Anda di halaman 1dari 1

10. Ketentuan Parliamentary Threshold dalam pemilu.

Parliamentary Threshold adalah ketentuan batas minimal yang harus dipenuhi partai politik
untuk bisa menempatkan calon legislatifnya di parlemen. Batas yang diatur dalam Pasal 202
ayat 1 UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif adalah 2,5% dari total jumlah suara
dalam pemilu.

PRO :
Saya sangat mendukung dengan adanya ketentuan tersebut karena ketentuan ini
merupakan ketentuan yang bagus untuk menyederhanakan partai politik di Indonesia. Hal ini
berkaitan dengan sistem pemerintahan presidensial dan sistem multipartai di Indonesia yang
dianggap tidak cocok bila disandingkan bersama. Scott Mainwaring yang melakukan studi
perbandingan politik negara-negara berkembang tentang hubungan presidensialisme,
multipartai dan demokrasi pada tahun 1993 juga menyatakan bahwa sistem presidensial
tidak kompatibel dengan sistem multipartai. Kombinasi kedua sistem ini mengakibatkan
sulitnya membangun koalisi antarpartai politik dan hal ini tentu saja dapat mengganggu
stabilitas pemerintahan.
Mahkamah Konstitusi juga menyatakan bahwa ketentuan Parliamentary Threshold tidak
bertentangan dengan UUD 1945. Hal tersebut dinyatakan dalam sidang pengucapan
putusan perkara 3/PUU-VII/2009 yang dibacakan pada tanggal 13 februari 2009. Mahkamah
konstitusi berpendapat lembaga legislative dapat menentukan ambang batas sebagai legal
policy bagi eksistensi partai politik berbentuk Electoral Threshold maupun Parliamentary
Threshold (PT). Ketentuan mengenai adanya PT seperti yang diatur dalam pasal 202 ayat
(1) UU 10/2008 tidak melanggar konstitusi karena ketentuan Undang-Undang a quo telah
memberi peluang bagi setiap warga Negara untuk membentuk partai politik tetapi sekaligus
diseleksi dan dibatasi secara rasional melalui ketentuan PT untuk dapat memiliki wakil di
DPR. Melalui Parliamentary threshold ditetapkan ambang batas bagi parpol untuk
mengirimkan wakilnya di DPR, jadi yang menjadi focus utamanya adalah mengurangi jumlah
parpol di parlemen, bukan di pemilu, dan tujuan utamanya adalah mencapai efektivitas
sistem presidensiil dan menjaga agar situasi politik tetap dinamis dan progresif.

KONTRA :
Saya tidak sependapat dengan ketentuan tersebut karena melihat aturan Parliamentary
Threshold tidak adil bagi partai politik baru dan hanya menguntungkan partai politik besar.
Hal ini bisa dilihat menjelang pemilihan umum tahun 2009 dimana koalisi 10 partai politik
peserta pemilu mengajukan uji materi Pasal 202 ayat (1) UU No 10 Tahun 2008 kepada
Mahkamah Konstitusi.
Alasan kedua, dikhawatirkan kenaikan perliamentaryu threshold akan menyebabkan
semakin banyak suara yang akan hilang dalam pemilu dan menurut partai politik lain,
penyederhanaan partai politik tidak harus dengan cara kenaikan parliamentary threshold.

Anda mungkin juga menyukai