Anda di halaman 1dari 9

PENYEDERHANAAN PARTAI PASCA PEMILU 2009

Ahmad Dzakirin, SS., MSc (Ketua Bidang Kebijakan Publik DPW PKS JATENG)

Ahmeddzakirin.blogspot.com/ahmeddzakirin@yahoo.co.uk

Penyederhanaan Partai dibutuhkan sebagai penyeimbang kebutuhan pengokohan demokrasi (deepening democracy) serta pemerintahan yang stabil dan efektif (effective governance). ET (Electoral threshold) sebagai instrumen penyederhanaan partai adalah legal policy yang obyektif serta tidak mengurangi hak dan kedudukan warga dihadapan hukum dan pemerintahan. (Putusan MK Perkara No. 16/PUU-V/2007 atas Judicial Review pasal 9 ayat 1 dan 2 UU No. 12 Tahun 2003) Ada kesepahaman diantara parpol perlunya ada penyederhanaan partai (9 parpol parlemen)

Jadi big issue-nya: Bukan apakah penyederhanaan partai diperlukan namun berapa besaran ET (electoral threshold) atau PT (parliamentary threshold) yang dapat diterima.

KEBIJAKAN SETENGAH HATI


Inkonsistensi dalam menjalankan aturan hukum (rule of play). Dalam desain penyempurnaan UU No 12 tahun 2003 dalam penyederhanaan parpol: persyaratan parpol minimal 12 sebelum pemilu. Pemberlakukan ET secara bertahap dari 3 persen di 2009 menjadi 5 persen di 2014. Parpol yang tidak lolos melakukan melebur atau bergabung dengan parpol lainnya sehingga terpenuhi syarat 3 persen. Menetapkan minimal 1000 atau 1/1000 anggota partai terdaftar dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang dibuktikan dengan kepemilikan KTA (Kartu Tanda Anggota).

Dalam revisinya, UU No 10 tahun 2008 pasal 306 huruf D menyebutnya: atau memiliki kursi di DPR RI hasil Pemilu 2004.

HASIL PEMBERLAKUAN ET
Pemilu 1999 2004 2009 *Kompromi politik Peserta Pemilu 48 24 34* Lolos ET/PT 6 7 9 ET/PT 2 3/2,5 3

Dengan desain 5 persen, 2014 maka hanya 6 partai politik yang lolos

PKS lebih memilih mendiskusikan penyusunan sistem (rule of play) bagi kepentingan penyederhanaan partai politik ketimbang mematok jumlah partai politik.

TIGA PRINSIP PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK (MODEL PKS)


Tidak menghambat partisipasi politik (Memperhatikan aspek representativeness) Bersifat natural (Bukan desain kepentingan kelompok tertentu) Tidak merugikan partai politik (depolitisasi parpol)

Terima Kasih

Question and Discussion

Anda mungkin juga menyukai