπ᾽ ἐμοῦ, ὅτι πραΰς εἰμι καὶ ταπεινὸς
rendah hati, dan lemah lembut”. Kalimat ini diawal dengan kata μάθετε
(belajarlah) yang merupakan bentuk kata dari makna dasar belajar, yaitu
eksternal, seperti : belajar melalui instruksi yang diajarkan, atau belajar dari
dari teladan seseorang. Dalam hal ini maka dapat dipahami bahwa Yesus
padanya (ἐμοῦ, ὅτι : dari Aku). Ini bukan sekedar suatu himbauan atau
ajakan, tetapi merupakan suatu bentuk perintah yang mutlak yang harus
dilakukan oleh setiap yang datang kepadaNya. Hal ini merupakan suatu hal
60
yang wajar, sebab dalam hal ini Yesus telah membuktikan diriNya untuk
turut juga dalam ketaatan kepada kehendak dan rencana Bapa (bnd. Filipi. 2
Dari kalimat ταπεινὸς τῇ καρδίᾳ, (rendah hati & lemah lembut) bahwa
ahli-ahli Farisi atau aliran keagamaan lain yang menekan jemaatnya dengan
harapan palsu kepada umat manusia. Tetapi Ia adalah sosok yang tepat janji
dan kosisten dalam perkataan, dan Ia juga merupakan sosok yang tidak
munafik, sebab apa yang Ia ajarkan dan perintahkan adalah hal-hal yang
61
Berbicara tentang kelemahlembutan dan kerendahhatian, kedua hal ini
dalam batasan tindakan. Orang yang bicaranya lembut dan tidak terburu-
rendah hati. Namun perlu dipahami dengan jelas bahwa maksud dari Matius
11:29 ini ialah memberikan kritikan terhadap pandangan populer ini, ayat
ini juga hedak menyindir sikap dari para pemimpin agama yang kebanyak
dari mereka adalah orang yang otoriter dan bertangan besi (bnd. Matius.
dan tapeinos (lit. “rendah”) diberi keterangan “dalam hati” (tē kardia). Jadi,
kata “hati” memayungi lemah lembut dan rendah. Senada dengan Yesus,
lahiriah (1 Pet 3:3-4). Hati yang lembut dan rendah tentu saja akan nampak
terutama adalah masalah hati. Yesus memiliki hati yang fokus pada
kepentingan Bapa dan kasih kepada umat manusia. Dia bukanlah sosok
yang egois yang haus akan penghormatan dan kekuasaan. Ia adalah sosok
dan kemampuan.
62
kelemahlembutan dan kerendahhatian tidak meniadakan kekuatan
adalah dalam hal keselamatan. Tidak ada seorang pun dapat mengenal Bapa
jika Anak Allah tidak berkenan menyatakan hal itu kepadanya (11:27b).
Yesus pun tidak segan-segan menempatkan diri sebagai seorang guru yang
11:29-30). Yesus adalah figure yang sangat baik, namun Ia juga adalah
sosok yang tegas dan keras. Namun perlu dipahami bahwa keras dan
tegasnya Yesus tidak semerta merta hanya sekedar untuk menekan umat
semua ini Ia lakukan karena kasih seperti seorang bapa yang ingin mendidik
63
anaknya menjadi pribadi yang baik dan benar. Semua yang Yesus lakukan
Ialah untuk mendidik manusia menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah.
dari Alkitab telah memberikan suatu gambaran konkrit yang tidak jauh
berbeda. Dalam hal, Paulus pun juga pernah menasihatkan agar teguran
keramahan, dan segala sesuatu yang manis dalam interaksi dengan orang
lain (bnd. 2 Korintus. 10 : 1; Gal 5 : 23; Ef 4:2; Kol 3:12; Yak 3:13). Yesus
akan merasakan kasihNya dan disatu sisi akan merasakan pola didikan yang
tegas namun membawa arah yang benar dalam hidup setiap yang datang
kepadaNya.
64
c. Kesimpulan
hendak memberikan suatu solusi yang baik bagi setiap manusia, yakni
kepastian dan harapan yang pasti akan keselamatan di akhirat nanti. Yesus
figure yang datang dalam kasih yang berfokus kepada keselamatan dan
yang liar dan sembrono tanpa aturan. Yesus tetap membawa suatu warna
hukum baru yang tidak memberatkan manusia. Hukum itu adalah hukum
yang berlandaskan kepada kasih, yakni suatu bentuk kewajiban yang harus
ditaati yang terfokus kepada kasih kepada Allah dan kepada sesama
manusia. Ia memberikan hukum ini sebagai suatu perintah yang konkrit dan
65
mutlak. Dalam segala hukum yang Ia berikan, Ia bukanlah sosok yang
sebab, Ia telah terlebih dahulu melakukanNya. Tidak seperti para ahli taurat
teladan yang benar. Ia penuh kasih namun juga Ia adalah pribadi yang tegas,
terdidik untuk hidup dalam kehendak Allah. Ia adalah sosok yang juga
Bab 4
66
A. Yesus sebagai satu-satunya sumber kelegaan (Aku akan
memberikan kelegaan)
jasmaniah yang real dan nyata, daripada datang mendekat kehadirat Allah,
ada suatu jaminan akan kelegaan dari segala beban dan tekanan dalam hidup
yang datang dari berbagai hal yang didasari oleh kuasa dosa. Allah telah
janji-janji Allah akan kelegaan yang paling utama dan berharga yang
Dari sini manusia, dan bahkan umat percaya diajar untuk datang
kepada Tuhan dan bergantung kepada Tuhan dalam segala hal (bnd. Amsal.
3 : 5 – 6). Jangan lari dan mencari pertolongan dari tempat lain, namun
67
hanya datang kepada Ia, Yesus Kristus sang Juruselamat sang kelegaan.
kebahagiaan hidup. Salah satu dari sepuluh kiat itu adalah: "Berhentilah
(Matius 6:27).
memikul beban itu sendirian. Salah seorang murid Yesus yakni Petrus,
tekanan dan beban yang ada didunia, Ia adalah kebenaran, tetapi Ia juga
68
adalah kehidupan (bnd. Yohanes. 14 : 6). Keadaan dunia ini boleh saja
berubah, tetapi perlu diingat dengan baik bahwa Tuhan ialah oknum atau
pribadi yang tidak pernah dan tidak mungkin berubah: kuasa, kasih,
kemurahan dan kebaikan-Nya "...tetap sama, baik kemarin maupun hari ini
merupakan ungkapan dari Yesus yang hendak mengajak atau menarik orang untuk
datang kepadaNya. Dapat dipahami bahwa orang yang mau datang dan
ajakanNya lah yang kemudian akan menerima hasil dari perkataan Yesus.
Yesus pernah mengajarkan kepada orang banyak untuk tidak khawatir akan apapun
juga, sebab Bapa akan memberikannya dan menyediakannya. Namun perlu diingat
ada suatu syarat untuk dilakukan, yakni : “carilah dahulu kerajaan Allah, dan
dalam kehidupan manusia, sebagai Mesias Anak Allah. Dimana dari pemahaman
ini dapat dimengerti bahwa secara tidak langsung statement ini mendukung
statement Yesus yang mengatakan “marilah kepadaKu”. Oleh sebab itu maka
menjadi benar jika dipelukan kedekatan dan hubungan yang intens dengan Yesus
sebagai Tuhan dan juruselamat. Diperlukan sikap hati yang senantiasa datang
69
Saat manusia datang kepadaNya maka Ia akan :
1. Memberi Kekuatan
Datang kepada Kristus bukan berarti kita terbebas dari masalah, masalah
dan pencobaan akan tetap ada selama kita masih di bumi ini, namun Tuhan
akan menolong ketika datang kepada Dia maka Tuhan akan memberian
14-15)
Contoh :
Fil 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.
2. Memberi Pengharapan
dan didalam pengharapan akan janji Tuhan tentunya akan membawa hidup
70
Adalah Sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibr 6:19)
manusia alami seperti yang telah dijelaskan diayat sebelumnya, adalah suatu
hal yang pasti dan benar bahwa kepastian akan keselamatan adalah di dalam
Dia, dan setiap yang datang kepadaNya, dan bersekutu denganNya akan
menerima kepastian itu. Namun perlu dipahami dengan baik bahwa hal
tersebut bukan berarti manusia dapat menerimanya begitu saja. Hal ini tidak
berarti bahwa setelah menerima kepastian dan kelegaan yang berasal dari
bahkan kemerdekaan, yang bersifat sembrono dan menjadi liar. Ada suatu
kewajiban yang harus dilakukan manusia setelah menerima semua itu dari
Yesus.
Yesus berikan yaitu hukum kasih. Kasih yang dimaksudkan ialah bentuk
71
kasih yang meliputi keseluruhan hukum taurat yaitu : kasih kepada sesama
dan kasih kepada Allah. Dalam hidup manusia adalah mahluk sosial, disatu
Tanpa ada hubungan yang baik dengan sesama maka manusia tidak dapat
hidup dan bergerak dengan bebas dan leluasa, dalam artian semua akan
terasa berat dan penuh halangan. Begitu pula sebaliknya, tanpa hubungan
kemerosotan moral.
Jika orang percaya hanya belajar berdasarkan sebuah buku, maka itu
hanya dapat menjelaskan dalam bentuk definisi, konsep, dan berbagai aspek
contoh konkrit yang dapat diamati dan diteladani. Sebuah fungsi buku
hanya bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, dan mungkin dapat
teori dan dan konsepnya, sehingga kemudian dapat meneladani dan terlihat
lemah lembut dan rendah hati, tetapi pembaruan di dalam inti hati hanya
dimungkinkan melalui Yesus Kristus. Ada dua proses yang perlu dilalui
72
memperlakukan orang lain dengan lemah lembut jika kita tidak
berserah pada “Bapa, Tuhan langit dan bumi” yang berdaulat untuk
bisa rendah hati jika kita tidak menyadari bahwa keselamatan kita
Bapa dan Kristus Yesus dalam segala sesuatu yang mampu bersikap
seluruh hidup-Nya.
Hal ini dapat dipelajari pula dalam sikap Paulus. Ketika Paulus diserang dan
semua itu dengan bijak, kasih dan kelemahlembutan. Ia memilih jalan yang
73
terlihat lemah di mata orang lain (2 Kor 10:1). Ia memperingatkan jemaat
terhadap Yesus Kristus, proses ini jelas tidak akan mudah. Jatuh dan bangun
akan menjadi bagian tak terpisahkan dari proses ini. Walaupun demikian,
yang gagal. Tidak seperti orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang siap
ketenangan dan kelegaan. Tiap kali kita gagal, kita bisa dengan leluasa
Bab V
A. Kesimpulan Umum
Kesimpulan dari skripsi ini adalah umat percaya harus menyadari bahwa
Yesus hendak memberikan suatu solusi yang baik bagi setiap manusia yang
74
yang semu dan tidak menghasilkan apa-apa. Yesus hendak menyajikan
terdapat suatu kelegaan dan kesegaran spiritual, yakni suatu kepastian dan
harapan yang pasti akan keselamatan di akhirat nanti. Yesus menjadi sosok
dunia yang hanya memberikan tuntutan namun tanpa kepastian dan justru
dalam kasih yang berfokus kepada keselamatan dan restorasi batin manusia
kehidupan kekal.
Dalam segala apa yang telah Ia janjikan dan berikan kepada manusia, Ia
yang Ia berikan bukanlah suatu bentuk kelegaan dan kebebasan yang liar
dan sembrono tanpa aturan. Yesus tetap membawa suatu warna hukum baru
berlandaskan kepada kasih, yakni suatu bentuk kewajiban yang harus ditaati
yang terfokus kepada kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia.
B. Saran
Penulis menyadari dengan baik bahwa sejatinya karya ilmiah ini masih
terbatas dan masih jauh dari harapan para pembaca. Maka, penulis
75
melanjutkan tulisan karya ilmiah ini, dengan ciri khas, dan metode masing-
masing pembaca guna menerima hasil yang lebih konkrit dan detail.
Tulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari segala kesalahan, kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan baik dalam penggalian ayat maupun dalam
penulisannya. Karya ilmiah ini juga terbuka untuk dikritisi oleh para teolog-
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penelitian dan
kebutuhan dan membangun kerohanian para pembaca untuk setiap hari tetap
76