Anda di halaman 1dari 44

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan,Ph.D.,

Departemen Matematika-ITB

Bab 7 Fungsi Transenden


Logaritma Natural Inverse Fungsi dan Turunannya Fungsi Eksponensial Natural Fungsi Eksponensial Umum Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponensial Inverse Fungsi Trigonometri dan Turunannya Fungsi Hiperbolik dan Inversenya
1

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Pada bab ini kita akan sepasang fungsi yang mungkin.paling terkenal dalam calculus yaitu ln x dan inversenya ex. Keduanya akan didefinisikan dengan urutan dan cara yang berbeda dari biasanya, yaitu fungsi ln x, didefinisikan dahulu, sebagai integral, baru ex diberikan sebagai inversenya. Kita akan melihat bahwa pendekatan ini dapat memecahkan berbagai masalah dan penggunaannya sangat luas dalam sains, engineering, dan ekonomi.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

1. Logaritma Natural
Aturan pangkat, tidak dapat memberikan fungsi yang antiturunannya adalah 1/x. Tetapi, dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus kita dapat mendefinisikan fungsi melalui integral yang turunannya adalah 1/x. Fungsi ini kita sebut logaritma natural dari x, ditulis ln x. Dapat dibuktikan, tapi tidak diberikan pada kuliah ini, bahwa fungsi ini sama dengan fungsi logaritma berbasis e yang telah kita kenal di SMA.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Definisi
Fungsi logaritma, ditulis ln x, didefinisikan sebagai x1 ln x = dx, x > 0 1 x Gambar di samping memberikan makna geometri dari ln x. ln x hanya terdefinisi untuk x>0: Jika 0<x<1, maka ln x<0 Jika x>1, maka ln x>1.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Turunan logaritma natural


Dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus kita peroleh bahwa d x1 d 1 1 t dt = dx ln x = x , x > 0 dx Secara umum, dengan menggunakan Dalil Rantai kita peroleh bahwa d 1 d ln u ( x ) = u ( x) dx u ( x ) dx

Contoh
d 1 d 1 1 ln 5 x = ( 5x ) = ( 5) = dx 5 x dx 5x x
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
5

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh
d 1 d 3 ln x3 = 3 ( x ) = x13 ( 3x 2 ) = 3 dx x x dx d 1 d (b) ln x + 3 = x +3 = dx x + 3 dx (a)

Khususnya untuk fungsi ln|x|, kita peroleh bahwa d 1 ln x = , x > 0 dx x Untuk membuktikan ini kita perlu membaginya ke dalam dua kasus: untuk x>0, di mana |x|=x dan untuk kasus x<0 sehingga |x|=-x. d d 1 x > 0: ln x = ln x = dx dx x d d 1 1 x < 0: ln x = ln ( x ) = ( 1) = dx dx x x
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
6

1 1 = x + 3 2 x 2x + 6 x 1

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Hubungan diatas mengatakan bahwa ln|x| adalah antiturunan dari 1/x. Akibatnya, kita memperoleh formula integral bagi 1/x. 1 x dx = ln x + C , x 0. Teorema Jika fungsi u ( x ) terturunkan dan tidak pernah bernilai nol, maka

u du = ln u + C ,

u 0.

Dengan demikian, teorema diatas dapat menjawab integral yang selama ini tidak terjawab oleh Aturan Pangkat, yaitu xrdx=xr+1 /(r+1) (tidak berlaku untuk r=-1). Bentuk lain adalah u ( x) ' u ( x ) dx = ln u ( x ) + C
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
7

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh

1 du 2x = ln u dx = -5 u x 5 2

1 5

= ln 1 ln 5 = ln1 ln 5 = ln 5

Sifat-sifat logaritma natural


Pada contoh sebelumnya telah kita lihat bahwa turunan dari ln5x sama dengan turunan dari lnx yaitu 1/x. Fakta ini berguna untuk membuktikan teorema berikut. Teorema Jika a dan b > 0 dan r bilangan rasional, maka a (a) ln1 = 0 (c) ln = ln a ln b b (b) ln ab = ln a + ln b (d) ln a r = r ln a
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
8

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Dari definisi, diperoleh bahwa ln 1=0. Memperhatikan catatan di atas, kita peroleh bahwa ln ax = ln x+C. Hal ini berlaku untuk semua x. Maka khususnya untuk x=-1, kita peroleh ln a1 = ln 1+C = 0 + C. Jadi, C = ln a. Dengan demikian untuk x=b, berlaku ln ab = ln b+ ln a. Selanjutnya, gunakan rumus di atas pada ln a, dengan menulisnya sebagai ln (a/bb) untuk membuktikan bagian (c).

Contoh
Tentukan dy / dx jika y = ln x+2 x3 + 2

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

y = ln Maka,

x+2 x +2
3

= ln ( x + 2 ) ln x3 + 2 = ln ( x + 2 ) 1 ln ( x 3 + 2 ) 2

y' =

(3 2) x2 1 1 1 1 ( 3x 2 ) = x + 2 x3 + 2 x + 2 2 x3 + 2
y=

Bila sebuah fungsi melibatkan pembagian, perkalian, dan atau pangkat seperti x+2

( x + 1) 5 x 2 6

maka penentuan turunannya menjadi rumit karena memerlukan berbagai aturan turunan. Masalah ini dapat dibantu dengan menggunakan logaritma. Metoda ini disebut diferensiasi logaritma (logarithmic differentiation). Metoda ini akan sangat jelas bila kita melihat contohnya langsung.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
10

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh
Tentukan dy / dx bila y = ( x 2 ) x3 4 x Pertama tentukan ln y. Selanjutnya tentukan turunannya, terhadap x, secara implisit. ln y = ln ( x 2 ) x 3 4 x = ln ( x 2 ) 1 ln ( x 3 4 x ) 2
3 2 1 dy 1 1 3x 2 4 2 ( x 4 ) ( x 2 ) ( 3x 4 ) = = y dx x 2 2 ( x3 4 ) 2 ( x 2 ) ( x3 4 )

2x ( x2 4)

x2 4x 4

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

11

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Jadi, x2 4 x 4 dy x 2 x2 4x 4 = = y 2 2 dx x3 4 x 2 x ( x 4 ) 2x ( x 4) x2 4 x 4 = 3 2 x 2 ( x + 2) x2 4

Bentuk Grafik y=ln x


Seperti biasa kita dapat memanfaatkan turunan pertama dan kedua untuk menganalisis bentuk grafiknya. Pertama domain atau daerah asal selang (0, ). Selain itu
d 1 d2 1 ln x = > 0 dan 2 ln x = 2 < 0 dx x dx x
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
12

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Dengan demikian, grafiknya monoton naik dan cekung kebawah. Karena


lim x ln x = dan lim x ln x =

maka daerah hasilnya adalah seluruh himpunan bilangan real.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

13

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

2. Inverse Fungsi dan Turunannya


Salah satu cara membangun fungsi yang baru dari fungsi yang telah ada adalah dengan membalikkannya. Hasilnya disebut inverse atau balikan. Sebagai contoh, inverse dari f(x)=x3 adalah g(x)= 3 x .
g f ( x ) = 3 x 3 = x dan f g ( x) =

( x)
3

=x

Terlihat bahwa fungsi g membatalkan efek dari f dan juga sebaliknya. Inilah art inverse.

Definisi
Misalkan f : A B sebuah fungsi. Fungsi inverse dari f , jika ada, adalah fungsi f 1 : B A sehingga untuk tiap x A, y B f 1 f ( x) = x dan f f 1 ( y ) = y
14

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Keujudan Inverse
Tidak setiap fungsi mempunyai balikan. Sebagai contoh, fungsi h(x)=x2. Jika ada, karena h(2)=4, maka haruslah
h 1 ( 4 ) = h 1 ( h ( 2 ) ) = h 1 h ( 2 ) = 2

Tetapi jelas juga bahwa h(-2)=4, sehingga

h 1 ( 4 ) = h 1 ( h ( 2 ) ) = h 1 h ( 2 ) = 2

Akibatnya, h-1(4) mempunyai dua nilai, yaitu 2 dan 2. Hanya fungsi yang satu-satu (injektif) yang mempunyai inverse. Kriteria ini umumnya sulit digunakan karena kita harus mengetahui benar grafiknya. Kriteria yang lebih praktis untuk keujudan inverse adalah sifat monoton sejati sebagaimana diberikan oleh teorema berikut.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
15

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sebuah fungsi f disebut monoton naik [turun] sejati pada himpunan A bila untuk tiap x1, x2A, berlaku jika x1< x2, maka f(x1)< f(x2) [f(x1)> f(x2) ] Teorema Jika f monoton sejati pada seluruh domainnya, maka f mempunyai inverse. Adakalanya sebuah fungsi yang secara natural tidak mempunyai inverse, tetapi bila domainnya dibatasi maka ia mempunyai inverse. Sebagai contoh fungsi sin(x) mempunyai inverse pada selang [-/2,/2].

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

16

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Perlihatkan bahwa fungsi f ( x ) =


tentukan inversenya. Pertama kita cari domainnya. Domain dari f adalah seluruh x > 2. 1 1 Dari hubungan y = , diperoleh bahwa y 2 = sehingga x2 x2 x 2 = 1 y 2 atau x = 1 y 2 + 2. Jadi, f 1 ( x ) = 1 x 2 + 2. f ( f 1 ( x ) ) = 1 f 1 ( x ) 2 = 1 1 x2 mempunyai inverse dan

(1 x

+ 2) 2 = 1

x2 = x

f 1 ( f ( x ) ) = 1 1

x2

+ 2 = 1 (1 x 2 ) + 2 = x 2 + 2 = x

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

17

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Grafik y=f-1(x) dan turunannya


Misalkan f mempunyai inverse. Maka
y = f ( x ) x = f 1 ( y )

Dengan demikian, jika titik (x,y) berada pada grafik f, maka titik (y,x) berada pada grafik f-1. Artinya grafik f-1 adalah hasil pencerminan dari grafik f terhadap garis y=x.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

18

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

19

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Tiga langkah untuk menentukan balikan f-1(x) Tulis x sebagai fungsi dari y dengan cara menyelesaikan persamaan y=f(x). Namakan hasil diatas sebagai f-1(y). Ganti y dengan x untuk memperoleh f-1(x). Selanjutnya, bagaimana hubungan antara kemiringan grafik f dan grafik f-1?

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

20

10

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kemiringan f di a dan f-1 di f(a) ternyata juga saling inverse yaitu


df 1 dx =
f (a)

f (a) c 1 = = 1 a b ( a b) f ( a ) c df dx a

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

21

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Gambar bisa saja salah. Namun pengamatan di atas berlaku umum dan diberikan dalam teorema berikut.
turunan kedua sisi, dengan bantuan aturan rantai, diperoleh 1 = Dx x = Dx f 1 ( f ( x ) ) = Dx f 1 ( f ( x ) ) Dx f ( x ) Teorema Fungsi Inverse

Menurut definisi fungsi inverse, f 1 ( f ( x ) ) = x. Apabila dilakukan

Misalkan fungsi f terturunkan dan monoton sejati pada interval I . Jika f ' ( x ) 0 untuk suatu x I , maka f 1 terturunkan di titik y = f ( x ) dan Dx f 1 ( f ( a ) ) = df 1 dx =
f (a)

1 = Dx f ( a ) df dx a
22

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

11

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Misalkan y = f ( x ) = x3 2. Tentukan ( f 1 ) ' ( 6 ) . Jika f ( a ) = 6 atau a 3 2 = 6, maka haruslah a = 2. Jadi, menurut Teorema Fungsi Inverse,

( f ) '( 6) = ( f ) ' ( f ( 2))


1 1

= =

1 1 = f ' ( 2 ) 3 22 1 12

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

23

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh
Tentukan rumus dari f -1 ( x ) jika y = f ( x ) = ( x 1) ( x + 2 ) . Pada langkah pertama, kita tentukan x. y = ( x 1) ( x + 2 )

( x + 2) y = x 1

atau

xy + 2 y = x 1 x ( y 1) = (1 + 2 y )

xy x = 1 2 y atau Jadi, x = (1 + 2 y ) (1 y ) .

Pada langkah kedua, kita tulis f 1 ( y ) = (1 + 2 y ) (1 y ) . Akhirnya, setelah semua y diganti oleh x, diperoleh f 1 ( x ) = (1 + 2 x ) (1 x ) .

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

24

12

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

3. Fungsi Eksponensial Natural


Fungsi eksponensial natural, y=exp(x), adalah inverse dari logaritma natural. x=exp(y) y=ln x. Bilangan basis fungsi ini, ditulis e=exp(1) sehingga ln e=1. Ekspansi desimal bilangan ini adalah e2,71828182845
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
25

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Dengan demikian,

1 1 t

dt = 1

Dari definisi langsung diperoleh bahwa 1. exp(ln x)=x, bila x>0. 2. ln(exp(x)) =x. Perlu dicatat, bahwa e adalah bilangan transenden (dibuktikan oleh Euler), yaitu tidak ada polinom p(x) sehingga p(e)=0.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

26

13

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kita dapat mengkonfirmasikan (saat ini untuk bilangan rasional r), bahwa y=exp(x) adalah sebuah fungsi eksponesial. er=exp(ln er)= exp(rln e)= exp(r) Sejauh ini kita telah mendefinisikan bilangan pangkat dengan pangkat rasional. Untuk x irrasional, kita kembali pada definisi fungsi eksponesial, yaitu ex=exp(x) Jadi, untuk selanjutnya. 1. elnx=x, untuk x>0. 2.ln(ex)=x, untuk tiap x.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
27

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Turunan dari exp(x)


Misalkan y=ex. Karena ln x dan exp(x) saling inverse, maka x=ln y. Apabila kedua sisi didiferensialkan, dengan menggunakan Aturan Rantai, diperoleh bahwa 1=(1/y)Dxy atau Dxy =y
Teorema d x e = e x dx

Sebagai akibat kita peroleh


Teorema

e dx = e
x

+C

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

28

14

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Tentukan turunan dari y = e57 x Misalkan u = 5 7 x dan oleh karena itu u ' = 7. Maka, dengan Aturan Rantai diperoleh bahwa y ' = e u u ' = e 5 7 x ( 7 ) = 7 e 5 7 x

Contoh

Tentukan turunan dari y = e x ln x Dengan Aturan Rantai diperoleh bahwa


y ' = e x ln x Dx ( x ln x ) = e x ln x ( ln x + x 1 ) x = e x ln x ( ln x + 1)

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

29

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Hitunglah a.

e 4 x dx dan b.

/2

esin x cos xdx

a. Misalkan u = 4 x sehingga du = 4dx. Maka

e 4 x dx =

1 4

e du =
u

1 4

eu + C = 1 e 4 x + C . 4

b. Misal u = sin x sehingga du = cos dx. Maka esin x cos xdx = eu du = eu + C = esin x + C.
/2

Dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus diperoleh esin x cos xdx = esin x
/2
0

= e1 e0 = e 1

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

30

15

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

4. Fungsi Logaritma dan Eksponesial Umum


Kita telah berhasil mendefinisikan ex untuk tiap bilangan real x, termasuk e . Namun bagaimana dengan e? Kita akan memanfaatkan hubungan x=exp(ln x). Definisi Jika a > 0 dan x adalah sebarang bilangan real, maka
a x = e x ln a

Dengan demikian, kita peroleh bahwa ln(ax)=ln(exln a)=x ln a Catatan: definisi di atas memungkin kita untuk memperluas aturan ln(ar)=ln(erln a)=r ln a yang sebelumnya hanya berlaku untuk r rasional.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
31

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sifat-sifat ax
Teorema Sifat-sifat Fungsi Eksponen Diberikan a > 0, b > 0, dan x, y sebarang bilangan real. 1. a x a y = a x + y 3. ( a x ) = a xy
y

2.

ax = a x y ay
x

4. ( ab ) = a x b x

a a 5. = x b b Bukti (sebagian)
x

a x a y = e x ln a e y ln a = e x ln a + y ln a = e(

x + y ) ln a

= a x+ y

(a b)

= e x ln a b = e

x ( ln a ln b ) 1) x

= e x ln a x ln b = e x ln a e x ln b = a x b x

= a x b x = a x b(

= a x b(

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

( ) ) = ( ab )
1 x

1 x

= ax bx
32

16

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Aturan Rantai dapat dimanfaatkan untuk menentukan turunan dari ax. Dx a x = Dx e x ln a = e x ln a Dx ( x ln a ) = a x ln a


Teorema Fungsi Eksponen Dx a x = a x ln a

a dx = ln a a
x

+ C,

a 1

Contoh Hitunglah dy dx bila a. y = 3


x

b. y = 5w ln ( 2w )
x

a. Gunakan Aturan Rantai dengan u = x Maka Dx 3


x

= 3 x ln 3Dx

( x ) = 32 ln 3 x
33

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

b. Gunakan Aturan Rantai dan Aturan Perkalian Dx 5w ln ( 2w ) = Dx ( 5w ) ln ( 2w ) + 5w Dx ln ( 2 w ) = 5w ln 5ln 2w + 5w (1 2w ) Dx ( 2w ) = 5w ln 5ln 2w + 5w (1 2w ) 2w ln 2


Contoh Hitunglah x 2 x dx.
2

Misalkan u = x 2 , sehingga du = 2 xdx. Maka

x2

x2

dx =

1 2

du =

1 2

1 ( ln12 ) 2u + C = ( 2 ln 2 ) 2 x

+C

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

34

17

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Untuk 0<a<1, grafik y=ax adalah monoton turun. Sedangkan untuk a>1, grafik y=ax adalah monoton naik. Sifat-sifat ini dapat diperiksa dengan menyelidiki turunan pertamanya. Dari fakta kemonotonan ini kita dapat menyimpulkan bahwa keluarga fungsi-fungsi ini, f(x)=ax, a1, mempunyai inverse. Ini akan dipelajari pada bagian berikut. Sedang kecekunganya dapat ditentukan melalui turunan keduanya.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
35

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Fungsi logax
Pada bagian ini kita akan membangun fungsi logaritma berbasis bilangan positif a1, logax. Fungsi ini didefinisikan sebagai inverse dari fungsi eksponensial ax. Definisi Misalkan a > 0 dan a 1. Maka
y = log a x x = a y

Catatan: lnx=logex Hubungannya dengan logaritma biasa dapat diperoleh secara berikut. Misalkan y= logax sehingga x=ay. Maka
ln x = ln a y = y ln a sehingga log a x = ln x ln a
36

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

18

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Karena logax tidak lain adalah kelipatan skalar dari lnx, dengan mudah diperoleh bahwa d 1 log a x = dx x ln a

Fungsi-fungsi ax, xa, dan xx.


Walaupun sekilas tampak serupa, perhatikan bahwa f(x)=ax adalah fungsi eksponensial, sedangkan f(x)=xa adalah fungsi pangkat. Kita telah memperoleh Dxax . Sedangkan turunan Dxxa telah buktikan untuk bilangan pangkat a rasional. Kembali akan kita gunaka kekuatan dari konsep yang kita bangun pada bab ini. Untuk sebarang a, xa= ealnx. Maka
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
37

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II


a a ax Dx x a = Dx e a ln x = e a ln x Dx a ln x = e a ln x = x x

Jadi, Aturan Pangkat berlaku umum (termasuk untuk a irrasional), yaitu a a 1


Dx x = ax

Berkenaan dengan itu kita peroleh Aturan Pangkat untuk integral. a +1

x dx = a + 1 + C ,
a

a 1.

Treatment di atas dapat digunakan untuk kasus yang lebih umum yaitu fungsi f(x)=u(x)v(x) . Tulis fungsi ini dengan menggunakan eksponensial dan logaritma: f(x)=e v(x)lnu(x)
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
38

19

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Tentukan Dx y bila a. y = x x b. y = ( x 2 1) a. Karena x x = e x ln x , maka Dx y = Dx e x ln x = e x ln x Dx ( x ln x ) = e x ln x ( ln x + x 1 ) x = x x ( ln x + 1) . b. Tulis ( x 2 1) Dx y = Dx e


cos x cos x

=e

cos x ln x 2 1

. Dengan demikian

cos x ln x 2 1

=e

cos x ln x 2 1

Dx cos x ln ( x 2 + 1)

= ( x 2 1)

cos x

( 2x ) 2 sin x ln ( x + 1) + cos x 2 x +1

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

39

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Hitunglah

dx. 1 2 x dx. Jadi,

Misalkan u = x , sehingga du =

2 u dx = 5u ( 2 ) du = 2 5u du = 5 + C x ln 5 dan oleh karena itu

dx =

2 5 ln 5

( )
x

=
1

2 2 1 40 ( 5 5 ) = ln 5 . ln 5

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

40

20

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

5. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponensial


Pada bagian ini kita akan melihat beberapa aplikasi dari fungsi logaritma dan eksponensial untuk memecahkan masalah yang melibatkan pertumbuhan dan peluruhan, termasuk diantaranya bunga majemuk, peluruhan zat radioaktif, dan pertumbuhan populasi. Dalam berbagai proses yang dinamis di mana sebuah kuantitas berubah dengan aturan yang tidak bergantung pada waktu.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
41

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

42

21

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh: 1.Pertumbuhan populasi bakteri dalam sebuah kultur 2.Penularan penyakit (epidemik) 3.Peluruhan bahan radioaktif 4.Pendinginan yang dialami benda panas ketika diremdam dalam air. (Newtons Law of Cooling) 5.Pertumbuhan nilai tabungan oleh adanya bunga tabungan. Misalkan x(t) adalah variabel yang berubah terhadap waktu dan t menyatakan waktu. Jadi, pada contoh 1, y=f(t) adalah massa bakteri. Sedangkan pada contoh 4, f(t) adalah temperatur benda.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

43

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Jika y=f(t) adalah massa bakteri, maka wajar bila diasumsikan pertumbuhan bateri di setiap saat proporsional dengan banyak bakteri pada saat itu, yaitu y=kyt atau y/t=ky. Dengan proses limit t0, diperoleh sebuah persamaan diferensial dy = ky dt Pada banyak kasus, laju perubahan per unit k konstan. Pada contoh pertama, selama lingkungan mendukung, laju perkembangan bakteri tidak akan berubah. Pada contoh 3, laju perubahan hanya bergantung pada jenis bahan radioaktif. Selanjutnya kita ingin menentukan fungsi f(t) yang memenuhi persamaan diferensial di atas. Fungsi demikian disebut solusi dari persamaan diferensial.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
44

22

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Menentukan Solusi Persamaan Diferensial


Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan tehnik pemisahan variabel. Tempatkan variabel y pada ruas kiri dan variabel t pada ruas kanan, kemudian lakukan operasi integral.
dy = kdt y dy y = kdt ln y = kt + C

Apabila diketahui bahwa y=y0 pada saat t=0, maka diperoleh y C=ln y0 . Dengan demikian, ln y ln y0 = ln = kt . Dalam y0 bentuk eksponesial: kt y = y0 e
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
45

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II


k0 0 Sebagai verifikasi, pertama kita cek y ( 0 ) = y0 e = y0 e = y0 Selanjutnya, lakukan operasi turunan d d y ( t ) = y0 ( e kt ) = y0 e kt k = ky0 e kt = ky ( t ) dt dt

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

46

23

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Catatan: Jika k < 0, maka yang terjadi adalah penurunan jumlah dan fenomena ini disebut peluruhan eksponensial. Jika k > 0, maka yang terjadi adalah peningkatan jumlah dan fenomena ini disebut pertumbuhan eksponensial.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

47

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Menurut sensus pada tahun 2000, populasi AS adalah 281,4 juta. Laju pertumbuhan dalam satu dekade terakhir adalah 0,1235. Jika diasumsikan bahwa laju pertumbuhan ini tetap bertahan, tentukan populasi pada tahun 2050.

Jawab: Misalkan p(t) adalah populasi AS (dalam juta) dengan t menyatakan puluhan tahun (dekade) sejak tahun 2000. Maka p(0)=281,4 dan secara umum p(t)= 281,4e0,1235t . Pada tahun 2050 t=5. Jadi, p(5)= 281,4e0,12355=521,8 juta

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

48

24

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Jumlah bakteria dalam sebuah kultur tumbuh dengan cepat sekali, dari 10.000 pada pukul 1200 menjadi 40.000 dalam waktu 2 jam. Berilah perkiraan jumlah bakteria pada pukul 1700. Jawab: Misalkan y(t) menyatakan banyak bakteri t jam sejak pukul pukul 1200. Fungsi y ini memenuhi persamaan diferensial dy/dt=ky dengan syarat awal syarat awal y(0)=104. Solusi persamaan ini adalah y(t)=104.ekt. Diketahui bahwa y(2)=4 104 = 104 ek2 sehingga e2k=4 atau k=ln 4=ln2. Dengan demikian, y(t)= 104etln2. Maka, pada t=5, y=10.000 e5ln2320.000.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
49

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Waktu, T, yang diperlukan agar nilai y(t) menjadi dua kali lipat disebut waktu ganda (doubling time). y(t+ T)= 2y(t) Contoh Isotop radioaktif 128I meluruh dengan laju 0,0279 per menit. Jika semula terdapat adalah 100 g 128I, tentukan sisa isotop 128I setelah 20 menit. Kemudian tentukan waktu paruhnya. Jawab: Misalkan y(t) menyatakan massa t menit sejak awal. Jadi, y(0)=y0=100 dan dy/dt=0,0279 y. Solusi persamaan diferensial ini adalah y(t)=100e0,0279t. Jadi, y(20)=100e0,02792057,235 g.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
50

25

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Misalkan waktu paruh adalah t. Maka khususnya, y(0+t)=y(0), atau 100e-0,0279t=50 e0,0279t=. Kenakan operasi logaritma pada kedua sisi untuk memperoleh ln e-0,0279t=-0,0279t=ln()= -ln2. Dengan demikian, t= ln2/ 0,0279 24,844 detik

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

51

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Carbon Dating
Salah satu metoda untuk menentukan usia sebuah fosil adalah dengan membandingkan jumlah isotop karbon 14C dan jumlah 12C dalam fosil tersebut. Sebagai contoh, jumlah kedua macam isotop dalam tulang hewan hidup relatif sama. Tetapi setelah hewan itu mati, isotop 14C mulai meluruh sedangkan jumlah isotop 12C relatif tetap karena ia tidak radioaktif. Jadi, kita dapat menentukan usia fosil dengan melihat jumlah 14C yang masih ada. Misalkan x(t) adalah jumlah 14C dalam sebuah fosil t tahun setelah ia mati. Maka, dx/dt=x(t) untuk suatu konstanta . Dengan demikian, x(t) = x0et, dengan x0 adalah jumlah 14C semula, saat t=0.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
52

26

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Nilai dapat ditentukan dari waktu paruh 14C, yaitu 5730 tahun. Jadi, x(5730)=x0. Oleh karena itu,
1 2

x0 = x0 e 5730
1 2

= e 5730
ln 2 . 5730

ln 2 = 5730

Atau

Sebagai contoh, jika jumlah karbon-14, 14C, dalam sebuah fosil adalah 10% dari semula, maka menggunakan metoda ini kita dapat menentukan bahwa usia fosil tersebut adalah sekitar 19.035 tahun!
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
53

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Model Logistik
Model populasi yang kita bangun mengatakan bahwa p(t)=p0 ekt. Bila k>0, maka populasi akan terus bertambah secara tidak terbatas. Jadi, model ini kurang realistis karena tiap lingkungan mempunyai ruang dan sumber makanan yang terbatas. Jadi, pertumbuhan populasi akan melambat ketika populasi sudah mendekati batas daya dukung lingkungannya. Model yang lebih baik memperhitungkan daya dukung ini. Model ini disebut model logistik. Pada model ini laju pertumbuhan populasi p sebanding dengan p dan selisih M-p, di mana M adalah populasi maksimum yang dapat didukung. Jadi, menurut model ini dp = kp ( M p ) dt
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
54

27

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Untuk p kecil, maka dp/dt kMp sehingga pertumbuhan masih eksponensial. Ketika p sudah dekat ke M, maka M-p menjadi kecil. Akibatnya dp/dt juga kecil dan pertumbuhan mulai melambat. Solusi untuk model ini adalah
p (t ) = Mp0 p0 + ( M p0 ) e Mkt

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

55

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Bunga Majemuk
Misalkan uang sejumlah P didepositokan pada sebuah bank yang memberikan bunga majemuk 100r% n kali dalam setahun. Artinya, tiap tahun dibagi ke dalam n selang dan pada akhir tiap selang waktu ini, bank membanyar sebesar (100r)/n % atas total uang yang ada pada saat itu, termasuk uang yang diterima dari bunga sebelumnya. Jadi, misalkan Pm menyatakan jumlah uang setelah berlangsung m selang waktu. Maka, Pm+1= Pm +(r/n) Pm=(1+r/n) Pm dengan m=0,1,2,3,dan P0=P. Dengan demikian,
r Pm +1 = 1 + P n
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
56
m

28

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sekarang bagaimana bila bunga dihitung sebanyak n kali dalam setahun dengan n sangat besar, menuju tak hingga. Dalam hal ini, bunga disebut bunga majemuk kontinu.
P ( t ) = lim n
nt nr r r P0 1 + = lim n P0 1 + n n rt rt

h = P0 lim h0 (1 + h ) = P0 e rt

Jadi,

P ( t ) = P0 ert

Catatan: Di atas kita menggunakan teorema yaitu bahwa


lim h 0 (1 + h ) = e
h

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

57

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh Misalkan P0=$1000 dan bunga adalah r=5% (=0,05) dihitung secara kontinu. Jumlah tabungan setelah 5 tahun adalah
P ( 5 ) = $1000e0,055 = $1. 284

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

58

29

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

7. Fungsi Inverse Trigonometrik dan Turunannya


Semua fungsi trigonometri tidak mempunyai inverse, karena fungsi-fungsi ini tidak injektif. Sekalipun demikian, pada bagian ini akan kita lihat bahwa apabila domain fungsi-fungsi tersebut dibatasi, maka mereka akan mempunyai fungsi inverse.

Inverse sin(x) dan cos(x)


Kita ketahui bahwa sin(x) dan cos(x) bersifat periodik sehingga tidak mempunyai inverse. Jadi, bila kita batasi pada interval di mana fungsi ini monoton sejati, maka fungsi batasan ini akan mempunyai inverse. Tapi bukan itu saja yang kita inginkan dari fungsi hasil batasan ini. Kita ingin agar untuk tiap x[-1,1], terdapat y sehingga y=sin-1(x). Demikian pula untuk cos-1(x).
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
59

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Bila sin(x) dibatasi pada [0,/2], maka range sin(x) adalah [0,1]. Akibatnya, fungsi sin-1(x) hanya terdefinisi pada selang [0,1]. Dengan pertimbangan ini, kita memutuskan untuk membatasi sin(x) pada [- /2,/2] sebelum membangun inversenya. Dengan pemikiran serupa, kita batasi cos(x) pada [0,]. Jadi, sin-1(x) : domain = [-1,1] ; range = [- /2,/2] cos-1(x) : domain = [-1,1] ; range = [0,]

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

60

30

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

61

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Definisi Inverse dari sin(x) dan cos(x) diperoleh dengan membatasi domainnya. y=sin-1(x) x=sin(y) dan y [-/2,/2] y=cos-1(x) x=cos(y) dan y [0,]

Contoh
sin 1

1 2

2 =

cos 1 ( 1 ) = 2

5 sin 1 sin = 4 4 3 cos 1 cos = 2 2


62

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

31

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Inverse tan(x) dan sec(x)


Seperti halnya pada fungsi sin(x) dan cos(x), dengan pertimbangan yang sama, fungsi-fungsi tan(x) dan sec(x) juga dibatasi domainnya untuk membangun inversenya. Batas standar untuk tan(x) adalah (- /2,/s) sedangkan untuk sec(x) adalah [0, /2)(/2, ] (lihat gambar berikut.) Definisi y=tan-1(x) x=tan(y) dan y (- /2,/s) y=sec-1(x) x=sec(y) dan y [0, /2)(/2, ] Catatan: beberapa buku lainnya menggunakan batasan yang berlainan.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
63

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

64

32

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh

tan 1 (1) =

tan 1

( ) = 6
1 3

Dari definisi sec(x)=1/cos(x), kita dapat memperoleh bahwa


1 sec1 ( y ) = cos 1 y

Contoh sec1 ( 1) = cos 1 ( 1) =

1 sec 1 ( 2 ) = cos 1 = 6 2

Sebagai latihan jelaskan bahwa batasan untuk fungsi cot(x) dan csc(x) seperti terlihat pada gambar berikut memenuhi syarat seperti kita lakukan pada waktu membangun inverse bagi fungsi trigonometri sebelumnya.
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
65

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

66

33

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema (i) sin ( cos 1 x ) = 1 x 2 (ii) cos ( sin 1 x ) = 1 x 2 (iii) sec ( tan 1 x ) = 1 + x 2
2 x 1, (iv) tan ( sec 1 x ) = x 2 1,

jika x 1 jika x 1
2

Contoh

2 2 2 2 2 4 5 sin 2 cos 1 = 2sin cos 1 cos cos 1 = 2 1 i = 3 3 3 9 3 3

Ke empat identitas juga berguna untuk memperoleh turunan inverse fungsi trigonometrik sebagai berikut.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

67

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Turunan inverse fungsi umumnya dapat ditentukan dengan menggunakan Aturan Rantai. Sebagai contoh, misalkan y=sin-1x sehingga x=sin y

Lakukan turunan pada kedua ruas terhadap x, dengan menggunakan aturan Rantai pada ruas kanan. Maka
1 = cos yDx y = cos ( sin 1 x ) Dx ( sin 1 x ) = 1 x 2 Dx ( sin 1 x )

Dengan demikian,

Dx ( sin 1 x ) =

1 1 x2

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

68

34

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema Turunan Inverse Trigonometrik (i) (ii) Dx sin 1 x = Dx cos 1 x = 1 1 x2 1 , 1 < x < 1

1 < x < 1 , 1 x2 1 (iii) Dx tan 1 x = , 1 + x2 1 (iv) Dx sec 1 x = , x >1 x x2 1

Contoh
Dx sin 1 ( 2 x 2 ) = 1 1 ( 2x
2 2

Dx ( 2 x 2 ) =

4x 1 ( 2x2 )
2

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

69

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Seperti biasa, rumus turunan akan memberi kita rumus integral, sebagai bonus.
(i) a x 1 1 x (ii) 2 dx = tan 1 + C 2 a a a +x 1 1 x (iii) dx = sec1 + C 2 2 a a x x a
2 2

dx = sin 1

x +C a

Contoh

2 2

1 1 x
2

dx = sin 1 x

2 2 0

= sin 1

2 2 sin 1 0 =

0=

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

70

35

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

8. Fungsi Hiperbolik dan Turunannya


Ingat kembali bahwa fungsi-fungsi sin(x) dan cos(x) disebut fungsi sirkular (circular functions). Ini disebabkan karena semua titik P=(cos(t),sin(t)) , memenuhi hubungan cos2(t)+sin2(t)=1 sehingga bila diplot akan membentuk lingkaran dengan persamaan x2+y2=1 Dilain pihak, kurva hiperbola mempunyai persamaan x2-y2=1
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
71

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Misalkan x(t)=(et +e-t)/2 dan y(t)=(et -e-t)/2 . Periksalah bahwa kedua fungsi tersebut memenuhi hubungan x(t)2-y(t)2=1 Artinya, semua titik Q(t)=(x(t), y(t)) terletak pada hiperbola x2-y2=1. Maka kedua fungsi tersebut disebut fungsi hiperbolik. Definisi e x e x e x + e x sinh x = cosh x = 2 2 sinh x cosh x tanh x = coth x = cosh x sinh x 1 1 sec h x = csc h x = cosh x sinh x
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
72

36

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Satu Lagi Analogi Fungsi Sirkulir dan Hiperbolik Sebagai latihan perlihatkan bahwa luas daerah pada sektor AOP, dengan P=(cosh u,sinh u) adalah u/2.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

73

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Beberapa Kesamaan
Beberapa kesamaan berikut memberikan alasan mengapa namanama fungsi hiprebolik juga menggunakan nama fungsi-fungsi trigonometrik
cosh 2 x sinh 2 x = 1 tanh 2 x = 1 sech 2 x coth 2 x = 1 + csc h 2 x sinh 2 x = 2sinh x cosh x cosh 2 x + 1 2 cosh 2 x 1 sinh 2 x = 2 cosh 2 x =
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
74

37

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

75

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

76

38

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Turunan Fungsi Hiperbolik dan Integral


Turunan Dxsinhx dan Dxcoshx dapat ditentukan langsung dari definisinya. x x x x
e e Dx sinh x = Dx 2 e +e = 2 = cosh x e x + e x e x e x Dx cosh x = Dx = sinh x = 2 2

Maka, dengan hasil ini turunan fungsi-fungsi hiperbolik lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan aturan-aturan dasar turunan.
Teorema Dx sinh x = cosh x Dx tanh x = sech 2 x Dx cosh x = sinh x Dx coth x = cosh 2 x Dx sech x = sech x tanh x Dx csch x = csch x coth x
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
77

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Berdasarkan hasil di atas kita dapat menyusun integral fungsi hiperbolik.


Teorema

sinh xdx = cosh x + C sech x tanh xdx = sech x + C cosh xdx = sinh x + C csch x coth xdx = csch x + C sech xdx = tanh x + C cosh xdx = coth x + C
2 2

Contoh
Dx sinh 2 (1 3x ) = 2sinh x (1 3 x ) Dx sinh (1 3 x ) = 2sinh x (1 3 x ) cosh (1 3x ) Dx (1 3x ) = ( 3) 2sinh x (1 3 x ) cosh (1 3x )
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
78

39

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Contoh
Hitunglah a.

tanh ( 1 ) dt dan b. t
1 t2

sinh ( e x ) dx

a. Misalkan u = 1 sehingga du = t

dt. Maka

tanh ( 1 ) dt = tanh ( 1 ) t 2 dt = tanh udu t t

Selanjutnya misalkan v = cosh u sehingga dv = sinh udu. Jadi, sinh u 1 tanh udu = cosh u du = v dv = ln v + C = ln cosh 1t + C b. Misalkan u = e x sehingga du = e x dx. Maka

sinh ( e x ) dx = sinh u du = cosh u + C = cosh e x + C

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

79

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Inverse Fungsi Hiperbolik


Karena Dxsinhx=coshx>0 dan juga Dxtanhx=sech2x>0 maka keduanya mempunyai inverse. Sedangkan, misalnya fungsi coshx dan juga sechx tidak injektif sebagaimana terlihat dari grafiknya. Maka keduanya tidak mempunyai inverse . Untuk mendefinisikan inverse dari coshx dan sechx, kita harus membatasi domainnya. Definisi Definisikan y=sinh-1x jika x=sinh y (domain x(-,) ) Definisikan y=cosh-1x jika x=cosh y dan y[0,) (domain x[1,) ) -1x jika x=sech y dan y[0,) Definisikan y=sech (domain x(0,1] )
Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB
80

40

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Berikut adalah grafik fungsi-fungsi di atas dan inversenya

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

81

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Fungsi-fungsi tanh x, coth x, dan csch x bersifat injektif sehingga mempunyai inverse dan ditulis sebagai tanh-1 x, coth -1 x, dan csch -1 x Berikut adalah grafik fungsi-fungsi di atas dan inversenya.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

82

41

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kalikan kedua ruas y =


2

Karena fungs-fungsi hiperbolik didefinisikan atas dasar fungsi eksponensial, maka tidak heran bila inversenya dapat ditulis dengan menggunakan fungsi ln x. Sebagai contoh, y=cosh x, x0. x x
e +e 2
2

dengan 2e x untuk memperoleh

2 ye x = ( e x ) + 1 atau ( e x ) 2 ye x + 1 = 0, x 0. Ini adalah persamaan kuadrat untuk e x . Rumus kuadrat memberikan dua jawab yaitu ex = 2 y + 4 y2 4 = y + y 2 1 atau e x = y y 2 1. 2 Namun jawab kedua tidak berlaku karena kurang dari 1. x = cosh 1 y = ln y + y 2 1

Dengan demikian,

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

83

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema

sinh 1 x = ln x + x 2 + 1 , cosh 1 x2 x 1 1 < x < 1 0 < x 1 , x0

( x = ln ( x +

) 1) ,

tanh 1 x =

1 1 x ln , 2 1+ x

Sebagai latihan, tentukan dan lakukan untuk coth-1x.

1 + 1 x2 x 1 1 x2 c sch 1 x = ln + x x sech 1 x = ln

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

84

42

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Kelima fungsi diatas terturunkan (mempunyai turunan) (Latihan: tentukan turunan dari coth-1x.)
Teorema Dx sinh 1 x = Dx cosh 1 x = 1 x +1 1
2

x2 1 1 Dx tanh 1 x = 1 x2 1 Dx sech 1 x = x 1 x2 1 Dx csch 1 x = x 1 + x2

x >1 1 < x < 1 0 < x <1 x0


85

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Sebagaimana biasa kita lakukan, dari tiap rumus turunan, kita dapat memperoleh sebuah rumus integral. Misalnya, dari 1 diperoleh Dx sinh 1 x =
x2 + 1

1 x +1
2

dx = sinh 1 x + C

Hasil selengkapnya terdapat pada teorema berikut.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

86

43

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Teorema

1 x2 + a2 1 x a
2 2

dx = sinh 1 dx = cosh 1

x +C a x +C a

a>0 x>a>0

1 1 x 2 2 tanh a + C x < a dx a a 2 x 2 = 1 1 x coth + C x2 > a2 a a dx 1 x x a 2 x 2 = a1 sech a + C

0< x<a x0
87

1 x = csch 1 + C a a a +x dx
2 2

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II

Soal PR Bab 7
7.1: 1a,e, 6, 8, 13, 14, 17, 20, 27, 28, 36, 39, 41, 49. 7.2: 10, 13, 14, 19, 20, 38, 41, 43. 7.3: 7, 8, 13, 14, 21, 34, 38, 43. 7.4: 29, 24, 25, 31, 32, 44. 7.5: 5, 6, 12, 13, 14, 24, 27b, 30. 7.7: 22, 25, 33, 40, 42, 48, 50, 52, 57, 58, 76, 77, 78. 7.8: 3, 5, 7, 15, 25, 33, 39, 41, 50.

Oki Neswan, Ph.D. Depertemen Matematika ITB

88

44

Anda mungkin juga menyukai