Anda di halaman 1dari 6

BAHASA INDONESIA

PIDATO PERSUASIF
I Gst A A Ari Krisnadevi/ X1/ 07

2011/2012

Selamat pagi. Salam sejahtera bagi kita semua. Ibu Halus yang saya hormati. Teman-teman sekalian yang saya cintai. Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat beliaulah kita semua dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada Ibu Halus atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato singkat menyangkut tentang kebersihan lingkungan. Sebelum itu, saya ingin agar teman-teman mengamati keadaan ruang kelas kita saat ini. Apakah bersih atau kotor? Apakah pengap atau sejuk? Bagaimanakah perasaan teman-teman belajar di ruang kelas ini? Sebagian besar orang tentunya menyukai lingkungan yang bersih. Lingkungan bebas sampah, debu, dan polusi tentunya akan memberikan kita rasa kenyamanan. Begitu pula dengan ruang kelas ini, jika bersih tentu kita akan bisa belajar dengan lebih nyaman dan serius. Tetapi sayangnya, karena pengaruh padatnya kegiatan, banyak manusia yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungannya. Jangankan kebersihan lingkungan, terkadang kebersihan diri sendiri pun terbengkalai. Manusia pun melupakan semboyan yang telah diajarkan sedari kecil, yaitu Kebersihan pangkal Kesehatan. Kita dapat melihat dari semboyan tersebut bahwa lingkungan yang tidak terawat kebersihannya dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti demam berdarah. Selain mengganggu kesehatan, lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya juga menimbulkan dampak yang global. Misalnya adalah kotornya lingkungan ibu kota Jakarta. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Setiap harinya, tiap orang membuang sampah sembarangan di jalanan ibu kota Jakarta. Walaupun pemerintah telah memperkerjakan puluhan petugas kebersihan, tentu tidak akan mampu menghadapi

sampah yang dihasilkan oleh ratusan bahkan ribuan warga DKI Jakarta. Sampah yang berserakan dan juga menumpuk ini tentu menganggu penglihatan kita. Selain itu, sampah tersebut juga memberikan bau yang sangat menyengat dan mengundang lalat. Lalat pun dapat menyebarkan berbagai penyakit perut seperti diare. Maka dari itu, masalah sampah ini harus diberi perhatian khusus agar dampaknya tidak semakin meluas. Setelah ditelaah lebih lanjut, 90% sampah yang berserakan di jalan merupakan hasil dari tindakan masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat. Sedangkan 60% dari sampah yang menumpuk di TPA merupakan limbah rumah tangga. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa masalah tentang sampah yang sangat sulit diatasi ini sebenarnya terjadi karena ketidakpedulian masing-masing individu terhadap kebersihan lingkungannya. Dibalik semua itu, banyak sekali warga yang mengecam tindakan pemerintah yang dianggap tidak kompeten dalam menanggulangi masalah sampah di Indonesia. Tetapi, sebelum kita ikut mengecam pemerintah, ada baiknya kita bercermin terlebih dahulu. Sudahkah kita menjaga kebersihan lingkungan kita sendiri? Banyak yang berangan-angan untuk memiliki lingkungan yang bersih layaknya Singapura, tetapi dengan santainya membuang sampah ke jalanan melalui jendela mobilnya. Sungguh merupakan pemadangan yang lucu dan juga menyedihkan. Sebenarnya kita pun dapat berperan aktif dalam menghadapi masalah sampah ini. Banyak orang yang meremehkan cara ini, karena dianggap lama dan tidak efektif. Tetapi, segala sesuatu tentu memerlukan proses. Penumpukan sampah pun juga tidak terjadi dalam hitungan hari. Apakah DKI Jakarta menjadi sekotor itu dalam semalam? Tentu saja tidak. Maka dari itu, mari kita bahas cara untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia. Sebelum menanggulanginya, tentu saja kita harus mencegah masalah sampah ini menjadi lebih parah terlebih dahulu. Hal ini dapat kita lakukan dengan menjaga lingkungan kebersihan masing-masing, yaitu dengan cara tidak membuang sampah

sembarangan. Sampah yang berserakan di jalanan sebagian besar adalah sampah yang dibuang tidak pada tempatnya oleh warga. Oleh karena itu, jika seluruh warga Indonesia benar-benar membuang sampah pada tempatnya, tentu akan mengurangi jumlah sampah yang berserakan. Jika memang berniat untuk mengubah Indonesia menjadi Negara yang lebih baik tentu saja hal tersebut bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Tetapi terkadang, ada faktor lain yang mendorong kita untuk melangar hal tersebut, yaitu tidak adanya tempat sampah. Tempat sampah di tempat umum dan jalan raya sangatlah terbatas, yang akhirnya menghancurkan tekad kita. Di sinilah pemerintah harus turun tangan, yaitu dengan cara memperbanyak tempat sampah di tempat umum dan jalan raya. Pemerintah juga harus memperhatikan kondisi tempat sampah, agar tempat sampah yang sudah tidak layak pakai dapat diganti sesegera mungkin. Cara lain yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi masalah sampah adalah dengan mengelola sampah yang kita hasilkan. Kita semua tentu tahu tentang metode pengelolaan sampah 3R. 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari yang dapat dilakukan di mana saja yaitu sebagai berikut: Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Sedangkan contoh kegiatan reduce sehari-hari yaitu sebagai berikut: Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Terakhir adalah contoh kegiatan recycle sehari-hari yaitu sebagai berikut: Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Lakukan pengolahan sampah non-organik menjadi barang yang bermanfaat.

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. Maka dari itu, mari kita lakukan kegiatan 3R ini untuk mengurangi masalah sampah yang sudah merajalela di Indonesia. Untuk penanggulangan terhadap masalah sampah yang sudah terlanjur menumpuk di Indonesia memerlukan teknologi yang cukup tinggi dalam pengolahannya. Sehingga pemerintah dapat lebih berperan dalam hal ini. Kita sebagai masyarakat cukup mendukung dan membantu mengurangi sampah dengan cara yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, saya berdiri di sini untuk mengajak teman-teman sekalian agar menjaga lingkungan kebersihan masing-masing. Jika kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jika tiap murid menjaga lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tentu saja petugas piket tidak harus bekerja dengan berat bukan? Jadi, jika kita menjaga dan memperhatikan kebersihan lingkungan masing-masing tentu akan meringankan beban pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah di Indonesia. Maka dari itu, mari kita jaga kebersihan lingkungan menuju Indonesia yang bersih dan bebas sampah. Indonesia pasti bisa!

Anda mungkin juga menyukai