Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Konseptual dan Hipotesis

5.1 MENYUSUN KERANGKA KONSEPTUAL Tahap yang penting dalam penelitian adalah penyusunan kerangka konseptual. Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara suatu variable (baik variable yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Secara mudah suatu konsep dari suatu istilah dapat dicermati pada batasan istilah tersebut. Misalnya, untuk memahami konsep keperawatan maka perlu dicermati batasan keperawatan. Keperawatan merupakan ilmu yang mempelajari sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (menurut MASLOW adalah FAKHA: Fisiologi, Aman, Kasih-sayang, Harga diri dan Aktualisasi diri) serta upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar tersebut sebagai respon sakit yang dialami oleh klien. Konsep ilmu keperawatan selalu di dasarkan pada kejian paradigm tentang 4 hal yaitu,; manusia, sehat/sakit, lingkungan dan keperawatan. 5.1.1 PENYUSUNAN KERANGKA KONSEPTUAL DALAM PENELITIAN 5.1.1.1 Dasar Penyusuna Kerangka Konseptual Cara penyusunan kerangka konseptual penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Harus dibedakan kerangka konseptual dengan kerangka operasional Kerangka konseptual: Konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu Kerangka Operasional ( kerangka kerja): Pentahapan (langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah), mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian akan dilaksanakan. 2. Mengumpulkan semua sumber dan menyeleksi penelitian yang telah dipublikasikan, konsep atau teori (melalui theoritical mapping). 3. Mengidentifikasi dan mendefinisikan semua variable riset, mengkategorikan kedalam kelompok (independent, dependent, intervening, confounding, control and random variable). 5.1.2 LANGKAH_LANGKAH PENYUSUNAN

5.1.2.1 Seleksi dan definisikan konsep yang dimaksudkan 5.1.2.2 Mengidentifikasikan teori yang dipergunakan sebagai dasar penelitian 1) Peneliti ingin meneliti perilaku pasien dalam perawatan, maka dapat dipilih teori Lawrance Green, meliputi: predisposing, enabling, dan reinforcing. 2) Pemenuhan kebutuhan pada perawatan diri: makan-minum, berpakaian, eliminasi, mandi, maka ditetapkan teori yang dipilih adalah dari Orem tentang self care deficit. 5.1.2.3 Gambarkan hubungan antara variabledengan arah/garis Arah (direction). Dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah Tempat (position). Variabel A B pengaruhnya terhadap Y dibandingkan B). Tanda dan symbol (sign & symbol). Digaris putus-putus untuk yang diteliti (----->); digaris jelas untuk variable dalam kotak yang diteliti ( tidak diteliti ( ) ); dan digaris putus-putus untuk variable yang Y (A ditulis terlebih dahulu karena A lebih besar

Keterangan setiap tujuan penelitian: Hubungan/hipotesis (A-------B) Pengaruh (A------>B) Sebab akibat (A B)

Contoh: Kerangka Konseptual Pengaruh Penerapan Teori Adaptasi terhadap Peningkatan Kinerja Perawat pada Pasien Anak dengan Asthma Bronchiale (Nursalam, 2003)

Distress hospitalisasi

Cotisol

Stress sel-Protein (Chapronin)

Antigenic

Input
Pengkajian & Rumusan Masalah

APC Th-2 I L-5


Sel Plasma

IgE
Mass Sel

Asthma Bronchiale (+) MASALAH Fisik Psikis & Interdependence

Asthma Bronchiale (-)

INTERVENSI KEP

Memfasilitasi Coping (Atraumatic Care) Keb Psikologis & Ketergantungan

EVALUASI KINERJA PERAWAT

Peningkatan Kinerja Perawat

Perbaikan Keadaan Anak (Immune_System)

Gambar 5.1 Kerangka konsep pengaruh penerapan teori adaptasi terhadap peningkatan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien asthma bronchiale Peneliti perlu menjelaskan tentang pengaruh penerapan teori adaptasi dalam peningkatan kinerja perawat anak dan peningkatan system imunitas anak dengan asthma bronchiale serta keterkaitan beberapa variable.

5.2 MENYUSUN HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo Wood dan Haber (1994) hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Setiap hipotesis terdiri dari suatu unit atau bagian dari permasalahan. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan, karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisa dan interpretasi data. Hipotesis testing artinya menyimpulkan suatu ilmu melalui suatu testing dan pernyataan secara ilmiah atau hubungan yang telah dilaksanakan penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui signifikansi (p) dari suatu hasil statistic (hipothesis test), maka kita bisa menentukan tingkat signifikansi: (p) 0,05 (1 kemungkinan untuk 20); 0,01 (1 untuk 100); dan 0,001 (1 untuk 1000). Adapun yang sering digunakan adalah signifikansi level 0,05. Dengan menentukan signifikansi ini maka kita dapat menentukan apakah hipotesis akan diterima atau ditolak (jika p< 0,05)(Voelker dan Orton, 1993). 5.2.1 Syarat Hipotesis (Ndraha,p.53) 1.1 Relevance: Hipotesa harus relevan dengan fakta yang akan di teliti 1.2 Testability: Memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa diukur 1.3 Compatibility: Hipotesa baru harus konsisten dengan hipotesa dilapangan yang sama dan telah teruji kebenarannya, sehingga setiap hipotesa akan membentuk suatu system. 1.4 Predikive: Artinya hipotesa yang baik mengandung daya ramal tentang apa yang akan terjadi atau apa yang akan ditemukan.

1.5 Simplicity: Harus dinyatakan secara sederhana, mudah dipahami dan dicapai. 5.2.2 Tujuan Hipotesis 2.1 Untuk menjembatani antara teori dan kenyataan, dalam hal ini hipotesis menggabungkan 2 domain. 2.2 Sebagai suatu alat yang ampuh untuk mengembangkan ilmu, selama hipotesis bisa menghasilkan suatu penemuan (discovery). 2.3 Sebagai suatu petunjuk dalam mengidentifikasi dengan menginterpretasi suatu hasil. 5.2.3 Sumber Hipotesis Hipotesis didapatkan dari suatu fenomena atau masalah yang nyata, analisa teori dan mengulas litelatur. 3.1 Pengalaman praktik Diagnosa keperawatan bisa menjadi suatu dasar pengembangan hipotesis. Misal, hubungan teoritis yang diidentifikasi Orems (1985;b215), tentang teori self-care dan kurangnya kebersihan pengobatan luka sehubungan dengan adanya nyeri pada sendi dan keterbatasan pergerakan/mobilitas. Pertama kita dapat menguji tentang efektivitas dari tindakan dalam mengurangi nyeri sendi dan meningkatkan mobilitas dan dampak perawatan individual. Contoh penulisan hipotesis meliputi: Pasien arthritis dengan menggunakan pengobatan relaksasi berkurang rasa nyerinya dan membutuhkan waktu yang relative lebih sedikit dalam pengobatannya disbanding dengan yang tidak mendapatkanterapi relaksasi. 3.2 Teori Hubungan yang digunakan dalam suatu teori dapat menjadi dasar penyusunan hipotesis. Jika seorang peneliti tertarik melakukan testing terhadap suatu pernyataan dalam teori, akan membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan praktek keperawatan. 3.3 Literature review Pada literature review, peneliti menganalisa dan mensintesa hasil dari berbagai penelitian. Hubungan yang diidentifikasi dari sintesa dalam suatu penemuan sangat berguna untuk penyusunan hipotesis. Bull (1990:b215) meneliti factor yang mempengaruhi beban perawatan keluarga. Hipotesis yang digunakan berdasarkan pada sintesis dari hasil penelitian sebelumnya. 5.2.4 Tipe Hipotesis

Perbedaan tipe hubungan dan jumlah variable diindifikasikan dalam hipotesis. Penelitian mungkin mempunyai satu, tiga atau lebih hipotesis, tegantung dari komleksnya suatu penelitian. 4.1 Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran statistic dan interpretasi hasil statistic. Hipotesis nol dapat simple atau kompleks, sebab atau akibat. Misal, pengaruh teori adaptasi terhadap perbaikan kinerja perawat anak. Maka dalam teori Ho; tidak adanya pengaruh penerapan teori adaptasi dalam asuhan keperawatan terhadap perbaikan kinerja perawat di bagian anak. 1 4.2 Hipotesis alternative (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih variable. Hubungan, perbedaan, dan pengaruh tersebut dapat sederhan atau kompleks, dan sebab akibat. Misalnya, ada pengaruh antar senam nifas dan proses involusi pada ibu pasca salin. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien laki-laki dan perempuan pada Infark Myokard Akut (IMA). DAFTAR PUSTAKAN Babbie, E (1999). The Basics of Sosial Research. Belmont: Wadworth Pub. Co. Burns, N. & Grove, S, K. (1991). The Practice of Nursing Research: Conduct, Critques and Utilization. 2 nd. End, W.B Saunders,Philadelpia. Nursalam dan Siti Pariani. (2001). Pendekatan praktis Metodologi Riset keperawatan. Penerbit. Sagung Seto. Jakarta. Program Pasca Sarjana UNAIR (2002). Pedoman Penulisan Tesis dan Desertasi. Surabaya: UNAIR Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAIR (2002). Pedoman Penulisan Usulan dan Skripsi. Surabaya: UNAIR Sastroasmoro S & Ismail S (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara Wilson, HS (1993). Intriducing Research in Nursing. 2nd. Ed. Redword, California: Addison-Wesley Nursing. Zainuddin M. (1998). Metodologi Penelitian. Impres. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai