ARYA DAMAR
Adanya prasasti pada Candi Jago di Malang (bertarikh 1265 Saka atau
1343 M), yang menyebutkan bahwa Adityawarman menempatkan arca
Maňjuçrī (salah satu sosok bodhisattya) di tempat pendarmaan Jina
(Buddha) dan membangun candi Buddha di Bumi Jawa untuk
menghormati orang tua dan para kerabatnya.
Asal-usul Adityawarman
Untuk mengetahui siapa sebenarnya Adityawarman, perlu kita tinjau
kembali hasil dari ekspedisi Pamalayu oleh Kartanegara pada tahun 1275
dibawah pimpinan Mahesa Anabrang , Setelah ekspedisi itu berhasil, maka
sewaktu rombongan ekspedisi kembali ke Jawa, mereka membawa dua
orang putri dari Prabu Sri Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa yaitu Dara
Jingga dan Dara Petak dari kerajaam Damasraya. Sesampai di Jawa
kerajaan Singasari telah runtuh dan telah muncul kerajaan baru sebagai
penerus kerajaan Singhasari yaitu kerajaan Majapahit. Raden Wijaya yang
bergelar Sri Rajasa Jayawardhana adalah raja Majapahit pada waktu itu
sehingga kedua putri tersebut diserahkan kepada Raden Wijaya. Oleh
Raden Wijaya, Dara Petak kemudian diambil sebagai selir dengan gelar
Indreswari. Dari perkawinan tersebut lahir Jayanegara yang menjadi Raja
Majapahit ke dua.
Istana Pagaruyung
Arca ini berdiri di atas mayat dengan singgasana dari tengkorak kepala.
Arca Siwa Bhairawa ini konon merupakan arca perwujudan Raja
Adithyawarman, pendiri Kerajaan Pagaruyung di Sumatra Barat pada
tahun 1347. Nama Adityawarman sendiri berasal dari kata bahasa
Sansekerta, yang artinya kurang lebih ialah “Yang berperisai matahari”
(adhitya: matahari, varman: perisai).
Bukit Siguntang
Nama Arya Damar ditemukan dalam Kidung Pamacangah dan Usana Bali
sebagai penguasa bawahan di Palembang yang membantu Majapahit
menaklukkan Bali pada tahun 1343. Dikisahkan, Arya Damar memimpin
15.000 prajurit menyerang Bali dari arah utara, sedangkan Gajah Mada
menyerang dari selatan dengan jumlah prajurit yang sama. Di dalam
beberapa babad di Jawa dan Bali, Adityawarman juga dikenal dengan
nama Arya Damar. Adityawarman turut serta dalam ekspansi Majapahit ke
Bali pada tahun 1343 yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada. Dalam
catatan Babad Arya Tabanan, disebutkan bahwa Gajah Mada dibantu
seorang Ksatria bernama Arya Damar, yang merupakan nama alias
Adityawarman.
Dari uraian Kitab Purana Bali Dwipa dinyatakan " Perang Arya Dhamar
saking kulwan anekani perang lan sutanire anama Arya Kenceng, Arya
Dhalancang, arya Tan Wikan (Arya Belog) " yang artinnya bahwa pada waktu
Adityawarman ke Bali ikut serta pura beliau yaitu
Arya Kenceng
Arya Dhalancang
Arya Tan Wikan ( Arya Belog )
Arya Damar diperkirakan lahir tahun 1294 M dan pada waktu ekspedisi
Majapahit ke Bali tahun 1343 beliau diperkirakan berusia 50 tahunan
sehingga sudah sewajarnya mempunyai putra yang sudah menginjak
dewasa dan ikut serta berperang membantu ayahnya.
Kerajaan Bedahulu adalah kerajaan kuno yang berdiri sejak abad ke-8
sampai abad ke-14 di pulau Bali, dan diperintah oleh raja-raja keturunan
wangsa Warmadewa. Ketika menyerang Bali, Raja Bali yang menguasai
saat itu adalah seorang Bhairawis penganut ajaran Tantrayana. Untuk
mengalahkan Raja Bali itu, maka Adityawarman juga menganut Bhairawis
untuk mengimbangkan kekuatan.
Kembali ke sejarah Arya Damar dalam ekspedisi Majapahit Ke Bali,
Setelah Gajah Mada mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
menyerang Bali maka terjadilah ekspedisi Gajah Mada ke Bali pada tahun
1334 dengan Candrasangkala Caka isu rasaksi nabhi (anak panah, rasa,
mata pusat). Pasukan Majapahit dipimpin oleh Gajah Mada sendiri
bersama panglima perang Arya Damar dibantu oleh beberapa Arya.
Setelah sampai di pantai Banyuwangi, tentara Majapahit berhenti sebentar
untuk mengatur siasat peperangan. Dari Hasil perundingan tersebut
diputuskan untuk menyerang bali dari 3 arah yang berbeda sebagai berikut
:
Dalam perang tanding yang berlangsung sangat seru tersebut masing masing
menunjukkan kesaktiannya untuk secepatnya melumpuhkan musuhnya,
sampai akhirnya Si Girikmana tidak mampu menandingi kesaktian Arya
Damar sehingga gugur dalam pertempuran sebagai kesatria sejati. Gugur
pula dari pihak kerajaan Bali Krian Jembrana sebagai prajurit yuda. Pasukan
Majapahit di wilayah Selatan dibawah pimpinan Arya Kenceng
menggempur habis habisan, tiada henti hentinya mengurung pasukan musuh
dari segala arah. Pasukan Ki Gudug Basur dan Ki Tambyak mulai terdesak
dan banyak yang mati terluka.
Ki Tambyak adalah seorang patih kerajaan Bali yang sangat teguh dan sakti
sehingga sulit untuk dikalahkan, kalau hal tersebut terus dibiarkan maka
makin banyak korban yang berjatuhan dari pihak Majapahit. Untuk
menghindari hal tersebut maka pimpinan pasukan Majapahit di wilayah
selatan yaitu Arya Kenceng memutuskan menghadapi langsung Ki Tabyak.
Dalam pertempuran satu lawan satu tersebut masing masing pihak berusaha
saling mengalahkan. Karena hebatnya perang tanding tersebut prajurit dari
kedua belah pihak sampai menghentikan pertempuran untuk menyaksikan
kedua tokoh sakti tersebut saling mengalahkan. Namun demikian ternyata
Arya Kenceng dapat memanfaatkan kelengahan Ki Tambyak sehingga dapat
terus menekannya. Ki Tambyak akhirnya gugur dalam pertempuran sampai
kepalanya terpisah dari badannya.
Sisa sisa langkar Bedahulu yang masih tersisa setelah mengalami kekalahan
dalam pertempuran menyelamatkan diri dan mengungsi ke daerah Songan,
Kedisan, Abang, Pinggan, Munti, Bonyoh, Tarobayan, Serahi, Sukawana,
Panarajon, Kintamani, Pludu, Manikliu, dan ada pula yang mengungsi ke
daerah timur seperti Culik, Tista, Margatiga, Muntig, Got, Garbawana,
Lokasarana, Garinten, Sekul Kuning, Puhan, Hulakan, Sibetan, Asti,
Watuwayang, Kadampai, Bantas, Turamben, Crutcut, Datah, Watidawa,
Kutabayem Kemenangan Pasukan Majapahit di wilayah selatan yang
dipimpin oleh Arya Kenceng melengkapi kemenangan pasukan Majapahit
yang terlebih dahulu berhasil mengusai wilayah Utara dan Timur Pulau Bali
sehingga praktis semua daerah pesisir Bali dapat dikuasai.
Sekarang tinggallah Krian Pasung Grigis yang bertahan di desa Tengkulak
di wilayah Bali Bagian Tengah. Pertempuran yang terjadi berakhir dengan
kekalahan Bedahulu, dan patih Bedahulu Kebo Iwa gugur sementara raja Sri
Astasura Ratna Bumi Banten pergi mengasingkan diri. Setelah Bali berhasil
ditaklukan, Arya Damar kembali ke Majapahit. Sebagian kerabat Arya
Damar ada yang menetap di Bali, dan di kemudian hari salah seorang
keturunan dari Arya Damar mendirikan Puri Denpasar dan Puri Pemecutan
di Denpasar.
Diposting oleh Lanang Dawan di 01.33
20 komentar:
1.
Om Swastiastu,
Ada pula yang menyebutkan bahwa Arya Damar dan Arya Kenceng adalah satu. Nama
Arya Kenceng adalah nama lain dari Arya Damar. Penjelasan ini tentunya bukan tidak
berdasarkan sumber.
Dengan adanya pendapat-pendapat di atas yang saya sebutkan di atas kiranya dapat
dijadikan sebagai bahan perhitungan untuk mengetahui kebenaran bahwa bagaimanakah
hubungan antara Arya Damar dan Arya Kenceng.
Kebenaran tersebut harus dipertimbangkan dengan masak dan dapat diuraikan dari
sumber yang jelas dan pasti. Dari sumber yang ada di blog ini, dikatakan bahwa dari
Kitab Purana Bali Dwipa yang menyatakann " Perang Arya Dhamar saking kulwan
anekani perang lan sutanire anama Arya Kenceng, Arya Dhalancang, arya Tan Wikan
(Arya Belog) ". Namun tidak dijelaskan siapa dan dari mana asal istri dari Arya Damar
yang melahirkan putra-putra itu, tidak dijelaskan pula di mana anak-anak itu dibesarkan.
Dija dapat dijelaskan, kiranya penulis bersedia. Demikian pemintaan saya, atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Balas
Balasan
1.
Balas
2.
belum ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan tentang istri Arya Damar, karena Arya
Damar memangku jabatan sebagai wreda Mentri di Kerajaan Majapahit maka
diperkirakan anak-anak beliau dibesarkan dilingkungan Kerajaan majapahit.
Balas
3.
Mohon bantuannya... biar kita sama2 mengenal leluhur kita... saya merupakan keturunan
Arya Damar dari Sunantaya Tabanan... mungkin kita bisa bertukar kisah tentang arya
damar karena saya juga mempunyai keyakinan sendiri tentang Arya Damar. silahkan
kunjungi Blog saya, semoga bisa bertukar pikiran dan saling melengkapi. Suksma... (IGP.
AGUS KURNIAWAN, Sunantaya-Penebel-Tabanan)http://ghoes86.wordpress.com
Balas
4.
apa nama blognya nanti kita bisa bertukar informasi tentang arya damar, sekarang saya
mendapatkan informasi tentang keberadaan arya damar dari satu sumber yang telah
melakukan survey langsung ke palembang
Balas