1ENIS PENGU1IAN
Dalam Praktikum Penelitian Aspal untuk Konstruksi Jalan Raya dan Jembatan yang pertama
ini, kami akan menguji tentang pembakaran aspal. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa
dapat mengerti proses pembakaran aspal, suhu cair aspal, suhu titik beku aspal.
. A1IAN TEORI
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersiIat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan,
tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan
pengikat pada campuran beraspal yang dimanIaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang
berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasiIikasikan menjadi
aspal padat, dan aspal cair. ( http.//id.wikipedia.org/wiki/Aspal)
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan
sedikit mengandung sulIur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai siIat viskoelastis. Aspal akan bersiIat padat pada suhu ruang
dan bersiIat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara
kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon
jenuh dan tak jenuh, aliIatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatiI, biasanya 80 massa aspal
adalah karbon, 10 hydrogen, 6 belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah
renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang
massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal
mengandung 5 sampai 25 aspalten. Sebagian besar senyawa yang ada aspal adalah senyawa
polar. ( http.//id.wikipedia.org/wiki/Aspal)
c. Pengaduk
BerIungsi untuk mengaduk aspal agar cepat mencair saat pemanasan diatas kompor
listrik.
Gambar 3. Pengaduk
d. Termometer
BerIungsi untuk mengukur suhu aspal yang dicairkan,
Gambar 4. Termometer
e. awan
BerIungsi sebagai tempat pencetakan aspal yang sudah dicairkan,
Gambar 5. awan
I. Sendok
BerIungsi untuk mengambil atau menuangkan aspal cair ke cawan pencetak.
Gambar 6. Sendok
g. Penjepit
BerIungsi untuk memindahkan cawan yang telah terisi aspal cair yang masih panas
Gambar 7. Penjepit
h. Kain Lap
BerIungsi untuk mengangkat kaleng yang terisi aspal panas, sehingga mudah untuk
menuangkan aspal panas kedalam baskom.
Gambar 8. Kain Lap
. ahan
Bahan yang digunakan dalam Pengujian Pembakaran Aspal adalah Aspal.
Aspal adalah bahan hidro karbon yang bersiIat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanIaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur. Fungsi aspal dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Fungsi umum :
a) Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal
itu sendiri.
b) Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari
agregat itu sendiri.
2) Fungsi Khusus : Aspal berIungsi sebagai bahan yang akan diuji.
Gambar 9. Aspal
D. LANGAH ER1A
Dalam melaksanakan suatu percobaan harus ada suatu langkah kerja yang harus dilalui, agar
pelaksanaan praktik dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan data yang valid. Langkah-
langkahnya sebagai berikut.
1. Berdo`a terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum;
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan praktikum;
3. Siapkan juga alat rekam gambar atau kamera untuk mendokumentasikan proses
praktikum;
4. Ambil aspal secukupnya kemudian dimasukkan kedalam piring yang digunakan untuk
memasak aspal tersebut;
5. Nyalakan kompor listrik dan letakan piring yang berisi aspal tadi;
6. Panaskan aspal dan diaduk-aduk sampai mencair hingga suhu antara 105-110
o
;
7. Aspal yang sudah mencair dituangkan didalam cawan secukupnya;
8. Aspal yang telah dituangkan kedalam cawan kemudian disimpan di ruang laboratorium;
9. Bahan yang sudah tidak dipakai atau sisa segera dikembalikan pada tempatnya;
10. Bersihkan alat yang digunakan dan dikembalikan ditempatnya semula;
11. atat semua hasil penelitian dalam laporan sementara.
E. PENYA1IAN DATA
Dalam praktikum pembakaran aspal yang telah dilakukan diperoleh beberapa data, namun
dalam uji pembakaran aspal ini belum ada analisa data yang dikerjakan karena praktikum
pembakaran aspal ini mahasiswa hanya mengamati dan mengukur suhu aspal sebelum
dipanaskan dan aspal yang sudah dipanaskan. Data hasil pengamatan pengujian pembakaran
aspal sebagai berikut.
Data pembakaran pengujian aspal :
O aktu pengujian
Hari/ tanggal : Selasa, 20 September 2011
Jam : 15:00 B
uaca : erah
O %empat pengujian
Pengujian pembakaran aspal dilakukan di ruang laboratorium Jurusan %eknik Sipil
Dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Data yang diperoleh:
Suhu awal atau suhu ruangan : 24
Suhu akhir pembakaran : 120
Suhu Setelah dua Minggu : 28
o
Mengetahui
%eknisi Laboratorium Bahan Bangunan
SUDARMAN)
. PEMAHASAN
Aspal dideIinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat tua
dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun juga merupakan hasil
residu dari pengilangan minyak bumi. Aspal merupakan material yang umum digunakan
untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal.
Pada suhu ruang, aspal adalah material yang berbentuk padat dan bersiIat termoplastis. Jadi,
aspal akan mencair jika dipanaskan sampai dengan temperatur tertentu, dan kembali
membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material
pembentuk campuran perkerasan jalan.
Gambar10. Partikel Aspal
Dari pengujian pembakaran aspal diperoleh data pembakaran aspal dengan suhu 120, suhu
tersebut merupakan suhu terakhir pada saat pembakaran aspal selesai dilakukan.
Dalam proses pembakaran aspal, aspal yang sudah mulai mencair harus diaduk perlahan agar
udara tidak masuk pada aspal yang dibakar selain itu juga aspal akan cepat mencair.
Pembakaran ini dilakukan sampai aspal mencair seperti air sehingga mudah untuk di
tuangkan kedalam cawan pencetaknya.
Akan tetapi, di lapangan kebanyakan orang membakar aspal lebih dari 120
o
, padahal
idealnya untuk pembakaran aspal yang baik adalah antara suhu 105
o
- 110
o
. Kerena pada
saat suhu antara 105
o
- 110
o
partikel aspal akan lebih menyatu dalam keadaan elastis tidak
terlalu encer dan tidak terlalu padat, pada keadaan seperti ini aspal sangat cocok dijadikan
bahan perekat agrehat pengeras jalan karena kekuatannya masih optimum dan juga bisa
mengisi secara keseluruahan agregat pengeras jalan tersebut. Karena apabila aspal terlalu
encer maka akan mengurangi kuat rekat semen terhadap agregat pengeras jalan tetapi dan jika
aspal itu terlalu kental maka aspal tersebut tidak akan bisa sepenuhnya mengisi rongga-
rongga agregat pengeras jalan.
Gambar 11. Sekema Pengisian Aspal air pada Agregat Pengeras Jalan
DATAR PUSTAA
http.//ahmadhafi:ullahritonga.blog.usu.ac.id/2011/02/18/aspal-2/ di unduk pada tanggal
28 Septembar 2011 pada pukul 09:33 B.
( http.//id.wikipedia.org/wiki/Aspal) di unduk pada tanggal 29 Septembar 2011 pada
pukul 14:02 B.
http.//www.google.co.id/search?hlid&gbv2&biw1366&bih629&tbmisch&sa1&q
cawanpraktikumaspal)... di unduk pada tanggal 28 Septembar 2011 pada pukul 15:47
B.
http.//www.google.co.id/imgres?qtermometerpraktikum)... di unduk pada tanggal 28
Septembar 2011 pada pukul 15:43 B.