Anda di halaman 1dari 65

Smkn 1

S
e
j
a
r
a
h
cibinong
Kelompok 05 X RPL -1
KETUA : ALYA ANANTASYA MOSII (06)

• ALFIANA FAZRIAH (04)


• AZGA SYAHRAZ ARDHITA (09)
• DESTA ARYA RUKMANA (10)
• HARI SETYOBUDI (17)
• KEVIN GERALD HOSEA .M (18)
• MAY FITRI DELIA (20)
• RAIHAN PRATAMA (31)
contents of this PRESENTATION

A. KERAJAAN MELAYU
B. KERAJAAN MEDANG KAMULAN
KERAJAAN
MELAYU
sebuah kerajaan yang berada di Pulau Sumatera.
a. Kerajaan melayu
Kerajaan Melayu (juga dikenal sebagai Malayu, Malayapura / kerajaan Dharmasraya atau kerajaan
Jambi merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatra. Dari bukti dan keterangan yang
disimpulkan dari prasasti dan berita dari Tiongkok, keberadaan kerajaan yang mengalami naik turun ini
dapat di diketahui dimulai pada abad ke-7 yang berpusat di Minanga, pada pada abad ke-13 yang berpusat
di Dharmasraya dan diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso atau Pagaruyung.

Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi yang oleh para pendatang disebut sebagai
pulau emas yang memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol
perdagangan di Selat Melaka sebelum akhirnya terintegrasi dengan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 682.

Penggunaan kata Melayu, telah dikenal sekitar tahun 100–150 seperti yang tersebut dalam
buku Geographike Sintaxis karya Ptolemy yang menyebutkan maleu-kolon. Dan kemudian dalam kitab
Hindu Purana pada zaman Gautama Buddha terdapat istilah Malaya dvipa yang bermaksud pulau Melayu.
Kerajaan melayu

https://www.kompas.com/tag/kerajaan+melayu+nusant$ara
Gambar 1.1 Kerajaan Melayu
Letak geografis
kerajaan melayu
Letak Geografis Kerajaan melayu
Menurut catatan I-Tsing, Kerajaan Melayu terletak di tengah pelayaran antara
Kerajaan Sriwijaya dan Kedah. Pada ahli sejarah sepakat bahwa pusat kerajaan
ini berada di hulu Sungai Batang Hari, Jambi. Kata Malayu sendiri berasal dari
kata Malaya yang dalam bahasa Sanskerta berarti bukit.

Oleh karena itu, beberapa ahli berpendapat bahwa pelabuhan Melayu terletak
di Kota Jambi, tetapi istananya berada di daerah pedalaman yang berbukit.
Terlebih lagi, Prasasti Tanjore yang dikeluarkan oleh Rajendra Chola I
menyebutkan bahwa ibu kota Kerajaan Melayu dilindungi oleh benteng-benteng
dan terletak di atas bukit. Sementara ahli geografi Persia bernama Abu Raihan
Muhammad yang mengunjungi Asia Tenggara pada 1030 menyebutkan bahwa ia
singgah di pulau emas. Para pendatang memang sering menyebut Pulau
Sumatera sebagai pulau penghasil emas.
Peta Letak Geografis

https://asset.kompas.com/crops/_5k5AILq24XUPq8Ni8SpNzD3Q28=/64x0:941x585/750x500/data/photo/2021
/06/16/60ca169b4b23c.png
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerajaan Melayu
RAJA RAJA KERAJAAN MELAYU
1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183 M)
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa merupakan seorang maharaja Melayu di
Dharmasraya dan dianggap juga sebagai Maharaja Sriwijaya.
Secara etimologi Trailokya dalam Bahasa Sanskerta dapat bermaksud "tiga dunia“ dan “tiga
tingkatan”, "tiga kehidupan”, "tiga alam" dan "tiga wilayah“

Biografi
Munculnya Trailokyaraja sebagai seorang Maharaja Melayu berdasarkan prasasti Grahi di
selatan Thailand yang berangka tahun 1183, dan selanjutnya dikaitkan dengan nama seorang
Maharaja Dharmasraya tahun 1286 berdasarkan prasasti Padang Roco. Kemudian sejarawan
menganggap bahwa pada masa Trailokyaraja ini telah terjadi perubahan kekuasaan di bhumi
malayu, di mana dahulunya kawasan yang disebut dengan San-fo-ts'i berdasarkan kronik
Tiongkok, dirujuk kepada Sriwijaya namun telah digantikan oleh Dharmasraya.
2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286 M)
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa merupakan salah seorang
Maharaja Melayu yang pernah memerintah di Dharmasraya (sekarang Kabupaten
Dharmasraya). Namanya disebutkan pada Prasasti Padang Roco sebagai penguasa
di Bumi Melayu. Sementara jika membandingkan dengan Sulalatus Salatin, terdapat
kemiripan namanya dengan tokoh pendiri Singapura yaitu Sri Tri Buana (Sang Nilai
Utama).

Biografi
Tribhuwanaraja sendiri kemungkinan besar adalah merupakan keturunan dari
Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa yang disebut dalam
Prasasti Grahi (selatan Thailand). https://sr.rodovid.org/wk/%D0%9F%D0%BE%D1%81%D0

Munculnya nama Dharmasraya sebagai kerajaan melayu menunjukan luasnya %B5%D0%B1%D0%BD%D0%BE:ChartInventory/769410


Gambar 1.3 Srimat Tribhuwanaraja
pengaruh kerajaan ini sampai ke pulau Jawa, sehingga raja Singhasari waktu itu Mauli Warmadewa

Kertanagara perlu melakukan suatu kerjasama dengan kerajaan ini, sehingga


muncullah Ekspedisi Pamalayu, dan pada tahun 1286 Kertanagara menghadiahkan
Arca Amoghapasa sebagai hadiah persahabatan
2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286 M)
Selanjutnya dari Pararaton dan Nagarakretagama, raja Melayu setelah menerima Arca
Amoghapasa, menjodohkankan dua orang putrinya yaitu Dara Jingga dan Dara Petak
untuk dipersunting oleh Kertanagara, tetapi dalam kepulangan kembali dari tim ekspedisi
ini, Singhasari telah runtuh dan digantikan oleh Majapahit, Raden Wijaya sebagai ahli waris
mempersunting Dara Petak, yang kemudian hari melahirkan raja kedua Majapahit yaitu
Jayanagara, sedangkan Dara Jingga diserahkan kepada dewa (salah seorang
bangsawan), sehingga Dara Jingga disebut juga dengan sira alaki dewa, yang kemudian
hari melahirkan Adityawarman. Namun Profesor Uli Kozok seorang filolog meragukan
kalau Adityawarman adalah putra langsung dari Dara Jingga, tetapi memang
keturunannya. Selanjutnya Uli Kozok meyakini bahwa yang dimaksud putra Dara Jingga
tersebut adalah Akarendrawarma
3. Akarendrawarman (1316 M)
Akarendrawarman merupakan salah seorang raja Melayu, naik tahta menggantikan Srimat
Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa pada tahun 1316.

Biografi
Berdasarkan prasasti Suruaso,ia telah memulai pembangunan saluran irigasi untuk mengairi
lahan pertanian di Surawasa (sekarang Suruaso). Kemudian pekerjaan ini diteruskan oleh raja
penerusnya yaitu keponakannya sendiri, Adityawarman.

Novel
Wisran Hadi menyebutkan namanya sebagai Angkerawarman dalam Novelnya Generasi Ketujuh.
4. Adityawarman (1347 M)

Adityawarman merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada Kerajaan


Melayu yang sebelumnya beribu kota di Dharmasraya, dan dari manuskrip
pengukuhannya ia menjadi penguasa di Malayapura Swarnnabhumi atau
Kanakamedini pada tahun 1347 dengan gelar Maharajadiraja Srīmat Srī
Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli Warmadewa, dan
di kemudian hari ibu kota dari kerajaan ini pindah ke daerah pedalaman
Minangkabau.

http://juragansejarah.blogspot.com
/2017/09/sejarah-kerajaan-malayu-
dharmasraya-lengkap.html
Gambar 1.4 Adityawarman
4. Adityawarman (1347 M)
Asal usul
Berdasarkan Prasasti Kuburajo, Adityawarman adalah putra dari Adwayawarman. Akan tetapi, dalam
Prasasti Bukit Gombak disebutkan bahwa Adityawarman adalah putra dari Adwayadwaja.Nama ini
mirip dengan nama salah seorang pejabat penting Kerajaan Singhasari (Rakryān Mahāmantri Dyah
Adwayabrahma) yang pada tahun 1286 mengantar Arca Amoghapasa untuk dipahatkan di
Dharmasraya sebagai hadiah dari Raja Singhasari Kertanagara kepada Raja Melayu Srimat
Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa.
Adityawarman dalam Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama disebut dengan nama Tuhan Janaka
yang bergelar Mantrolot Warmadewa. Ibunya bernama Dara Jingga putri Kerajaan Melayu di
Dharmasraya. Dara Jingga bersama adiknya Dara Petak ikut bersama tim Ekspedisi Pamalayu yang
kembali ke Jawa pada tahun 1293. Ahli waris Kertanagara yang bernama Raden Wijaya mengambil
Dara Petak sebagai permaisuri dan bahwa Dara Jingga sira alaki dewa, yaitu bersuamikan kepada
seorang “dewa” (bangsawan).

Adityawarman
4. Adityawarman (1347 M)

Pendapat lain mengatakan bahwa Adityawarman juga merupakan anak dari Raden Wijaya, yang
berarti Raden Wijaya bukan hanya memperistri Dara Petak melainkan juga Dara Jingga. Penafsiran
ini mungkin karena dalam Nagarakretagama disebutkan Raden Wijaya telah memperistri keempat
putri Kertanagara.
Muhammad Yamin berpendapat bahwa Adityawarman lahir di Siguntur (Kabupaten Dharmasraya,
Sumatra Barat sekarang). Ketika muda ia berangkat pergi ke Majapahit, karena ayah atau ibunya
mempunyai perhubungan darah dengan permaisuri raja Majapahit pertama, Kertarajasa
Jayawardana. Adityawarman dianggap saudara dari Raja Jayanegara yang tidak memiliki putra. Oleh
karena itu, menurut adat Adityawarmanlah yang paling dekat untuk pengganti mahkota.

Adityawarman
4. Adityawarman (1347 M)
Agama

Adityawarman diperkirakan penganut yang taat dari Vajrayana yang merupakan suatu aliran agama
Buddha dan juga mengikuti Ajaran Siwa-Buddha, sebagaimana yang banyak dianut oleh para bangsawan
Singhasari dan Majapahit. Adityawarman juga memperlambangkan dirinya dalam arca Amoghapasa. Dari
prasasti Bukit Gombak disebutkan bahwa ia juga telah membangun sebuah vihara di Swarnabhumi.

Selama masa pemerintahannya di pedalaman Minangkabau, Adityawarman banyak meninggalkan


prasasti-prasasti namun belum semuanya dapat diterjemahkan, selain itu beberapa pengaruh
Adityawarman yang sampai sekarang masih dapat ditelusuri di antaranya penamaan biaro (bahasa Minang,
artinya biara atau vihara) sampai sekarang masih menjadi nama sebuah nagari yaitu Biaro Gadang di
kabupaten Agam dan selain itu nama Parhyangan (semacam tempat pemujaan), yang kemudian berubah
tutur menjadi nama nagari Pariangan di kabupaten Tanah Datar.

Adityawarman
4. Adityawarman (1347 M)
Puncak kejayaan kerajaan Melayu terjadi pada masa raja
Adityawarman yang memerintah dari tahun 1347-1375.
Penghormatan

Sebagai salah seorang tokoh utama dalam sejarah Melayu, nama Adityawarman sangat dikenal bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya. Salah satu bentuk penghormatan untuknya ialah dengan
mengabadikan namanya pada sebuah museum yang bernama Museum Adityawarman di Kota Padang,
Sumatra Barat. Selain itu, di beberapa daerah namanya juga diabadikan sebagai nama jalan.

Adityawarman
4. Adityawarman (1347 M)

https://en.wikipedia.org/wiki/Adityawarman_Museum
Gambar 1.5 Museum Adityawarman

Adityawarman
5. Ananggawarman (1375 M)
Ananggawarman adalah seorang raja di kerajaan Malayapura antara tahun 1375 sampai
1417.[butuh rujukan] Ia adalah putra sekaligus pewaris dari Adityawarman, sebagaimana
tersebut dalam Prasasti Batusangkar. Setelah Ananggawarman, pengaruh kekuasaan Majapahit
dan agama Hindu-Buddha berangsur-angsur menghilang di wilayah kerajaan Pagaruyung atau
Minangkabau

Arti nama
Nama Ananggawarman berasal dari bahasa Sanskerta. Artinya kurang lebih ialah "Yang
perisainya tak berbadan"
5. Ananggawarman (1375 M)
Masa pemerintahan

Menurut cerita adat (tambo) Minangkabau, Ananggawarman adalah anak dari Adityawarman dan Puti
Reno Jalito. Ananggawarman menikah dengan Puti Reno Dewi, dan memiliki tiga orang putri yaitu Puti
Panjang Rambuik, Puti Salareh Pinang Masak, dan Puti Bongsu. Ketiga putrinya kemudian menikah dengan
para pemuka adat, yang kemudian membentuk kaum bangsawan Pagaruyung.[butuh rujukan]
Pada masa Ananggawarman, kerajaan Majapahit mencoba menundukan kembali bhumi malayu, hal ini
dimulai pada tahun 1409, Majapahit yang saat itu di bawah kekuasaan Wikramawardhana (menantu Hayam
Wuruk), sempat mengirim pasukan dalam jumlah besar untuk menaklukkan negeri ini. Ananggawarman
dapat mengalahkan pasukan tersebut dalam pertempuran yang diperkirakan terjadi di Padang Sibusuk,
sebuah nagari di Kabupaten Sijunjung. Legenda-legenda Minangkabau menyebutkan peristiwa heroik ini.
Setelah meninggalnya Ananggawarman, pengaruh kekuasaan Majapahit dan agama Hindu-Buddha
berangsur-angsur menghilang di wilayah kerajaan Pagaruyung atau Minangkabau.

Ananggawarman
Masa Kejayaan
Kerajaan Melayu
Masa Kejayaan Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan di bawah
komando Raja Adityawarman. Diman pada saat itu pusat kotanya berada di daerah Hulu
Batanghari. Berbagai kemajuan perekonomian terjadi dengan memanfaatkan sumber daya alam
unggulannya yaitu emas. Olahan dari bahan tambang tersebut dimaksimalkan sebagai alat
utama untuk menjalankan kehidupan.
Perluasan wilayah kekuasaan juga dilakukannya setelah mendapat kedudukan sebagai
pemimpin utama dengan otoritas penuh yang disandarkan atas kekuasaan yang dimilikinya.
Bahkan dikatakan pula bahwa Sriwijaya sempat dipaksa untuk bertekuk lutut dan
menyerahkan wilayah kekuasaannya.
a. Aspek politik b. ASPEK sosial
c. Aspek budaya D. Aspek ekonomi
ASPEK POLITIK
Kerajaan Melayu mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan di bawah
komando Raja Adityawarman. Dimana pada saat itu pusat kotanya berada di daerah Hulu
Batanghari. Berbagai kemajuan perekonomian terjadi dengan memanfaatkan sumber daya
alam unggulannya yaitu emas. Olahan dari bahan tambang tersebut dimaksimalkan sebagai alat
utama untuk menjalankan kehidupan. Perluasan wilayah kekuasaan juga dilakukannya setelah
mendapat kedudukan sebagai pemimpin utama dengan otoritas penuh yang disandarkan atas
kekuasaan yang dimilikinya. Bahkan dikatakan pula bahwa Sriwijaya sempat dipaksa untuk
bertekuk lutut dan menyerahkan wilayah kekuasaannya.
Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawa perubahan baru dalam
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hingga
Majapahit mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian
pun mengalami perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai tukar uang.
ASPEK sosial
Kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Melayu menyerupai Kerajaan Sriwijaya.
Para Bangsawaan memeluk agama Budha sedangkan rakyatnya memeluk
kepercayaan tradisional Kegiatan perekonomian yang sering dilakukan adalah
berdagang.
ASPEK budaya
Pada kehidupan budaya kerajaan budaya memiliki banyak arca serta candi, hal ini
terbukti dengan adanya Prasasti Grahi hingga Archa Amoghapasa, maka dari hal ini
kerajaan Melayu religius serta memiliki seni tinggi.
ASPEK politik
Pada kehidupan politik di kerajaan Melayu bisa dibilang relatif stabil, hal ini terbukti
dengan kehidupan yang stabil di kerajaan Melayu. Bukti lainnya berupa adanya
perpindahan kekuasaan yang adil.
MASA KERUNTUHAN
KERAJAAN MELAYU
Masa keruntuhan kerajaan melayu
penaklukan Malayu oleh Sriwijaya terjadi pada tahun 683. Pendapat ini sesuai dengan
catatan Tsing bahwa, pada saat berangkat menuju India tahun 671, Mo-lo-yeu masih menjadi
kerajaan merdeka, sedangkan ketika kembali tahun 685, negeri itu telah dikuasai oleh
Sriwijaya.Kerajaan Malayu dengan pelabuhan Melayunya merupakan penguasa lalu lintas selat
malaka saat itu. Dengan direbutnya Minanga Tamwan yang sebagai Ibukota Kerajaan Melayu
itu, maka dengan sendirinya pelabuhan Malayu pun jatuh ke tangan Kerajaan Sriwijaya. Maka
sejak tahun 683, Kerajaan Sriwijaya tumbuh menjadi penguasa lalu lintas dan perdagangan
Selat Malaka menggantikan peran dan kejayaan Kerajaan Malayu..
Peninggalan kerajaan
melayu
1. Candi pulau sawah

Candi Pulau Sawah merupakan sebuah


peninggalan kuno dari jaman kerajaan Melayu
yang bisa ditemukan di Provinsi Sumatera
Barat. Candi ini merupakan tempat bersejarah
bagi umat Budha yang sudah ada dari jaman
dahulu. Tidak hanya satu candi saja yang bisa
ditemukan di daerah sekitar candi tersebut,
namun ada beberapa candi lain yang belum
https://www.andalastourism.com/history/wp-content/uploads/2021/10/Candi-
Pulau-Sawah.jpg
Gambar 1.6 Candi Pulau Sawah
dibuka untuk umum.
2. Kompleks candi Padang Roco.
Situs Candi Padang Roco terletak di Jorong Sungai
Langsek, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung,
Kabupaten Dharmasraya. Secara geografis situs ini
terletak pada sebuah dataran pada ketinggian sekitar 160
mdpl dan terletak pada posisi 1 LS dan 109 44'
BT. [1] Lokasi candi sendiri berada di sebuah pulau yang
dipisahkan oleh sebuah sungai dengan nama Sungai
Dareh. Hal yang mempersulit akses ke lokasi candi adalah
transportasi dan yang kurang memadai karena hanya
mengandalkan rakit untuk memobilisasi masyarakat.
https://1.bp.blogspot.com/-
2MvPG4oCu10/UkAFhW1sNUI/AAAAAAAAA20/kF0LON_W3JQ/s1600/DSC_4483.JPG
Wilayah Dharmasraya pada dahulunya pernah menjadi Gambar 1.7 Candi Padang Roco
pusat pemerintahan dan ibukota Kerajaan Malayu mulai
tahun 1286 sampai dengan tahun 1347 M telah diakui oleh
para sarjana sejarah dan arkeologi.
2. Kompleks candi Padang Roco.
Candi Padang Roco terbagi menjadi 3 yakni :

1 2 3

https://1.bp.blogspot.com/2MvPG4oCu10/UkAFhW1sNUI/AAAA https://2.bp.blogspot.com/hbkWQnbnTmI/UkAFySTTqlI/AAA https://1.bp.blogspot.com/-


AAAAA20/kF0LON_W3JQ/s1600/DSC_4483.JPG AAAAAA3E/3AEzuKpIKcg/s1600/DSC_4459.JPG 3oc0ulBtg2g/UkAF_mphe9I/AAAAAAAAA3M/rPalXf4YpnA/s1600/DSC_4534.
JPG
Gambar 1.8 Candi Padang Roco 1 Gambar 1.9 Candi Padang Roco 2 Gambar 1.10 Candi Padang Roco 3
3. Candi Bukik Awang Maombiak.

Candi Bukik Awang Maombiak terletak di bagian


atas bukit kecil di Jorong Siguntur yang tidak terlalu
tinggi. Tepatnya di Desa Nagari Siguntur, Kecamatan
Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Oleh penduduk di sekitar candi, bukit itu dinamakan
Bukik Awang Maombiak. Bukik dalam bahasa
Minang artinya “bukit”, awang artinya “rawa”, dan
maombiak artinya “melesak” atau “bergoyang”
(labil).
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/wp-
content/uploads/sites/5/2018/02/Candi-Bukik-Awang-Maombiak.jpg
Gambar 1.11 Candi Bukik Awang Maombiak
4. Prasasti batu sangkar
Prasasti Batusangkar, atau Prasasti Saruaso II, adalah
sebuah prasasti zaman Adityawarman yang sekarang
terletak pada kawasan Fort Van der Capellen, di depan
rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar, Sumatra
Barat, Indonesia.
Prasasti ini sebelumnya ditemukan di kawasan Bukit
Gombak, nagari Baringin.
Dalam prasasti ini menyebutkan
bahwa Ananggawarman sebagai putra
mahkota,[1] kemudian menggantikan
posisi Adityawarman dalam suatu upacara hewjra, dan
Adityawarman diibaratkan telah menuju kepada https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/07/COLLECTI
E_TROPENMUSEUM_Beschreven_steen_TMnr_10026881.jpg/375px-
tingkat ksetrajna. COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Beschreven_steen_TMnr_10026881.jpg
Gambar 1.12 Prasasti Batu Sangkar
DAFTAR PUSTAKA
I-Tsing (2000). A Record of the Buddhist Religion As Practised in India and the Malay Archipelago (A.D. 671–695)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Melayu (diakses pada 10 Agustus pukul 18.25 WIB).
Miswati, Woro. (2011). Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Jakarta: Be Champion.
https://tinyurl.com/4p34f4jh (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 18.42 WIB).
Monier-Williams (1899), p. 460, col. 1, (http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/scans/MWScan/MWScanpdf/mw0460-trimala.pdf) and p. 462, col. 2, (http://www.sanskrit-
lexicon.uni-koeln.de/scans/MWScan/MWScanpdf/mw0462-tripu.pdf).
https://id.wikipedia.org/wiki/Trailokyaraja (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 19.59 WIB).
Mangkudimedja, R.M., (1979), Serat Pararaton, Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP, Jakarta, Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwanaraja (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 19.59 WIB).
Kern, J.H.C., (1907), De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.
https://id.wikipedia.org/wiki/Adityawarman (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 19.59 WIB).
Cheah Boon Kheng, Abdul Rahman Haji Ismail, (1998), Sejarah Melayu, the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society.
A Dt. Batuah & A Dt. Madjoindo, (1959), Tambo Minangkabau dan Adatnya, Jakarta: Balai Pustaka.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ananggawarman diakses pada 19.59 (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 19.59 WIB).
Coinone, (2022), Pendiri Kerajaan Melayu: Sejarah, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan.
https://tinyurl.com/38p77m58 (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 20.15 WIB).
Ratna Hapsari | M Adil. sejarah indonesia SMA/MA kelas X. ERLANGGA
https://usaha321.net/sejarah/kondisi-sosial-politik-kerajaan-melayu.html (diakses pada 10 Agustus 2022 pukul 19.45 WIB).
Admin, (2018), Kerajaan Melayu Purba, Letak Ibu Kota, Keruntuhan serta Sumber Sejarahnya
https://www.historyofcirebon.id/2018/02/kerajaan-melayu-purba-letak-ibu-kota.html?m=1 (diiakses pada 10 Agustus 2022 pukul (18.59 WIB).
https://dharmasrayakab.go.id/pariwisata/5/candi-pulau-sawah-pulau-sawah-temple-.html diakses pada 11 Agustus 2022 pukul (08.35 WIB).
https://www.andalastourism.com/history/candi-pulau-sawah diakses 10 Agustus 2022 pukul (20.15 WIB).
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/candi-bukik-awang-maombiak/ (diakses 10 Agustus 2022 pukul ( 20.15 WIB).
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Batusangkar (diakses pada 11 Agustus 2022 pukul 08.35 WIB).
KERAJAAN
MEDANG KAMULAN
sebuah kerajaan yang berada di pulau Jawa.
a. Kerajaan medang kamulan
Kerajaan Medang Kamulan adalah salah satu kerajaan Hindu yang ada di Jawa
Timur, yang berpusat di Watugaluh tepatnya di tepi sungai Brantas. Kerajaan ini
merupakan lanjutan dari kerajaan Mataram yang terpecah.
Banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang menjadi saksi sejarah berdirinya
Kerajaan Hindu ini, yaitu Prasasti Paradah tahun 943 Masehi (M) dan Prasasti
Anjukladang tahun 973 m. Dalam sejarahnya, kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sendok
dengan dinasti baru bernama isyana.
Kerajaan medang kamulan

https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,
w_640/v1642408652/u7zom5tak8ycz7r5fqvb.jpg
Gambar 2.1 Kerajaan Medang Kamulan
Letak geografis
kerajaan medang kamulan
Letak Geografis Kerajaan medang kamulan

Melalui penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Medang


Kamulan berada di daerah Jawa Timur (muara sungai brantas). Ibukota
kerajaan bernama Watan Mas. Wilayah kekuasaan Medang Kamulan
pada masa pemerintahan Mpu Sindok meliputi wilayah Nganjuk sebelah
barat, Pasuruan sebelah timur, Surabaya sebelah utara, dan Malang
sebelah selatan. Medang Kamulan berhasil menguasai hampir seluruh
wilayah Jawa Timur dengan daerah pengaruhnya mencakup daerah
Indonesia Timur.
Peta Letak Geografis

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGggIf5PhihNicHnKIheViPfIiXKOHk6S7iDUEGXtN_Q&s
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerajaan Medang Kamulan
RAJA RAJA KERAJAAN medang
kamulan
1. Mpu sindok (929)
Mpu Sindok atau Sindok dikenal juga dengan nama Dyah Sindok adalah
raja yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang periode Jawa
Tengah dari bhumi Mataram ke Jawa bagian timur. Mpu Sindok bergelar Śrī
Mahārāja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Śrī Īśānawikrama Dharmottuṅgadewawijaya,
memerintah sekitar tahun 929–947.

Sejarah
Maharaja Mpu Sindok sangat dikenal dalam sejarah Nusantara karena
meninggalkan banyak prasasti dari masa pemerintahannya, dan karena ialah tokoh
yang memindahkan pusat kekuasaan kerajaan Medang dari bhumi Mataram di
Jawa bagian tengah ke Jawa bagian timur, kemungkinan besar terjadi di tahun 929 https://sejarahlengkap.com/indonesia/silsilah-kerajaan-
mataram-kuno/attachment/mpu-sindok
M. Pemicu perpindahan ini memiliki dasar macam-macam, dua dugaan yang terkuat Gambar 2.3 Mpu Sindok

adalah sebagai akibat dari letusan Gunung Merapi dan/atau invasi


dari Sriwijaya.[1] Ia menjadi raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur
yang memerintah sekitar tahun 929 – 947.
2. DHARMAWANGSA TEGUH (991)
Dharmawangsa Teguh disebut juga Dharmawangsa adalah raja terakhir Kerajaan
Medang Periode Jawa Timur dengan bergelar abhiseka Sri Maharaja Isana
Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa dimana saat masa
pemerintahannya Dharmawangsa mengadakan serangan ke Sriwijaya. Ia
memerintah Medang pada tahun 991-1007.
Dharmawangsa Teguh adalah cucu Mpu Sindok yang terkenal sebagai seorang raja
yang memiliki pandangan politik yang tajam. Pada tahun 1003 M Dharmawangsa
Teguh mengirimkan tentaranya untuk merebut pusat perdagangan di Selat Malaka
dari tangan Kerajaan Sriwijaya. Serangan tersebut mengalami kegagalan, bahkan
Sriwijaya melalui Kerajaan Wurawari berhasil melakukan serangan balik Serangan https://www.kuwaluhan.com/2019/06/kisah-asal-usul-
dharmawangsa-teguh-raja.html
dari Kerajaan Wurawari tersebut mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Gambar 2.4 Dharmawangsa Teguh
Kamulan (1016 M). Peristiwa tersebut disebut Pralaya Medang dan Dharmawangsa
Teguh gugur.
3. AIRLANGGA (1019)
Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering ditulis dengan Erlangga,
adalah pendiri Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur, yang memerintah tahun 1019-
1042 dengan bergelar nama abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara
Dharmawangsa Airlangga Anantawiramottunggadewa. Ia memerintahkan Mpu
Kanwa untuk menggubah Kakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan
keberhasilannya dalam medan peperangan, di akhir masa pemerintahannya,
kerajaannya dibagi menjadi dua yaitu Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala untuk
kedua puteranya. Nama Airlangga hingga saat ini masih dikenang dalam berbagai
cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai tempat di Indonesia.
https://img.okezone.com/content/2022/06/25/337/261
7917/mengenal-budak-istimewa-era-raja-airlangga-yang-
Airlangga adalah putra Raja Udayana dan Mahendradatta (saudara perempuan konon-punya-ilmu-kesaktian-8FeEOXNNV1.jpg
Gambar 2.5 Airlangga
Dharmawangsa Teguhl Airlangga menikah dengan putri Dharmawangsa Tegah Pada
upacara pernikahan tersebut Kerajaan Medang Kamulan diserang Kerajaan
Wurawar yang mengakibatkan hancurya Medang Kamulan
3. AIRLANGGA (1019)
Airlangga berhasil melarikan diri ke hutan bersama pengkutnya yang setia yang bemama Narotama
Setelah merasa kuat Airlangga kembali ke Kerajaan Medang Karrulan dan berhasil menjadi penguasa
pada tahun 1019 M dengan gelar Rakai Halu Si Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta
Wirakramatunggadewa Airlangga berusaha memulihkan kewibawaan Kerajaan Mudang Kamulan dan
berhas menaklukkan raja-raja yang sebelumnya menjadi vasal pada masa pemerintahan
Dharmawangsa Teguh

Kerajaan Medang Kamulan mencapai puncak kejayaan dan kemakmuran pada masa
pemerintahan Raja Airlangga Pengalaman hidup dan keberhasilan Airlangga disahkan dalam Kitab
Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa
Masa Kejayaan
Kerajaan medang kamulan
Masa Kejayaan Kerajaan medang kamulan
Semua orang pasti sudah mengetahui bahwa masa kejayaan Kerajaan Medang Kamulan berada di
bawah kepemimpinan Raja Airlangga. Perjalanannya waktu it dituliskan pada salah satu kitab bernama
Arjunawiwaha hasil tulisan Mpu Karwa. Selain di kitab tersebut, tidak ada penjelasan secara mendetail
soal kejayaan yang dicapai oleh kerajaan ini.
Pastinya, pada saat kepemimpinan Raja Airlangga semua kehidupan bisa diatur dengan baik. Mulai
dari perekonomian, politik hingga sosial semua berjalan dengan baik. Bahkan, hampir tidak ada
masalah sedikit pun baik pengaruh dari luar maupun dari dalam. Itulah yang diinginkan oleh setiap
kerajaan.
Pandainya dari kerajaan ini adalah sebelum mengukir sejarah yang kurang baik, mereka memutuskan
untuk memisahkan diri menjadi dua. Dengan jalan seperti itu, mereka dianggap runtuh namun dengan
cara yang baik. Tentu saja ini semua tidak menjadi masalah karena memang hal tersebut lebih baik
dibandingkan sampai benar-benar terjadi perang saudara.
Tak heran jika memang dalam sejarah kerajaan satu ini tidak begitu diperbincangkan. Berbeda dengan
beberapa kerajaan lainya yang memiliki banyak peristiwa perang sehingga selalu terlihat menonjol
dalam sejarah.
a. Aspek politik b. ASPEK sosial
c. Aspek budaya D. Aspek ekonomi
ASPEK POLITIK
Sejak berdirinya dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat raja yang diketahui
memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok
Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja Mpu Sindok
masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjay (Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di
Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerjaan Sriwijaya,
maka Mpu Sindok memindahkan pisat pemerintahannya ke Jaea Tomut. Bahkan dalam prasasti
terakhirnya Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok adalah peletak dasar dari
Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
ASPEK POLITIK
Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja yang
diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok Isyanatunggga
dewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama dinasti Isyana. Raja Mpu Sindok masih termasuk
keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengahtidak
memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok
memindahkan pusat kepemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir Mpu Sindok
(947 M) menyatakan bahwa raja Mpu Sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di
Jawa Timur.
ASPEK sosial
Masyarakat kerajaan Medang Kamulan dalam sebuah hirarkis Biokrasisi kerajaan berjalan
sesuai dengan tugasnya. Pada umumnya, masyarakatnya adalah petani, pedagang, dan
peternak.
ASPEK budaya
Kebudayaan pada masa ini sudah berkembang dengan sangat baik
Pajak-pajak telah dibebaskan karena harus memelihara sebuah bangunan suci. Daerah yang
dibebaskan dinamakan dengan perdikan atau sima
ASPEK ekonomi
Kehidupan Ekonomi Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas,
dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada
masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi
berkembang ke luar wilayah Jawa TimurDi bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan
Medang Kamulan menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun
akibat serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan
mengalami kehancuran.
MASA KERUNTUHAN
KERAJAAN medang kamulan
Masa keruntuhan Kerajaan medang kamulan
Faktor paling pertama penyebab runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan dimulai ketika
masa pemerintahan Raja Wijayawarman, anak kedua dari Airlangga. Bagaimana bisa
memicu keruntuhan? Bermula dari putri pertama Airlangga yang tiba-tiba memutuskan
untuk menjadi seorang petapa dengan nama Resi Gentayu.
Faktor paling pertama penyebab runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan dimulai ketika
masa pemerintahan Raja Wijayawarman, anak kedua dari Airlangga. Bagaimana bisa
memicu keruntuhan? Bermula dari putri pertama Airlangga yang tiba-tiba memutuskan
untuk menjadi seorang petapa dengan nama Resi Gentayu.
Peninggalan kerajaan
medang kamulan
1. Prasasti Mpu Sindok

Lokasi penemuan prasasti ini adalah Jombang,


Jawa Timur. Prasasti ini berisi tentang
pemerintahan Mpu Sindok bersama dengan Sri
Wardhani Pu Kbi.

https://www.quipper.com/id/blog/wp-content/uploads/2021/03/prasasti-mpu-
sindok.jpg
Gambar 2.6 Prasasti Mpu Sindok
2. Prasasti Calcuta

Menguraikan silsilah Raja Airlangga yang merupakan keturunan raja Bali-


Menerangkan peristiwa penyerangan raja wora-wari.- Menerangkan peristiwa ketika raja
Airlangga bersembunyi di hutan Wonogiri.- Menerangkan peristiwa ketika raja Airlangga
berperang dengan raja Wengker.
3. Prasasti Anjuk LADANG
Prasasti Anjuk Ladang adalah piagam batu berangka tahun
859 Saka (versi L.-C. Damais, 937 M) atau 857 Saka
(versi Brandes, 935 M) yang dikeluarkan oleh Raja Sri
Isyana (Pu Sindok) dari Kerajaan Medang setelah pindah ke
bagian timur Pulau Jawa. Prasasti ini juga disebut Prasasti
Candi Lor karena ditemukan pada reruntuhan Candi Lor, di
Desa Candirejo, Loceret, Nganjuk, beberapa kilometer di
tenggara kota Nganjuk.

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Anjuk_Ladang_Inscription.jpg
Gambar 2.7 Prasasti Anjuk Ladang
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-11-tips-pintar/berkenalan-dengan-kerajaan-medang-kamulan-adanya-jawa-timur-16075/
(2022) (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 12.39 WIB).
syahruliskandar. (2018). Letak geografi kerajaan medang kamulan.
https://brainly.co.id/tugas/19197436 (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 12.45 WIB).
Spuler, Bertold; F.R.C Bagley (1981). The Muslim World: A Historical Survey, Part IV. Leiden, The Netherlands: Brill Archive. hlm. 252. ISBN
9789004061965.
Cœdès, George (1968). Vella, Walter F., ed. The Indianized States of Southeast Asia. Diterjemahkan oleh Brown Cowing, Sue. Honolulu: University of
Hawaii Press. hlm. 128–129. ISBN 9780824803681
https://id.wikipedia.org/wiki/Mpu_Sindok (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 13.05 WIB).
Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. (1990). Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Slamet Muljana. 2006. Sriwijaya (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS
https://id.wikipedia.org/wiki/Dharmawangsa_Teguh (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 14.37 WIB).
de Casparis, J.G., Airlangga, The Threshold of the Second Millennium, IIAS Newsletter Online, No. 18.
https://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 13.10).
Rizky Pujian Dasa Pratama S.Kom. (2022). Kerajaan Medang Kamulan.
https://www.mapel.id/kerajaan-medang-kamulan/ (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 14.18).
Andi. (2014). Kerajaan Kamulan Dari Aspek Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya dan Agama.
http://geografimusik.blogspot.com/2014/11/kerajaan-medang-kamulan-dari-aspek.html (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 14.18).
Evita. (2021). Kerajaan Medang Kamulan – Lokasi, Tokoh & Peninggalan.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/kerajaan-medang-kamulan/ (diakses pada 14 Agustus 2022 pukul 14.24).
TERIMAKASIH
KELOMPOK 05, 14 AGUSTUS 2022

Anda mungkin juga menyukai