Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyrakat multikultral adalah sebuah realitas yang harus disikapi dengan adil, bijakasana, dan kebesaran hati untuk menerimanya sebagai perbedaan yang ada. Dengan berkembangnya kelompok sosial dalam masyrakat akan melahirkan dua potensi yaitu potensi untuk masalah dan potensi untuk kekayaan ragam dan budaya bangsa. Terdapat berbagai keanekaragaman kelompok dalam masyarakat Indonesia yang multikultural sebagai berikut :
2. Tahun 2000 SM sampai Awal Abad ke-20 a. Ras Negroid Gelombang migrasi penduduk yang pertama, dengan ciri berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang dari benua Asia, mendiami Papua. b. Ras Weddoid Gelombang migrasi penduduk yang kedua, dengan ciri berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini datang dari India bagian Selatan, mendiami kepuluan Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
c. Melayu Tua (Proto Melayu) Gelombang migrasi penduduk yang ketiga, dengan ciri berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang dari Tionghoa bagian Selatan (Yunan), mendiami Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB.
d. Melayu Muda (Deutro Melayu) Gelombang migrasi penduduk yang keempat, dengan ciri berkulit sawo matang agak kuning, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang melalui Semenanjung Malaya, mendiami Sumatra, Kalimantan (Dayak), dan Sulawes
Berikut ini bahasa daerah di Indonesia : Yang dapat kami kumpulkan sebanyak 129 bahasa daerah. Wilayah Sumatera Menggunakan 21 bahasa : Aceh, Alas, Angkola, Batak, Pak-Pak, Mandailing, Karo, Lampung, Lom, Melayu, Kubu, Gayo, Mentawai, Nias, Minangkabau, Orang Laut, Enggano, Rejang Lebong, Riau, Sikule, Simulur Wilayah Bali Menggunakan 2 bahasa : Bahasa Bali Bahasa Sasak Wilayah Jawa Menggunakan 3 bahasa : Sunda, Jawa, Madura Wilayah Kalimantan Menggunakan 10 Bahasa : Bahau, Bajau, Banjar, Iban, Kayan Klemautan, Kenya, Milano, Melayu, Ot-Danum Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan 23 Bahasa : Alor, Ambelan, Aru, Banda, Belu, Buru, Geloli, Goram, Helo, Kai, Kaisar, Kroe, Lain, Leti, Pantar, Roma, Rote, Solor, Tanibar, Tetun, Timor, Wetar, Kadang Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Menggunakan 3 Bahasa : Windesi, Ternate, Tidore Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan 3 bahasa : Bacan , Sula, Taliabo Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan 2 Bahasa : Sasak, Sumba
Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan 8 Bahasa: Sasak, Sumbawa, Timor, Tetun Sumba, Rote, Solor, Belu Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan 4 Bahasa: Bungkumori, Bahasa Laki, Landawe, Mapute Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan 3: Buol, Gorontalo, Kaidipan Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan 4 Bahasa: Balantak, Banggai, Loinan, Bobongko
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan 6 Bahasa: Bonerate, Butung, Kalaotoa, Karompa, Layolo, Walio
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan 9 Bahasa: Bugis, Makassar, Luwu, Mandar, Pitu Sa'dan, Salu, Seko, Uluna Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan 9 Bahasa: Bantik, Mongondow, Sangir, Talaud, Tambulu, Tombatu Tompakewa, Tondano, Tontembun Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan 7 Bahasa: Bada' Besona, Kail, Leboni, Napu Toraja, Wotu, Pilpikoro Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni Menggunakan Bahasa Tomini Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo Menggunakan Bahasa Bulanga Wilayah Papua Menggunakan 11 Bahasa: Numfar, Biak, Dani, Asmat, Waigeo, Mairasi Mandacan, Senggi, Sentani, Misol, Moni
M.A Jaspan (1959) menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari 366 suku banagsa dengan rincian sebagai berikiut : a. Sumatra : 49 suku bangsa b. Jawa : 7 suku bangsa c. Kalimantan : 73 suku bangsa d. Sulawesi : 117 suku bangsa e. Nusa Tenggara : 30 suku bangsa f. Maluku : 41 suku bangsa g. Papua : 49 suku bangsa
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia,Pancasila: KeTuhanan Yang Maha Esa. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.[1]Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.[2] Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".[3] Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.[4][5] Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan.
Agama
Pemimpin Umat
Kitab Suci
Tempat Ibadat
Islam
Al Quran
Masjid
Kristen
Pendeta
Alkitab
Gereja
Idul Fitri Idul Adha Tahun Baru Hijriyah Maulid Nabi Muhammad SAW Isra dan Mi'raj Wafatnya Yesus Kristus Kebangkitan Yesus Kristus Kenaikan Yesus Kristus
Nuzulul Qur'an
Katolik
Romo
Alkitab
Gereja
Wafatnya Yesus Kristus Kebangkitan Yesus Kristus Kenaikan Yesus Kristus Natal
Rabu Abu Kamis Putih Jumat Agung Sabtu Suci Minggu Paskah Natal
Sabtu, Minggu
Hindu
Weda
Pura
Nyepi
Rabu, Sabtu
Buddha
Tripitaka
Vihara
Waisak
Khonghucu
Imlek
Cap Go Meh Jing Tian Gong (Khing Thi Kong) Harlah Khonghucu Hari Wafat Khonghucu Qing Ming Duan Wu Dong Zhi
Pengelompokan masyrakat atas dasar perbedaan profesi anatara lain : 1. Kelompok PNS, pegawai BUMN dan pemerintahan. 2.. Kelompok pengusaha 3. Kelompok pedagang. 4. Kelompok petani. 5. Kelompok buruh. 6. Kelompok pengarajin.
Klan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu klan besar dan klan kecil. Klan besar adalah suatu kelompok kekerabatan yang berasal dari satu nenek moyang, dan klan kecil adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdiri dari satu nenek moyang melalui garis keturunan ayah atau garis ibu. Klan berarti kerabat atau Marga di Sumatera atau Buay di Lampung.