Anda di halaman 1dari 3

Kasus Pembobolan Bank BTN

Kasus pembobolan perbankan kembali terjadi! Setelah pembobolan senilai


Rp 846 miliar dengan modus kredit fiktif PT Rockit Aldeway menimpa sejumlah
bank, giliran Bank Tabungan Negara (BTN)  yang kebobolan.  
Mabes Polri menyebut, dana nasabah BTN sebanyak Rp 255 miliar telah 
dibobol oleh oknum bank. "Itu kasus pembobolan uang nasabah oleh pegawai
bank," tandas Direktur Tipideksus Mabes Polri Agung Setya kepada KONTAN, akhir
pekan lalu Kasus pembobolan bank ini bermodus pemalsuan deposito. Kata Agung,
sejumlah nasabah korporasi diberikan tanda terima deposito palsu setelah
menempatkan dananya di BTN. Polisi kini menangkap dan menahan sejumlah
pelaku di kasus ini.
Beberapa korban antara lain PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, PT
Asuransi Jiwa Mega Indonesia, Asuransi Umum Mega serta Global Index Investindo.
Direktur Keuangan SAN Finance Andrijanto bertutur, pihaknya mengetahui kasus ini
sejak November 2016. Kala itu, Kepala kantor BTN Cabang Cibubur menyatakan, 
dana SAN Finance yang tersimpan di Kantor Kas BTN Cikeas hanya Rp 140 miliar
dari total dana yang ditempatkan sebesar Rp 250 miliar.
"Kami mempertanyakan kemana uang Rp 110 miliar?," kata Andrijanto
kepada KONTAN, Minggu (19/3). Tidak puas dan menilai tidak ada itikad baik BTN,
SAN Finance pun melaporkan kasus itu sebagai tindakan pidana ke Polda Metro
Jaya 31 Januari 2017. Perusahaan ini juga mengajukan gugatan perdata 15 Maret
2017. Sebab, selain kerugian materiil, SAN Finance mengklaim merugi atas potensi
keuntungan sebesar 15%. Andrijanto menambahkan, pada 8 Februari 2017, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sebetulnya sudah mempertemukan SAN Finance, BTN dan
korban lain.  Hanya, pertemuan itu tak mencapai sepakat. 
"Tak ada itikad baik BTN dengan alasan mereka adalah bank pemerintah
yang apabila menanggung kerugian nasabah dikhawatirkan akan ada pemeriksaan
KPK atau Tipikor," kata Andrijanto. Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Industri
Keuangan Non Bank (IKBN) OJK mengatakan, kasus ini sudah diadukan ke OJK.
"Kami juga teruskan ke pihak BTN untuk disikapi. Kami harap kasus ini selesai
secara business to business," kata Dumoly. Eko Waluyo, Sekretaris Perusahaan
BTN menyatakan, bilyet deposito nasabah itu dipalsukan komplotan penipu yang
menggunakan nama BTN.
"Ini  dilakukan di luar sistem BTN," ujar Eko. BTN mengaku juga telah
melaporkan  dugaan pemalsuan bilyet deposito ini ke Polda Metro Jaya pada 21
November 2016 Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III OJK
menambahkan, OJK sudah minta bank untuk melaporkan ke pihak berwajib karena
kasus ini termasuk white collar crime. Tanpa pengawasan dan perlindungan ketat,
maraknya kasus pembobolan bank seperti ini bisa memantik kekhawatiran nasabah
atas dananya di  perbankan
https://keuangan.kontan.co.id/news/pembobolan-bank

Anda mungkin juga menyukai