Anda di halaman 1dari 9

Nama : Kurniawan Tirta Aji NIM : 201010130311015 Kelas : Elektro III A

Tugas Dasar Konversi Energi Listrik


1. A.) Diketahui:

Debit air (Q) = 15 m3/detik Tinggi Terjun = 15 m Turbin Penstock Generator = 0,7-0,8 (Turbin Crossflow) = 0,3-0.92 = 0,90-0,95

Jawab : Output PLTA P = 9,81 x Q x H x T x P x G = 9,81 x 15 x 15 x 0,8 x 0,92 x 0,95 = 1.543,3092 W

Turbin Crossflow Cross Flow adalah tipikal turbin tenaga air yang paling mudah untuk dibuat, dikarenakan ruang kerjanya yang berada pada tekanan atmosfer, dan sistem kerja sederhana yang memanfaatkan impuls, sehingga dengan ini turbin Cross Flow disebut turbin reaksi, yakni turbin yang memanfaatkan impuls/reaksi pada area kontak dengan

fluida. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 2.1 Turbin Crossflow Perancangan Runner Turbin Cross Flow utamanya dipengaruhi oleh dua variabel faktual yang akan menentukan dimensi utama dari runner, lebar pemasukan dan jarijari runner. Dua variabel yang mempengaruhi hal tersebut adalah Head, yakni tinggi potensial dari sumber daya air, dan Debit, yakni volume fluida yang mengalir dalam satu penampang persatuan detik. Disamping itu pula pemilihan Runner dipengaruhi oleh kecepatan spesifik yang akan menentukan wilayah kerja yang sesuai. Optimasi Perancangan Runner Turbin Cross Flow dapat dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai optimum yang berkaitan dengan kuantitas bahan yang akan berkorelasi dengan biaya produksi dari Runner. Optimasi Perancangan ini akan dilakukan pada utamanya pada komputasi penentuan dimensi dari runner, kemudian penseleksian material yang paling optimum mengacu pada pembebanan dinamis akibat dari reaksi impuls pada sudut runner. B.) a.) Pemakaian batubara per KWh Apabila diketahui : 1 Kg batubara = 8 Kgsteam 1 KWH = 5,6 Kgsteam 1 KWH = 860 Kcal 1 Kg batubara = 5.500 Kcal Jawab : 1 Kg batubara = = 1,43 Kwh 1 KWh = = 0,7 Kg batubara/ KWh Jadi, pemakaian batubara per KWh yaitu 0,7 Kg batubara/KWh b.) Pemakaian batubara per hari Apabila diketahui :

Efisiensi alternator ( ) dari PLTU yaitu 15 % dengan kapasitas PLTU tersebut yaitu 15 MW, faktor beban pembangkit (KL) adalah 35 % Jawab : Faktor beban = 0,35 % Beban rata-rata = 15 x 0,35 = 5,25 MW 5,25 MW x 1 jam = 5,25 MWh = 5,25 x 103 KWh 1 hari = 5,25 MW x 24 jam = 126 MWh = 126 x 103 KWh Konsumsi batubara dalam 1 hari = (126 x 103)Kwh x 0,7 Kg batubara = 88.200 Kg batubara/hari Jadi, pemakaian batu bara dalam 1 hari yaitu 88.200 Kg batubara/hari 2. A.) Keuntungan energi listrik dibandingkan dengan energi lainnya : Mudah dibangkitkan/dibuat Mudah ditransmisikan Mudah digunakan Polusi sedikit Mudah diubah ke bentuk energy lain Harga relative lebih murah B.) PLTA mempunyai kelebihan dibandingkan pembangkit tenaga listrik lainnya. Beberapa keunggulan PLTA di antaranya : 1. Proses start-upnya cepat (10 15 menit) 2. Sistem pengoperasiannya lebih mudah diatur (pengaturan beban dan frekuensinya mudah) 3. Biaya produksi listriknya murah karena air diperoleh dengan gratis dari alam 4. Ramah lingkungan (tidak menghasilkan polusi) 5. Reservoir air dapat digunakan untuk banyak keperluan; seperti untuk perikanan, irigasi, dll 6. Tidak rawan kerusakan (karena bagian-bagian yang bergeraknya dioperasikan dalam kondisi dingin) 7. Masa guna > 50 tahun 8. Dapat diperpanjang lagi melalui renovasi kerena PLTA termasuk jenis energi yang terbarukan. 8. Tingkat efisiensi dapat di atas 90 %. 9. Peran PLTA dalam jaringan listrik disamping untuk substitusi tenaga termal juga dapat 10.Berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi. Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

a. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. b. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia. c. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun. d. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata. e. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan. C.) Keuntungan PLTN dibanding pembangkit listrik lainnya yaitu: Keuntungan PLTN dari sisi lingkungan adalah penggunaan PLTN sangat bersih, tidak menghasilkan CO2 bila dibandingkan jenis pembangkit listrik lainnya. Uranium sebagai bahan bakar PLTN mampu menghasilkan energi listrik yang jauh lebih besar daripada bahan bakar lainnya seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, dimana 1 gram uranium dapat menghasilkan energi panas yang setara dengan hasil pembakaran 4 ton bahan bakar batubara, dan 2 ton bahan bakar minyak bumi. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara. PLTN dapat disebut sebagai renewable energy karena seperti halnya pembangkit listrik renewable energy lainnya, PLTN memiliki keuntungan yang sama yaitu bahan bakar yang digunakan oleh PLTN dapat didaur ulang. Keuntungan lainnya bila dibandingan dengan pembangkit listrik energi terbarukan adalah biaya produksinya murah. Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1000 MW, biaya yang diperlukan untuk membangun 1 reaktor nuklir kurang-lebih sebesar 30 Triliun Rupiah dan memerlukan lahan seluas 1.7 km2. Bandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memerlukan biaya rata-rata sebesar 600~700 Triliun Rupiah dan memerlukan lahan seluas 67 km2 D.)Bendungan mempunyai banyak sekali manfaatnya antara lain adalah untuk menampung air,baik yang berasal dari aliran sungai maupun limpasan air hujan. Air yang ditampung ini menjadi sumber air bagi manusia, hewan,dan tumbuhan. Air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi sawahdan kolam, kebutuhan manusia seharihari (minum, mandi,memasak, dan mencuci), kegiatan peternakan, industri, dan bahkanair baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).Selain itu juga berfungsi untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sehingga dapat menghasilkan listrik. Bendungan itu bukan hanya sekedar sebuah tembok besar saja, tetepi juga terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1.Badan bendungan yang berfungsi sebagai penghalang/penahan air. 2.Pondasi yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan. 3.Pintu air yang berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. 4.Bangunan pelimpah yang berfungsi untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. 5.Kanal yang berfungsi menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

6.Reservoir yang berfungsi untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan. 3.A.) Tujuan dari transmisi daya listrik adalah penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya , yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV) B.) Saluran transmisi Tenaga Listrik terdiri atas : 1. Konduktor 2. Isolator 3. Infrastruktur Tiang Penyangga

1. Konduktor Kawat konduktor ini digunakan untuk menghantarkan listrik yang ditransmisikan. Kawat konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi ini selalu tanpa pelindung/isolasi. Hanya menggunakan Isolasi Udara Jenis Konduktor yang dipakai - Tembaga (cu) - Alumunium (Al) - Baja (steel) Jenis yang sering dipakai adalah jenis alumunium dengan campuran baja. 2. Isolator Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan bagian konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut. Kondisinya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor. Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi: - isolator jenis pasak - isolator jenis pos-saluran - isolator jenis gantung Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tagangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33kV), sedangkan isolator jenis gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Contoh Gambar Insulator Transmisi

3. Infrastruktur Tiang Penyangga Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antar kawat penghantar. Dan untuk menyanggah/merentangkan kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara/tower. Antar menara/tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator. Saluran Kabel bawah laut, ini merupakan saluran listrik yang melewati medium bawah air (laut) karena transmisi antar pulau yang jaraknya dipisahkan oleh lautan. Jenis-Jenis Tower Menurut bentuk konstruksinya jenis-jenis tower dibagi atas macam 4 yaitu; Lattice tower Tubular steel pole Concrete pole Wooden pole Menurut Fungsinya Tower dibagi atas 7 macam : 1. Dead end Tower 2. Section Tower 3. Suspension Tower 4. Tension Tower 5. Transposision Tower 6. Gantry Tower 7. Combined Tower Bagian-Bagian Tower Pondasi Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Stub: Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas stub muncul dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungi semen serta dicat agar tidak mudah berkarat.

Leg. Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya. Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3 Penambahanleg ditandai: +1; +2; +3 Common Body. Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan. Super structure Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan K frame dan bridge. Cross arm Cross arm adalah bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. K frame K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. Bridge Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida Rambu tanda bahaya. Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTETI mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI. Anti Climbing Device (ACD) ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya. Step bolt Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower.

C.) Transmisi daya listrik benfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya.Sedangkan transmisi tegangan tinggi berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. D.) Contoh transmisi daya listrik Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. saluran udara (overhead lines); saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antar menara atau tiang transmisi.Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah lebih murah, mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam perbaikan, dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada di ruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya. Dari segi estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk suatu saluran transmisi didalam kota. 2. saluran kabel tanah (underground cable); saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran transmisi seperti ini adalah yang favorite untuk pemasangan di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun juga memilik kekurangan. Seperti: mahalnya biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikannya. Kedua cara penyaluran memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Kategori saluran transmisi berdasarkan arus listrik Dalam dunia kelistrikan, dikenal dua kategori arus listrik, yaitu arus bolak-balik (Alternating Current/AC) dan arus searah (Direct Current/DC). Oleh karena itu , berdasarkan jenis arus listrik yang mengalir di saluran transmisi, maka saluran transmisi terdiri dari: 1. saluran transmisi AC; didalam system AC, penaikan dan penurunan tegangannya sangat mudah dilakukan dengan bantuan transformator dan juga memiliki 2 sistem, sistem fasa tunggal dan sistem fasa tiga sehingga saluran transmisi AC memiliki keuntungan lainnya, antara lain: a. daya yang disalurkan lebih besar b. nilai sesaat (instantaneous value)nya konstan, dan c. mempunyai medan magnet putar selain keuntungan-keuntungan yang disebutkan diatas, saluran transmisi AC juga memilik kerugian, yaitu: tidak stabil, isolasi yang rumit dan mahal (mahal disini dalam artian untuk menyediakan suatu isolasi yang memang aman dan kuat). 2. saluran transmisi DC; dalam saluran transmisi DC, daya guna atau efesiensinya

tinggi karena mempunyai factor daya = 1, tidak memiliki masalah terhadap stabilitas terhadap system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran jarak jauh dan memiliki isolasi yang lebih sederhana. Berhubungan dengan keuntungan dan kerugiannya, dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar menggunakan saluran transmisi AC. Saluran transmisi DC baru dapat dianggap ekonomis jika jarak saluran udaranya antara 400km sampai 600km, atau untuk saluran bawah tanah dengan panjang 50km. hal itu disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya (converter & inverter) masih sangat mahal, sehingga dari segi ekonomisnya saluran AC akan tetap menjadi primadona dari saluran transmisi.

Anda mungkin juga menyukai