Anda di halaman 1dari 9

1.

2.

3.

Pada tahun 1292 negara Majapahit hanyalah sebuah desa yang ada disebelah timur sungai Brantas, yang dibangun dengan pembukaan hutan Tarikh oleh Sanggramawijaya Nama Majapahit berawal dari kedatangan orang Madura ke tanah tandus Tarikh, ketika mereka melakukan perjalanan dan mereka lapar dan setelah memasuki hutan mereka berupaya mencari sumber makanan untuk bertahan hidup. Mereka menemui sebuah pohon maja yang berbuah dan mereka memakannya. Akan tetapi buah yang mereka itu terasa pahit Majapahit adalah negara yang didirikan oleh Raden Wijaya, putra Lembu Tal keturunan Naga Singa Murti,menantu prabu Kertanagara dari Singasari. Pada hakekatnya munculnya kerajaan Majapahit adalah karena usaha keras dari Raden Wijaya dan bantuan dari pengikut setianya.

Jabatan kepala negara bersifat turun temurun, jadi yang memerintah kerajaan Majapahit menurut ketetapan adat ialah keturunan Narrarya Sanggramawijaya. Dalam perkembangan sejarah kerajaan Majapahit, memang diperintah oleh keturunan Narrarya Sanggramawijaya sampai pemerintahan Suhita dan setelah itu diperintah oleh keturunan selir. Adapun rajawangsa atau dinasti Majapahit yang didirikan oleh Narrarya Sanggramawijaya, tidak bernama Wijaya Wangsa Kepala negara Majapahit adalah raja, umumnya raja diberi gelar Sri Maharaja. Dalam melaksanakan tugasnya, raja dibantu oleh pejabatpejabat kerajaan yang terdiri dari beberapa bidang. Perihal mengambil keputusan penting, raja dibantu oleh kerabat kerajaan yang tak lain adalah orang-orang terdekat raja. Kerabat raja biasa disebut Dewan Pertimbangan Agung pemerintah Majapahit, yang terdiri dari sembilan orang. Para Dewan ini bersidang setiap kali Ingkang Sinuwun Prabu akan mengambil keputusan penting dan membutuhkan hasil suara yang bulat atau kesepakatan bersama

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabatpejabat di bawahnya, antara lain yaitu: 1. Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja 2. Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan 3. Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan 4. Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

Pada masa pemerintahan di Majapahit ada istilah-istilah bagi setiap pegawai-pegawai kerajaan. Misalnya saja, untuk pegawai pemerintahan disebut tanda. Para tanda Majapahit ini dapat digolongkan dalam tiga golongan: 1. Pertama; Golongan Rakrian. Gelar ini berhak diginakan oleh Mahamantri Kartini, Pasangguhan/Hulubalang, Sang Panca Wilwatikta yakni lima orang pembesar yang diserahi tugas urusan pemerintahan Majapahit, Juru Pengalasan yakni pembesar daerah mancanegara, para Patih negara-negara bawahan. 2. Kedua; Golongan Arya. Golongan ini mempunyai kedudukan lebih rendah dari pada golongan rakrian. Jika seorang arya memiliki jasa-jasa maka bisa saja ia dianja digkat menjadi wredramantri atau mantri sepuh. 3. Ketiga; Golongan Dang Arcaya. Sebutan ini diperuntukkan khusus bagi para pendeta Siwa dan Buda yang diangkat sebagai darmadyaksa/hakim tinggi atau apapati/hakim.

Narraryya Sanggramawijaya (Sri Kertarajasa Jayawarddhana) 1293-1309 Jayanagara (Sri Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhiseka Wikramotunggadewa) 1309-1328 Tribhuwanotunggadewi Jayawisnuwarddhani 1328-1350 Hayam Wuruk ( Sri Rajasanagara) 1350-1389 Wikrama Wardana-Khsumawardani 1389-1400 Suhita 1400-1447 Bhre Tumapel Dyah Kertawijaya 1447-1451 Bhre Pamotan (Sri Rajasawarddhana) 1451-1453 Dyah Suryawikrama Girisawarddhana 1456-1466 Bhre Pandan Alas (Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana) 1466-1474 Bre Kertabumi (1474-1477) Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya (Sri Paduka Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunatha) 1477-1518

1. 2. 3. 4.

5.

6.

Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi publik sebagai urusan pribadi; Administrasi adalah perluasan rumah tangga istana; Tugas pelayanan ditujukan kepada pribadi sang raja; Gaji dari raja kepada bawahan pada hakikatnya adalah anugerah yang juga dapat ditarik sewaktuwaktu sekehendak raja; Para pejabat kerajaan dapat bertindak sekehendak hatinya terhadap rakyat, seperti halnya dilakukan oleh raja. Aparat kerajaan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan raja.

Anda mungkin juga menyukai