Nama : Tasya Luthfia Aulia

Kelas : X IPA 1
Biografi Mesty Ariotedjo

Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo atau yang lebih dikenal sebagai Mesty
Ariotedjo, lahir di Jakarta, 25 April 1989. Ayahnya, Arie Prabowo Ariotedjo,
bekerja sebagai business executive di berbagai perusahaan. Sedangkan ibunya,
Arti Laksmigati adalah seorang sosialita terkemuka di Indonesia. Kakeknya, Sri
Bima Ariotedjo adalah Duta Besar RI untuk Filipina selama masa kepresidenan
Soeharto.
Mesty Ariotedjo merupakan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia dan alumni dari SMA Negeri 8 Jakarta. Mesty Ariotedjo lulus dari
Universitas Indonesia pada tahun 2012. Setelah lulus dia bekerja di bawah
Aman Pulungan sebagai asosiasi penelitian di Divisi Endokrinologi,
Departemen Pediatrik, Universitas Indonesia, dengan fokus pada studi genetik
Pygmies Flores. Dia mengatur 4 komunitas keluarga anak penyakit tidak
menular di Indonesia termasuk FOSTEO (Osteogenesis Imperfecta), KAHAKI
(Hiperlasia Adrenal Kongenital), IKADAR (Diabetes Tipe 1), dan YTI (Turner
Syndrome). Dia telah menjadi juru bicara Yayasan Jantung Indonesia sejak
tahun 2009. Mesty telah berpengalaman bekerja di daerah terpencil di Pulau
Flores, Nusa Tenggara Timur yang memiliki tingkat kematian bayi dan ibu
tertinggi. Dia bekerja di sebuah rumah sakit kelas tiga, yaitu Rumah Sakit
Umum Ruteng, satu-satunya rumah sakit di tiga kabupaten di Pulau Flores
selama setahun.
Selama berada di Flores, dia melakukan penelitian tentang status gizi anak-anak
di sekolah dasar di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Dia telah menulis
beberapa artikel kesehatan di surat kabar nasional, kompas (bersama dengan
mentornya Aman Pulungan) dan Majalah Intisari. Minat penelitiannya termasuk
kesehatan tulang pada pasien tulang rapuh, terapi Congenital adrenal
Hyperplasia (CAH), dan aspek kesehatan masyarakat anak penyakit tidak
menular. Kepeduliaannya yang tinggi membuat ia bersama dengan rekan yang
lain membuat situs WeCare.id. WeCare.id sendiri merupakan sebuah situs yang
dibangun khusus untuk mengumpulkan dana bagi pasien di daerah terpencil
atau yang membutuhkan akses terhadap perawatan kesehatan dan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang optimal. Hingga saat ini sudah ada sekitar 177
pasien dari Sumatera hingga Papua yang dibantu melalui WeCare.id. Jumlah
donor adalah 3.585 dengan total donasi Rp1,6 miliar.
Sejak kecil, Mesty suka bermain alat musik. Sejak usia 4 tahun ia bermain piano
dan juga mencoba alat musik lainnya, seperti biola bahkan gamelan. Ia tekun
mempelajari flute sejak tahun 2007 dan kemudian di tahun 2008 ia mempelajari
alat musik harpa. Dalam waktu singkat, Mesty mengantongi gelar Merritt dari
Associated Board of The Royal Schools of Music untuk permainan harpanya. Ia
kemudian menerima banyak undangan untuk memamerkan kemampuan
bermain harpa di stasiun televisi nasional. Kecintaan terhadap musik klasik
mengantarkan Mesty menjadi duta besar Yayasan Musik Klasik Indonesia. Ia
mendirikan sekolah musik gratis untuk anak-anak kurang mampu di
Jakarta, Children in Harmony. Dia memproduksi mini albumnya “Lukis Indah
Mimpi” dan menggelar konser “Children in Harmony” pada bulan Juni 2014
dan semua keuntungan yang didapat dari konser tersebut diberikan ke Sekolah
Dasar Ruteng, SD Taga di Pulau Flores, tempat dia bekerja selama setahun
sebagai dokter.

Mesty Ariotedjo adalah penerima penghargaan Indonesia Inspiring Young

Leaders 2014, yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo dan BeritaSatu. Dia
juga terpilih sebagai penerima The Young Health Scholar, yang diberikan dalam
Konferensi Non Komersial (NCD) 2014 di Trinidad & Tobago.

Dia adalah anggota termuda The World Economic Forum 2014 dari Indonesia
dan anggota Global Shapers Jakarta. Dia adalah satu-satunya perwakilan dan
pembicara dalam Konferensi anak-anak International NonCommunicable
Diseases (NCD), Pelabuhan Spanyol, Trinidad & Tobago, dari Indonesia.

Menurut majalah Forbes 2016, Mesty Ariotedjo pernah dinobatkan sebagai

wanita yang dianggap telah mendulang kesuksesan besar dibawah 30 tahun
pada bidang Healthcare & Science.