Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Produk Minute Maid Minute Maid adalah produk minuman yang awalnya merupakan campuran dari sirup

dan orange juice (jus jeruk). Namun sekarang berkembang menjadi berbagai macam minuman diantaranya Pulpy Tropical. Adalah Florida Foods, Inc nama perusahaan yang pertama kali memproduksi konsentrate orange-juice, yang memasarkan produknya ke belahan Amerika Serikat. Sejarah Pada tahun 1945, National Research Corporation (NRC) yang bermarkas di Boston, Massachusetts, mengembangkan pembuatan konsentrat orange juice kedalam bentuk bubuk atau serbuk dengan menggunakan proses high-vacuum evaporation (pengeringan dengan hampa udara sangat tinggi) yang awalnya digunakan sebagai produk obat-obatan pada perang di AS dulu. Kala itu prajurit AS membutuhkan produk tersebut tidak kurang dari 227.000 kg. Menjawab permintaan yang sangat besar, maka NRC mendirikan anak perusahaan baru yaitu Florida Foods Corporation. Dibawah pimpinan John M. Fox, perusahaan baru ini kemudian melakukan kontrak perjanjian senilai $750.000. Namun sebelum gedung pabrik didirikan, kontrak perjanjian pun dibatalkan secara sepihak karena peperangan di AS sudah berakhir. Dengan jumlah investasi yang cukup besar, perusahaan ini tetap melaju dengan produk barunya. Perusahaan ini memutuskan menjual produk barunya ini dalam bentuk frozen orange juice concentrate (konsentrate jus jeruk beku) yang menghilangkan 80 persen kandungan air dalam orange juice. Karena bila dijual dalam bentuk serbuk dirasa akan kurang peminatnya. Ahli marketing wilayah Boston kemudian menyebut produk tersebut dengan nama Minute Maid, yang berarti sangat cepat dan mudah untuk disajikan. Pada bulan April 1946 perusahaan ini merubah namanya menjadi Vacuum Foods Corporation. Pada bulan ini juga produk Minute Maid didistribusikan secara missal. Bahkan Fox sendiri melakukan pengenalan produknya secara door to door (pintu ke pintu) yang memberikan produk sampel. Hingga pada akhirnya produk ini pun meroket sangat cepat. Bing Crosby lah yang pertama kali mengenalkan produk ini ke belahan dunia melalui radio dan televisi. Pada tahun 1949 perusahaan ini kembali merubah namanya dengan sebutan Minute Maid Corp.,Pada tahun 1960, Coca-Coca Company menjadi pemegang saham terbesar diperusahaan ini. Pada tahun 1967, Minute Maid dipindahkan ke Houston, Texas untuk digabungkan bersama Duncan Foods dibawah divisi Coca-Cola Foods. Pada tahun 1973, perusahaan merilis produk minuman ready-to-drink (siap minum) pertamanya di AS dengan memasukkan konsentrat orange juice kedalam sirup dengan sebutan Tropicana. Pada tahun 1996, nama perusahaan ini kembali berubah dari Minute Maid Corp ke The Minute Maid Company. The Coca-Cola Company kemudian merilis produk Minute Maid Orange di wilayah Florida. Pada tahun 2001 Minute Maid meluncurkan merek Simply Orange. Pada tahun 2003, Minute Maid akhirnya sepenuhnya bergabung dengan Coca-Cola North America. (sumber : Wikipedia)

Selasa, 19 Mei 2009

PEMBUATAN MINUMAN SARI BUAH


Posted on/at 21:48 by Admin Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Sebagian besar produk pertanian, khususnya buah-buahan dan sayuran lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk segar dari pada dalam bentuk olahan. Disamping mengandung bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan vitamin masih cukup tinggi, juga masih mempunyai cita rasa yang segar dan menarik. Kelebihan ini bisa kita peroleh dengan mengkonsumsi buah segar. Namun demikian kelebihan ini bisa menjadi kekurangan. Kadar air yang tinggi serta kandungan zat-zat gizi yang cukup bervariasi di dalam buah segar bisa mempermudah kerusakan buah. Akibatnya warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale. Tingkat kerusakan produk pertanian khususnya buah dan sayuran diperkirakan sekitar 30 % sampai dengan 40 % , sedangkan 60 % dikonsumsi dalam bentuk segar dan olahan.

A. Sari Buah Sari buah merupakan cairan jernih atau agak jernih, tidak difermentasi, diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar. Pembuatan sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Pada dasarnya sari buah dibuat dengan cara penghancuran daging buah dan kemudian ditekan. Gula ditambahkan untuk mendapatkan rasa manis. Untuk memperpanjang daya simpan, ditambahkan bahan pengawet.

Selanjutnya cairan disaring, dibotolkan, kemudian di pasteurisasi agar tahan lama. Pemurnian sari buah bertujuan untuk menghilangkan sisa serat-serat dari buah dengan cara penyaringan, pengendapan atau sentrifugasi dengan kecepatan tinggi yang dapat memisahkan sari buahdari serat-serat berdasarkan perbedaan kerapatannya. Sari buah yang tidak dimurnikan akan berakibat terjadinya pengendapan di dasar botol. Hal tersebut tidak diinginkan karena akan menurunkan penerimaan konsumen (Muchtadi,1977).

B.Pisang (Musa paradisiaca) Pisang adalah buah yang tumbuh berkelompok di daerah tropis. Ada beberapa jenis pisang yang warnanya berbeda-beda, tetapi hampir semua yang dijual di pasar atau supermarket berwarna kuning ketika sudah matang dan berbentuk melengkung (Anonim, 2006). Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang relatif populer antara lain Kripik Pisang asal Lampung, Sale pisang(Bandung), Pisang Molen (Bogor), dan epe (Makassar) (Anonim, 2006). Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli (Anonim, 2006). Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak (Anonim, 2006).

C.Nanas (Ananas comosus) Nanas merupakan tanaman buah berupa semak. Nanas memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus (Anonim, 2007). Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik (Anonim, 2007). Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang (Anonim, 2007).

D.Sirsak (Annona muricata linn) Sirsak merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Saat ini di Indonesia dikenal dua kultivar sirsak yang berbeda. Pertama, sirsak yang rasanya manis asam dan banyak bijinya, jenis ini tersebar luas diseluruh Indonesia. Kedua, sirsak yang rasanya manis, lengket

di lidah dan memiliki biji yang sedikit, jenis ini dikenal dengan sebutan sirsak ratu karena banyak ditemukan di Pelabuhan ratu dan baru dikembangkan dalam jumlah kecil di daerah Sukabumi dan sekitarnya (Wirakusumah, 1995). Sedangkan menurut Radi (2000) dalam Meylestari (2005), berdasarkan rasanya sirsak dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sirsak manis, agak asam dan asam. Sedangkan berdasarkan bentuk buahnya sirsak dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bentuk bulat, lonjong, dan jantung. Menurut Radi (2000) dalam Meylestari (2005), dalam setiap butir buah sirsak banyak mengandung komposisi rata-rata 67,5 % daging buah yang dapat dimakan, 20 % kulit buah, 8,5 % biji buah, dan 4 % hati atau empelur. Selain itu juga buah sirsak mengandung vitamin A, B, C, sukrosa 2,54 %, dextrosa 5,05 %, dan levulosa 0,04 %. Sedangkan menurut Wirakusumah (1995), dalam 100 gram buah sirsak memiliki kandungan antara lain vitamin C sebesar 20,00 mg, serat sebesar 2,00 gram, karbohidrat sebesar 16,30 gram, dan kalsium sebesar 14,00 mg.

E. Diagram Alir

REFERENCES :

Anonim. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Nanas. Diakses tanggal 4 Mei 2007. Anonim. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Sirsak. Diakses tanggal 4 Mei 2007.

Anonim. 2006. http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang. Diakses tanggal 4 Mei 2007. Marliyati, S., A. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. PAU Pangan dan Gizi IPB: Bogor. Muchtadi, D. 1977. Pengetahuan dan Pengolahan Bahan Nabati. Departemen Teknologi Hasil Pertanian IPB: Bogor. Sunarjono, H. 1987. Ilmu Produksi Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru: Bandung. Suryaningsih. 1992. Pengaruh Pasteurisasi Ulang dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Sari Buah Campuran Sawo dengan Nanas (Skripsi). Fakultas Pertanian UNILA: Bandar Lampung.
http://topagriculture.blogspot.com/2009/05/pembuatan-minuman-sari-buah.html

Buah memiliki berbagai manfaat untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam penyakit. Untuk tujuan terapi atau pengobatan sebaiknya buah dikonsumsi dalam bentuk jus agar proses penyerapan zat gizinya lebih optimal. Salah satu penyakit yang sering menjangkiti masyarakat di negara tropis seperti Indonesia adalah Influenza. Obat paling mujarab untuk penyakit influenza yang sering terjadi pada saat musim pancaroba adalah dengan intake cairan yang banyak, termasuk mengkonsumsi jus buah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Mengkonsumsi jus buah yang mengandung vitamin C sangat dianjurkan selama kita terkena influenza. Berikut ini akan dijelaskan cara paling mudah dalam membuat jus buah yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit influenza:

JUS

PEPAYA

JERUK

Bahan Jus Pepaya Jeruk:


y y y

200 gr pepaya 1 sdm air jeruk nipis 250 ml air jeruk manis

Cara Membuat Jus Pepaya Jeruk :


y

Campur semua bahan. haluskan menggunakan blender, sajikan.

Berikut ini adalah Tips membuat Jus yang sehat:


y y

Pilih buah dan sayuran yang sehat Jangan mencampur buah yang sama-sama memiliki aroma yang tajam dan kuat

y y y y

y y

Gunakan blender dalam membuat jus agar seluruh serat buah dan sayur bisa dikonsumsi Variasikan buah yang beraneka warna agar penampilan jus menarik Tambahkan air perasan jeruk nipis atau lemon untuk meningkatkan cita rasa jus Jangan menambahkan gula, sirup, atau susu kental manis je dalam jus yang kita buat karena akan menghambat penyerapan vitamin dan mineral. Selain itu juga bisa meningkatkan kadar gula dalam jus kita. Minumlah jus segera setelah setelah dibuat Minumlah jus minimal 30 menit sebelum makan agar penyerapan bisa optimal

http://carapedia.com/jus_buah_pepaya_jeruk_info299.html

Teknologi Pengolahan dan Pengemasan Sari Buah Belimbing


Oleh Syarifah Aminah, Tezar Ramdhan, Indarti PL, Gatot BS, Emi Sugiartini, Muflihani Yanis, Waryat, Srijono Minggu, 08 November 2009 09:13 Belimbing merupakan salah satu komoditas buah unggulan di DKI Jakarta, tidak hanya dijual sebagai buah segar yang bernilai ekonomi tinggi juga buah belimbing diolah untuk dijadikan minuman segar berupa jus belimbing. Permasalahan dihadapi dalam pengolahan dan pemasaran sari belimbing antara lain adalah warna produk yang berbeda-beda (antara kuninmg sampai merah kecoklatan), endapan yang terkandung masih terlalu banyak, rendahnya keamanan produk dan umur simpan serta kemasan yang kurang menarik. Kemasan yang digunakan petani masih menggunakan botol kaca bekas sehingga kurang memudahkan konsumen untuk mengkonsumsi dan kurang efisien dalam transportasi. Produktivitas juga masih rendah. Semua hal tersebut diatas menyebabkan kurangnya daya saing terhadap produk olahan lain. Inovasi teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki kualitas sari belimbing adalah : 1). pemilihan bahan baku yang baik, 2) pengurangan endapan dengan cara blansir dan penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose), 3). penggunaan mesin ekstrator dan 4). penggunaan kemasan botol plastik. Inovasi teknologi pengolahan dan pengemasan sari buah belimbing tidak memerlukan persyaratan khusus, asalkan ketersediaan buah belimbing sebagai bahan baku utamanya terpenuhi baik secara kualitas (tingkat kematangan dan keseragam warna) maupun kuantitas. Keunggulan teknologi tersebut diatas bila dibandingkan dengan cara petani antara lain warna sari belimbing lebih seragam, kecerahan dan intensitas warna stabil, endapan sangat sedikit, kandungan vitamin C lebih tinggi dan sanitasi terjamin sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Penggantian kemasan dari botol kaca dengan kemasan botol plastik bulat ukuran 250 ml akan memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi sari buah belimbing, lebih ekonomis karena kemasan kecil sehingga harganya terjangkau konsumen, penampilan lebih menarik, serta memudahkan

penyimpanan dan transportasi. Sedangkan penggunaan alat ekstraktor menjadi lebih efisien (waktu dan tenaga kerja), produksi bisa lebih banyak, zat padat terlarut lebih sedikit sehingga tidak perlu dilakukan penyaringan sampai 2-3 kali (cara petani). Bahan baku belimbing yang baik untuk sari buah adalah matang dan mempunyai warna kulit buah kuning seluruhnya. Buah belimbing yang terlalu matang (lebih banyak warna oranye dari pada kuning) tidak dapat digunakan sebagai bahan baku. CMC dalam industri pangan merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai penstabil, pengemulsi dan penggumpal. CMC yang ditambahkan sebanyak 0,03% dari total volume Perlakuan lain yang diintroduksikan adalah blansir yaitu pencelupan buah dalam air panas pada suhu 800C selama 3-5 menit, gula 8-10%, dan asam sitrat 1 gram/liter. Blansir dan penambahan CMC untuk mempertahankan kestabilan warna dan mengurangi endapan, sedang asam sitrat dapat menurunkan pH sari buah belimbing sampai 4.5 sehingga dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme. Hal tersebut akan menambah daya awet (dapat disimpan lebih lama). Pengenceran sari belimbing dengan air dilakukan dengan perbandingan 1:2 (cara petani 1:3) dan suhu air 800C. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan aroma belimbing dan untuk meminimalkan kerusakan vitamin C. Kemasan yang digunakan berupa botol plastik poly-etilen berbentuk bulat dengan ukuran 250 ml. Kemasan botol ini dipilih karena mudah diperoleh di pasaran dengan harga murah, dan tahan terhadap suhu panas sampai 75-76 0C. Ketahanan terhadap panas tersebut menjadi salah satu pertimbangan karena botol perlu disterilkan terlebih dahulu. Mesin ekstraktor dirancang khusus untuk proses ekstrasi buah belimbing dengan kapasitas 100 kg buah/jam. Mesin terdiri dari dua bagian, yaitu penghancur dan pemeras (screwpressor). Dengan menggunakan mesin ekstraktor satu kali proses pembuatan sari buah dapat berlangsung 15 menit, relatif singkat sehingga lebih menghemat waktu dan tenaga. Cara kerja mesin sangat sederhana serta mudah dioperasikan. Buah belimbing yang sudah dicuci dan diblansir dimasukkan dalam mesin untuk dihancurkan, kemudian belimbing yang sudah hancur masuk ke dalam pemeras. Ampas akan keluar secara terpisah dengan ekstrak buah. Untuk menambah hasil ekstrak sari buah, ampas dapat diperas ulang sampai tiga kali. Proses pembuatan sari belimbing yang dianjurkan adalah : 1) penerimaan dan penyortiran bahan baku, 2). pemotongan buah menjadi lima bagian dan trimming (biji, serat, bagian atas rusuk), 3). pencucian, 4). blansir/pencelupan dalam air (80oC, 3-5 menit), 5). penghancuran dan ekstrasi buah dengan mesin, 6). disaring, 7). Pengenceran dengan air panas 80oC (1:2) lalu ditambahkan gula (810%) , asam sitrat (1 gram/liter) dan CMC (0,03% per volume total), 8). Pemanasan sari buah dengan suhu 75oC - 80oC selama 15 menit (Pasteurisasi), 9). Penyaringan dengan kain monil ukuran 10 mesh, 10). pembotolan (botol sudah disterilkan), 11). Penutupan botol, 12) sterilisasi, 13). pelabelan

dan penyegelan, dan 14). penyimpanan. Dengan proses seperti tersebut diatas, umur simpan sari belimbing dalam kemasan botol plastik dapat mencapai 5 bulan pada suhu 10oC; 2 bulan pada suhu 30oC; dan 1 bulan pada suhu 45oC. Untuk menekan biaya pembuatan mesin, disarankan agar mesin digunakan secara berkelompok bukan perorangan.

Proses produksi di pabrik kami telah menerapkan sistem 3H, yaitu:


y

HALAL, produk dihasilkan dari proses yang sesuai dengan sistem HALAL dengan menggunakan bahan -bahan yang halal. y HEALTHY, dibuat dari bahan-bahan alami yang berkualitas dan bermutu tinggi. y HIGIENIS, dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Proses) yaitu cara memproduksi makanan dan minuman yang baik dan benar.

Adapun proses pembuatan kami adalah: y Buah diparut dan diambil sarinya y Air, gula pasir dan sari buah dimasukkan kedalam tangki mixing dan dipanaskan hingga 65C y Suhu campuran diatas dinaikkan hingga 110C y Pendinginan hingga 80C y Setelah didingankan, sari buah disaring menggunakan filter 5 mikron dan siap dikemas y Sari buah dikemas kedalam gelas/botol pada suhu 75C y Setelah tutup terpasang, produk dicuci dengan air dingin

Dikemas kedalam karton dan produk siap didistribusikan

Dengan menggunakan buah asli alami dan segar seluruh proses produksi dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman, diposes dengan menggunakan teknologi pangan yang modern dan didukung dengan Quality Control yang ketat menjamin produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi.
y

http://sariapel.blogdetik.com/?p=43

Anda mungkin juga menyukai