3
BAB 11
INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI MAGNETIK
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Medan Potensial
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito
11-0. Pendahuluan
Tujuan utama survei magnetik adalah mendeteksi pengaruh sifat-sifat
magnetik yang tidak biasa dari batuan atau mineral, yang menyebabkan
gangguan atau anomali dalam intensitas medan magnetik bumi. Peta anomali
magnetik sering digunakan secara kualitatif dengan tujuan membuat
interpretasi geologi regional. Sangat sering dalam sebagian besar peta anomali
magnetik yang kompleks kedetilannya, menggunakan metode kuantitatif untuk
evaluasi. Tetapi kadang anomali magnetik individual ditemukan menonjol dan
jelas sehingga dapat diseparasi dari efek tetangganya dan juga simpel dalam
kenampakannya, tubuh termagnetisasinya harus tunggal. Hal ini adalah dalam
kondisi dimana metode interpretasi kuantitatif dapat digunakan lebih efektif
untuk mereduksi bentuk dan ukuran formasi magnetik. Chapter 11 akan
membahas beberapa pertanyaan yang nantinya akan menjadi identitas geologi
bab ini, memerlukan pengertian aturan yang dimainkan oleh faktor-faktor yang
berbeda dalam menentukan sifat magnetik, dan kita akan mempertimbangkan
faktor ini dalam chapter 12.
11-1. Koreksi-koreksi yang Diterapkan Pada Data Magnetik
Gangguan dalam medan magnet bumi oleh adanya batuan
termagnetisasi yang sering kuat, dalam banyak peta medan magnet, khususnya
peta aeromagnetic yang melingkupi area yang luas nampak didominasi residual
anomaly. Pada skala lokal, gradient horizontal H
0
(yang mempunyai range
antara 0 sampai 10 gamma/km dari magnetic ekuator sampai ke kutub) sering
hampir tak telihat. Anomali regional skala luas jarang ditemukan, mungkin
karena perbedaan sifat magnetik bulk yang kuat sepertinya tidak didukung
keseluruhan volume batuan yang sangat besar.; lebih lanjut temperature yang
lebih tinggi berlaku pada daerah crust bumi yang lebih dalam, yang tidak
Oleh:
Sudra Irawan (S2 Geofisika UGM
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
4
mengijinkan adanya kontras yang besar. Konsekuensinya, pola yang lebih menonjol
pada peta magnetik menunjukkan tingkat yang lebih lokal, bermula dari beberapa km
puncak crustal rock, dimana kontras sifat-sfat magnetik mungkin lebih besar. Hal
lainnya, menunjukkan overlap antara sisi-sisinya, menjadikan peta secara keseluruhan
lebih kompleks dalam detailnya. Uraian tentang sifat-sifat ini adalah hal utama yang
sangat penting dalam membuat interpretasi magnetik dan memerlukan perhatian yang
baik dalam pembelajaran. Analisis yang didasarkan pada ide intuitif smoothness yang
umumnya dipakai dalam interpretasi gravity sering gagal dalam magnetik untuk
beberapa alasan. Sebagai aturan umum, pekerjaan menseparasi anomaly dapat
dikerjakan efektif dengan menggunakan bentuk-bentuk teoritis model medan magnet.
Bagian yang tidak menyenangkan dari menseparasi anomaly adalah reduksi
yang diterapkan pada data magnetik belum sempurna. Gradien Vertikal H
0
hanya
sekitar -0,03 gamma/m pada kutub magnet dan pada ekuator kira-kira setengahnya,
oleh karena itu efek perubahan elevasi umumnya diabaikan. Kadang-kadang di daerah
yang sangat bergunung-gunung, koreksi dibuat dengan merubah H
0
, yang ekspresinya
cukup kuat yaitu -0,047 H
0
gamma/m, dengan H
0
adalah nilai lokal intensitas medan
magnet dalam oersted. Koreksi ini adalah positif pada utara ekuator magnetik dan
negatif untuk selatannya. Hal itu dapat ditunjukkan dengan akurasi yang cukup dari
ketinggian barometric.
Efek terrain, oleh magnetisasi disekeliling singkapan batuan, mungkin
menyebabkan perubahan yang signifikan dalam intensitas medan magnet, khususnya
di daerah singkapan batuan beku karena perapian. Tetapi informasi sifat-sifat magnetik
ini hampir tidak pernah tersedia secara detail yang diperlukan untuk menghitung efek
terrain.
11-2. Reduksi Bidang Horisontal
Koreksi data magnetik untuk perubahan H
0
oleh karena elevasi diabaikan,
medan magnetik lokal dapat direduksi dengan ketidakteraturan bentuk permukaan
tanah. Efek ini umumnya lebih jelas dalam magnetik daripada gravity, jika perubahan
medan dipolar lebih cepat dengan posisi daripada medan polar. Konsekuensinya,
kebutuhan membuat koreksi yang sesuai sebagai permulaan pendetailan interpretasi
adalah hubungan yang lebih ditekankan dalam magnetik. Jika hubungan yang timbul
hanya dalam hubungannya dengan survey magnetik yang dilakukan di atas tanah, yang
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
5
umumnya komponen vertikal intensitas medan total yang terukur, kita hanya
akan mempertimbangkan koreksi untuk komponen ini.
Mari kita menggunakan vektor H untuk menunjukkan intensitas medan
magnet total dengan X dan Z sebagai komponen horizontal dan vertical dari H.
Untuk mereduksi pengukuran Z dari permukaan z=h(x,y) terhadap bidang
horizontal z=0, kita tulis pendekatan,
( ) ( ) (
Umumnya, derivatif harus dihitung dari peta z=h(x,y,h). Karena
untuk ,
mengikuti langsung dari hasil yang diperoleh dalam sesi 8.5 yang analog dengan (8-8)
digunakan untuk menghitung
Jika M konstan dan jika arahnya ditunjukkan oleh simbol , sehingga
,
kita tulis
()
|
. (11. 1)
Arah dervatif
(11. 2)
Disini adalah termasuk magnetisasi M yang diukur searah jarum jam dari horizontal
jika arah M adalah ke kanan(gambar 11.1). i adalah sudut yang diukur berlawanan arah
dengan jarum jam dari axis y ke proyeksi M pada bidang horizontal, kelihatan ke
bawah. Jika badan termagnetisasi induktif dalam mean magnet bumi dan momen
magnet dalam segala arah yang lain diabaikan, akan sama dengan inklinasi magnetik
I dan I akan sama dengan deklinasi magnetik pada O
y
. jika badan tidak mempunyai
momen magnetik permanen, M=kH
0
dimana k adalah suseptibilitas volum magnetik.
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
6
Pada daerah di luar V, intensitas medan magnet diberikan oleh gradient negatif
A(r). Jika ini adalah anomalous medan magnetik yang menyusun medan geomagnetik
utama, kita tulis
() ()
Intensitas medan total disekitar batuan termagnetisasi akan menjadi
Ditambah sebarang gangguan oleh badan lain yang dekat. Medan total magnetometer
mengukur besar H tanpa mengindera arahnya, dan kecuali ||
, arah ini
berubah secara kontinyu disekitar badan termagnetisasi. Mengetahui ketidakadaan
besar dan arah , adalah tidak mungkin menentukan arah H dan mengukur arahnya.
Dan kekurangan informasi ini menjadikan tidak mungkin membandingkan anomali
secara praktis dengan model teoritis. Sebagai hasil, interpretasi pengukuran medan
total tidak benar-benar dapat dikerjakan kecuali ||
()
Dimana menandakan arah H
0
. Dengan kata lain,
(11. 3)
Dimana i adalah inklinasi magnetik dan adalah deklinasi axis y yang diukur
berlawanan arah dengan jarum jam dari utara magnetik. Range i adalah dari -90
sampai +90
0
; dan dari 0 sampai 360
0
. Jika badan termagnetisasi oleh induksi
seragam meliputi seluruh volumnya dan tidak mempunyai momen magnet permanen
dan demagnetisasi diabaikan, maka
()
|
. (11. 4)
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
7
Jika momen magnetik permanen mendominasi magnetisasi terinduksi, atau jika k
menjadi besar,
()
|
..(11.5)
Jika badan termagnetisasi seragam oleh induksi, momen magnetik permanen diabaikan
dan berbentuk dua dimensi, maka
()
..(11.6)
Asalkan k tidak besar.
Adalah mungkin momen magnet permanen dan terinduksi mungkin
dibandingkan besarnya tetapi berbeda arahnya. Dalam peristiwa ini anomaly medan
total akan diberikan persamaan (11.5), dimana adalah arah yang sekarang, dan M
adalah besarnya pada vector M+H
0
. Akan tetapi kesulitan dalam membuat
interpretasi kuantitatif yang didasarkan pada persamaan (11.5) jika arah tidak
diketahui, dan problem ini jarang diusahakan.
Survey magnetik ground yang hanya komponen vertikal saja(atau komponen
horizontal) dari H yang diukur akan menjadikan problem interpretasi lebih mudah.
Dalam kasus ini kita tulis,
()
()
komponen vertical
|
. (11. 7)
Untuk badan yang momen permanennya penting dan yang suseptibilitasnya besar,
()
|
.... (11. 8)
Untuk badan dua dimensi, formula untuk anomaly medan vertikal adalah
()
....... (11. 9)
untuk badan yang tidak mempunyai momen permanen dan suseptibilitas moderat, dan
()
. (11. 10)
untuk badan yang momen permanen dan suseptibilitasnya besar.
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
8
11-4. Kontinuasi medan Magnetik
Terdapat kontinuasi upward dan downward di dalam interpretasi observasi
magnetik. Penggunaan peta magnetik menyimpang dalam beberapa kenyataan dari
penggunaannya dalam interpretasi gravity.
1. Kontinuasi upward kadang digunakan untuk menyederhanakan kenampakan peta
magnetik dengan menekan pola-pola lokal. Perkembangan anomaly magnetik
lokal sering mengaburkan gambar regional dengan berlebihannya kedetilan.
Kontinuasi upward akan meratakan gangguan ini dengan mengurangi pola(sisi)
regional utama. Jika
()
(11.11)
dimana ( )
( )
( )
( )
( )
()
()
()
()
()
; jika ||
Anomali medan vertical akan menjadi,
( ) [
( )]
( )
( )
()
[()
()
()
. (11.12)
Sekarang anomali medan vertikal diatas z=0 dalam hubungannya dengan potensial
magnetik
( )
( )
()
[()
()
()
.. (11.13)
Persamaan (11.13) dapat disamakan dengan (11.12) hanya jika
. Untuk
magnetisasi vertikal,
( )
( )..(11.14)
Pada z=d. Ini adalah equivalent stratum untuk medan magnetik.
Untuk menghitung ( )pada z=d, adalah penting untuk mentukan potensial
magnetic anomaly
( )
( )
()
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
10
( )
*( )
( )
()
( )
( )
Dimana
( ) adalah
Fourier transform dari A pada z=d. Transpose persamaan ini memberikan,
( ) (
( ) .. (11.15)
Dan mengambil Fourier inversion memberikan
( ).
Fourier inversion persamaan (11.15) memberikan kesulitan yang sama dengan
konvergensi sebagai analog problem dalam metode gravity, hanya dalam bentuk
terintensifkan. Karena umumnya karakter noise (oleh karena sensitivitasnya yang
lebih tinggi pada pola/sisi dekat permukaan), data magnetik harus dismooth sebelum
kontinuasi downward dilakukan. Nilai diambil pada grid regular dengan titik-titik
mxn pada z=0, dan formula yang anolog persamaan(11.13) mungkin digunakan
membawa medan downward. Sebagai alternative, kita menggunakan metode
smoothing analitik Bullard dan Cooper, dan dengan prosedur penurunan dalam sesi 9-
9, kita peroleh
()
()( )
Dimana
() ()
( )
Dan ( )
()
Formula kuadratur mirip persamaan (9.11) dikonstruksi dari,
()
yang mana koefisien berat
()
..(11.16)
Dimana untuk menemukan A, kita mulai dengan,
( )
()
(11.17)
Dimana ( )
( )
( )
dan dimana .
Untuk menemukan pada z=d dari pengukuran pada , kita ambil
( ) (
Diman
( )
( )
( )
Dan dengan mengambil transformasi Fourier pada kedua sisinya, memberikan
( ) (
) (
( )
Dimana
( ) (
)*(
( )
Dan jika kita merubah ke koordinat polar dan mengintegralkan, kita peroleh
()
( )(
)
Dimana ( )
( )
Dan ( )
()
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
12
Kecuali d=0, integral tidak dapat dihitung analitis. Solusinya diberikan oleh Hughes
dan Pondrom untuk d=0 adalah
()
()
( ) [
( )
Paragraf di atas memberikan beberapa indikasi kesulitan dalam usaha
membalik peta anomaly ke peta anomaly . Berangkat dari ke A bentuk
(11.17)adalah lebih sulit, meskipun tidaklah tidak mungkin semua. Kemudian hal ini
akan lebih mengena dengan berkesimpulan bahwa pada relief struktur anomaly
magnetik didasarkan pada premis bahwa suseptibilitas magnetik batuan kristalin
adalah uniform dan magnetisasi remanen dapat diabaikan, tetapi memunculkan
kesulitan untuk menvisualisasikan situasi ini dalam praktek. Untuk mengatasi
kesulitan ini, Peter menyarankan hanya menggunakan anomali yang mungkin oleh
karena terkubur topography. Kriteria seleksinya adalah mereka sangat kecil
amplitudonya dibandingkan dengan efek perubahan sifat magnetik dari batuan
kristalin. Hal ini biasanya sering digunakan untuk membuat studi interpretative peta
aeromagnetic dengan pandangan untuk menseleksi anomaly amplitudo rendah sebelum
mengaplikasikan metode Peter.
Baranov (3) lebih jauh menyarankan menggunakan relasi Poisson (8.4) untuk
menghitung apa yang disebut petapseudo-gravity dari data aeromagnetik. Dasar ide
ini dari pendefinisian kontraspseudo density
( ) (
( ) (
( ) (
( ) (
Metode transformasi Fourier diaplikasikan seperti biasa, akan memberikan peta
pseudo-gravity
(
)
Tetapi
) .. (11.18)
Dimana
()
Dan intensitas medan magnetik eksternal akan
Pada kedua sisi batas, , sekarang menurut teorema Stokes, kita tulis
()
Ketika kontur C tertutup luasannya S. Jika kita pilih C untuk loop yang tipis pada
gambar 11-3 yang terdiri dari segmen yang berubah-ubah batasnya, dengan membuat
loop setipis mungkin dan mengabaikan kontribusi integral garis dari porsi akhir bc dan
da, kita tulis
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
14
(
Jika ini benar untuk sebarang lintasan, ini harus benar bahwa
(
.. (11.19)
Atau dengan kata lain bahwa komponen tangensial H adalah kontinu pada batas. Di
luar batas,
Dua persamaan (dengan persamaan (11.18) adalah ekuivalen dengan single statement
berikut:
()
Di sebarang tempat. Menurut teorema Gauss,
()
()
Dimana permukaan tertutup S volume V. Jika V tablet tipis seperti gambar 11-4 yang
mempunyai batas potongan kecil, kita mengacuhkan kontribusi integral permukaan
dari gerbang terlenkungkan dengan menempatkan tablet setipis mungkin.Dalam
batasan kontribusi integral permukaan dari permukaan flat harus setimbang, dan ini
dapat terjadi untuk S yang berubah-ubah hanya jika
(11.20)
Atau dengan kata lain, jika produk dari permeabelitas dan komponen normal H adalah
kontinu pada batas.
Masalah nilai batas yang bergantung pada penemuan ekspresi A
2
dan A
(S)
yang
dipenuhi oleh persamaan medan yang tepat seperti kondisi batas (11.19) dan (11.20).
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
15
Jika tubuh sphere homogen dan H
0
uniform, solusi dapat ditemukan dalam beberapa
textbook listrik dan magnet (lihat contoh Stratton(4), bab 4). Ini menghasilkan
Bahwa suseptibilitas magnetik apparent sphere adalah
.Ini adalah
nilai yang jika dikalikan dengana H
0
menghasilkan magnetisasi M. Tambahan
dalam persamaan mewakili efek demagnetisasi-dengan kata lain, reduksi intensitas
medan magnetik di bagian dalam sphere oleh karena magnetisasi-dan koefisien
disebut faktor demagnetisasi dari sphere. Besar yang bervariasi dengan bentuk yang
berbeda, berjarak dari nol untuk tubuh needlelike termagnetisasi sepanjang axisnya ke
4 untuk pelat datar termagnetisasi terbalik. Demagnetisasi mempunyai efek
mereduksi momen magnetik tubuh dalam rasio 1+Nk, dimana . Jika
suseptibilitas mula-mula (misal nilai tepat untuk medan lingkungan kecil)mineral
berbentuk batuan jarang melebihi 0,01 emu, bagaimanapun biasanya efek ini tidak
nyata. Hanya dalam tubuh magnetite dimana k sebesar 0,5 emu, kemungkinan
demagnetisasi menjadi siknifikan.
Poin berharga dalam hubungan ini adalah untuk yang tipis, tubuh seperti
lembaran, faktor demagnetisasi lebih besar untuk magnetisasi melintang daripada
paralel. Suseptibilitas sesungguhnya adalah selalu lebih kecil dalam arah melintang
plat daripada arah paralelnya. Tubuh sheetlike mempuyai aeolotropy magnetik alami,
tendensinya adalah membelokkan magnetisasi M keluar arah H
0
menuju bidang tubuh.
Efek aeolotropy mulai nampak jika k melebihi nilai kira-kira 0,02 emu, yang
menyebabkan arah M yang dikontrol oleh dip tubuh pada arah H
0
. Ketika ini terjadi,
koreksi khusus untuk efek demagnetisasi mungkin perlu.
Menurut teori nilai batas, medan magnet di dalam tubuh yang peka dapat
seragam hanya jika tubuh terikat oleh permukaan derajat dua, seperti elipsoid. Untuk
berbagai alasan, lebih tepat untuk menggunakan bentuk seperti lebaran atau prisma
sebagai model interpretasional, dan juga lebih sederhana diasumsikan bahwa tubuh
termagnetisasi uniform. Asumsi ini akan benar-benar gagal di dekat pinggiran dan
sudut, tetapi akan memuaskan dalam keseluruhan tubuh. Ketidakberuntungan
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
16
pendekatan ini adalah kesulitan untuk kekakuan tes, tetapi volume yang dipengaruhi
umumnya kecil untuk tubuh yang mempunyai bentuk sederhana dimana efek
magnetisasi tidak uniform di dekat pinggiran dan sudut mungkin diabaikan.
11-6. Kurva Karakteristik: Model Step
Kita sekarang memutar untuk kebalikan masalah potensial dalam magnetik
yang disebut interpretasi anomali magnetik. Dalam analisis terakhir, semua interpretasi
magnetik adalah taklangsung dalam sense bahwa mereka bergantung pada
penggunaan model. Karena momen magnetik tubuh tidak dapat ditemukan
independent pada bentuknya, pendekatan tak langsung pada interpretasi adalah
terbuka dalam magnetik. Kita sangat bergantung pada metode try and error curve-
matching. Permasalahan praktis tidak bisa dipisahkan dalam pendekatan ini, sesuai
dengan fakta bahwa arah magnetisasi menambah dua variabel baru sebagai tambahan
terhadap dimensi dari model. Jumlah kombinasi parameter yang mungkin untuk
masing-masing model menjadi sangat besar dimana keseluruhan portfolio dari profil
teoritis menjadi suatu ketidakmungkinan praktis. Cara yang lebih kompak untuk
menghasilkan informasi yang sama adalah dengan menset karakteritik kurva untuk
masing-masing model interpretasional. Untuk mengilustrasikan aplikasi model
karakteristik kurva pada interpretasi magnetik, kita akan mempertimbangkan model
step dan model ribbon, dan sebagai tambahan 2 model yang lain yaitu; tabular body
dan prisma vertikal.
Hal yang menarik dalam kemungkinan kesalahan interpretasi yang timbul
adalah dalam hubungannya dengan analisis peta magnetik, kita akan memperhatikan
medan total anomali , diukur dalam arah medan geomagnetik, diatas dua step
dimensional(gambar 10-12). Formula ini diturunkan dari (11.6), tetapi pertama kita
akan menggambarkan arti mengkombinasikan inklinasi I dan deklinasi strike
kedalam variabel tunggal. Kita mencatat bahwa jika strike tubuh dalam arah y ; lalu
, dan
Dan jika kita mendefinisikan sudut baru dengan hubungan
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
17
Maka
) (
) ()
)
( ) *
( )
()
(
) (
)..(11.21)
Dimana k adalah kontras suseptibilitas magnetik volum pada dua media yang
berdekatan.
Kesulitan dengan formula ini adalah bahwa dalam mengkonstruksi kurva
karakteristik menghasilkan sangat banyak format yang berbeda. Tiga contoh dari
latitude magnetik yang sama ditunjukkan dalam gambar 11-5a, b dan c. Profil-profil
ini dihitung untuk kesalahan yang sama dalam tiga deklinasi yang berbeda. Adalah
jelas tidak mungkin mendefinisikan satu set tunggal sifat-sifat yang akan meliputi
variasi yang ekstrim tentang bentuk ini, dan kita harus membagi profil ini ke dalam
dua tipe yang nampak nyata terpisah. Pertama, magnetisasi adalah dalam arah lebih
normal daripada paralel terhadap bidang patah(
)ketika
bentuk pertama (11.21) mendominasi yang kedua dan profil agak simetris, seperti
ditunjukkan dalam gambar 11-5c. Type kedua adalah sebaliknya, dimana magnetisasi
dalam arah lebih paralel daripada normal terhadap bidang patah (
, yang
mana diketahui didepan. Yang mana tidak jatuh pada nilai yang ditabelkan, kita
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
18
akan menginterpolasikan secara normal antara hasil yang diturunkan dari dua set kurva
yang nilai nya dekat dengan nilai obsevasi.
Kurva karakteristik medan-total anomali di atas step transversely- magnetized
jika
| ditunjukkan
dengan mengeplotkan kembali rasio |
| dimana
adalah gradien
horisontal maksimum profil anomali,
Dari formula ini mudah untuk menverifikasi bahwa
adalah lebar
anomali antara dua titik dimana berada setengah jalan diantara nilai
maksimum dan minimumnya.( yaitu
) dan jika L
adalah jarak horisontal antara nilai titik maksimum dan minimum dari ,
maka
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
20
Dan juga
[( ) ( )
( )] ()
dimana
( )
1 1
2 2
( ) ( )
( , ) cos {tan [ ] tan [ }
( ) ( ) ( )
y Y y Y A x w
f x w y Y Q
B x w
B x w D x w y Y
+ + +
+ + =
+
+ + + +
2 2 2 2
1 1
sin { ln[ ( ) ( ) ( )] ln[ ( ) ( ) ( )]}
2 2
Q D x w y Y y Y D x w y Y y Y + + + + + + + + + +
dengan ( ) sin ( )cos A x w h d x w d + = +
( ) ( )sin cos B x w x w d h d + = + +
2 2 2
( ) ( ) D x w x w h + = + +
1
csc
2
w s d = ; Q d =
Pada penurunan persamaan ini O(Y/h)
2
mempunyai nilai yang kecil
sehingga diabaikan, sehingga kita mengharapkan penghitungan tersebut akan lebih
akurat jika Y 3h. Persamaan ini digunakan terutama untuk menghitung s daripada
untuk parameter yang lainnya. Bagaimanapun hal ini memungkinkan
aproksioma(perkiraan) ini lebih bisa diterima. Hal ini memungkinkan untuk
membangun kurva dari rumus dengan cara yang sama sebagaimana yang kita lakukan
pada model pita (model Ribon). Dalam hal ini kita tetapkan s = 1 dan skala semua
ukuran ketebalan, dengan s merupakan dimensi linear pada model. Pada kasus ini
benda dianggap berada pada dua dimensi (Y>>s,h), rumus (11-27) disederhanakan
menjadi:
()
*
()
()
()
Persamaan ini merupakan penjumlahan dari dua fungsi, yang pertama adalah
anti simetris x=0, dan yang kedua, simetris. Sifat ini dapat digunakan didalam
ekploitasi penentuan kedalaman. Dan secara kuantitatif kita dapat menghitung s, h,
dan d berdasarkan hasil pengamatan dilapangan [Cook (8), Hutchinson (9), Gay (10),
dan kemungkinan-kemungkinan yang lainnya]. Untuk yang tidak terbatas, model tabel
(Model Tabular) selama beberapa tahun mendapat banyak perhatian dari para ahli
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
24
geofisika karena tabel ini meniru bentuk geologi yang mengalami peristiwa berkali-
kali di beberapa wilayah.
11-9. Penghitungan numerik pada penampang anomali magnet
Untuk mencocokkan model teori terhadap hasil pengamatan medan magnet,
maka dibutuhkan suatu penyesuaian terhadap benda ada diluar skema yang disesuaikan
dengan profile yang telah dihitung untuk dicocokkan kedalam data hasil pengamatan.
seperti apa yang telah dilakukan didalam interpretasi gravity. Pengabungan ini
memungkinkan pengembagan secara numerik dengan penambahan terhadap beberapa
model. sehingga intensitas total anomali T A berlawanan dengan benda dua dimensi.
sebagai contoh, kita dapat menuliskan:
() *(
+ [( )
( )
) (
)
dimana |=tan
-
(tan i/sin). sehingga didapatkan:
()
(
)
()() ( )() ()
Penggunaan rumus ini diperlukan untuk menarik bagian atas diagram pada interval
yang sin 20 dan diputar pada kenaikan ln r. Pada grafik ditentukan titik tengahnya
dimana penghitungannya dengan garis 0=0 pada garis horizontal. Langkah pertama
(11-28) dihitung dengan menghitung naik nomornya pada daerah yang bersebrangan
dengan S pada bidang. Grafik kemudian diputar hingga 45, dan langkah kedua
ditemukan. Untuk melengkapi penghitungan, tentu saja, | harus diketahui, tapi
nilainya diasumsikan hanya pada langkah terakhir penyelesaian, ketika
penghitungannya relatif mudah untuk membuat alat ukur untuk medan magnet.
Sebagaimana yang dilakukan dalam interpretasi didalam gaya berat, prosedur
pertama biasanya menemukan bentuk S yang menjadi medan magnetnya akan cocok
dengan bentuk anomali penampang. Setelah mengatur penghitungan peristiwa
magnetik harus diatur sedemikian rupa hingga amplitude kurva teoritikal bertepatan
dengan anomali penampang. Ketika bentuknya telah dideterminasikan, nilai akhir M
akan berarti peristiwa magnet pada benda. Jika penghitungan secara menyeluruh
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
25
menyebabkan peristiwa magnet, membagi pada H akan terlihat seperti kelemahan yang
kontras. Untuk menghitung medan vertikal anomali penampang, kita bisa dituliskan
()
()()
( )()
()
Perhitungan yang sama digunakan untuk AT. sama juga dengan Anomaly medan
Horizontal ( AX.)
Koreksi terakhir untuk panjang panjang terhingga bisa dimasukkan kedalam
penghitungan untuk menggambarkan grafik-grafik dengan perbedaan yang sangat
khusus. Anomali medan vertikal pada beberapa titik di garis yang melintang ditenggah
diberikan oleh
()
( )[( )]
()[( )]
()
[( )]
Dimana ( )
Dan ( ) ( ) (
)
Hubungan lambang antara AT dan AX. keduanya berbeda didalam perhitungan, salah
satunya digunakan pada bagian kedua dengan rotasi 45 . Pembatasan pada interpretasi
dengan metode tidak langsung selanjutnya membawa kita terhadap beberapa aturan
baru untuk bentuk benda yang melibatkan dua (atau tiga) penghitungan baru pada
setiap titik diatas bidang.
Permintaan akan tenaga kerja bisa dikurangi dengan menggunakan mesin
penghitung digital. Seperti menyelesaikan masalah didalam intepretassi gravity,
bagaimanapun juga, penghitungan bisa diprogram dengan mudah untuk penampang
dua dimensi. Seperti sebelumnya, kita perkirakan garis luar bersebrangan S dengan
poligon, menurun vertikal yang kita tentukan pasangan koordinatnya (x
i,
y
i
). Kemudian
sisi kth pada poligon akan ditunjukkan oleh rumus
k k
b z a x + = (Gambar 11.20)
dimana
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
26
Anomali Medan vertikal pada titik (0,0) akan diberikan oleh
()
Gambar. 11-20. Garis silang pada benda dua dimensi yang digambarkan dengan poligon
dimana garis integral diambil mengelilingi poligon ABCDE disubstitusikan pada
integral =a
k
, + b
k
kita harus
()
,(
)
(
)
*
(
(
(
(
)+-
Penghitungan ditunjukkan dengan cepat ditentukan pada koordinat vertikal menurun.
Pindahkan yang lama ke posisi baru pada dasar permukaan ekuivalen untuk menambah
nilai kenaikan konstan ke _
k
.
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
27
11-10. Menghitung Kedalaman dari Survey aeromagnetik
Dalam Ekplorasi daerah baru untuk petroleum atau mineral, khususnya endapan
basin, Magnetometer yang digunakan lewat udara sering digunakan sebagai alat untuk
membuat penghitungan awal ketebalan sedimen. Dengan angapan bahwa sedimen
berifat non magnetik, Anomaly magnetik yang timbul berasal dari batuan beku yang
mengkristal secara komplek. Penghitungan untuk menentukan kedalaman pada
material yang termagnetisasi menghasilkan batas atas secara meyeluruh setiap
ketebalan sedimen. karena aplikasi ini hanya mengunakan kedalaman dalam
menentukan sumber yang diperlukan dan bentuknya detail maka hanya sedikit yang
tertarik secara langsung.
Salah satu kesulitan utama dalam interpretasi aeromagnetic adalah alatnya yang
seperti penggaris dipindahkan jauh ke atas benda magnet yang mana benda magnet
tersebut muncul tidak lebih panjang untuk dua dimensi bukan masalah jika bisa
diperpanjang. Kemudian model dua dimensi bernilai kecil dalam interpretasi
aeromagnetik, dan keduanya bukanlah keutamaan sifat kurva yang digunakan untuk
meneliti dipermukaan. Untuk itu dan untuk alasan lain, model yang telah ditemukan
terus berkembang luas didalam pengguanaannya pada aeromagnetik berbeda dari
penelitian yang paling sering digunakan untuk interpretasi survey dipermukaan.
Model tersebut pertama kali diperkenalkan beberapa tahun lalu oleh Vacquier,
Steenland, Henderson, dan Zeith (11), sejak ditemukannya model tersebut menjadi
sangat popular, adalah tanpa dasar, sisi vertikal prisma pada garis berseberangan
didalam segi empat.Adanya Pemikiran untuk menggunakan model ini membahwa
sejumlah efek magnet terhadap dekatnya sumber galian akan bercampur bersama
untuk beberapa tingkatan ketika terlihat dari jarak yang jauh efek terseut akan muncul
sebagai satu pola anomali. Hal ini akan sulit untuk membedakan antara wilayah
percampuran yang dibatasi akibat ganguan batuan beku dan satu bloke mempunyai
material yang temagnetisasi secara merata dari pengamatan bentuk magnetik terdapat
jarak beberapa ratus kaki. Model prisma hanya menyediakan untuk garis luar yang
sangat sederhana untuk volume batuan dimana ditemukanannya mineral yang
termagnetisasi dalam konsentrasi yang sangat besar dan hal ini tidak jauh dengan apa
yang telah dipelajari terkait dengan kejadian geologi mineral tersebut. Keberhasilan
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
28
model ini dalam memperkirakan kedalaman bidang potensial non-magnetik sedikit
dipengaruhi oleh detailnya bentuk pada sumbernya.
Bentuk anomali magnetik pada prisma vertikal dideterminasikan oleh lima
kuantitas,katankanlah panjang dua sisi a dan b, kedalaman h di bawah balon, magnet
azimuth pada sisi b, dan kemiringan magnet i. Dengan memilih a sebagai ukuran
unit, kita harus memiliki empat parameter: h/a, b/c, , dan i, yang mana dua hal
terakhir sama-sama diketahui atau telah diasumsikan sebelumnya. Obyek tersebut
digunakan untuk membuat gambar pola anomali eliminasi a dan b untuk mendapatkan
h.
Empat parameter yang berdiri sendiri menuntun kita pada nomor kasus yang
besar. Ada hubungan yang jelas antara b/a, dan yang mana kita harus memperhatikan
bahwa nilai berada pada 0-90. Bahkan nomor kasus untuk nilai i sangat
mengejutkan. Pola penghitungan anomali bidang total juga terjadi pada anomali
bidang total vertikal yang kedua ( T A c
2
/
2
z c ) untuk nomor pada kasus tunggal terkait
dengan inklinasi magnet yang berkisar antara 0 sampai +90, dan meskipun diagram
ini menempati volume yang kecil, diagram ini tidak dilengkapi dengan pengaturan
yang lengkap. Penggunaan grafik ini membandingkan ukuran sebenarnya pada pola
anomali aeromagnetik dengan panjang yang ekuivalen pada teori diagram yang tepat.
Yang terakhir adalah skala untuk unit h , rasio panjangnya akan diletakkan pada h.
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
29
Informasi-informasi ini bisa kita saring ke dalam pengaturan kurva yang berefek
penurunan volume pada data numerik. Penghitung yang baik untuk ratio a b/ adalah
rasio pada dua kelebaran anomali paralel dan ditransfer ke arah pertemuan, pada
amplitude yang berada di tengah-tengah antara nilai maksimum dan nilai minimum.
Kita harus memberi simbol pada masing-masing lebarnya (
2 / 1
= )
y
dan (
2 / 1
= )
x
.
Penghitung untuk a h/ pada garis lintang yang lebih tinggi ( i 60 ) merupakan
rasio gradien- gradien horisontal maksimum yang ditransfer ke arah pertemuan,
dikalikan dengan (
2 / 1
= )
x
dan dipisahkan oleh amplitudo total (
min max
T T A A ).
Dengan menggunakan lekukan pada dua sisi anomali puncak (keduanya diambil pada
nilai positif), kita hapuskan beberapa daerah gradien linear pada bidang magnet, dan
juga mengurangi efek naik turun, yang tidak boleh ada pada model. Dua penghitung
tersebut ditunjukkan pada gambar.11-21 dan gambar.11-22.
Untuk kurva i =75, dan =45 ditunjukkan pada gambar 11-23, kurva
determinasi h bentuk prisma ( a b/ ) bisa dideterminasi dengan memilih kurva yang
tepat seperti pada gambar.11-24. untuk mengakomodasikan pergeseran penuh nilai
dan i , 30 aturan grafik itu diperlukan. Termasuk juga lebih dari 1.200 kombinasi
empat parameter i , , a h/ , dan a b/ yang berbeda.
Sebagai contoh praktis dalam menggunakan kurva ini, kita lihat gambar 11-25
porsi penelitian aeromagnetik yang dibuat di barat data Ontario, dimana batuan
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
30
Precambrian ditutup dengan kira-kira 3.000 kaki endapan Paleozoic. Penyebab
deklinasi pola anomali adalah 48 , dan inklinasi bidang geomaget adalah 75. Titik
yang sesuai unutuk anomali ini diperlihatkan pada gambar 11-23 dan indikasi nilai 3,5
untuk rasio a b/ dan 1,25 untuk a h/ . Menurut gambar 11-24, nilai (
2 / 1
= )
x
/ h adalah
2,52, dan (
2 / 1
= )
x
=2,40 mi, diikuti h =5.030 kaki. Ketinggian dari atas tanah 1.800
kaki, dan dapat kita simpulkan bahwa kedalaman batuan magnet berada sekitar 3.000
kaki. (anomali yang lebih kecil pada sisi mengindikasikan tingkat kedalaman yang
lebih kecil, yang diperkirakan bahwa prisma bukanlah model yang cocok untuk
peristiwa ini ).
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
31
Pada satu pengertian, model prisma tanpa alas menggambarkan situasi geologi yang
hebat, yang menarik batuan hingga sampai pada tingkat kedalaman yang besar tanpa
mengurangi sifat magnetnya. Hal ini menunjukkan bahwa batuan memiliki sumber
plutonik. Kehebatan lain akan sesuai untuk menarik batuan dalam tatanan yang
mempunyai kedalaman terbatas, karena pola aeromagnetik jarang dideterminasikan
dengan baik bahwa kita bisa memperkenalkan parameter kelima pada kurva.
Sepanjang ketebalan tatanan magnet tidak lebih besar dari jarak vertikal dari udara,
maka model gambar akan memadai. Diperkirakan mempunyai daya tarik magnet pada
arah bidang geomagnetik dengan daya tarik pada permukaan yang menghasilkan
peristiwa magnet rata-rata dan tingkat ketipisan.
Penghitung untuk model gambar horisontal sama dengan yang kita gunakan
untuk prisma. Karakter kurva tidak ditunjukkan karena menyerupai prisma, kecuali
jika dipindahkan ke atas. Sehingga, nilai untuk h lebih besar akan ditarik kesimpulan
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
32
dari gambar model dari prisma, untuk pola anomali yang sama. Batasan sumber
kedalaman kadang bisa dibedakan dari tingkat kedalamannya dan tingkat
kemiringanya yang lebih pada puncak anomali. Dalam hal ini diragukan atau tidak
pasti, dua model bisa digunakan untuk menghitung loncatan h yang lebih tinggi dan
lebih rendah.
Sebagai model kedua untuk interpretasi aeromagnet, kita harus memperhatikan
naik turunnya tingkat pertemuan. Ini merupakan model yang sama yang sebelumnya
kita gunakan untuk menggambarkan pemalang atau lapisan dalam penelitian
pengukuran tanah. Sekarang diperkenalkan model ini untuk menggambarkan zona
mineral, retakan, atau daerah intrusif yang linear di garis umum. Dalam batuan
Precambrian biasa terdapat banyak retakan dan yang paling tipis dalam proporsi
panjangnya untuk digambarkan dengan prisma. Sehingga kita tahu bahwa garis yang
tak terbatas tipisnya dan hanya memiliki magnet pada permukaannya saja. Dua
keunggulan moel ini adalah bangun tanpa alas l yang sesuai untuk wilayah
retakan dalam dan garis batas pada itik 0 l yang menggambarkan tatanan perangkai
magnet.
Kita harus mengabaikan daya tarik magnetnya dan asumsi bahwa gambar
merupakan magnet arah H
0
. Sebagaimana kita temukan lebih awal bahwa daya tarik
maget seperti efek pernyataan pada penghitungan naik turunnya model hanyalah efek
magnetisasi untuk penelitian kedalaman. Naik turunnya garis kurva bukan merupakan
kuantitas mudahnya diinterpretasikan dari anomali aeromagnetik dalam beberapa
kasus, dan sejauh pembelajaran tentang kedalaman, kedalaman mempunyai sedikit
daya tarik. Sehigga rumus yang digunakan untuk anomali bidang total adalah
( ) ( )
2 2
( , ) (1 cos cos ) , , T x y Ms i f x y Y f x y Y A = + (
Dimana
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
33
( )
( )
*
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
+ [(
)( )
( )]
( ) *
( )
( )
+
Dimana 2 Q d | = ;
tan
tan
sin
i
|
= , cos cot K | =
sin cos A h d x d = sin cos B x d h d = +
2 2 2
( cos ) ( sin ) C x l d h l d = + +
2 2 2
D x h = +
Rumus ini berisi enam parameter, , , , , , i d Y l h dan . Dua dari enam parameter
tersebut, i dan , harus diketahui, dan yang ketiga, l , akan digunakan sebagai satuan
panjang. Sehingga tiga parameter bebas, , / , / , l Y l h viz dan d . Pertemuan panjang
pada prinsip penampang sepanjang Y2l, jadi karakteristik kurva bisa digambar untuk
berbagai macam kombinasi pada i dan dan untuk Y/ l =0,5, l dan .
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
34
Karakteristik penghitung untuk kedalaman adalah rasio w
s
=1,95 dan (
min
T T
maks
A A )
) cos cos 1 ( /
2 2
i Ms h =1,87. untuk
2 / 1
= =2,40 mil dan
min
T T
maks
A A =166 gamma,
hal ini menghasilkan h =6.500 kaki dan Ms=11 emu, dengan s dalam kaki. Sehingga
muncul model pita ketebalan endapan pada 4.700 kaki., padahal prisma
Interpretasi Kuantitatif Anomali Magnetik
35
mengindikasikan ketebalan maksimum hanya 3.200 kaki. Tetapi ketika kita
menghitung dan prinsip penampang pada dua model paling cocok dan dibandingkan
dengan nilai observasi (gambar 11-28), beberapa ambigu diantara dua model tersebut
sesekali muncul. Hal ini jelas dari hasil zona magnet yang mempunyai ketebalan yang
bisa dilihat oleh operasi magnetometer pada jarak 5.000 kaki atau lebih.
Ketiga model tersebut sering kali digunakan didalam interpreatasi
aeromagnetik dan untuk model tabular tellah panjang lebar didiskusikan pada sub bab
11.8. Disana terdapat kemungkinan yang lain. kita tidak dapat megilustrasikan lebih
banyak dari kedua model yang sudah didiskusikan, tetapi hal yang patut diperhatikan
dari apa yang ditemukan mengenai anomaly di barat daya Ontario dengan model
tabular sangat cocok dengan apa yang ditemukan dengan model prisma vertikal. Pada
akhirnya kita dapat mengmentari hasil perhitungan dari apa yang dilakukan survvey
aeromagnetik sangat tergantung apa yang digunakan pada anomaly dan model. Hasil
temuan ini sangat memuaskan, tetapi dibutuhkan kehati-hatian.