Anda di halaman 1dari 2

Cat Avitex Gugat Cat Envitex

Merek Avitex dan Envitex memiliki persamaan suara yang membingungkan dan menyesatkan pembeli.
Produsen cat Avitex melayangkan gugatan terhadap cat merek Envitex. Avitex menilai Envitex mendompleng reputasi Avitex yang telah terdaftar di Direktorat Hak dan Kekayaan Intelektual (HKI) sejak 23 Februari 1984. Avitex, dalam dokumen gugatan, menyebut merek Envitex memiliki iktikad tidak baik dalam memasarkan produk cat mereka. Yaitu dengan cara memasarkan merek Envitex yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Avitex tanpa mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran untuk membangun mereknya sendiri. "Tergugat mendaftarkan cat bermerek Envitex pada 5 Januari 2011 yang memiliki persamaan merek dengan Avitex," ungkap kuasa hukum Avitex, Markus Sajogo dalam gugatannya di Pengadilan Niaga Jakarta, pekan lalu. Untuk itu, Avitex meminta majelis hakim untuk membatalkan merek Envitex yang terdaftar sejak tahun 2005 di Ditjen HKI. Selain Envitex, Avitex juga menggugat Kementerian Hukum dan HAM cq Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual cq Direktorat Merek. Menurut penggugat, dengan adanya iktikad tidak baik, tergugat telah melanggar UU No 15 Tahun 2001tentang Merek terutama pasal 4 jo Pasal 68 ayat (1). Iktikad tidak baik ini didukung dengan beredarnya brosur di masyarakat yang membandingkan merek Envitex dengan Avitex serta memberikan data perhitungan penggunaan cat tembok yang menyesatkan masyarakat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, penggugat juga menyebutkan bahwa merek Envitex memiliki kesamaan suara dengan merek Avitex. Pengucapan kata Envitex memiliki persamaan dengan pengucapan kata Avitex. Terutama tentang penyebutan vitex; sebagai unsur menonjol antara merek Avitex dan Envitex sehingga telah mengaburkan, membingungkan, serta menyesatkan masyarakat pemakai. Markus Sajogo selaku kuasa hukum Avitex enggan berkomentar perihal kerugian yang ditimbulkan oleh Envitex. Ia hanya menjawab bahwa pihak Avitex mengalami kerugian materiil maupun imateriil. Kita lihat saja nanti di persidangan, saya tidak bisa berkomentar pada saat ini karena kita baru melayangkan gugatan. Nanti di persidangan akan jelas semuanya, tutur Markus.

Menanggapi gugatan ini, Wahyu Fajar W selaku Corporate Secretary dari pihak Envitex akan mengikuti prores gugatan ini sampai akhir. Menurutnya, merek Envitex yang di keluarkan oleh PT. Indaco Coatings Industry bukanlah mendompleng merek Avitex. Envitex ini diambil dari kata awal environment, karena bahan yang kami pakai untuk bahan pembuatan cat ini bahan yang ramah lingkungan, jelas Wahyu kepada hukumonline. Pendaftaran pada 2005 merek Envitex tidak untuk meniru merek Avitex. Envitex merupakan singkatan dari Enviromentaly Friendly Latex Paint yaitu pro pada kesehatan masyarakat karena ramah lingkungan dan mempunyai segment harga yang lebih mahal. Merek envi dari Envitex dan avi dari Avitex sangat jauh berbeda dan tex adalah domain umum berasal dari ahkiran latex yang menjadi bahan dari cat. Sertifikat merek dari Dirjen HKI telah kami terima pada 10 Mei 2007, berarti sudah melalui pemeriksaan berlapis dari pihak Dirjen HKI, tegas Wahyu. Kata envi dari environment yang menjadi dasar Iwan selaku pemilik PT Indaco Coatings Industry mendaftarkan merek Avitex pada 2005 atas nama pribadi. Lalu, pada 2007, Iwan mendapat tiga sertifikat merek untuk merek Envitex, Envilux dan Indaco dari Dirjen HKI. Wahyu pun menjelaskan bahwa merek cat yang memiliki akhiran kata tex di Indonesia mencapai seratus lebih. Jika kata tex pun menjadi salah satu poin dalam gugatan Avitex, maka hal ini cukup aneh. Perlu diketahui ahkiran tex telah didaftarkan lebih 100 merek cat dan dipunyai oleh 50 pengusaha, kita merasa tidak pernah meniru merek mereka, sebutnya. Dia berharap Ditjen HKI yang mengeluarkan sertifikat merek, membantu pihaknya sekaligus memberi perlindungan.

Anda mungkin juga menyukai