Anda di halaman 1dari 24

KERAJAAN MAJAPAHIT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


• Arum Ramadhani ()
• Isma Ridha Avika ()
• Kevin Bramustiko P ()
• Mahardika Anggriya ()
• Natasha Amalia I ()
LETAK GEOGRAFIS
 Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang
luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke
hulu.
SEJARAH TERBENTUKNYA
MAJAPAHIT
 Kata “majapahit” terdiri
dari maja dan pahit yakni buah
maja yang pahit. Sementara pemaknaan
kata Majapahit berasal dari mitos
sumpah bahwa Mahapatih Gajah Mada
hanya sudi memakan buah maja tersebut
setelah Nuswantara menyatu di bawah
bendera Majapahit.
LAMBANG KERAJAAN MAJAPAHIT

SURYA MAJAPAHIT
 Bentuk umum dari Surya Majapahit terdiri dari
gambar sembilan dewa dan delapan berkas cahaya
Matahari. Lingkaran di tengah menampilkan
sembilan dewa Hindu yang disebut 
Dewata Nawa Sanga. Dewa-dewa utama di bagian
tengah ini diatur dalam posisi delapan arah mata
angin dan satu di tengah. Dewa-dewa ini diatur
dalam posisi:
 Tengah: Siwa
 Timur: Iswara
 Barat: Mahadewa
 Utara: Wishnu
 Selatan: Brahma
 Timur laut: Sambhu
 Barat laut: Sangkara
 Tenggara: Mahesora
 Barat daya: Rudra
KEHIDUPAN POLITIK
Menurut Kakawin Negarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi
Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku,
Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga menjalin
hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan
mengirim duta-dutanya ke Tiongkok. 
  
SISTEM PEMERINTAHAN
Struktur pemerintahan
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk. Raja dianggap sebagai
penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Aparat birokrasi
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan,
dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja
biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya,
antara lain yaitu:
• Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
• Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan
• Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
• Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting
yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan
sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan
kebijaksanaan pemerintahan Selain itu, terdapat pula semacam dewan
pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut
Bhattara Saptaprabhu.
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting
yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan
sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan
pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut
Bhattara Saptaprabhu.

Saat Majapahit memasuki era kemaharajaan Thalasokrasi saat pemerintahan


Gajah Mada, beberapa negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam
lingkaran pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang lebih
besar pun terbentuk:
• Negara Agung, atau Negara Utama, inti kerajaan. Area awal Majapahit atau Majapahit Lama
selama masa pembentukannya sebelum memasuki era kemaharajaan. Yang termasuk area ini
adalah ibukota kerajaan dan arean sekitarnya dimana raja secara efektif menjalankan
pemerintahannya. Area ini meliputi setengah bagian timur Jawa, dengan semua provinsinya yang
dikelola oleh para Bhre (bangsawan), yang merupakan kerabat dekat raja.
• Mancanegara, area yang melingkupi Negara Agung. Area ini secara langsung dipengaruhi oleh
budaya Jawa, dan wajib membayar upeti tahunan. Akan tetapi, area-area tersebut biasanya
memiliki penguasa atau raja pribumi, yang kemungkinan membentuk aliansi atau menikah dengan
keluarga kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit menempatkan birokrat dan pegawainya di
tempat-tempat ini dan mengatur kegiatan perdagangan luar negeri mereka dan mengumpulkan
pajak, namun mereka menikmati otonomi internal yang cukup penting. Termasuk didalamnya
daerah Pulau Jawa lainnya, Madura, Bali, dan juga Dharmasraya, Pagaruyung, Lampung dan
Palembang di Sumatra.
• Nusantara, adalah area yang tidak merefleksikan kebudayaan Jawa, tetapi termasuk ke
dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka menikmati otonomi yang cukup
dan kebebasan internal, dan Majapahit tidak merasa penting untuk menempatkan birokratnya atau
tentara militernya di sini; akan tetapi, tantangan apa pun yang terlihat mengancam Majapahit akan
menghasilkan reaksi keras. Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan koloni di Maluku,
Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.

• Mitreka Satata, yang secara harafiah berarti “mitra dengan tatanan (aturan) yang sama”.
Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri yang dianggap setara oleh Majapahit, bukan
sebagai bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut Negarakertagama pupuh 15, bangsa asing
adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya dari Thailand), Dharmmanagari (Kerajaan Nakhon Si
Thammarat), Marutma, Rajapura and Sinhanagari (kerajaan di Myanmar), Kerajaan Champa,
Kamboja (Kamboja), dan Yawana (Annam).[33] Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi
Majapahit, karena kerajaan asing di luar negeri seperti China dan India tidak termasuk dalam
kategori ini meskipun Majapahit telah melakukan hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.
RAJA-RAJA yang MEMIMPIN
Kertajasa Jawardhana /
Raden Wijaya (1293 – 1309)
Merupakan pendiri kerajaan
Majapahit, pada masa
pemerintahannya, Raden Wijaya
dibantu oleh mereka yang turut
berjasa dalam merintis berdirinya
Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja
yang sangat besar jasanya diberi
kekuasaan atas sebelah Timur
meliputi daerah Lumajang,
Blambangan. Raden Wijaya
memerintah dengan sangat baik
dan bijaksana. Susunan
pemerintahannya tidak berbeda
dengan susunan pemerintahan
Kerajaan Singasari.
Raja Jayanegara (1309-1328)
Kala Gemet naik tahta menggantikan
ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara.
Pada Masa pemerintahannnya
ditandai dengan pemberontakan-
pemberontakan. Misalnya
pemberontakan Ranggalawe 1231
saka, pemberontakan Lembu Sora
1233 saka, pemberontakan Juru
Demung 1235 saka, Pemberontakan
Kuti. Pemberontakan Kuti adalah
pemberontakan yang berbahaya,
hampir meruntuhkan Kerajaan
Majapahit. Namun semua itu dapat
diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh
tabibnya sendiri yang bernama
Tanca. Tanca akhirnya dibunuh
pula oleh Gajah Mada.
Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350)
Raja Jayanegara meninggal tanpa
meninggalkan seorang putrapun, oleh
karena itu yang seharusnya menjadi
raja adalah Gayatri, tetapi karena ia
telah menjadi seorang Bhiksu maka
digantikan oleh putrinya Bhre
Kahuripan dengan gelar Tribuwana
Tunggadewi, yang dibantu oleh
suaminya yang bernama
Kartawardhana. Pada tahun 1331
timbul pemberontakan yang dilakukan
oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki).
Pemberontakan ini berhasil ditumpas
oleh Gajah Mada yang pada saat itu
menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini
Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih
Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga.
Gajah Mada kemudian berusaha
menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita
Menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu
oleh Mpu Nala dan Adityawarman.
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang
sangat muda yaitu 16tahun dan bergelar
Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam
Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah
Mada, Majapahit mencapai
keemasannya. Setiap perayaan agung di pusat
kerajaan di meriahkan oleh seluaruh rakyat
tanpa kecuali Dari Kitab Negerakertagama
dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir
sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang
sekarang, bahkan pengaruh kerajaan
Majapahit sampai ke negara-negara tettangga.
Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada
Kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda
yang saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga
Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud
mengambil putri Sunda untuk dijadikan
permaisurinya.
Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama
para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat,
Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda
dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan
kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan
akhirnya terjadinya perang Bubat. Bayak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga
gugur, putri Sunda bunuh. Raja Hayam
Wuruk meninggal pada tahun 1389
GAJAH MADA dan
SUMPAH PALAPA
Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah
Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari
amukti palapa : “Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa,
lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring
Tumasik, samana sun amukti palapa”.

Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang


mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu
pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali
mengadakan sidang untukmemilih pengganti Gajah Mada akhirnya
memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti
untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu
Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan
patih dami sebagai Yuamentri.
KEHIDUPAN EKONOMI
Kerajaan majapahit terletak di dekat sungai brantas dan mempunyai
pelabuhan dagang yang strategis yaitu pelabuhan Hujung Galuh 
Peran Sungai pada masa kerajaan Majapahit sangat penting. Kerajaan Majapahit
yang merupakan sebuah negara agraris dan maritim sangat membutuhkan air
sungai sebagai penunjang baik dalam bidang irigasi maupun sebagai sarana
transportasi. Kerajaan Majapahit telah memanfaatkan sungai dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari masyarakat Majapahit yang melakukan kegiatan pertanian
dengan bercocok tanam, menangkap ikan serta berdagang.  Kegiatan produksi
menghasilkan barang dan jasa ini tidak terlepas dari peran anak-anak cabang
daerah aliran Sungai Brantas. Adanya aliran-aliran anak cabang Sungai Brantas
mempermudah dalam transportasai pemindahan barang-barang secara cepat
dengan menggunakan perahu  atau rakit.
Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat
mendukung dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Barang
dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan,
ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana. Dalam dunia perdagangan,
kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas
dengan kondisi tanah yang sangat subur. Dengan daerah subur itu maka
kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.
Majapahit memiliki mata uang sendiri yang bernama gobog. Gobog
merupakan uang loganbyang terbuat dari campuran perak, timah
hitam, timah putih, dan tembaga. Bentuk koinnya terdapat lubang
ditengahnya. Penduduk majapahit juga menggunakan uang kepeng.
KEHIDUPAN SOSIAL
 Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras,
lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala,
kapas dan kayu cendana.
 Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit
memegang dua peranan yang sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai
wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang
sangat subur. Dengan daerah subur itu maka
kerajaan Majapahit merupakan produsen barang
dagangan.
KEHIDUPAN BUDAYA
KERUNTUHAN MAJAPAHIT
Perkembangan kerajaan Majapahit yang mencapai puncaknya pada abad ke-14,
akhirnya mulai mengalami proses kemunduran setelah Gajah Mada meninggal
pada tahun 1364, kemudian disusul meninggalnya Hayam Wuruk pada tahun
1389. Kewibawaan kerajaan Majapahit mulai menurun, karena
sistem sentralisasi yang ditetapkan oleh Gajah Mada selama memangku
mahapati. Akibatnya daerah-daerah bawahan banyak yang memisahkan diri,
seperti Minangkabau, Tanjungpura, dan berbagai kerajaan kecil lainnya.
Singhawikramawardhana dianggap sebagai raja terakhir kerajaan Majapahit.
Tahun 1478 dijadikan sebagai patokan keruntuhan Majapahit.
 Penyebab runtuhnya Majapahit adalah:
a.  Tidak ada pemimpin yang cakap sepeninggal Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada
b.  Lemahnya pemerintahan pusat akibat pertentangan antara kerabat istana
c.  Terjadinya perang saudara (Perang Paregreg)
d.  Ekspansi Kerajaan Demak

Anda mungkin juga menyukai