Anda di halaman 1dari 4

Berita & Cerita Terkini Marissa Haque resmi menyandang gelar doktor dari Institut Bogor (IPB) pengelolaan

sumber daya alam Pertanian dan studi lingkungan, 29 Februari 2012, dengan dilakukannya prosesi wisuda doktornya. Ketika ditanya mengapa ia memilih studi lingkungan, istri bintang rock Ikang Fawzi mengatakan bahwa itu adalah karena latar belakang akademis dalam studi hukum dan bisnis. "Pernyataan tesis saya adalah 'kejahatan didorong oleh ekonomi, sementara kendaraan politik'," katanya. Dia juga mengatakan bahwa dia akan meninggalkan Timor Timur pada 5 Maret setelah diundang oleh pertanian negara itu dan kementerian pemberdayaan perempuan untuk memperingati Hari Dunia Perempuan. Marissa mengatakan bahwa ia akan tinggal di Timor Timur selama 10 hari, sedangkan yang terlibat dalam berbagai diskusi yang terkait dengan lingkungan dan isu-isu pemberdayaan perempuan. "Isu lingkungan sangat penting karena ada tiga hal yang dapat membuat hidup manusia: air, udara dan makanan," katanya. "Ketiga hal ini semakin berkurang. Keberlanjutan air sudah rusak sementara makanan semakin langka karena penduduk lebih besar. "(Nvn) Sumber : thejakartapost.com Info Tambahan Heboh kasus perseteruan antara dua keluarga yang telah menjalin persahabatan sejak lama, keluarga Ikang Fauzi dan Addie MS di penghujung tahun 2011 hingga awal tahun 2012. Kisahnya berawal dari tuduhan Dee Djumadi yang menuding Marissa Haque tak lulus ujian doktor, perseteruan malah merembet pada keluarga Addie MS, sedangkan nama Dee Djumadi sendiri mulai tenggelam dalam perselisihan tersebut. Seolah Dee ingin mengadu domba dua keluarga yang telah lama bersahabat baik ini. Addie dan Ikang sudah bersahabat sejak lama. Mereka juga kerap berkumpul bersama di rumah Vina Panduwinata. Karena terbawa emosi dengan tuduhan Dee yang membawa-bawa nama keluarga Addie MS. Yang akhirnya Marissa meneror keluarga Addie MS lewat Twitter dengan cara berkalikali me-mention akun Addie MS dan juga Kevin Aprilio. Menanggapi kemarahan Marissa Haque yang lebih terlihat salah alamat , Addie MS dan anaknya tampak lebih tenang menghadapi Marissa.

Menurut Addie, sebenarnya hubungan keluarganya dengan Marissa terjalin baik di masa lalu. Ia, Memes, Marissa Haque, dan juga Ikang Fawzi. Namun Addie menjelaskan bahwa ada yang berubah setelah Ikang dan Marissa menikah. Tanpa mau mengungkapkan lebih detail, Addie MS berkata bahwa ada yang tidak klik antara keluarganya dan keluarga Marissa. Sebenarnya semua harmonis, cuma begitu menikah, Ikang enggak sebebas dulu becandaannya. Kita maklum, tapi sampai ada peristiwa di rumah Vina, susah diceritainnya. Saya enggak berkenan dengan tindakan dia, daripada terjadi yang enggak enak, mending menghindar, kata Addie MS. Yang dilansir Sidomi. Tak hanya peristiwa di rumah Vina Panduwinata, saat pendiri Twilite Orchestra tersebut menggelar suatu konser beberapa tahun lalu, Marissa Haque kembali mengusik ketenangan keluarganya. Saat itu Addie MS sengaja mengundang Ikang Fawzi sebagai salah satu bintang dalam konsernya. Kabarnya Marissa Haque tidak hadir dalam acara itu untuk menonton pertunjukan suaminya. Setelah konser berakhir, Marissa mendadak membuat tulisan dalam blognya yang mengomentari cara berpakaian Memes dan banyak lagi kejadian yang tak diceritakan Addie MS. Dan Dee Djumadi seteru Marissa Haque di twitter, mengibarkan bendera damai pada istri Ikang Fawzi ini. Penyanyi baru yang membentuk trio bersama Memes dan Rida itu meminta Marissa tak menyalahkan keluarga Addie MS. Pada akhirnya, Istri Ikang Fawzi, Marissa haque akhirnya meminta maaf kepada keluarga Addie MS dan Memes atas komentar-komentarnya di twitter yang membuat heboh. Permasalah ini bermula ketika Marissa memprotes musisi Djoemadi Kartika yang meragukan gelar diktornya. Djoemadi adalah penyanyi yang memiliki album religi bersama Memes (istri Addie MS) dan Rida. Disebabkan karena emosi masalah ini muncul. Dan kini perempuan yang telah mendapatkan gelar Doktornya dari Institut Pertanian Bogor meminta maaf atas kesalahannya, menginginkan agar masalah ini di stop, dan Marissa menunggu bunga dari Addie MS yang kabarnya Addie akan mengirim bunga untuk Istri soulmatenya Ikang Fawzi ini seperti yang dilansir Go Spot RCTI (18/01). Biografi Singkat Marissa Greace Haque Fawzi, lahir di Balikpapan, 15 Oktober 1962. Ayahnya merupakan mantan karyawan PT. Pertamina. Karena Ayahnya sering berpindah tugas ketika Marissa kecil, membuat marissa harus berpindah sekolah ketika duduk di Sekolah Dasar. Sekitar tahun 1967 Ia pun menjalani pendidikan TK, dan melanjutkan ditahun berikutnya di SD Nasional di Palembang, Sumatra Selatan, karena Ayahnya ditugaskan disana ketika itu.

Lalu karena orangtuanya dipindahkan ke Jakarta, sekolahnya pun harus ikut pindah. Akhirnya SD Tebet Timur Pagi III menjadi pilihan Marissa melanjutkan sekolahnya. Pola pendidikan dan kepedulian kedua orang tuanya terhadap pendidikan membuat Marissa merasa memiliki tanggung jawab besar untuk membahagiakan kedua orang tuanya dengan prestasinya. Sejak SD Ia tercatat sebagai anak berprestasi dengan nilai bagus. Setelah Ia lulus SD, Ia melanjutkan ke SMP Negeri 73 Tebet. Lalu Ia dilanjutkan di SMA Negeri 8, Bukitduri, Jaksel. Sekolah menengah atas terbaik/unggulan negeri se-Indonesia mampu Ia taklukan dengan nilai baik. Ingin menjadi seorang lawyer, Ia mulai pikirkan ketika SMA. Hingga akhirnya, Ia berhasil mengukir harapannya dengan masuk pendidikan sarjana (S1) di Universitas Trisakti (Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat), jurusan Hukum Perdata dan lulus di tahun 1988 dan di tahun kelulusannya ini pun Ia telah dikaruniai anak bernama Isabella Muliawati Fawzi buah cintanya dengan Ikang Fawzi. Ketertarikannya masuk kedunia seni peran memang telah Ia harapkan, selain hobi belajar dan peduli pendidikan. Ia juga sangat tertarik pada dunia seni peran. Hingga akhirnya di tahun 1981, Ia mulai terjun kedunia perfilman. Selain karena Ia aktif dan supel, alasan lain Ia ditawari main film karena Ia juga memiliki paras cantik. Film Kembang Semusim Ia bintangi kala itu. Setelah itu tawaran pun terus berdatangan, hamper setiap tahunnya Ia membintangi film sekitar 2 hingga 4 film setiap tahunnya. Ia pun mulai menyatu dengan dunianya, sehingga membuat marissa mulai tak konsen dengan kuliahnya, dan membuatnya menempuh kuliah program Strata 1 yang menghabiskan waktu sekitar kurang lebih 7 tahun. Berbagai prestasi dan profesi telah diraih sejak tahun 1981. Mulai dari Pemenang Piala Citra sebagai Aktris Pembantu Wanita Terbaik pada FFI 1985 di Bandung dalam film berjudul "Tinggal Landas Buat Kekasih" arahan Sutradara Sophan Sophiaan (alm). Ketika inilah awal pertemuan dengan suaminya saat ini Ikang Fawzi, yang ketika itu sebagai sesama aktor dan aktris pendukung, dan Best Actress pada FFAP/Asia Pacific Film Festival ke 62 di Taipei, Taiwan dalam Film berjudul "Matahari Matahari" arahan sutradar Arifin. C. Noor (alm). Prestasi lain pun dikemudian hari banyak Ia dapatkan. Karirnya yang terus melejit dan kehidupan rumah tangganya dengan Ikang Fawzi Ia lewati dengan baik. Dan buah pernikahannya dengan Ikang Fawzi, melahirkan dua orang anak perempuan bernama Isabella Muliawati Fawzi yang lahir pada tanggal 28 Januari 1988 dan Marsha Chikita Fawzi yang lahir pada tanggal 28 Januari 1989. Mereka memang dilahirkan persis pada tanggal yang sama tapi sama sekali bukan kembar. Setelah anaknya tumbuh dewasa dan sekolah, Ikang dan Marissa mulai merasa kesepian karena kedua gadis yang dulunya cilik ini sudah memiliki jadwal pribadinya sendiri-sendiri. Bella sudah menyelesaikan pendidikan di Sastra Inggris Universitas Indonesia dan Kiki masih memerlukan sekitar dua tahunan lagi selesai dari MMU (Malaysian Multimedia University).

Sehingga membuat Marissa dan Ikang yang merupakan lulusan dari FISIP-UI jurusan Administrasi Niaga lebih konsentrasi lagi menyelesaikan pendidikan walau Ikang yang merupakan roker Indonesia masih sering manggung juga. UGM jurusan Strategic Management pada Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) menjadi pilihan suami Marissa, yang tak jauh dengannya kuliah di UGM juga di fakultas yang sama dengan suaminya. Kecintaannya pada belajar membuat Marissa mengikuti banyak kuliah, Ia mengikuti pendidikan program Magister in Humaniora (S2) di Universitas Katolik Atmajaya pada Fakultas Linguistik Terapan Bahasa Inggris jurusan Psicho-linguistics dengan keahlian utama pengajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak tuna-rungu, Program MA di Universitas Ohio, Athens, AS, jurusan Televisi dan Space Communications / Satelit) dan Program MFA di Universitas Ohio, Athens, AS, jurusan Film yang belum terselesaikan. Tak hanya itu S2 yang kesekiannya Ia pun jalani dengan mengambil jurusan HRO (Human Resource Organization) di UGM sejalan berbarengan dengan penyelesaian S3 di PSL-IPB. Bersama sang suami Ia juga memiliki usaha dibidang rumah produksi PT. SAI Films (Saya Anak Indoensia) yang membuat film layar lebar, film dokumenter, iklan TV, iklan penyuluhan, dan lain sebagainya. Penulispun masih sempat sangat aktif berorganisasi di: (1) MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Diseminasi Informasi; (2) KAHMI (Korps Alumni Mahasiswa Islam Indonesia sebagai Wakil Ketua Bidang Kesenian; (3) LAKMIS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) sebagai Ketua Bidang dari PPP Partai yang sekarang; dan (4) ASAHI (Asosiasi Auditor Hukum Indonesia) sebagai Ketua Bidang Komunikasi dari FH-UGM. Pada tahun 2004, Ia pun mulai terjun kedunia politik menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan pimpinan Megawati Soekarno Putri setelah sebelumnya dipinang pak Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjadi Menteri Pertambangan dan Energi, waktu itu Ia masih berkuliah di School of Film, Ohio University. Karir politik tak hanya Ia yang menjalani begitu pun Ikang suaminya yang juga berkarir di dunia politik menjadi wakil rakyat. Dan pada tahun 2006 Marissa menjadi kandidat Wakil Gubernur Banten. Dibalut rasa syukur kepada sang Pencipta Illahi Robbi, Marissa merasa, Ia, suami dan anakanak, seakan seperti empat sekawan yang berusaha selalu kompak dan sehati. Mereka bertekad menjalankan kehidupan yang demokratis, terarah, santun serta Islami. Pembicaraan dimeja makan menjadi sebuah pertemuan yang mereka rindukan. Karena mereka menganggap bahwa dialog yang santun dan cerdas harus dimulai dengan latihanlatihan kecil yang biasa dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya dirumah, khususnya dimeja makan.

Anda mungkin juga menyukai