Anda di halaman 1dari 15

KLIPING

TENTANG
“BIOGRAFI TOKOH DAN PENINGGALAN KERAJAAN
PADA MASA KERAJAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM”

Disusun Oleh
Nama : Linda Rahmawati
Kelas : IV ( Empat )

SD NEGERI 14 LUHAK NAN DUO


KECAMATAN LUHAK NAN DUO - KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Biografi Tokoh Dan Peninggalan Kerajaan
Pada Masa Kerajaan Hindu, Budha, Dan Islam

1. Sultan Iskandar Muda (Kerajaan Aceh)

Gambar : Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda, lahir di Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan


Aceh, 1590 atau 1593–wafat di Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan Aceh, 27
Desember 1636 merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh,
yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
Sultan Iskandar Muda masih merupakan garis keturunan laki-laki dari
pendiri Kesultanan Aceh Darussalam yaitu Sultan Ali Mughayat Syah sekaligus
keturunan laki-laki terakhir dari Dinasti Meukuta Alam yang bertakhta sebagai
Sultan Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar
Muda, di mana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional
sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam.
2. Sultan Hasanudin “Ayam Jantan dari Timur” Kerajaan Gowa-Tallo,
Makassar

Gambar : Sultan Hasanudin, Kerajaan Gowa-Tallo, Makassar.

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari
pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-15, dengan I Sabbe To’mo Lakuntu.
Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok
yang cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia memiliki jaringan
dagang yang bagus hingga Makassar, bahkan dengan orang asing. Hasanuddin
kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil ia sering
diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting, dengan harapan dia bisa
menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa kali dia dipercaya menjadi
delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerjaan.

Saat memasuki usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan jabatan urusan


pertahanan Gowa. Ada dua versi sejarah yang menjelaskan kapan dia diangkat
menjadi raja, yaitu saat berusia 24 tahun atau pada 1655 atau saat dia berusia 22
tahun atau pada 1653. Terlepas dari perbedaan tahun, Sultan Malikussaid telah
berwasiat supaya kerajaannya diteruskan oleh Hasanuddin.
3. Raja Balaputradewa (Kerajaan Sriwijaya, Palembang (SumSel)

Gambar : Raja Balaputradewa (Kerajaan Sriwijaya)

Sri Maharaja Balaputradewa yaitu anggota Wangsa Sailendra yang dibentuk menjadi raja
Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 850-an.Menurut prasasti Nalanda, Balaputradewa yaitu
cucu seorang raja Jawa yang dijuluki Wirawairimathana (penumpas musuh perwira).
Julukan kakeknya ini mirip dengan Wairiwarawimardana alias Dharanindra dalam prasasti
Kelurak. Dengan kata lain, Balaputradewa merupakan cucu Dharanindra.

Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira, sedangkan ibunya bernama Dewi Tara putri
Sri Dharmasetu dari Wangsa Soma. Prasasti Nalanda sendiri menunjukkan beradanya
persahabatan selang Balaputradewa dengan Dewapaladewa raja dari India, yaitu dengan
ditandai pembangunan sebuah wihara yang diprakarsai oleh Balaputradewa di wilayah
Benggala. 1. Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama
Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang
ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka. Namun, kisah pendirian kerajaan ini
merupakan salah satu bagian yang sulit dipecahkan oleh peneliti. Sebab dalam sumber-
sumber yang ditemukan tidak ada struktur genealogis yang tersusun rapi antar raja
Sriwijaya.
4. Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara, Bogor.

Gambar : Raja Purnawarman

Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja besar kerajaan Tarumanegara yang


tertera pada beberapa prasasti pada abad V dan menjadi raja ke-3 yang memerintah tahun
317-356 Saka (395-434 Masehi) yang dapat menguasai wilayah Jawa Barat sebelum
dilakukan oleh Raja-raja Kerajaan Sunda Galuh seperti Maharaja Sanjaya Harisdarma atau
Sanjaya, Rakai Mataram, keturunan Galuh, Kawali yang memerintah di Bumi Mataram
atau Kerajaan Medang dengan gelar (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu), Jawa
Tengah. Maharaja Purnawarman mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu. atau
Sanjaya, Rakai Mataram, keturunan Galuh, Kawali yang memerintah di Bumi Mataram
atau Kerajaan Medang dengan gelar (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu), Jawa
Tengah. Maharaja Purnawarman mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu.
5. Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk, Kerajaan
Majapahit

Gambar: Mahapatih Gajah Mada

Gajah Mada (wafat k. 1364), dikenal dengan nama lain Jirnnodhara adalah
seorang panglima perang dan mahapatih yang merupakan tokoh yang sangat berpengaruh
pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti
dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah
peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang
mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu
Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang
mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Gambar : Raja Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit


Hayam Wuruk (lahir 1334, meninggal 1389) adalah raja keempat Majapahit yang
memerintah tahun 1350-1389. Ia bergelar Sri Rājasanagara. Di bawah pemerintahannya,
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Nama Hayam Wuruk artinya "ayam
yang terpelajar". Ia adalah putra pasangan Tribhuwana Tunggadewi (penguasa ketiga
Majapahit) dengan Sri Kertawardhana alias Cakradhara. Ibunya adalah putri Raden Wijaya
pendiri Majapahit, sedangkan ayahnya berkedudukan sebagai penguasa Tumapel (Bhatara
i Tumapel atau Bhre Tumapel atau kawasan Malang sekarang. Hayam Wuruk dilahirkan
tahun 1334 dan menurut kitab Desawarnana (Negarakretagama) peristiwa kelahirannya
ditandai dengan gempa bumi di "Pabanyu Pindah" dan letusan Gunung Kelud.
6. Kerajaan Kutai

Gambar : Raja-raja yang berkuasa pada masa kerajaan Kutai

1) Maharaja Kudungga, gelar Anumerta Dewawarman, pendiri kerajaan Kutai.


merupakan raja awal pendiri Kerajaan Kutai Martapura dengan gelar Maharaja Kudungga
Anumerta Dewawarman, yang memerintah sekitar tahun 400 Masehi atau abad ke-4
Masehi. Pada awalnya Kutai Martapura yang dipimpin oleh Kudungga belum
berkedudukan sebagai raja, melainkan sebagai pemimpin komunitas atau kepala suku.
Kutai Martapura pada masa Kudungga belum mempunyai sistem pemerintahan yang
teratur dan sistematis.
2) Maharaja Aswawarman (anak Kundungga), Aswawarman yaitu Anak Raja
Kudungga. Dia juga dikenal sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar
Wangsakerta, yang berfaedah pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera,
dan keliru satunya yaitu Mulawarman.
3) Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman dan cucu Kundungga) Nama
Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta jika
dilihat dari cara penulisannya. Kundungga merupakan pembesar dari Kerajaan Campa
(Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama
Budha.

7. Mataram Kuno
Gambar : Kerajaan Mataram Kuno
Raja-Raja :
1) Sanjaya
2) Panangkaran
3) Rakai Panunggalan
4) Rakai Warak

Gambar : Candi Borobudur, salah satu peninggalan Gambar : Candi Puntadewa


Kerajaan Mataram Kuno

8. Kerajaan Samudra Pasai


Gambar : Para pedagang dari Arab,
Gujarat, dan Persia turut
menyebarkan agama Islam,

Gambar : Peta Kekuasaan Kerajaan Samudra


Pasai, Agama Islam masuk ke Indonesia
sekitar abad ke-13. Kerajaan Islam yang
pertama muncul di Indonesia adalah Kerajaam
Samudera Pasai

Gambar : Lonceng Cakra Donya, Gambar : Raja-raja Kerajaan Samudra Pasai


Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Nama-nama raja yang berkuasa pada kerajaan Samudera Pasai, adalah sebagai
berikut:
1) Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) (1267-1297)
2) Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I (1297-1326)
3) Sultan Ahmad I (1326-133?)
4) Sultan Al-Malik azh- Zhahir II (133?-1349)
5) Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)

9. Kerajaan Demak
Gambar : Peta kekuasaan kerajaan Demak Gambar : Raden Patah

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang sebagian di antaranya saat ini masih dapat kita lihat
diyakini bahwa kerajaan Demak berdiri dalam waktu yang singkat. Kerajaan ini
diperkirakan didirikan oleh Raden Patah pada sekitar tahun 1475 hingga akhirnya runtuh
di tahun 1548 dan eksistensinya digantikan oleh kerajaan Pajang.
Nama-nama Raja yang berkuasa pada Kerajaan Demak,

1) Raden Patah (1500-1518)

2) Pati Unus (1518-1521)

3) Sultan Trenggono (1521-1546)

4) Sultan Hadiwijaya (1568)

Gambar : Masjid Agung Demak pada tahun 1910.

Raden Patah adalah keturunan Brawijaya, penguasa Majapahit. Setelah Raden Patah
diangkat sebagai Bupati Demak Bintoro pada tahun 1500 M, ia bergelar Sultan Alam Akbar al-
Fatah yang lebih dikenal dengan Raden Patah. Kemudian setelah menjadi raja, ia memajukan
perdagangan dan agama Islam. Demak menjadi negara maritim yang banyak dikunjungi oleh
pedagang Islam, terlebih setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 di bawah Alvonso
d'Albuquerque.

10. Kerajaan Mataram Islam


Gambar: Peta kekuasaan Kerajaan Mataram - Gambar : Masjid Agung Kauman - 1925
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan ini diprakarsai oleh Ki Ageng Pemanahan yang kala itu berada di bawah kerajaan Pajang.
Ketika Ki Ageng Pemanahan mangkat pada 1575, Sutawijaya tampil sebagai pengganti dan
melakukan perlawanan terhadap kerajaan panjang yang kala itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya.
Pasca kemenangan atas Pajang, Kerajaan Mataram resmi berdiri

Raja-raja yang memerintah :


1) Ki Ageng Pamanahan
2) Panembahan Senopati (Raden Sutawijaya) (1587 - 1601)
3) Panembahan Hanyakrawati (Raden Mas Jolang) (1601 - 1613)
4) Adipati Martapura (1613 selama satu hari)
5) Sultan Agung (Raden Mas Rangsang/Prabu Hanyakrakusuma) (1613 - 1645)
6) Amangkurat I (Sinuhun Tegal Arum) (1645 - 1677)

11. Kerajaan Ternate


Gambar : Peta Kekuasaan Kerajaan Ternate Gambar : Istana kesultanan Ternate (1920)

Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya
adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan
agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin
memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah wafat pemerintahan di Ternate berturutturut dipimpin
oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah.

Raja-raja yang Memerintah:


1) Baab Mashur Malamo 1257-1277
2) Jamin Qadrat 1277-1284
3) Komala Abu Said 1284-1298
4) Bakuku (Kalabata) 1298-1304

12. Kerajaan Tidore


Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore, Maluku Utara,
Indonesia sekarang. Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini
menguasai sebagian besar Halmahera selatan, Pulau Buru, Ambon, dan banyak pulau-pulau di
pesisir Papua barat. Di Maluku, terletak diantara sulawesi dan papua. sebelah barat pulau
Halmahera,Maluku Utara.

Gambar : Peninggalan Istana Kesultanan Tidore


Nama-nama raja yang berkuasa :
1) Kolano Syahjati alias Moh. Naqil bin Jaff ar Assidiq
2) Kolano Bosamawange
3) Kolano Syuhud alias Subu
4) Kolano Balibunga
Peninggalan Kerajaan
Pada Masa Kerajaan Hindu, Budha, Dan Islam
Gambar : Masjid Raya Baiturrahman Gambar : Makam Sultan Iskandar Muda,
dibangun semasa Kerajaan Aceh diperintah wafat di Aceh pada 27 Desember 1636
oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). di usia 43 tahun.

Gambar : Taman Sari Gunongan Gambar : Benteng Indra Patra


dibangun oleh Sultan Iskandar Muda

Gambar : Meriam Kesultanan Aceh Gambar : Uang emas Kerajaan Aceh

Gambar : Istana Balla Lompoa Gambar : Masjid Katangka / Masjid


pada tahun 1870-1802 al-HilalMasjid Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo, Makassar yang dibangun pada abad ke-18.
Gambar : Benteng Ujung Pandang, Gambar : Candi Muara Takus,
atau Fort Rotterdam, Kerajaan Kerajaan Sriwijaya, Palembang
Gowa-Tallo

Gambar : Prasasti-Prasasti & Candi Kerajaan Sriwijaya

Gambar : Prasasti Ciareteun, Gambar : Candi Panataran, candi Kerajaan


Kerajaan Tarumanegara, Bogor Majapahit

Anda mungkin juga menyukai