Anda di halaman 1dari 64

u+

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


Pokok Bahasan :
I. Pengerti an Dasar Fl ui da
PENDAHULUAN Sigit Supadmo
Arif,
Murtining
rum
Menjelaskan tentang sistem
perkuliahan, cara penilaian dlsb.
Mempelajari tentang pentingnya
pemahaman ilmu Mekanika Fluida
untuk proses pembelajaran dan
pengembangan teknik pertanian.
PENGERTIAN
DASAR TENTANG
FLUIDA
Sigit Supadmo Arif,
Murtiningrum
Membahas tentang sifat dasar fluida,
satuan, kerapatan, berat spesifik,
volume spesifik, kompresibilitas,
elasitisitas,kekentalan,tegangan
permukaan, dan kapileritas
STATIKA FLUIDA Sigit Supadmo Arif,
Murtiningrum
Membahas tentang statika fluida,
hubungan antara tekanan, kerapatan
dan tinggi fluida, tekanan absolut dan
tekanan alat, manometri, gaya dan
benda-benda tenggelam, Buoyansi
Ujian tengah
semester
Sigit Supadmo Arif,
Murtiningrum
Jadwal ujian ditetapkan oleh Fakultas
Bentuk integral
hukum dasar
Sigit Supadmo
Arif,
Murtining
rum
Membahas tentang bentuk integral
hukum dasar, konsep volume kendali,
ketunakan, hukum kekekalan massa,
momentum dan energi
Lamineritas dan
turbulensi
Sigit Supadmo
Arif,
Murtining
rum
Membahas tentang konsep lamineritas
dan turbulensi
Aliran dalam pipa Sigit Supadmo
Arif,
Murtining
rum
Membahas tentang aliran dalam
saluran tertutup (pipa)
Aliran dalam
saluran terbuka
Sigit Supadmo
Arif,
Murtining
rum
Membahas tentang aliran dalam
saluran terbuka, aliran kritis, aliran
seragam
Bahan Ajar Mekanika Fluida
1
1. Deskripsi Singkat
Ruang lingkup mata kuliah ini meliputi: (1) sifat-sifat fluida, (2) tekanan hidrostatika,
(3) hidrodinamika, dan (4) aliran melalui pipa.
1. Sifat-Sifat Fluida :
Definisi, Dimensi & Satuan, dll
2. Hidrostatika :
Gaya hidrostatika, Keseimbangan Benda Terapung
3. Hidrodinamika :
Jenis-jenis aliran, debit, persamaan kontinuitas, energi potensial & kinetik.
4. Aliran Melalui Pipa :
Kecepatan kritis, kehilangan tinggi tekanan, sistem jaringan pipa.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
2
Memahami prinsip dan konsep
mekanika fluidaserta
penerapannya yang berkaitan
dengan rekayasa sipil
Jadwal Jadwal Perkuliahan Perkuliahan
3 x 100 3 x 100
4 x 100 4 x 100
Hidrodinamika Hidrodinamika
Aliran Aliran Melalui Melalui Pipa Pipa
IX IX XI XI
XII XII - - XV XV
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) XVI XVI
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) VIII VIII
100 100
2 x 100 2 x 100
4 x 100 4 x 100
Penjelasan Penjelasan GBPP/ GBPP/Kontrak Kontrak Perkuliahan Perkuliahan/ /
Pengertian Pengertian Fluida Fluida. .
Sifat Sifat- -Sifat Sifat Fluida Fluida
Hidrostatika Hidrostatika
I I
II II - - III III
IV IV - - VII VII
Materi Materi
Waktu Waktu
( (menit menit) )
Minggu Minggu
Ke Ke
Bahan Ajar Mekanika Fluida
3
Jadwal Jadwal Perkuliahan Perkuliahan
3 x 100 3 x 100
4 x 100 4 x 100
Hidrodinamika Hidrodinamika
Aliran Aliran Melalui Melalui Pipa Pipa
IX IX XI XI
XII XII - - XV XV
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) XVI XVI
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) VIII VIII
100 100
2 x 100 2 x 100
4 x 100 4 x 100
Penjelasan Penjelasan GBPP/ GBPP/Kontrak Kontrak Perkuliahan Perkuliahan/ /
Pengertian Pengertian Fluida Fluida. .
Sifat Sifat- -Sifat Sifat Fluida Fluida
Hidrostatika Hidrostatika
I I
II II - - III III
IV IV - - VII VII
Materi Materi
Waktu Waktu
( (menit menit) )
Minggu Minggu
Ke Ke
2. Kegunaan Mata Kuliah
Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memahami prinsip dan
konsep Mekanika Fluida.
3. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini yang diberikan selama satu semester,
mahasiswa dapat memiliki pengetahuan mengenai sifat-sifat, prinsip fluida serta
penerapannya yang berkaitan dengan rekayasa sipil.
4. Susunan Bahan Ajar
Bab I. Sifat-Sifat Fluida
Bab II. Hidrostatika
Bab III. Hidrodinamika
Bahan Ajar Mekanika Fluida
4
Bab IV. Aliran Melalui Pipa
5. Petunjuk Bagi Mahasiswa
1) Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca bahan ajar
ini dan dapat diperkaya dengan sumber acuan lain yang relevan pada setiap
pertemuan;
2) Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan, sangat dianjurkan mahasiswa
melakukan penulusuran literatur maupun perkembangan-perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang mekanika fluida;
3) Mintalah petunjuk kepada dosen jika ada masalah yang belum terselesaikan, baik
dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas;
4) Kerjakan setiap tugas terstruktur yang diberikan kepada saudara pada setiap akhir
kegiatan/pertemuan dengan sebaik-baiknya.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
5
BAB I
SIFAT-SIFAT FLUIDA
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari definisi fluida, rapat massa-rapat
relative dan berat, kemampatan fluida, fluida nyata dan fluida ideal, tegangan
permukaan, kapilaritas, tekanan atmosfir-relatif dan mutlak serta sifat-sifat gas.
2. Relevansi
Materi kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami prinsip dan konsep
Mekanika Fluida.
3. Kompetensi Dasar
Pada pertemuan ini diharapkan hal-hal sebagai berikut :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan definisi fluida;
2). Mahasiswa dapat menjelaskan rapat massa-rapat relative dan berat jenis;
3). Mahasiswa dapat menjelaskan kemampatan fluida;
4). Mahasiswa dapat menjelaskan fluida nyata dan fluida ideal;
Bahan Ajar Mekanika Fluida
6
5) Mahasiswa dapat menjelaskan tegangan permukaan;
6) Mahasiswa dapat menjelaskan kapilaritas;
7) Mahasiswa dapat menjelaskan tekanan atmosfir-relatif dan mutlak;
8) Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat gas.
B. Penyajian
Pertemuan I - II
1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang bisa mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap
perubahan bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruang / tempat yang membatasinya. Fluida dapat dibagi menjadi dua macam yaitu zat
cair dan gas.
Zat cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa, yang terpenting adalah sebagai
berikut ini.
1. Kedua zat ini tidak melawan perubahan bentuk.
2. Kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser, yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan fluida atau gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan tersebut antara satu terhadap yang lain. Oleh karena itu
apabila ada sentuhan sedikit saja, dua lapisan yang saling berdampingan akan
bergerak antara satu terhadap lainnya.
Sedang perbedaan utama antara zat cair dan gas adalah sebagai berikut ini.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
7
1. Zat cair mempunyai muka air bebas, dan massa zat cair hanya akan mengisi volum
yang diperlukan dalam suatu ruangan; sedangkan gas tidak mempunyai permukaan
bebas dan massanya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair praktis merupakan zat yang tak termampatkan, sedang gas adalah zat yang
bisa dimampatkan.
Dalam hal ini akan dipelajari sifat-sifat fluida seperti rapat massa, berat jenis,
kemampatan fluida, kekentalan, tegangan permukaan, kapilaritas, dan sebagainya.
2.2. Rapat Massa, Rapat Relatif Dan Berat Jenis
Rapat massa, (rho), didefinisikan sebagai massa fluida per satuan volume pada
suhu dan tekanan tertentu. Rapat massa pada suatu titik ditulis dalam bentuk matematis
V
M
V


lim
0

dengan M adalah massa yang menempati volume V . Apabila massa diberikan dalam
kilogram, maka rapat massa adalah dalam kilogram per meter kubik. Rapat massa air
pada 4 C dan tekanan atmosfer standar adalah 1000 kg/m3.
Rapat relative didefinsikan sebagai perbandingan antara rapat massa suatu zat dan
rapat massa air pada 4 C dan tekanan atmosfer standar. Bilangan ini tak berdimensi dan
diberi lambing S.
Berat jenis yang diberi notasi (gamma), adalah perbandingan antara berat benda
dan volume benda. Berat suatu benda adalah hasil kali antara massa dan percepatan
gravitasi. Terdapat hubungan antara berat jenis dan rapat massa dalam bentuk
g
dengan :
= rapat massa (kg/m
3
untuk satuan SI atau kg
m
/m
3
untuk satuan MKS)
Bahan Ajar Mekanika Fluida
8
g = perecepatan grafitasi (m/s
2
)
= berat jenis (N/ m
3
untuk satuan SI atau kg/ m
3
MKS )
Berat jenis air pada 4 C dan tekanan atmosfer adalah 9,81 kg/ m
3
atau 1000
kg/m
3
. Perubahan rapat massa dan berat jenis fluida terhadap suhu dan tekanan adalah
sangat kecil sehingga dalam praktek perubahan tersebut diabaikan. Sedang rapat massa
gas sangat tergantung pada suhu dan tekanan.
2.3. Kemampatan Fluida
Kemampatan fluida K didefinisikan sebagai perubahan/pengecilan volume karena
adanya perubahan tekanan, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara perubahan
tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal
sebagai modulus elastisitas.
Apabila dp adalah pertambahan tekanan dan dV adalah pengurangan volume awal,
maka
V dV
p
K
/

Apabila ditinjau benda dengan volume V dan massa M, maka :
V M /
Persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai K tergantung pada tekanan dan rapat
massa. Oleh karena rapat massa dipengaruhi oleh suhu, maka nilai K juga tergantung
pada perubahan suhu selama pemampatan. Apabila perubahan terjadi pada suhu konstan
maka Ki disebut dengan modulus elastisitas isotermis, dan apabila tidak terjadi transfer
panas selama proses perubahan, maka K
a
disebut dengan modulus elastisitas adiabatik.
Untuk zat cair dan zat padat, K
a
= Ki,
Bahan Ajar Mekanika Fluida
9
Harga K untuk zat cair adalah sangat besar sehingga perubahan rapat massa karena
perubahan tekanan adalah sangat kecil. Oleh karena itu perubahan rapat massa zat cair
sering diabaikan dan zat cair dianggap sebagai zat tak kompresibel. Tetapi pada kondisi
tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan bahwa
zat cair tak kompresibel tidak bisa berlaku. Keadaan ini terjadi misalnya pada penutupan
katub turbin pembangkit listrik tenaga air secara mendadak sehingga mengakibatkan
perubahan ( kenaikan ) tekanan yang besar.
2.4. Fluida Nyata Dan Fluida Ideal
Seperti telah dijelaskan di depan, fluida hanya memberikan tahanan yang sangat
kecil terhadap gaya geser yang berusaha untuk mengubah bentuk. Sifat ini menunjukkan
bahwa hanya ada gaya geser yang kecil pada dua lapisan fluida yang bergerak antara
satu terhadap lainnya. Dengan demikian dapat dianggap bahwa gaya geser tersebut dapat
diabaikan. Untuk beberapa fluida seperti air dan udara, anggapan tersebut masih bisa
diterima karena kecilnya gaya geser yang terjadi. Apabila tidak dilakukan anggapan
tersebut, maka dalam analisis gerak fluida harus diperhitungkan gaya-gaya geser yang
terjadi. Gaya geser ini tergantung pada kekentalan fluida dan gradien kecepatan pada
fluida yang mengalir. Aliran fluida yang ada di alam (fluida nyata ) akan menimbulkan
tegangan geser, seperti misalnya aliran air di dalam pipa atau saluran terbuka, atau suatu
benda yang bergerak di dalam zat cair.
Fluida yang tidak mempunyai kekentalan, sehingga tidak terjadi tegangan geser di
antara partikel, dan tak kompresibel disebut dengan fluida ideal. Fluida semacam ini
tidak ada di alam, tetapi anggapan fluida ideal ini banyak dilakukan untuk memudahkan
analisis aliran fluida.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
10
2.5. Tegangan Permukaan
Molekul-molekul zat cair saling tarik-menarik diantara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa. Dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
pusat-pusat massa. Gaya tarik-menarik tersebut adalah setimbang. Tetapi pada
permukaan zat cair dan udara, atau antara zat satu dengan zat lainnya, gaya tarik ke atas
dan ke bawah tidak setimbang. Ketidaksetimbangan tersebut menyebabkan terjadinya
lapisan tipis pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk menahan
tegangan tarik. Sifat zat cair yang mempunyai kemampuan tersebut dikenal dengan
tegangan permuka Tegangan permukaan (sigma) bekerja pada bidang permukaan
yang sama besar di semua titik. Gaya tarik yang bekerja pada permukaan akan berusaha
untuk meminimumkan luas permukaan. Oleh karena tetesan zat cair akan berusaha untuk
berbentuk bulat agar luas permukaannya minimum. Pada tetesan zat cair, tegangan
permukaan akan menaikkan tekanan di dalam tetesan. Suatu tetes zat cair dengan jari-jari
r, tekanan dalam p yang diperlukan untuk mengimbangi gaya tarik karena tegangan
permukaan dihitung berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada belahan tetes zat cair.
Gaya tekanan dalam adalah
2
r p sedang tegangan permukaan pada keliling adalah
r 2 . Untuk kesetimbangan, berlaku:
p r
2
2 atau
r p / 2
Di dalam bidang teknik, besarnya gaya tegangan permukaan adalah sangat kecil
dibanding dengan gaya-gaya lain yang bekerja pada fluida, sehingga biasanya dapat
diabaikan.
2.6. Kapilaritas
Bahan Ajar Mekanika Fluida
11
Kapilaritas disebabkan oleh gaya kohesi dan adesi. Di dalam suatu tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adesi maka zat cair akan naik,
jika kohesi lebih besar dari adesi maka zat cair akan turun.
Kenaikan (atau penurunan ) kapiler di dalam suatu tabung dapat dihitung dengan
menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.
h r r
2
cos 2
( ) r h / cos 2
dengan :
: tegangan permukaan : berat jenis zat cair
: berat jenis zat cair
r : jari-jari tabung
n : kenaikan kapiler.
2.7. Tekanan Atmosfir, Relatif dan Mutlak
Telah diketahui bahwa udara di atmosfer ini mempunyai berat. Karenanya maka
udara tersebut bisa menimbulkan tekanan pada permukaan bumi. Rapat massa udara
tidak konstan, yang tergantung pada ketinggian, suhu dan kelembaban. Oleh karena itu
tekanan atmosfer, yang disebabkan oleh berat atmosfer atau udara di atas permukaan
bumi, sulit (tidak dapat) dihitung. Tekanan atmosfer dapat diukur berdasarkan tinggi
kolom zat cair yang bisa ditahan. Di permukaan laut, tekanan atmosfir yang ditimbulkan
oleh kolom udara seluas 1 cm
2
dan setinggi atmosfir adalah.sebesar 1,03 kg. Dengan kata
lain, tekanan atmosfer pada permukaan laut adalah 1,03 kg/cm
2
, atau dapat juga
Bahan Ajar Mekanika Fluida
12
ditunjukkan oleh 10,3 m air atau 76 cm air raksa ( Hg ). Tekanan atmosfer akan
berkurang dengan elevasi/ketinggian tempat.
Tekanan relatif atau tekanan terukur adalah tekanan yang diukur berdasarkan
tekanan atmosfer. Tekanan ini bisa lebih besar atau lebih dari tekanan atmosfer lokal.
Fluida yang berhubungan dengan udara luar (atmosfer) bertekanan nol, sehingga tekanan
relatif adalah positip bila lebih besar dari tekanan atmosfer dan negatip apabila lebih
kecil.
Tekanan mutlak merupakan jumlah tekanan atmosfer dengan tekanan relatif.
Apabila tekanan relatif negatip, maka tekanan mutlak adalah tekanan atmosfer dikurangi
tekanan relatif.
Gas mempunyai sifat mudah berubah bentuk, kompresibel, dan berusaha untuk
memenuhi ruangan yang ditempati dengan perubahan rapat massanya. Pada tekanan
konstan, volume yang ditempati sangat tergantung pada suhu. Sifat gas nyata tidak sama
dengan fluida ideal. Fluida sempurna (ideal) tidak mempunyai kekentalan sehingga tidak
terjadi tegangan geser dan tak kompresibel. Sedang gas nyata mempunyai kekentalan,
jadi terdapat tegangan geser, dan kompresibel.
2.8. Sifat-Sifat Gas
Hubungan antara suhu, tekanan dan rapat massa semua gas adalah tidak sederhana.
Tetapi untuk kebanyakan gas terdapat hubungan yang pasti dan sifat-sifat gas semacam
itu disebut dengan gas sempurna (ideal), yang akan dipelajari dalam bab ini.
Gas sempurna didefinisikan sebagai zat yang memenuhi persamaan berikut ini:
RT p
Bahan Ajar Mekanika Fluida
13
dengan p adalah. tekanan mutiak, adalah rapat massa gas pada suhu mutlak T, dan R
adalah tetapan gas semesta. Persamaan tersebut dikenal dengan persamaan keadaan
gas sempurna. Beberapa gas nyata mengikuti hukum di atas kecuali pada suhu dan
tekanan sangat tinggi.
Dari persamaan di atas terlihat bahwa perubahan rapat massa tergantung pada
perubahan suhu atau tekanan atau keduanya. Apabila perubahan rapat massa terjadi pada
suhu konstan maka proses tersebut dikenal dengan isotemsis; dan hubungan antara p dan
mempunyai bentuk berikut ini
tan / kons p
sedang apabila tekanan konstan, persamaan di atas menjadi:
T = konstan.
Apabila perubahan rapat massa terjadi tanpa adanya perpindahan panas ke dan dari
gas, maka proses tersebut dikenal dengan adiabatik. Selain itu apabila tidak terjadi
panas yang ditimbulkan di dalam gas karena adanya gesekan, maka dapat ditunjukkan
bahwa hubungan antara tekanan dan rapat massa, yang dikenal dengan kondisi isentropic.
Soal :
1. Satu liter air mempunyai berat 0,7 kg. Hitung berat jenis, rapat massa
dan rapat relative?
2. Satu liter minyak mempunyai berat 7,0 N. Hitung berat, rapat massa dan
rapat relative?
3. Tabung gas bergaris tengah 3 mm dimasukkan secara vertikal ke dalam
air. Hitung kenaikan kapiler apabila tegangan permukaan = 0,0725
gram/cm?
Bahan Ajar Mekanika Fluida
14
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Saudara dapat menguasai materi ini apabila Saudara membaca dengan
baik, dan membuat ringkasan materi yang telah diberikan. Selanjutnya
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada akhir bab ini. Apabila
pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, maka Saudara dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Akan tetapi, apabila
Saudara belum dapat menjawab dengan baik, Saudara harus mengulangi
kegiatan belajar pada materi ini terutama pada bagian materi yang belum
dikuasai. Selamat bekerja!
Senarai
adiabatik : perubahan rapat massa tanpa perubahan panas ke dan dari gas.
isentropik : hubungan antara tekanan dan rapat massa
Bahan Ajar Mekanika Fluida
15
BAB II
TEKANAN HIDROSTATIKA
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari tekanan pada suatu titik,
distribusi tekanan, gaya hidrostatis pada bidang tenggelam, dan keseimbangan benda
terapung.
2. Relevansi
Materi kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami prinsip dan
konsep Mekanika Fluida.
3. Kompetensi Dasar
Pada pertemuan ini diharapkan hal-hal sebagai berikut :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan tekanan pad suatu titik;
2). Mahasiswa dapat menjelaskan distribusi tekanan;
3). Mahasiswa dapat menjelaskan gaya hidrostatis pada bidang tenggelam ;
4). Mahasiswa dapat menjelaskan keseimbangan benda terapung.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
16
B. Penyajian
Pertemuan III - VII
2.1. Tekanan Pada Suatu Titik
Pada fluida diam, tidak terjadi tegangan geser dan gaya yg bekerja pada suatu
bidang adalah gaya tekanan yang bekerja pada bidang tersebut, serta tekanan pada
setiap titik sama dalam segala arah.
Untuk membuktikan hal ini, dipandang suatu elemen fluida berbentuk prisma
segitiga sangat kecil dengan lebar 1 satuan panjang ( bidang gambar) panjang dan
tinggi = dx dan dz
Gambar 2.1. Elemen Fluida Diam
Sisi segitiga tersebut mempunyai hubungan sbb : dx = dl . cos
dz = dl . sin
Berat prisma segitiga fluida adalah : W = g dz (dx1)
Bahan Ajar Mekanika Fluida
17
x
z
l
pz
px
pl

p adalah tekanan
px & pz adl tekanan dalam
arah horisontal
& vertikal
Gaya tekanan yang bekerja pada bidang permukaan dalam arah x, y dan z :
Fx = p
x
. dz 1
Fz = p
z
. dx 1
F = p . dl 1
Persamaan keseimbangan untuk arah x dan z yaitu :
Yang berarti bahwa tekanan dalam berbagai arah yang
bekerja pada suatu titik dalam fluida diam adalah
sama.
Besarnya gaya tekanan yang bekerja pada suatu bidang datar rumusnya sbb :

A
dA p F .
atau
A p F .
2.2 Distribusi Tekanan
Ditinjau suatu elemen kubus fluida kecil tak terhingga di dalam fluida diam dengan
panjang sisi dx, dy dan dz, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 2.2. Elemen Fluida Berbentuk Kubus
Gaya-gaya yang bekerja pada kubus adalah : - berat fluida, dan
- gaya tekanan yang bekerja pada
sisi-sisinya.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
18
Fx = Fz = F
pz
px px
pz+dz
( ) z pz /
px+dx
( ) x px /
py+dy
( ) y py /
py
W
W = .g. dx.dy.dz
Berat kubus adalah :
Dalam arah sb.x tekanan yang bekerja pada pusat sisi kiri = px
Dengan deret Taylor dapat dicari tekanan pada sisi kanan = px+dx(
x px /
)
dinyatakan nilai f pada titik x
i+1
terletak pada jarak x dari titik x
i
demikian juga untuk sisi-sisi yang lain :
- tekanan pada sisi kiri : px
- tekanan pada sisi kanan : px+dx
) / ( x px
- tekanan pada sisi bawah : pz
- tekanan pada sisi atas : px+dx
) / ( z pz
- tekanan pada sisi depan : py
- tekanan pada sisi belakang : px+dx
) / ( y py
Oleh karena fluida diam maka tidak ada gaya geser, sehingga tidak ada gaya
vertikal yg bekerja pd sisi2 vertikal kubus.
Kondisi keseimbangan untuk arah x dan y :
0

x
p
;
0

y
p
Kondisi keseimbangan gaya pada arah vertical dengan mengingat pz = p, adalah :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
19
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
!
...
! 2
"
! 1
'
2
1
n
x
f
x
x f
x
x f x f x f
n
n
i i i i

+ +

+
+
( ) [ ] 0 . . . . / . . + dz dy dx g dy dx z p dz pz dy dx pz
atau :
0 . . . . .

,
_

dz dy dx g dz dy dx
z
p

oleh karena tekanan p hanya tergantung pada variabel bebas z, maka persamaan pada
arah vertikal yang berbentuk diferensial parsial dapat ditulis :
Apabila dicari tekanan p pada suatu titik yang berjarak z dari permukaan fluida, maka
persamaan tersebut harus diintegralkan terhadap z, sehingga :
Untuk fluida tak kompresibel, nilai
g
(berat jenis fluida) konstan
Apabila pada kedalaman z = h , besarnya tekanan adalah :
Gaya pada dasar : F = tekanan x luas = p x A
Gambar berikut merupakan tekanan hidrostatis pada kolam dengan bentuk berbeda :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
20
g
z
p

diferensial parsial
g
dz
dp
diferensial biasa
dp = - g dz
pers. statika fluida
p = -

dz g
p = - z + konstanta
pers. hidrostatis
p = g h
F = gh . A = h A
Walaupun masing-masing kolom berbeda bentuk dan berat fluida berbeda, tetapi tekanan
dan gaya pada dasar masing-masing kolam adalah sama tergantung pada h.
2.3. Gaya Hidrostatis Pada Bidang Tenggelam
a) Bidang Horisontal

b) Bidang Vertikal
Untuk menentukan
h
dipandang elemen yang lebarnya b dan tinggi dx sejauh x dari
permukaan cairan :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
21
h
luas A luas A luas A luas A
F

h
luas A
Bidang luas A terletak mendatar dalam
cairan dengan berat jenis .
Jarak bidang tsb sampai ke permuk. = h
maka :
A h F

Bidang luas A terletak vertikal dalam


cairan dengan berat jenis .
Titik berat (Cg) terletak sejauh
x
dari
permukaan, maka :
Sedangkan p bekerja pada titik pusat
tekanan Cp sejauh
h
dari permukaan.
A x F
h
x
x
b
dF
F
Cg
Cp
dx
I
cg
= momen inersia
c. Bidang Miring
maka : dF = . (y sin ). dA
F = . (y sin ). dA
= . sin . A. y
= A ( y sin )
A x
Menentukan
h
adalah :
2.4. Keseimbangan Benda Terapung
Bahan Ajar Mekanika Fluida
22
Cg A
I
x h
cg
.
+

Bidang luas A terletak miring dalam cairan


dengan berat jenis .
Sudut antara bidang dgn permukaan =
Titik berat (Cg) terletak sejauh
x
dari
permukaan.
Titik pusat tekanan (Cp) sejauh
h
dari
permukan.
Elemen luas dA berjarak x dr. permukaan
Tekanan bekerja pd elemen tsb adalah dF
dengan : x = y . sin
dA x dF . .
h
y
x
y
dF
F
Cg
Cp
yp

luas dA
A x F
x A
I
x h
cg
.
sin
2
+
+
2.4.1 Gaya Apung
Gaya apung tersebut bekerja pad pusat zat cair yang dipindahkan benda, yang
disebut pusat apung. Jika suatu benda dicelupkan kedalam air atau cairan, akan mendapat
tekanan keatas (gaya apung = gaya angkat) yang besarnya sama dengan berat cairan yang
dipindahkan (hukum Archimedes).
Selain gaya apung tersebut benda juga mengalami gaya berat Fo yang mempunyai
titik tangkap pada pusat berat benda. Pusat berat benda tidak harus berimpit dengan pusat
apung, tetapi keduanya berada pada satu garis vertikal.
2.4.2 Stabilitas Benda Terendam dan Terapung
a. Benda Terendam
Suatu benda terendam (berada di bawah permukaan zat cair) disebut dalam
keseimbangan stabil apabila benda tersebut tidak terpengaruh oleh gangguan kecil yang
mencoba untuk membuatnya tidak seimbang.
a.1. Keadaan Stabil
Titik pemampatan terletak di atas titik berat. Jika pada benda diberikan momen
putar searah jarum jam, maka pada benda timbul momen kopel yang berlawanan
arah dengan momen tadi, yang berusaha mengembalikan benda tersebut kedudukan
semula.
a.2. Keadaan Tidak Stabil (Labil)
Titik pemampatan terletak di bawah titik berat Cg. Jika pada benda diberikan
momen putar jarum jam, maka akan timbul momen kopel yang searah momen tadi,
yang akan menyebabkan benda menjauhi kedudukan semula.
a.3. Keadaan Indifferent
Bahan Ajar Mekanika Fluida
23
Titik pemampatan berimpit dengan titik berat. Balok berada dalam keadaan stabil
karena titik pemampatan berada di atas titik berat.
a. Benda Terapung
a.1. Keadaan Stabil
Titik pemampatan terletak di bawah titik berat, dan titik metacentre di atas titik
berat.
a.2. Keadaan Labil
Titik pemampatan terletak di bawah titik berat Cg, dan titik M terletak antara titik
Cg dan titik B.
a.3. Keadaan Indifferent
Titik pemampatan berimpit dengan titik berat. Balok berada dalam keadaan stabil
karena titik pemampatan berada di atas titik berat.
Soal :
1. Suatu plat berbentuk lingkaran berdiameter 2,5 meter terendam dalam air.
Plat tersebut pada posisi miring dengan sudut terhadap bidang horizontal.
Kedalaman titik teratas dan terendah plat adalah 1,0 m dan 2,0 m di bawah muka air.
Hitung gaya hidrostatis pada plat dan letak pusat tekanan ?
Bahan Ajar Mekanika Fluida
24
z
o
h1=1m

h2=2m z
p
yp
Penyelesaian :
( ) ( )
m
D
h h
4 , 0
5 , 2
0 , 1 0 , 2
sin
1 2

58 , 23
Pusat berat plat adalah pada kedalaman :
Zo = 1,0 + 0,5 = 1,5 m
2
/ 500 . 1 5 , 1 . 1000 m kg z gz p


( )
2 2 2
909 , 4 5 , 2
4
1
4
1
m D A
kg A p F 363 . 7 909 , 4 500 . 1 .
( )
4 4 4
9175 , 1 5 , 2
64
1
64
1
m D I

m
z
y 75 , 3
4 , 0
5 , 1
sin

Jarak pusat tekanan searah bidang miring adalah :


( )
m
y A
I
y y
p
854 , 3
75 , 3 909 , 4
9175 , 1
75 , 3
.

+ +

Kedalaman pusat tekanan :


m y z
p p
54 , 1 58 , 23 sin 854 , 3 sin

Bahan Ajar Mekanika Fluida


25
Cp
y0
2. Pelat dengan diameter luar = 3 m, diameter dalam = 1,5 m terletak dalam air (lihat
Gambar).
Tentukan besarnya gaya tekan dan titik pusat tekanan tersebut ?
Penyelesaian :
( )
2 2 2 2
301 , 5 5 , 1 3
4
1
m m Luas
A x F Tekanan Gaya
m x 4 , 2 ) 6 , 3 2 , 1 (
2
1
+ dihitung dari permukaan air
( ) ( ) ton F 72 , 12 4 , 2 . 301 , 5 . 1 = 1.000 kg/m
3
= 1 ton/m
3
Letak Cp (titik pusat tekanan) =
h
dari permukaan

,
_

+
x A
I
x h
cg
.
sin .
2

Bahan Ajar Mekanika Fluida


26

h
3,6 m
x
1,2m
F

( )
4 4 4
7276 , 3 5 , 1 3
64
1
m I
cg

m x 4 , 2
8 , 0
3
4 , 2
sin
( ) ( )
( ) ( )
m h 59 , 2
4 , 2 . 301 , 5
8 , 0 . 7276 , 3
4 , 2
2
+
Jadi titik pusat gaya tekan letaknya 2,59 m di bawah permukaan air.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Saudara dapat menguasai materi ini apabila Saudara membaca dengan
baik, dan membuat ringkasan materi yang telah diberikan. Selanjutnya
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada akhir bab ini. Apabila
pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, maka Saudara dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Akan tetapi, apabila
Saudara belum dapat menjawab dengan baik, Saudara harus mengulangi
kegiatan belajar pada materi ini terutama pada bagian materi yang belum
dikuasai. Selamat bekerja!
Senarai
viskositas : kekentalan fluida.
isentropik : hubungan antara tekanan dan rapat massa
Bahan Ajar Mekanika Fluida
27
BAB III
HIDRODINAMIKA
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari jenis-jenis aliran, debit,
persamaan kontinuitas, dan persamaan energi.
2. Relevansi
Materi kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami prinsip dan
konsep Mekanika Fluida.
3. Kompetensi Dasar
Bahan Ajar Mekanika Fluida
28
Pada pertemuan ini diharapkan hal-hal sebagai berikut :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis aliran;
2). Mahasiswa dapat menjelaskan debit;
3). Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas;
4). Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan energi.
B. Penyajian
Pertemuan IX - XI
3.1 Jenis-Jenis Aliran
Pengaliran fluida dapat diklasifikasikan :
1. Aliran Invisid dan Viskos
Aliran Invisid adalah aliran dengan kekentalan fluida dianggap nol (fluida ideal)
Aliran Viskos adalah aliran dengan kekentalan diperhitungkan (fluida real).
2. Aliran Kompresibel dan Tak Kompresibel
Aliran Kompresibel adalah aliran dengan rapat massanya yang berubah akibat
perubahan tekanan.
Aliran Tak Kompresibel adalah aliran dengan rapat massanya konstan.
3. Aliran Laminar dan Turbulen
Bahan Ajar Mekanika Fluida
29
Aliran Laminar : partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan membentuk garis
lintasan kontinu dan tidak saling berpotongan.
Aliran Turbulen : partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur dan garis lintasannya
saling berpotongan.
4. Aliran Permanen dan Tak Permanen
Aliran Permanen (Aliran Steady) terjadi apabila variabel aliran (seperti kecepatan V,
tekanan p, rapat massa , tampang aliran A, debit Q, dsb) disebarang titik pada fluida
tidak berubah dengan waktu).
0 ; 0 ; 0 ; 0 ; 0

t
Q
t
h
t t
p
t
V
Aliran Tidak Permanen (Aliran Unsteady) terjadi apabila variabel pengaliran pada
setiap titik berubah dengan waktu.
0 ; 0 ; 0 ; 0 ; 0

t
Q
t
h
t t
p
t
V
5. Aliran Uniform dan Non Uniform
Aliran Uniform apabila besar dan arah kecepatan V di setiap titik sepanjang garis
arus (stream line) selalau sama 0

S
V
Aliran Non Uniform apabila arah dan besarnya kecepatan V tergantung pada tempat
0

S
V
6. Aliran Beraturan dan Tak Beraturan
Aliran Beraturan terjadi apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari variabel
aliran dari satu titik ke titik yang lain sepanjang aliran.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
30
Aliran Tak Beraturan terjadi apabila variabel aliran berubah dengan jarak.
7. Aliran Satu, Dua dan Tiga Dimensi
Aliran Satu Dimensi, kecepatan di setiap titik pada potongan melintang mempunyai
besar dan arah yang sama.
Aliran Dua Dimensi, semua partikel dianggap mengalir dalam bidang sepanjang
aliran sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang tersebut.
Aliran Tiga Dimensi, adalah paling umum, dengan komponen kecepatan u, v dan w
merupakan fungsi koordinat ruang x, y dan z.
8. Aliran Rotasional dan Tak Rotasional
Aliran Rotasional apabila setiap partikel fluida mempunyai kecepatan sudut terhadap
pusat massanya.
Aliran Tak Rotasional, distribusi kecepatan di dekat dinding batas bersifat merata.
3.2.Debit
Debit (Q) adalah jumlah zat cair yang mengalir melalui penampang pipa atau saluran
terbuka tiap satuan waktu aliran.
Debit aliran ini mempunyai satuan meter kubik per detik (m
3
/det) atau satuan liter/det
atau liter/menit.
Rumusnya : Q = V . A
Q = debit
V = kecepatan aliran (m/det)
A = luas penampang pipa/saluran terbuka (m
2
)
Bahan Ajar Mekanika Fluida
31
v
r
A
Kec. maks.terjadi di sumbu pipa
- memp.kekentalan (soil,sirup)
- melawan tegangan geser pada
waktu bergerak
- adanya kohesi
- kecepatan pd.dinding batas=0
dan bertambah dengan jarak
dari dinding batas.
v
3.3. Persamaan Kontinuitas
Apabila zat cair tidak kompresibel (rapat massa konstan / tidak termampatkan)
mengalir secara kontinu melalui pipa atau saluran terbuka dengan tampang aliran konstan
ataupun tidak konstan maka volume zat cair yg melewati tiap satuan
waktu adalah sama di semua penampang.
disebut : Hukum Kontinuitas
Dipandang tabung aliran untuk al. 1 dimensi
Volume zat cair yg masuk melalui tampang 1 tiap satuan waktu : V
1
.A
1
= Q
1
Volume zat cair yg keluar melalui tampang 2 tiap satuan waktu : V
2
.A
2
= Q
2
Tidak ada zat cair yang hilang dalam tabung aliran, maka : V
1
.A
1
= V
2
.A
2

Pipa Bercabang
Bahan Ajar Mekanika Fluida
32
Kec.aliran dalam pipa
Zat cair ideal Zat cair riil
A
Kec.aliran sal.terbuka
v
v
- tidak terjadi gesekan (air) / tdk mempunyai kekentalan
- kecepatan aliran V sama pada setiap titik pd
penampang / tampang lintang
V1
V2
titik 1
titik 2
A2
1 2
A2
A1
V1A1
V2A2
3 3 2 2 1 1
3 2 1
A V A V A V
Q Q Q
+
+
Biasanya :
Debit aliran menuju titik cabang (+)
Debit aliran meninggalkan titik cabang ()
d m V A Q / 0017 , 0 215 , 0 1 , 0
4
3 2
2 2 2


3.4.Persamaan Energi
a. Menggambarkan gerak partikel yang diturunkan dari persamaan gerak.
b. Mempelajari dinamika gerak zat cair karena adanya pengaruh gaya-gaya yang
bekerja.
c. Dapat ditunjukkan oleh Persamaan Euler dan Persamaan Bernoulli
Persamaan energi didasarkan pada hukum Newton kedua tentang gerak (F = m . a).
Persamaan ini diturunkan berdasarkan anggapan sebagi berikut :
1.Zat cair adalah ideal,
tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi akibat gesekan = 0)
2. Zat cair adalah homogen dan tidak kompresibel (incompressible),
rapat massa zat cair konstan
Bahan Ajar Mekanika Fluida
33
A1
3
A3 V3A3
Jumlah aliran pd percabangan :

0 Q
3. Aliran kontinu sepanjang garis arus (stream line)
4. Kecepatan aliran adalah merata di setiap penampang
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan
Persamaan energi dapat dijelaskan dalam gambar elemen berbentuk silinder yang
mempunyai :
- kecepatan (V) - tampang lintang (dA)
- percepatan (a) - rapat massa ()
- panjang (ds) - waktu
dA = luas penampang elemen fluida
ds = panjang elemen fluida
dW= berat elemen fluida
p = tekanan pada elemen fluida di A
V = kecepatan elemen fluida
p+dp = tekanan pada elemen fluida di B
Gaya yang bekerja pada elemen fluida pada arah garis arus :
dA dp dA dp p dA p . ) ( . +
Berat elemen fluida :
ds dA g ds dA dW . ). ( . .
Dalam arah garis arus :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
34
dA
a
p.dA
(p+dp)dA
dA
dA
dW
ds
dz
A
B
dz dA g
ds
dz
ds dA g ds dA g dW . . . . cos . .

,
_


Massa elemen fluida =
ds dA. .
Menurut Hukum Newton II : F = m . a
percepatan (a) = V
ds
dV
dt
ds
ds
dV
dt
dV
. .
( ) ( )

,
_

v
ds
dv
ds dA dz dA g dA dp . . . . .
dA . :
dv v dz g
dp
. . +

Dengan mengintegrasikan persamaan diatas :


C dv v dz g
dp
+ +

0 . .

C v Z g
p
+ +
2
2
1
.

C v
g
Z
g
p
+ +
2
2
1

g
C v
g
Z
p
+ +
2
2
1

Bahan Ajar Mekanika Fluida


35
0 . . + + dv v dz g
dp

Persamaan Gerak Euler


: g
C v
g
p
Z + +
2
2
1

Persamaan Bernoulli
dengan :
z = elevasi (tinggi titik yang ditinnjau)
C = konstanta integrasi = tinggi energi total

p
= tinggi tekanan
g
v
2
2
= tinggi kecepatan
3.4.1. Zat Cair Mengalir Melalui Pipa Uniform
Apabila zat cair incompressible mengalir melalui pipa non uniform / tidak seragam,
seperti pada gambar :
Ditinjau 2 potongan 1 1 dan 2 2 :
z
1
= tinggi 1-1 di atas datum
p
1
= tekanan pada 1-1
V
1
= kecepatan aliran di 1-1
A
1
= luas penampang pipa di 1-1
Bahan Ajar Mekanika Fluida
36
1
1
1
1
2
2
p
2
p
1
dl1
dl2
z
2
z
1
bidang datum /garis referensi
Berat cairan :
2 2 1 1
. . dl A dl A W

W
dl A dl A
2 2 1 1
. .
Usaha yang dilakukan oleh :
- Tekanan p
1
= p
1
. A
1
. dl
1
- Tekanan p
2
= - p
2
. A
2
. dl
2
(tanda artinya arah p2 berlawanan arah p1)
Usaha total = p
1
. A
1
. dl
1
- p
2
. A
2
. dl
2

= (p
1
- p
2
) . A
1
. dl
1
=
( )

W
p p
2 1

Energi potensial yang hilang =
( )
2 1
z z W
Energi kinetic yang dihasilkan =
( )
2
1
2
2
2
1
2
2
2 2 2
v v
g
W
g
v
g
v
W

,
_

Tekanan energi kinetic = energi potensial yang hilang + usaha yang dilakukan
( ) ( ) ( )
2 1 2 1
2
1
2
2
2
p p
W
z z W v v
g
W
+

( ) ( ) ( )
2 1 2 1
2
1
2
2
1
2
1
p p z z v v
g
+

3.4.2. Zat Cair Riil (Viskos) dengan Persamaan Bernoulli


Dalam alliran zat cair riil akan terjadi kehilangan tenaga, karena adanya :
a. gesekan antara zat cair dan dinding batas (h
f
), atau
b. perubahan tampang lintang aliran (h
e
).
Untuk pipa yang sangat panjang, sering kehilangan tenaga akibat h
e
diabaikan.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
37
: W
g
v p
z
g
v p
z
2 2
2
2 2
2
2
1 1
1
+ + + +

Persamaan Bernoulli
Untuk pipa permanen / seragam (uniform), tidak terjadi perubahan h
e
.
Dengan memperhitungkan kedua kehilangan tenaga tersebut, maka persamaan
Bernoulli antara dua tampang aliran (titik 1 dan 3) yaitu :

+ + + + + +
f e
h h
g
V p
z
g
V p
z
2 2
2
3 3
3
2
1 1
1

atau : H
g
V p
z
g
V p
z
B B
B
A A
A
+ + + + +
2 2
2 2

dengan : H = kehilangan energi
h
A
= p
A
/
h
B
= p
B
/
Soal :
1. Pipa diameter 30 cm, mengalirkan air dengan kecepatan 24,4 m/d. Di titik A dan B
tekanannya = 3,68 kg/cm
2
dan 2,94 kg/cm
2
. Tinggi titik A dan B dari bidang datum
masing-masing 30,5 m dan 33,5 m. Jika aliran steady, tentukan :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
38
garis tenaga
garis tekanan

1
p
g
v
2
2
1
g
v
2
2
2
g
v
2
2
3

3
p
h
z3 z2 z1
hf2
he2
he1
hf1

2
p
1
2
3
2
[
1
a. Besarnya kehilangan energi antara A dan B ?
b. Gambar garis energinya ?
Penyelesaian
Hukum Bernoulli berlaku di titik A dan B :
H
g
V
h z
g
V
h z
B
B B
A
A A
+ + + + +
2 2
2 2
dengan : h
A
=
( ) ( )
m
p
A
8 , 36
000 . 1
000 . 10 68 , 3

h
B
=
( ) ( )
m
h
B
4 , 29
000 . 1
000 . 10 94 , 2

V
A
= V
B
= 24,4 m/d
z
A
= 30,5 m
z
B
= 33,5 m
Sehingga: (30,5 + 36,8) = (33,5 + 29,4) + H
H = 67,3 - 62,9 = 4,4 m
Menggambar garis energi :
H
A
= z
A
+ h
A
+
g
V
A
2
2
= 30,5 + 36,8 + 30,34 = 97,64 m
H
B
= H
A
- H
Bahan Ajar Mekanika Fluida
39
30,34 m
30,34 m
El 67,3

H
El 97,64
El 93,24
El 62,9
GE
1
[
1
2
[
1
3
[
1
2. Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan kecepatan 1 m/det.
a. Berapakah debit aliran ?
b. Apabila debit aliran dinaikkan menjadi 75 liter/det, berapakah kecepatan aliran ?
Penyelesaian
a. Debit aliran : Q = V . A
( ) ( ) det / 1 , 49 det / 0491 , 0 25 , 0
4
1
0 , 1
4
1
.
3 2 2
liter m D V Q

,
_

,
_


b. Kecepatan aliran dengan : Q = 75 liter/det = 0,075 m
3
/det
( )
det / 53 , 1
25 , 0
4
1
075 , 0
2
m
A
Q
V

3. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 15 cm yang kemudian bercabang menjadi
dua pipa yaitu pipa 2 dan 3, yang masing-masing berdiameter 10 cm dan 5 cm.
Kecepatan di pipa 2 adalah 0,5 kali kecepatan di pipa 1. Hitung debit aliran apabila
kecepatan maksimum di semua pipa tidak boleh lebih dari 3 m/d.
Penyelesaian
Kecepatan aliran di pipa 2 terhadap
pipa 1 :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
40
A
B
zA = 30,5 m
bidang datum
36,8
m
29,4 m
zB = 33,5 m
V2
1
[
1
2
[
1
3
[
1
V
2
= 0,5 V
1
Kecepatan terbesar terjadi di pipa 3,
yang nilai maksimumnya adalah 3 m/d.
Debit aliran maksimum adalah:
3 05 , 0
4
2
3 3 3


V A Q
d l d m Q / 9 , 5 / 0059 , 0
3
3

Debit aliran di pipa 1 dihitung dengan persamaan kontinuitas :
3 2 1
Q Q Q +
3 3 2 2 1 1
V A V A V A +
0059 , 0 5 , 0 1 , 0
4
15 , 0
4
1
2
1
2
+

,
_

V V

0059 , 0 00392 , 0 0176 , 0
1 1
+ V V
V
1
= 0,429 m/d
Debit aliran :
d m V A Q / 0076 , 0 429 , 0 15 , 0
4
3 2
1 1 1


Kecepatan aliran melalui pipa 2 :
d m V / 215 , 0 429 , 0 5 , 0
2

Debit aliran melalui pipa 2 :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
41
V3
V1
D1=15 cm
D2=10 cm
D3=5 cm
1
[
1
3
[
1
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Saudara dapat menguasai materi ini apabila Saudara membaca dengan
baik, dan membuat ringkasan materi yang telah diberikan. Selanjutnya
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada akhir bab ini. Apabila
pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, maka Saudara dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Akan tetapi, apabila
Saudara belum dapat menjawab dengan baik, Saudara harus mengulangi
kegiatan belajar pada materi ini terutama pada bagian materi yang belum
dikuasai. Selamat bekerja!
Senarai
invisid : aliran dengan kekentalan fluida ideal.
viskos : aliran dengan kekentalan fluida real
kompresibel : aliran dengan rapat massanya yang berubah akibat perubahan tekanan
laminar : partikel-partikel fluida bergerak teratur.
BAB IV
ALIRAN MELALUI PIPA
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Bahan Ajar Mekanika Fluida
42
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari kehilangan tenaga/energi
melalui pipa, persamaan tahanan gesekan pipa, dan sistem jaringan pipa.
2. Relevansi
Materi kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami prinsip dan
konsep Mekanika Fluida.
3. Kompetensi Dasar
Pada pertemuan ini diharapkan hal-hal sebagai berikut :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan kehilangan tenaga/energi melalui pipa;
2). Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan tahanan gesekan pipa;
3). Mahasiswa dapat menjelaskan sistem jaringan pipa;
B. Penyajian
Pertemuan XII - XV
4.1 Kehilangan Tenaga/Energi Aliran Melalui Pipa
Kehilangan energi dapat dibagi dakibatkan oleh :
a. Gesekan kehilngan energi primer (h
f
)
b. Perlambatan kehilangan energi sekunder (h
e
)
Diakibatkan perubahan penampang pipa, sambungan, belokan dan katub.
4.1.1 Kehilangan Energi Akibat Geseran
Pada zat cair yang mempunyai kekentalan (pipa & saluran terbuka), akan terjadi :
- tegangan geser
Bahan Ajar Mekanika Fluida
43
kehilangan tenaga
- gradien kecepatan pada seluruh medan aliran
Dijelaskan pada gambar berikut suatu aliran dalam pipa, dengan :
dianggap hanya terjadi kehilangan tenaga karena gesekan
gaya-gaya yang bekerja yaitu :
- gaya tekanan
- gaya berat zat cair, dan
- gaya geser
diameter pipa = D
pipa miring dengan sudut kemiringan =
tampang lintang aliran adalah konstan = A
jarak antara tampang 1 dan 2 = L
Persamaan Bernoulli :
f
h
g
v p
z
g
v p
z + + + + +
2 2
2
2 2
2
2
1 1
1

. (1)
Apabila penampang konstan, maka V
1
= V
2
dan pers.(1) menjadi :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
44
1
W
z1 z2
L

1
p g
v
2
2
2
g
v
2
2
1
2

2
p
hf

,
_

,
_

+

2
2
1
1
p
z
p
z h
f
, atau :

p
z h
f

+
. (2)
Kehilangan tenaga = perubahan elevasi + perubahan tekanan
Dengan menggunakan hukum Newton II :
a M F
karena A adalah konstan, maka percepatan (a) = 0
0 sin
2 1
+ M PL AL A p A p


dimana :
P = keliling basah pipa
p = selisih tekanan
z = L sin
maka :
0 + PL z A pA

A
PL
z
p
+

... (3)
pers.(3) sebanding dengan pers.(2) :
R
L
h
f

.... (4)
dimana :
2
8
V
f
dinding pd geser tegangan


g
P A R = jari-jari hidrolis
Bahan Ajar Mekanika Fluida
45
: A
untuk pipa lingkaran :
4
4 /
2
D
D
D
P
A
R

Sehingga pers.(4) menjadi :


( )
gD
L V f
D
g
L V
f
h
f
2
4
8
2
2

,
_

,
_

, atau :
f = koefisien gesekan Darcy-Weisbach yang tidak berdimensi
Koefisien f merupakan fungsi dari angka Reynolds (Re) dan kekasaran pipa.
Menurut Reynolds, ada 3 faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu :
- kekentalan ()
- rapat massan ()
- garis tengah pipa (D)
Hubungan antara , , dan D mempunyai dimensi = kecepatan

,
_


sehingga :
( )


DV
D
V
Re
, dimana :



atau,
4.1.2 Kehilangan Energi Akibat Perlambatan
Bahan Ajar Mekanika Fluida
46
g
V
D
L
f h
f
2
2

Pers. Darcy-Weisbach
(untuk pipa lingkaran)

VD
Re
= kekentalan kinematik
a. Perbesaran Penampang
Gambar 4.1. Perbesaran Pipa
Perbesaran penampang mendadak seperti pada Gbr.4.1, mengakibatkan :
- kenaikan tekanan dari p
1
menjadi p
2
- kecepatan turun dari
- kecepatan turun dari V
1
menjadi V
2
- perbesaran penampang (1) akan terjadi olakan
- aliran akan normal kembali mulai dari tampang (2)
Berdasarkan pers. momentum, pers. Bernoulli dan pers. kontinuitas, untuk rumus
kehilangan energi sekunder (he) akibat perbesaran penampang yaitu :
Apabila pipa masuk ke dalam kolam yang besar (Gbr.4.2),
dimana
2
A sehingga V
2
= 0 , maka :

Bahan Ajar Mekanika Fluida
47
1
F
D2 D1 D2 V2
D1
p
2
F
2
F
1
F
p1
V1
p2
( )
g
V V
g
V
A
A
h
e
2 2
1
2
2 1
2
1
2
2
1

,
_


g
V
h
e
2
2
1

Gambar 4.2. Pipa Menuju Kolam/Reservoir


Kehilangan tenaga pada perbesaran penampang akan berkurang apabila perbesaran
dibuat secara berangsur-angsur (Gbr.4.3). Persamaannya menjadi :
Gambar 4.3. Perbesaran Penampang Berangsur-Angsur
Dengan K tergantung pada sudut , dan sesuai dalam Tabel-1 :
Tabel-1. Nilai K

10 20 30 40 50 60 75
K 0,078 0,31 0,49 0,60 0,67 0,72 0,72
b. Pengecilan Penampang
Pada pengecilan penampang yang mendadak (Gbr.4.4), garis aliran pada bagian hulu
dari sambungan akan menguncup dan akan mengecil pada vena kontakta.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
48
V1
2
A
g
V V
K h
e
2
'
2
2
2
1

V1 V2

Gambar 4.4. Pengecilan Pipa


Percobaan-percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa luas tampang pada
vena kontrakta sekitar 0,6 A
2
.
Berdasarkan nilai tersebut maka kehilangan energi dari vena kontrakta ke pipa kecil
(tampang 2), adalah :
Pada lobang masuk dari kolam ke pipa, kehilangan tenaga tergantung pada bentuk
lobang pemasukan (nilai K) seperti pada Gbr.4.5, dengan persamaannya :
Gambar 4.5. Bentuk Lobang Pemasukan Dari Kolam/Reservoir
Kehilangan tenaga pada pengecilan pipa dapat dikurangi dengan membuat pengecilan
penampang yang berangsur-angsur (Gbr.4.6).
Bahan Ajar Mekanika Fluida
49
D2 V2
D1 V1
Vc
( )
( )
g
V
g
V
h
e
2
44 , 0
2
6 , 0 /
6 , 0 1
2
2
2
2
2

g
V
K h
e
2
1

k = 0,5 k = 1 k = 0,05
V1 V2

Gambar 4.6. Pengecilan Penampang Secara Berangsur-Angsur


Kehilangan tenaga diberikan oleh persamaan :
Nilai Kc tergantung pada sudut dan perbandingan luas tampang A
2
/A
1
seperti
ditunjukkan dalam Gambar 2.13 hal : 63 (Buku Hirdaulika II Bambang T)
c. Belokan Pipa
Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada sudut belokan pipa.
K
b
= koef. kehilangan tenaga
pada belokan (Tabel-2)
Tabel-2. Nilai K
b

20 40 60 80 90
K
b
0,05 0,14 0,36 0,74 0,98
4.2. Persamaan Tahanan Gesekan Pipa
Bahan Ajar Mekanika Fluida
50
A1
A2
g
V
K h
c e
2
'
2
2

g
V
K h
b e
2
2

Penentuan nilai koefisien gesekan Darcy-Weisbach (f) berdasarkan beberapa rumus


yang diusulkan oleh para ahli.
4.2.1 Aliran Laminar
Kehilangan tenaga pada aliran laminar melalui pipa lurus dengan tampang lintang
lingkaran, mempunyai bentuk :
g
V
D
L
f h
f
2
2

Koefisien gesekan untuk aliran laminar, yaitu :


Re < 2.000
4.2.2 Pipa Halus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Blasius, rumus gesekan f untuk pipa halus
dalam bentuk :
4.000 < Re < 10
5
4.2.3 Pipa Kasar
Dalam praktek, pipa yang banyak digunakan tidak halus tetapi mempunyai kekasaran
dinding seperti pipa besi tuang, pipa beton, atau pipa-pipa yang telah lama digunakan
sehingga mengalami korosi atau kerak (kotor).
Untuk pipa kasar nilai f tergantung pada :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
51
Re
64
f
25 , 0
Re
316 , 0
f
- Angka Reynolds (Re)
- Sifat-sifat dinding pipa yaitu kekasaran relatif (k/D)
Nikuradse melakukan percobaan tentang pengaruh kekasaran pipa.
Percobaan tersebut meliputi daerah laminar dan turbulen sampai pada :
- Angka Reynolds Re = 10
6
, dan
- Enam nilai k/D yang bervariasi antara 0,0333 sampai 0,000985.
Hasil percobaan merupakan hubungan antara f, Re dan k/D yang ditunjukkan pada
grafik Moody - Gambar 10.2 hal : 251 (Buku Mekanika Fuluida Bambang T).
Dari gambar tersebut, gerak zat cair di dalam pipa halus dan kasar dapat dibedakan
dalam 3 (tiga) daerah, yaitu :
a. Daerah I
- Merupakan daerah aliran laminar dimana Re < 2.000,
- Hubungan antara f dan Re merupakan garis lurus, dan tidak dipengaruhi oleh
kekasaran pipa.
b. Daerah II
- Daerah ini terletak antara 2000 < Re < 4.000
- Merupakan daerah tidak stabil dimana aliran berubah dari laminar ke turbulen
atau sebaliknya.
c. Daerah III
- Re > 4.000
- Merupakan daerah aliran turbulen, dimana kekasaran relatif pipa mulai
berpengaruh pada koefisien gesekan f.
Bahan Ajar Mekanika Fluida
52
( ) D k f / Re,
Soal
1. Air mengalir melalui pipa berdiameter 20 cm dengan debit aliran 50 l/d. Apabila
panjang pipa 2 km, hitung kehilangan tenaga di sepanjang pipa jika koefisien gesekan
Darcy-Weisbach f = 0,015?
Penyelesaian
Kecepatan aliran :
( )
d m
A
Q
V / 59 , 1
4 / 2 , 0
05 , 0
2

Kehilangan tenaga karena gesekan :


( )
m
g
V
D
L
f h
f
33 , 19
81 , 9 2
59 , 1
2 , 0
000 . 2
015 , 0
2
2 2


2. Air mengalir melalui pipa sepanjang 100 m dan diameter 10 cm dari titik A menuju
titik B. Koefisien gesekan f = 0,015. Perbedaan tekanan di titik A dan B adalah 1
kg/cm
2
. Hitung debit aliran?
Penyelesaian :
Karena pipa horizontal (z
A
= z
B
) dan kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah sama
V
A
= V
B
, maka persamaan di ats dapat ditulis menjadi :

p p p
h
B A
f

Dengan menggunakan rumus kehilgan tenaga karena gesekan :

p
g
V
D
L
f

2
2
d m V
V
/ 617 , 3
000 . 1
000 . 10
81 , 9 2 1 , 0
100
015 , 0
2


Debit aliran :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
53
d l d m V A Q / 4 , 28 / 0284 , 0 617 , 3 1 , 0
4
3 2


3. Minyak dengan kekentalan kinematik = 1,17x10
-4
m
2
/d mengalir melalui pipa
sepanjang 3.000 m dan berdiameter 300 mm dengan debit aliran Q = 40 l/d.
Berapakah kehilangan tenaga pada pengaliran tersebut ?
Penyelesaian
( )
d m
A
Q
V / 566 , 0
4 / 30 , 0
040 , 0
2

Angka Reynolds :
451 . 1
10 17 , 1
3 , 0 566 , 0
Re
4

VD
yang berarti bahwa tipe aliran adalah laminar.
Koefisien gesekan pipa dihitung dengan rumus :
044 , 0
451 . 1
64
Re
64
f
Kehilangan tenaga :
m
g
V
D
L
f hf 18 , 7
81 , 9 2
566 , 0
3 , 0
3000
044 , 0
2
2 2


Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Saudara dapat menguasai materi ini apabila Saudara membaca dengan
baik, dan membuat ringkasan materi yang telah diberikan. Selanjutnya
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada akhir bab ini. Apabila
pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan baik, maka Saudara dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Akan tetapi, apabila
Bahan Ajar Mekanika Fluida
54
Saudara belum dapat menjawab dengan baik, Saudara harus mengulangi
kegiatan belajar pada materi ini terutama pada bagian materi yang belum
dikuasai. Selamat bekerja!
Senarai
invisid : aliran dengan kekentalan fluida ideal.
viskos : aliran dengan kekentalan fluida real
kompresibel : aliran dengan rapat massanya yang berubah akibat perubahan tekanan
laminar : partikel-partikel fluida bergerak teratur.
Latihan Soal
1. Pipa diameter 30 cm, mengalirkan air dengan kecepatan 24,4 m/d. Di titik A dan B
tekanannya = 3,68 kg/cm
2
dan 2,94 kg/cm
2
. Tinggi titik A dan B dari bidang datum
masing-masing 30,5 m dan 33,5 m. Jika aliran steady, tentukan :
a. Besarnya kehilangan energi antara A dan B ?
b. Gambar garis energinya ?
Bahan Ajar Mekanika Fluida
55
1
[
1
2
[
1
3
[
1
Penyelesaian
Hukum Bernoulli berlaku di titik A dan B :
H
g
V
h z
g
V
h z
B
B B
A
A A
+ + + + +
2 2
2 2
dengan : h
A
=
( ) ( )
m
p
A
8 , 36
000 . 1
000 . 10 68 , 3

h
B
=
( ) ( )
m
h
B
4 , 29
000 . 1
000 . 10 94 , 2

V
A
= V
B
= 24,4 m/d
z
A
= 30,5 m
z
B
= 33,5 m
Sehingga: (30,5 + 36,8) = (33,5 + 29,4) + H
H = 67,3 - 62,9 = 4,4 m
Menggambar garis energi :
H
A
= z
A
+ h
A
+
g
V
A
2
2
= 30,5 + 36,8 + 30,34 = 97,64 m
H
B
= H
A
- H
Bahan Ajar Mekanika Fluida
56
36,8
m
30,34 m
30,34 m
29,4 m
El 67,3

H
El 97,64
El 93,24
El 62,9
GE
1
[
1
2
[
1
3
[
1
2. Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan kecepatan 1 m/det.
a. Berapakah debit aliran ?
b. Apabila debit aliran dinaikkan menjadi 75 liter/det, berapakah kecepatan aliran ?
Penyelesaian
a. Debit aliran : Q = V . A
( ) ( ) det / 1 , 49 det / 0491 , 0 25 , 0
4
1
0 , 1
4
1
.
3 2 2
liter m D V Q

,
_

,
_


b. Kecepatan aliran dengan : Q = 75 liter/det = 0,075 m
3
/det
( )
det / 53 , 1
25 , 0
4
1
075 , 0
2
m
A
Q
V

3. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 15 cm yang kemudian bercabang menjadi
dua pipa yaitu pipa 2 dan 3, yang masing-masing berdiameter 10 cm dan 5 cm.
Kecepatan di pipa 2 adalah 0,5 kali kecepatan di pipa 1. Hitung debit aliran apabila
kecepatan maksimum di semua pipa tidak boleh lebih dari 3 m/d.
Penyelesaian
Kecepatan aliran di pipa 2 terhadap
pipa 1 :
V
2
= 0,5 V
1
Bahan Ajar Mekanika Fluida
57
A
B
zA = 30,5 m
bidang datum
zB = 33,5 m
V2
V1
D1=15 cm
D2=10 cm
1
[
1
2
[
1
3
[
1
Kecepatan terbesar terjadi di pipa 3,
yang nilai maksimumnya adalah 3 m/d.
Debit aliran maksimum adalah:
3 05 , 0
4
2
3 3 3


V A Q
d l d m Q / 9 , 5 / 0059 , 0
3
3

Debit aliran di pipa 1 dihitung dengan persamaan kontinuitas :
3 2 1
Q Q Q +
3 3 2 2 1 1
V A V A V A +
0059 , 0 5 , 0 1 , 0
4
15 , 0
4
1
2
1
2
+

,
_

V V

0059 , 0 00392 , 0 0176 , 0
1 1
+ V V
V
1
= 0,429 m/d
Debit aliran :
d m V A Q / 0076 , 0 429 , 0 15 , 0
4
3 2
1 1 1


Kecepatan aliran melalui pipa 2 :
d m V / 215 , 0 429 , 0 5 , 0
2

Debit aliran melalui pipa 2 :
4. Hitung energi total air yang mengalir melalui pipa dengan tekanan 2,0 kg/cm
2
dan
kecepatan 6 m/d. Sumbu pipa berada pada 10 m di atas garis referensi (lihat gambar di
bawah ini).
Bahan Ajar Mekanika Fluida
58
V3
D3=5 cm
Penyelesaian:
Tinggi elevasi : z = 10 m
Tekanan : p = 2,0 kg/cm
2
= 20.000 kg/m
2
Tinggi tekanan :
m
p
20
1000
000 . 20

Tinggi kecepatan : m
g
V
835 , 1
81 , 9 2
6
2
2 2

Energi total : H = m
g
V p
z 835 , 31 835 , 1 20 10
2
2
+ + + +

5. Air mengalir melalui pipa horizontal sepanjang 100 m dan mempunyai diameter yang
mengecil dari 20 cm menjadi 10 cm. Perbedaan tekanan pada kedua ujung pipa adalah 1
kg/cm
2
. Hitung debit aliran?
Bahan Ajar Mekanika Fluida
59
garis tenaga
garis tekanan
garis referensi
V
z

p
g
v
2
2
V
A
g
v
A
2
2

A
p
g
v
B
2
2

B
p
V
A
V
B
20 cm
10 cm
100 m
Penyelesaian :
Perbedaan tekanan pada kedua ujung pipa A dan B :
2 2
/ 000 . 10 / 1 m kg cm kg p p p
B A

Tinggi tekanan :
m
p p p
B A
10
000 . 1
000 . 10


Persamaan Bernoulli antara tampang A dan B :
g
V p
z
g
V p
z
B B
B
A A
A
2 2
2 2
+ + + +

Untuk pipa horizontal (z
A
= z
B
) persamaan tersebut ditulis dalam bentuk :
g
V
g
V p p
A B B A
2 2
2 2


2 2
2 2
81 , 9 2 10
2
10
A B
A B
V V
g
V V

2 , 196
2 2

A B
V V ... (1)
Persamaan kontinuitas :
B A
Q Q
B B A A
V D V D
2 2
4 4

B B B
A
B
A
V V V
D
D
V 25 , 0
2 , 0
1 , 0
2 2

1
]
1

1
]
1


B A
V V 25 , 0 ..... (2)
Bahan Ajar Mekanika Fluida
60
Substitusi persamaan (2) ke dalam persamaan (1) :
d m V V V
B B B
/ 47 , 14 2 , 196 0625 , 0
2 2

Debit aliran :
B B B B
V D V A Q
2
4


d l d m Q / 6 , 113 / 1136 , 0 47 , 14 1 , 0
4
3 2


6. Air mengalir melalui pipa berdiameter 20 cm dengan debit aliran 50 l/d. Apabila panjang
pip 2 km, hitung kehilangan tenaga di sepanjang pipa jika koefisien gesekan Darcy-
Weisbach f = 0,015?
Penyelesaian
Kecepatan aliran :
( )
d m
A
Q
V / 59 , 1
4 / 2 , 0
05 , 0
2

Kehilangan tenaga karena gesekan :


( )
m
g
V
D
L
f h
f
33 , 19
81 , 9 2
59 , 1
2 , 0
000 . 2
015 , 0
2
2 2


7. Air mengalir melalui pipa sepanjang 100 m dan diameter 10 cm dari titik A menuju
titik B. Koefisien gesekan f = 0,015. Perbedaan tekanan di titik A dan B adalah 1
kg/cm
2
. Hitung debit aliran?
Penyelesaian :
Karena pipa horizontal (z
A
= z
B
) dan kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah sama
V
A
= V
B
, maka persamaan di ats dapat ditulis menjadi :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
61

p p p
h
B A
f

Dengan menggunakan rumus kehilgan tenaga karena gesekan :

p
g
V
D
L
f

2
2
d m V
V
/ 617 , 3
000 . 1
000 . 10
81 , 9 2 1 , 0
100
015 , 0
2


Debit aliran :
d l d m V A Q / 4 , 28 / 0284 , 0 617 , 3 1 , 0
4
3 2


Tugas
8. Air mengalir dari kolam A menuju kolam B melalui pipa sepanjang 150 m dan diameter
15 cm. Perbedaan elevasi muka air kedua kolam adalah 3 m. Koefisien gesekan Darcy-
Weisbach f = 0,025 , kehilangan tenaga sekunder diperhitungkan. Hitung debit aliran?
Penyelesaian :
Dik : Panjang pipa (L) = 150 m
Dimeter pipa (D) = 15 cm = 0,15 m
Bahan Ajar Mekanika Fluida
62
150 m
H = 3m
A B
P
Q
Koefisien gesekan (f) = 0,025
Kehilangan tenaga (H) = 3,0 m
Kehilangan tenaga terjadi pada sambungan antara pipa dan kolam (titik P dan Q), dan
sepanjang pipa.
eQ f eP
h h h H + +
g
V
g
V
g
V
2 2 15 , 0
150
025 , 0
2
5 , 0 3
2 2 2
+ +
d m V
g
V
/ 49 , 1
2
5 , 26 3
2

Debit Aliran :
( ) d l d m AV Q / 3 , 26 / 0263 , 0 49 , 1 15 , 0
4
3 2


2. Minyak dengan kekentalan kinematik = 1,17x10
-4
m
2
/d mengalir melalui pipa
sepanjang 3.000 m dan berdiameter 300 mm dengan debit aliran Q = 40 l/d. Berapakah
kehilangan tenaga pada pengaliran tersebut ?
Penyelesaian
( )
d m
A
Q
V / 566 , 0
4 / 30 , 0
040 , 0
2

Angka Reynolds :
451 . 1
10 17 , 1
3 , 0 566 , 0
Re
4

VD
yang berarti bahwa tipe aliran adalah laminar.
Koefisien gesekan pipa dihitung dengan rumus :
Bahan Ajar Mekanika Fluida
63
044 , 0
451 . 1
64
Re
64
f
Kehilangan tenaga :
m
g
V
D
L
f hf 18 , 7
81 , 9 2
566 , 0
3 , 0
3000
044 , 0
2
2 2


Bahan Ajar Mekanika Fluida
64

Anda mungkin juga menyukai