Anda di halaman 1dari 4

1. PT TRANSASIA ENERGY RESOURCES GMB BARITO BLOCK, SOUTH KALIMANTAN EXPLORATION 2. KONSORSIUMPT TRANSASIA CBM & BP KAPUAS I LTD.

GMB KAPUAS I, CENTRAL KALIMANTAN EXPLORATION 3. KONSORSIUM PT. MEDCO CBM LEMATANG; PT METHANINDO ENERGI RESOURCES; & PT. SAKA ENERGI INDONESIA GMB LEMATANG EXPLORATION

Polisi Bongkar Sindikat Penipuan Berkedok Pejabat


Kamis, 21 November 2002 | 09:57 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Seorang penipu yang diduga bagian sindikat penipuan dengan menggunakan nama-nama pejabat, dibekuk polisi, Selasa (19/11) lalu. Ia ditangkap unit moneter satuan serse ekonomi, Polda Metro Jaya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Tersangka bernama asli Muhammad Ilyas (25 tahun) terbukti menipu dengan mencatut nama pejabat di antaranya Walikota Balikpapan Imdaad Hamid, Ketua DPRD Balikpapan Ahmad Amins, Kadispen Polda Metro Jaya Kombes Pol. Anton Bachrul Alam, Ketua Komisi Pertahanan DPR Ibrahim Ambong, dan tokoh Islam garis keras Eggy Sudjana. Polisi menduga Ilyas adalah bagian dari sindikat penipuan kelas kakap. ? Sepertinya ini sindakat dari daerah Makassar,?kata Kepala Unit Moneter Komisaris Pol. Eko Budi Sampurno di ruang kerjanya, Kamis (21/11) sore. Budi Sampurno menilai, tidak mungkin Ilyas hanya bekerja sendirian. Ketika ditangkap, polisi menemukan semua barang bukti penipuan seperti dua KTP palsu DKI atas nama Ahmad Amins dan Imdaad Hamid serta delapan buku rekening dari berbagai bank. Alasan lain, kata Sampurno, Ilyas berasal dari Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang masih satu wilayah dengan Ibrap. Menurut Sampurno, tertangkapnya Ilyas ini bermula dari telepon yang diterima karyawati PT. Sugico Graha Balikpapan pada 24 Oktober lalu, dari seseorang yang mengaku Walikota Balikpapan Imdaad Hamid. Si penipu meminta perusahaan itu mentransfer dana Rp.100 juta untuk keperluan "orang-orang pusat? Sehari kemudian, PT. Sugico Graha Jakarta mengirimkan uang . yang diminta ke rekening BRI cabang Roxy Jakarta Pusat atas nama Imdaad Hamid.

Pada 27 Oktober, secara kebetulan seorang karyawati perusahaan itu membaca berita di salah satu harian yang berjudul Walikota Penipu tentang aksi penipuan yang dilakukan seseorang yang mengaku walikota Balikpapan Imdaad Hamid. Atas laporan karyawatinya itu, PT Sugico kontan berusaha memblokir rekening si penipu dari kantor cabang BRI Sudirman. Namun, usaha itu gagal karena uang Rp.100 juta itu sudah ditarik dan hanya tersisa Rp.5 juta saja. ? Kami lalu menggunakan rekening berisi sisa transfer Rp.5 juta sebagai pancingan, dan meminta satpam BRI untuk menahan orang yang menarik dana sisa dari rekening itu,?kata Sampurno. Pada 19 Desember, seorang perempuan yang mengaku bernama Dewi Sekartaji datang ke BRI Roxy untuk menarik dana sisa sebesar Rp 4, 7 juta dari rekening si penipu. Satpam dan petugas bank langsung curiga karena Dewi bahkan belum cukup umur untuk punya KTP yang dibutuhkan untuk menarik dana itu. Kepada polisi, Dewi hanya mengaku disuruh seseorang bernama Rommy yang kemudian diketahui bernama asli Mohammad Ilyas. Dewi juga mengaku baru mengenal Ilyas alias Rommy di Mal Kalibata, 28 Oktober lalu. Dia dimintai tolong Ilyas mengambil sisa dana di BRI dengan iming-iming dibelikan telepon genggam. Menurut Sampurno, polisi baru berhasil melacak penipuan senilai Rp 120 juta. Angka itu didapat dari bukti saldo di kedelapan buku rekening bank yang disita polisi. ? Tapi tak menutup kemungkinan, aksi penipuan ini telah berhasil meraup miliaran rupiah karena sudah lama dilakukan,?kata Sampurno. Selain itu, polisi juga menemukan selembar surat palsu dari Polda Metro Jakarta Raya dengan nomor 5703/SL/2002/Polda Metro Jaya yang ditandatangani Komisaris Besar Anton Bachrul Alam. Surat bertanggal 17 Oktober lalu ditujukan pada PT. Sinar Global Makro Pesona dan berisi pengumuman bahwa pesta hadiah ? Wafer Tango?benar-benar ada. Surat itu dibuat untuk melancarkan aksi penipuan dengan iming-iming hadiah sebuah Toyota Kijang. Kepada Tempo News Room, Ilyas mengaku melakukan penipuan atas perintah seorang laki-laki bernama Chandra yang juga dikenalnya di Mal Kalibata. Tapi saat ditanya alamat laki-laki misterius itu, Ilyas mengaku tidak tahu. Ilyas mengaku diminta membuka delapan rekening dengan dua identitas palsu dengan imbalan mendapat 10 persen dari setiap kali penarikan rekening. Sampurno sendiri meragukan keterangan Ilyas. Ia curiga nama Chandra hanya rekaan tersangka. ? Tidak logis dia disuruh menarik Rp.100 juta dan hanya mendapat imbalan Rp.10 juta dengan resiko tinggi karena dia yang mendatangi bank,?kata Sampurno. Ilyas juga mengaku baru menetap di Jakarta enam bulan lalu. Keterangan ini berbeda dengan KTP yang dibuat Ilyas atas nama Imdaad Hamid, walikota Balikpapan, di daerah Pisangan Timur, Jakarta Timur dan KTP atas nama Ahmad Amins, ketua DPRD Balikpapan di daerah Keagungan, Jakarta Barat, yang sudah dibuat dua tahun lalu. Keterangan Ilyas yang berbelit ini cukup menyulitkan penyidik karena di depan polisi, dia berkalikali mengaku tidak tahu apa-apa soal sindikat penipuan kakap ini. Kalau terbukti bersalah, kata

Sampurno, "Ilyas akan dikenai pasal 378 KUHP soal penipuan dan pasal 263 KUHP soal pemalsuan." (Istiqomatul Hayati ?Tempo News Room)

PGN Akan Tambah Saham di Blok Gas Lematang


Rabu, 19 Oktober 2011 | 18:35 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk berencana akan menambah kepemilikan sahamnya di konsorsium pengelola blok gas metana batu bara (coal bed methane) Lematang, Sumatera Selatan. Direktur Keuangan Riza Pahlevi mengatakan, sampai saat ini perusahaan masih mengevaluasi perihal penambahan kepemilikan saham tersebut. "Kami tidak akan mayoritas di blok itu. (Kepemilikan saham) kami di atas 5 persen, namun di bawah 50 persen. Karena itu bukan prioritas kami," kata Riza di hari ini Rabu 19 Oktober 2011. Menurutnya, perusahaan belum dapat memberitahukan secara detil perihal rencana penambahan kepemilikan saham di Blok Lematang. Keputusan dapat diambil setelah evaluasi rampung. Untuk menambah kepemilikan saham, perseroan akan menyiapkan pendanaan dari sejumlah sumber dana, yakni dari kas internal, obligasi, maupun pinjaman perbankan. Pada tahun ini menurut Riza, perusahaan telah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 200 juta. Belanja modal itu pun digunakan untuk proyek perusahaan dan ekspansi. "Untuk investasi tahun ini masih cukup," ujarnya. Manajemen perusahaan gas pelat merah itu telah menyatakan menambah kepemilikan saham di konsorsium pengelola gas meta batu bara di Lematang, Sumatera Selatan, dari 5 persen menjadi 10 persen. Blok tersebut digarap oleh anak usahanya, PT Saka Energy. Sementara itu, Medco Energi menjadi pemilik mayoritas di Blok Lematang yaitu sebesar 80 persen. Sisanya dimiliki PT Metha Ninco Energy Resources melalui anak usaha Sugico Group sebesar 15 persen. SUTJI DECILYA
Senin, 25 Juli 2005 | 02:22 WIB Seratus Mobil Dinas Pemprov Sumsel Akan Pakai Gas Besar Kecil Normal TEMPO Interaktif, Palembang:Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mempercepat rencana gasifikasi khususnya bidang transportasi menjadi September 2005, dari semula tahun 2006. Sebagai pelopor, menurut Gubernur Sumsel, Syahrial

Oesman, sedikitnya 100 buah mobil dinas esalon II Pemrov Sumsel dan 50 taksi sedan akan menggunakan bahan bakar gas.

Ia memperkirakan, permobil membutuhkan investasi Rp 10 juta. Namun dengan murahnya Bahan Bakar Gas (BBG ), investasi menyangkut gas kit (converter kit) dapat kembali dalam tempo 1 tahun.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambngan dan Pengembangan Energi Provinsi Sumsel mengatakan pengembangan gas sebagai bahan bakar alternatif khusunya sektor ransportasi membutuhkan kebijakan atau regulasi khusus, agar gas lebih banyak dinikmati konsumen sebagai bahan pengganti minyak.

Kekhusuan itu, kata Nono, dapat berupa kemudahan masyarakat memperoleh gas kit (converter kit). Tanpa regulasi khusus pemerintah, agak sulit memasyarakatkanya karena masyarakat akan lebih memilih BBM. "Misalnya kebijakan itu berupa pengadaan gas kit nya tidak kena pajak. Ini akan mempercepat sosialisasi BBG,? katanya seusai menerima paparan dari PT Sugico Graha yang melakukan gasifikasi di Sumsel. Arif Ardiansyah

Anda mungkin juga menyukai