Anda di halaman 1dari 5

Gurindam Perpisahan dan Romadan

Ayahanda tercinta tiada dua kasihnya seiring tika suka dan duka Tiada terbanding kasih dan sayang buat anakanda nan seorang Ditatang dijaga dari petaka agar terhindar onar celaka Doa ayahanda di malam syahdu Kau sihatkan sejahterakanlah ya ALLAH anakandaku Anakandaku ini malang nasibnya ditinggal seorang tiada pembela Persis bidalan warisan moyang belayar bersama karam seorang Setelah ibarat kapal yang bocor ditinggal pergi nasib tersungkur Sungguh-sungguh ayahanda membela segenap kehendak ayahanda rela Namun ayahanda berlalu pergi tika Romadan di subuh hari Tinggal anakanda terkontang-kanting tiada lagi teman pendamping Tugas ayahanda berpindah tangan bonda pula terima bebanan Nasib anakanda masih sama mengharapkan bantuan demi hidupnya Bonda melakukan seupaya daya demi anakanda warisan ayahnda Menggantung harapan menggunung tinggi pundak bonda yang menanggungngi Tanpa salam tanpa pamitan bonda pula menyusul perjalanan Aduhai ayahanda aduhai bonda mohon maafkan kesilapan anakanda Jasamu berdua dan baik budi tidakkan terbalas kekal abadi Ikhlaskan pertolongan kasih dan sayang kepada anakmu yang malang Selalu teringat selalu terkenang cinta kasihmu tidak terbilang

Rindu sungguh ingin bertemu moga bahagia di alam baru kukirim salam kukirim rindu dan doa-doa di Romadan syahdu

PANTUN PERPISAHAN Menggantung harapan menggunung tinggi pundak bonda yang menanggungngi Tanpa salam tanpa pamitan bonda pula menyusul perjalanan Aduhai ayahanda aduhai bonda mohon maafkan kesilapan anakanda Jasamu berdua dan baik budi tidakkan terbalas kekal abadi Ikhlaskan pertolongan kasih dan sayang kepada anakmu yang malang Selalu teringat selalu terkenang cinta kasihmu tidak terbilang Rindu sungguh ingin bertemu moga bahagia di alam baru kukirim salam kukirim rindu dan doa-doa di Romadan syahdu PANTUN PERPISAHAN

tak ada kekuatanku untuk menahanmu pergi tapi pintu ini slalu terbuka untukmu. kapanpun kau kembali, maka kembalilah. dan masukilah ruang-ruang kelas ini tanpa harus menjadi tamu baru kembali karena kau masih menjadi bagian dari kami karena kau menggenapkan semangat kebersamaan kami. Jika saja yang kau tinggalkan adalah arena persajakan maka tentunya masih banyak arena yang bisa kau masuki di sekolah ajak pula kami untuk ikut serta menjadi bagian di dalamnya dan kami pun tak kan pernah kehilangan siapapun di dalamnya. kerinduan untuk kembali pasti akan ada maka segeralah kembali dan jangan pernah menunda itu..

PANTUN PERPISAHAN
Tuai padi antara masak Esok jangan layu-layuan Intai kami antara nampak Esok jangan rindu-rinduan

Kalau ada sumur di ladang Boleh saya menumpang mandi Kalau ada umur yang panjang Boleh kita berjumpa lagi

Hari ini menanam jagung Hari esok menanam serai Hari ini kita berkampung Hari esok kita bersurai

Malam ini menanam jagung Malam esok menanam serai Malam ini kita berkampung Malam esok kita bercerai

Hari ini menugal jagung Hari esok menugal jelai Hari ini kita berkampung Hari esok kita bercerai

Batang selasih permainan budak Berdaun sehelai dimakan kuda Bercerai kasih bertalak tidak Seribu tahun kembali juga

Orang Aceh sedang sembahyang Hari Jumaat tengah hari Pergilah kasih pergilah sayang Pandai-pandailah menjaga diri

Mana Manggung, mana Periaman Mana batu kiliran taji Tinggal kampung tinggal halaman Tinggal tepian tempat mandi

Bintang Barat terbit petang Bintang Timur terbit pagi Jika tidak melarat panjang Ada umur ketemu lagi

Dari mana hendak ke mana Tinggi rumput dari padi Tahun mana bulan mana Dapat kita berjumpa lagi?

Dian tiga lilin pun tiga Tanglung tergantung rumah laksamana Diam juga sabar pun juga Ada umur tidak ke mana

Tuan puteri pergi ke Rasah Pulang semula sebelah pagi Kita bertemu akhirnya berpisah Diizin Tuhan bersua lagi

PANTUN PERPISAHAN

Berikan aku sehembus cinta biar kudinginkan jiwa meronta.

Hulurkan aku secubit kasih menyebar belas takkan tersisih.

Tebarkan padaku sejambak simpati harumlah nanti membujuk hati.

Kurela hadirnya semangat membara tak gusar kutempoh hangat sang lara.

Sinaran ikhlas pada malam meminjam merajai siang hingga aku terpejam.

Mutunya pada kesucian cinta walau dipinta tak terjangkau tinta.

Anda mungkin juga menyukai