Anda di halaman 1dari 98

Judul

: Konservasi Energi Ketel Uap 140 E-2 Delayed Coking Unit Di Pertamina UP II Dumai

Oleh No.Mahasiswa

: KELSO MANALU : 310211/C

Jurusan/Diploma : Pengolahan / III

MENYETUJUI PEMBIMBING KERTAS KERJA WAJIB

DARYANTO.S.T

MENGETAHUI KETUA

IR. Hi. RISAYEKT1, M.T PROGRAM STUDl : PENGOLAHAN

PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MENGETAHUI : Kabag. Banglat - SDM UP II


\P\-A UNIT PENGOLAMAN '
DUMA'

MENYETUJUI: Pcmbimbing Praktik Kerja Lapangan


Ar V

Ir.Sugiyarto MM

Idirwan Ali

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka tersusunlah Kertas Kerja Wajib ini dalam rangka memenuhi Kurikulum pendidikan PTK STEM " AKAMIGAS " Jurusan Pengolahan III Pola Berjenjang Angkatan ke XXIII Tahun Ajaran 20022003. Sebagai bahan penyusunan,telah dilaksanakan Pratek Kerja Lapangan di Kilang Pertamina UP II Dumai dari tanggal 10 Desember s/d 31 Desember2002. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan," penulis mendapat tugas khususdenganjudul:

" KONSERVASI ENERGI KETEL UAP 140 E - 2 DELAYED COKING UNIT DI PERTAMINA UP II DUMAI "
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimah kasih yang setulusnya kepada: 1. Bapak Ir. Hermadi Sayono, BcM., MM , Dircktur PTK STI-M "ARAM IG AS". 2. Bapak Ir Amirrudin Boer BcM, Kcpala Bagian 1 IOC. 3. Ibu Ir Risayckti MT, Kajur Pengolahan. 4. Bapak Daryanto ST, Doscn Pcmbimbing. 5. Bapak Idirwan Ali, Pcmbimbing Praktek Kerja Lapangan. 6. Bapak dan Ibu dosen yang tclah memberikan bckal ilmu.
7. Kaiyawan dan karyawati PUSDIKLAT Migas dan Pertamina UP II

Dumai.yang tclah membantu, memberikan bimbingan dan fasilitas hingga selesainya tugas tersebut. Ccpu. Mei 2003 Penulis,

11

RINGKASAN
Delayed Coking Unit adalah suatu unit thermal cracking yang mengolah short residu dari Vacuum Unit menjadi produk-produk seperti Refinery gas,LPG, Naphtha', LCGO, HCGO dan Green Coke. Di dalam menjalankan operasinya Unit ini menggunakan peralatan-peralatan seperti Heat Exchanger, Pompa, Comppresor, vesel dan fumance. Peranan Heat Exchanger ( Ketel Uap ) sangat besar untuk memamfaatkan kalori ( energi ) sehingga menghasilkan uap air dan pada akhirnya akan mengurangi total biaya operasi kilang Umpan yang menerima panas masuk ke Ketel Uap ( Heat Exchanger ) 140 E - 2 yang melalui Shell Side adalah LBW ( Low Boiler Feed Water ). Sebagai media panas adalah HCGO ( Heavy Coker Gasoil) sirkulasi yang diambil dari HCGO Draw Off Fraksionator 140 V -2. Setelah terjadi proses perpindahan panas pada Ketel Uap 140 E - 2 akan menghasilkan MP Steam ( Uap tekanan menengah). Hasil perhitungan dengan metode DQ Kern berdasarkan pada pendataan dan pcngamatan selama Praktck Kerja Lapangan, adalah sebagai bcrikut: > Panas yang dapat dimanfaatkan : Q, = 29.385.590 Btu/jam (Tugas) QK = 39.602.467 Btu/jam (Kemampuan) > Fouling resistance / Dirt factor: A\dr>^Jtesa1n^= ' 0,003 Q)({[2 )(l-)/3tu ( Data Sheet lampiran 7 ) ft^jw Atw0-= 0,005 (j)(n2)(F)/Btu ( Hasil perhitungan ) V Pressure drop di Tube Side: Dcsain = 9,96 psi ( Data Sheet lampiran 7 ) Actual = 8,90 psi ( Hasil perhitungan ) > Pcnghcmatan biaya menurut: Desain = Rp 7.096.471.500,- / tahun. Actual = Rp 8.615.390.543,- /tahun. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 140.E - 2 lersebut masih bisa beroperasi, Hal ini terlihat dari panas yang dimanfaatkan QK > QT . Dilihat dari pressure drop di tube side masih dibaliwa harga yang dizinkan, maka kondisi 140.E - 2 masih bisa beroperasi.

fi

DAFTARISI
Halaman KATA PENGANTAR RINGKASAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I.
1.1 1.2 1.3 1.4

i ii iii v vi vii 1 1 1 2 3 4 4 5 6 6 8 9 13 17 18 19 20 22

PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................ Tujuan ........................................................................................ Batasan Masalah ......................................................................... Sistcmatika Pcnulisan ................................................................. ORIENTASI UMIIM Tugasdan Fungsi Pcrlamina UP 11 Dumai ..................................... Gambaran Umum Kilang Unit Pcngolahan II Oumai .................... Bagian-Bagian I Ieavy Oil Complex ( HOC ) ................................ Introduksi ................................................................................... Delayed Coking Unit Di Pcrlamina UP 11 Dumai ......................... Mekanismc Reaksi ..................................................................... Spesifikasi Umpan dan Produk .................................................. Aliran Proses ............................................................................ Variabcl Operasi ....................................................................... Diagram Alir Delayed Coking Unit ........................................... Struktur Organisasi ................................................................... DASAR TEORI Tinjauan Umum Konservasi Energi Ketcl Uap 140.E - 2 ............. Klasilikasi Heat Exchanger ........................................................
t

II.
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11

III.
3.1 3.2

3.3

Klasilikasi Heal Exchanger Berdasarkan Fiingsinya ....................

in

IV

3.4 3.5 3.6 3.7

Pengaturan Arah Aliran Didalam Heat Exchanger ........................ Pengaturan Fluida Dalam Shell Side/Tube Side ......................... Komponen Utama Dari Heat Exchanger ...................................... Langkah-Langkah Perhitungan PERHITUNGAN 140.E - 2 Data Peralatan Dan Kondisi Operasi .......................................... NeracaPanas ............................................................................ LMTD ....................................................................................... Temperature Kalorik ................................................................. Flow Area Across Bundle .......................................................... Kecepatan Massa ...................................................................... Bilangan Reynold ..................................................................... Faktor Dimensi Untuk Perpindahan Panas .................................. Koefisien Perpindahan Panas .................................................... Tcmperatur Dinding Tube ................. ....................................... Ratio Viscositas Fluida ............................................................. Koellsicn Perpindahan Panas Terkoreksi .................................... Clean Overall Coefficient ......................................................... Actual Overall Coefficient ........................................................ Dirt Factor ............................................................................... Pressure Drop .......................................................................... Kemampuan Heat Exchanger ................................................... Hasil Perhitungan ..................................................................... Pembahasan .............................................................................. Tinjauan Ekonomi ..................................................................... PENUTUP Simpulan ................................................................................... Saran ........................................................................................ ................................................

23 25 26 29 40 43 44 44 45 45 46 47 47 48 48 49 49 49 50 50 52 53 54 55 57 57

IV.
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20

V.
5.1 5.2

DAFTAR PUSTAKA LAMPlRAfo

Halama Tabel.2-1 Tabel.2-2 Tabel.4-1 Tabel. 4-2 Tabel.4-3 Analisa Umpan Analisa Produk Data Kondisi Operasi HE 140. E - 2 Hasil Perhitungan Perbandingan Desain Dengan Kondisi Aktual n 8 8 4 0 5 3 5 4

VI

Halaman Gambar. 2 - 1 : Gambar. 2 - 2 : Diagram Alir Delayed Coking Unit Struktur Organisasi 17 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 : Molal Average Boiling Point Lampiran. 2 : Specific heats of hydrocarbon liquids Lampiran. 3 : Specific heats of gases at latm Lampiran. 4 : Thermodinamic properties of steam dry saturated steam Lampiran. 5 : LMTD correction factor for 1 - 2 exchangers Lampiran. 6 : The caloric temperature factor Fc Lampiran. 7 : Exchanger specification sheet Lampiran. 8 : Meat Exchanger and condenser tube data Lampiran. 9 : Relation Of Characterization Factor to viscosity at any temperature Lampiran. 10 : Viscosities of gases Lampiran. 11 : Shell side heat transfer curve for bundles with 25% cut segmental battels Lampiran. 12 : Tube side heal transfer curve Lampiran. 13 : Thermal conductivities of hydrocarbon liquids Lampiran. 14 : Tube side friction factors Lampiran. 15 : Specific gravity vs temperature for petroleum oil Lampiran. 16 : Tube side return pressure loss Lampiran. 17 : Blok Diagram Kilang Pertamina UP II Dumai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG


Heat Exchanger adalah salah satu peralatan utama yang digunakan dalam proses pengolalian minyak gas bumi dan juga sebagai alat yang digunakan untuk mewujudkan program konservasi energi. Dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan pendudiik, energi yang dibutuhkan semakin meningkat dan biayayang diperlukan juga semakin banyak. Karena begitu pentingnya peranan heat exchanger didalam proses pengolalian minyak dan gas bumi, maka penulis memilih judul tentang pengamatan ketel uap. Dengan mengamati dan incngevaluasi kondisi ketel uap ( heat exchanger) secara pcriodik, maka dapat diambil Iangkah-Iangkali yang diperlukan untuk pcmeliliaraan dan perbaikan. Dengan mcmpertahankan kincija dari suatu ketel uap ( heat exchanger ), pemanfaatan energi sccfisicn mungkin akan tercapai schingga mcnghasilkan kcunlungaii bagi pemsahaan dan ncgara.

1.2

TUJUAN
Maksud dan tujuan pciuilisan Kcrlas Kcrja Wajib ini adalah untuk

mengctahui antara tcori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan dan sejauli niana kemampuan Ketel Uap ( Heat Exchanger ) tersebut serta apakah masili bisa dilingkatkan kincrja Ketel Uap tersebut. Selain itujuga untuk melengkapi persyaratan ujian negara STEM " AKAMIGAS ".

1.3 BATASAN MASALAH


Penyusunan neraca panas,yaitu jumlah panas yang ditransfer dan panas yang diterima. - Kinerja dari Ketel Uap ( Heat Exchanger) untuk mentransfer panas.
t

1.4

SISTEMATIKA PENULIS
Memuat uraian mengenai latar Belakang, Batasan Penulisan Sistematika Penulisan dan

BAB I PENDAHULUAN

BAB II ORIENTASI UMUM Meliputi Tugas Dan Fungsi Pertamina UP II Dumai dan Struktur Organisasi Bagian HOC Produksi. BAB III DASARTEORI Meliputi Operasi Konservasi Energi Ketel Uap ( Heat Exchanger ) dan Rumus-Rumus Pcrhitungan. BAB IV PERHITUNGAN KETEL UAP ( Heat Exchanger) 140 E-2 Meliputi Pengambillan Data , Pcrhitungan dan Tinjauan Ekonomi. BAB V KESIMPULANDANSARAN

BAB II ORIENTASIUMUM

2.1 TUGAS DAN FUNGSI KILANG PERTAMINA UP IIDUMAI


Kilang minyak Pertamina UP II Dumai yang lebih dikenal dengan nama "Kilang Putri Tujuh" berfungsi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri. Balian baku yang diolali kilang Pertamina UP II Dumai adalah minyak mentah produksi PT Caltex Pasific Indonesia ( PT CPI ) yang dihasilkan dari ladang minyak minyak didaerah Duri ( Duri Crude ) dan Minas ( Minas Crude ) dengan perbandingan campuran untuk saat ini 85% volume Minas Crude dan 15% volume Duri Crude. Pada saat ini kilang Pertamina UP II Dumai beroperasi dengan kapasitas 130.000 barcl per hari atau 130% kapasitas desain. Scdangkan kilang Pertamina UP II Sei Pakning yang menjadi satu sistem intcgrasi dengan kilang Pertamina UP II Dumai, mcngolah minyak mentah jcnis Handil dan Link Crude yang merupakan produksi Pertamina Unit Explorasi ( UEP ) Lirik Riau dengan kapasitas desain 50.000 barel per hari. Minyak yang dihasilkan kilang Pertamina UP II Sei Pakning 40 - 50 MBSD dikirim ke Dumai untuk diolah di High Vacuum Unit (IIVU ). Jenis produksi kilang Pertamina UP II Dumai - Sei Pakning : 1. ProdukBBM: > Aviation Turbine ( Avtur) > Mogas > Kerosene > Automotive Diesel Oil ( ADO ) > Refinery Fuel

2. ProdukNonBBM: > Liquefied Petroleum Gas (LPG) > Green Coke > Low Sulfur Wax Residue (LSWR) 2.2 GAMBARAN UMUM KILANG UNIT PENGOLAHAN II DUMAI Kilang Unit Pengolahan II Dumai terdiri dari kilang lama dan kilang baru. 2.2.1 Kilang Lama Kilang Lama terdiri dari satu bagian yaitu : Bagian Hydroskiming Complex ( HSC) 2.2.2 Kilang Baru Kilang Baru terdiri dari dua bagian yaitu : Bagian Hydrocracking Complex (HCC) o Bagian Heave Oil Complex ( HOC )

2.3

BAGIAN - BAGIAN HEAVY OIL COMPLEX ( HOC )


1. 2. 3. 4. High Vacuum Unit ( HVU ) Delayed Coking Unit ( DCU ) Distillate Hydrotrcater Unit ( DHDT ) Coke Calcining Unit ( CCU )

2.3.1 High Vacuum Unit (HVU) Unit ini berfiingsi untuk mengolali Long Residue hasil dari Crude Distilling Unit Pertaitiina UP II Dumai - Sei Pakning menjadi produk-produk seperti: > Light Vacuum Gasoil ( LVGO) > Heavy Vacuum Gasoil ( HVGO ) > Short Residue

5 2.3.2 Delayed Coking Unit Unit ini berfungsi untuk mengolah Short Residue dari High Vacuum Unit menjadi produk-produk seperti: > Refinery Gas > Liquefied Petroleum Gas (LPG) > Light CokerGasoil(LCGO) > Heavy Coker Gasoil (HCGO) > Green Coke. 2.3.3 Distillate Hydrotreater Unit (DHDT) Unit ini berfungsi untuk mengolah Light Coker Gasoil dari Delayed Coking Unit menjadi produk-produk seperti: v Refinery Gas > Naphta > Light Kerosene > Heavy Kerosene 2.3.4 Coke Calcining Unit (CCU) Unit ini berfungsi untuk mengolah Green Coke dari Delayed Coking Unit menjadi Calcined Coke. Pada saat ini Unit ini tidak dioperasikan karena pertimbangan harga Calcined Coke yang murah sementara biaya opcrasi yang diperlukan cukup tinggi.

2.4

INTROttUKSI
Unit Delayed Coking adalah suatu unit yang berftmgsi untuk mengolah residu

berat yang mempunyai nilai ekonomi rendah menjadi produk hidrokarbon yang lebih ringan beserta coke sebagai hasil samping yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Proses yang terjadi pada dasamya adalah reaksi perengkahan secara tennis (thermal cracking), yaitu pemecahan niolekul-molekul rantai atom panjang menjadi i niolekul-inolekul rantai atom yang lebih pendek.Reaksi berlangsung

<

6
dalam suatu bejana yang besar ( Coke Chamber ) untuk memberikan waktu bereaksi yang cukup panjang. Fraksi-fraksi hasil reaksi dipisahkan dalam suatu kolom fraksinasi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. 2.5 DELAYED COKING UNIT DIPERTAMINA UP IIDUMAI Unit ini dirancang oleh Universal Oil Product ( UOP ) untuk mengolah Short Residu dari Unit Distilasi Hampa ( High Vacuum Unit) menjadi produk-produk berupa Gas, LPG, Crack Naptha, Gasoil dan Coke sebagaihasil samping. Short Residu ini berasal dari hasil pengolahan campuran 85% LSWR ( Low Sulfur Waxy Residu ) Crude Distilling Unit Dumai dengan 15% LSWR Crude Distilling Unit Sungai Pakning. Kapasitas terpasang dari unit ini adalah 35,1 MBSD atau ekuivalen dengan 233,1 rnVjam dengan kondisi opcrasi scbagai bcrikut: > Suhu keluar dapur V Suhu imp keluar Coke Chamber
V

:4%C. : 427 C ( maksimum ). : 1,4 : 2,1 kg/cm2.

Combined Feed Ratio (CFR)

> Tckanan Coke Chamber

2.6

MEKANtSME REAKSI
Pada prinsipnya reaksi yang terjadi adalah reaksi perengkahan yang

berlangsung pada suhu tinggi yang bersifat endothennis dengan penurunan suhu dalam Coke Chamber 43 C. Molekul-molekul liidrokarbon terengkah pada suhu yang cukup tinggi dengan "Residence time" ( waktu tinggal untuk reaksi ) yang cukup lama, menjadi radikal-radikal bebas. Radikal-radikal bebas ini kemudian bereaksi polimerisasi dan terkondensasi secara berantai menjadi molekulmolekulyang besarnya bervariasi. Contoh reaksi: C10H22 > C8Hi7" + C2H5"

>

Radikal reaktifitas tinggi bereaksi dengan hidrokarbon lain, terurai menjadi olefin yang kemudian bergabung lagi dengan radikal lain.

>

Pada umiimnya radikal yang kecil lebih stabil dibandingkan dengan yang besar dan lebih siap bereaksi dengan menangkap atom H dari hidrokarbon lain. Contoh reaksi: C2H5" + C6Hi4 C2H + C6H13"

> Radikal yang besar lebili labil, pecah menjadi olefin dan manjadi radikal yang lebih kecil. Contoh reaksi: C6Hi3* > C5H10 + CH3* C8Hn > C4H8 + C4H9*

C4H9" C4H8 + H" > Reaksi berantai radikal bebas akan bcrakhir bila dua radikal bergabung atau satu radikal bereaksi dengan suatu metal atau poison. Contoh reaksi: C8H|7* + H* C8H|8

> Reaksi-rcaksi polimerisasi dan kondensasi dapat terjadi membentuk tar aromatik. Coke atau bitumen adalah mcrupakan polimcryang tcrakhir.

Contoh :

xC4H8 + yC4M8" + C3Hr,

2.7.1 Analisa Umpan dan Produk. ( Tanggal 12 Desember 2002) Tabel. 2 - 1 Analisa Umpan
Tabel. 2-2 Analisa Produk ,;v;;;:pRopuKf;;^ C^':::NAPTIIAV
Distilasi, C IBP
5% vol 10 % vol 20% vol 30 % vol 40 % vol 50 % vol 60 % vol 70% vol 80% vol 90% vol 95 % vol

2.7 SPESIFIKASI UMPAN DAN PRODUK

999
Aklual 144 160 175 193 209 224 210 254 269 284 307 322 336
44.3 3.5

IICGO
Aklual 198 255 280 299 324 332 353 360 368 380 405 412 441
36.3 5.0" 385

IB
||
|

Aklual 45 57 61 67 72 80 89 97 106 115 125 133 164


69,8

Dcsain

Dcsain 154

Dcsain
307

231

I 1 1 1
||

GP

H API Gravity B Colour | Or Number I Sulfur,%wt ft Nitrogcn,%wl

30,5

1 1 IS 1 IS ffl
I

23' 25

25 0,1
0,08

0,15 0,16

ll

Hi
1 9

1 CCR. %wt

0.02
: Colour Saybolt : Colour ASTM

fi

9 2.7.2 Jenis Umpan. Secara umum senyawa yang terkandung dalam residu berat yang digunakan sebagai bahan baku Delayed Coking Unit dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:
>

Asphaltene, bersifat "non volatile" dengan berat molekul 3000 - 5000 dan berbentuk "amorphous" dan merupakan " Dispersed Colloid" dalam minyak. Senyawa utamanya adalali karbon, Hidrogen dan Nitrogen, Oksigen, Belerang, Vanadium serta Nikel sebagai impurities yang saling terikat dalam bentuk ikatan komplek atau layer.

>

Resin, mempunyai struktur yang hampir sama dengan Asphaltene dan bersifat kental, lengket dan mempunyai sifat menguap yang rendah dengan berat molekul 200 - 300 serta banyak mengandung Nitrogen dan Sulfur.

>

Aromatik, dibanding Asphaltene dan resin struktur molekulnya lebih sederhana yailu merupakan senyawa polisiklik dengan enam atom karbon. Residu berat tipc ini dapat menghasilkan "Needle Coke".

2.8

ALIRAN PROSES Delayed Coking Unit tcrdiri dari lima seksi yaitu : 1. Seksi Coking ( coking section ). 2. Seksi Fraksionasi ( fractionation section ). 3. Seksi Gas Konsentrasi ( gas concentration section ). 4. Seksi Steam Generasi (steam generation section ) 5. Seksi Blow Down dan Water Handling.

2.8.1 Seksi Coking. Umpan yang berasal dari Bottom Vacuum Unit ( short residue ) ditambah dengan umpan yang berasal dari tangki dipompakan kedalam Surge Drum ( 140.V-5 ) kemudian dengan pompa 140.P-1 A/B dialirkan kebagian bawah fraksionatpr setelah melewati alat penukar panas 140.E-1 A/B.

10 Didalam fraksionator akan terjadi penguapan tingkat pertama, dimana fraksi ringan akan naik keatas dan fraksi berat bersama-sama recycle feed akan menuju dapur 140.H-1 A/B/C/D dengan menggunakan pompa 140.P-2 A/B. Steam tekanan tinggi diinjeksikan kedalam umpan yang keluar dari seksi konveksi dan akan masuk seksi radiasi, dengan tujuan untuk menaikkan kecepatan agar aliran umpan menjadi turbulen sehingga mengurangi pembentukan coke didalam tube dapur ataupun pipa keluar dapur (transfer line) yang menuju coke chamber. Umpan keluar dapur dengan suhu 493 C kemudian masuk kedalam coke chamber 140. V-l A/B/C/D. Didalam coke chamber akan terbentuk coke, dimana fraksi-fraksi ringan akan menguap dan mengalir menuju fraksionator untuk dipisahkan berdasarkan trayek didih masing-masing fraksi. Untuk menghindari reaksi berkelanjutan, uap yang keluar dari coke chamber diinjeksikan dengan HCGO .( HCGO Quench ). Untuk menghindari terbentuknya buih yang berlebihan, diinjeksikan zat pemccah buih ( foam suppressant ) melalui bagian samping atas coke chamber pada ketinggian tertcntu. Sebelum digunakan untuk operasi coking, coke chamber terlebih dahulu hams dipanasi dengan uap panas dari coke chamber yang scdang bcroperasi. Sebagian uap panas ini akan tcrkondensasi didalam coke chamber yang dingin. Minyak hasil kodensasi ini akan mengalir kc 140.V-7 dan kemudian dipompakan ke fraksionator dengan menggunakan 140.P-10 A/B. 2.8.2 Seksi Fraksionasi. Dalam seksi ini terjadi pemisahan minyak-minyak hasil reaksi di coke chamber. Gas dari puncak menara fraksionasi 140.V-2 didinginkan di kondensor 140.E-8 A s/d H dan 140.E-9 A/B dan kemudian ditampung di Overhead Condenser Receiver 140.V-6 untuk dipisahkan antara uap dan cairannya. Uapnya ditarik kompresor 140.C-1, selanjumya dikirim ke seksi gas Konsentrasi. Cairannya kemudian ditarik dengan 140.P-7 A/B, sebagian digunakan sebagai reflux dan sebagian lagi dipompakan ke High Pressure Separator 140.V-16 yang selanjutnya dipompakan ke seksi gas konsentrasi sebagai Naptha. Light Coker Gasoil (LCGO) ditarik dari tray no. 11 dan kemudian dipompakan menuju Absorber 140.V-l 7. Dari dasar Absorber dikembalikan ke

11
fraksionator setelah didinginkan di 140.E-14 dan 140.E-15. Sebagian LCGO mengalir secara gravity ke LCGO Stripper 140.V-3 kemudian dipompakan dengan 140.P-6 A/B melalui 140.E-6 dan 140.E-7 untuk didinginkan dan selanjutnya dikirim ke Distillate Hydrotreater Unit sebagai umpan. Heavy Coker Gasoil ( HCGO ) ditarik dari tray no.23 dengan 140.P-3 A/B disirkulasikan melalui 140.E-1 A/B untuk memanaskan umpan dari 140.V-5 ke 140.V-2 dan sebagian lagi disirkulasikan melalui 140.E-2 sebagai pembangkit steam tekanan sedang. Dari 140.P-3 A/B juga diambil untuk HCGO Quench dan reflux keatas tray no.23. Dari tary no.23 sebagian HCGO mengalir secara gravity ke HCGO stripper 140.V-4, dipompakan dengan 140.P-4 A/B melalui 140.E-3 sebagai pembangkit steam tekanan sedang, kemudian didinginkan di 140.E-5 dan selanjutnya dikirim ke HC Unibon sebagai umpan. 2.8.3 Scksi Gas Konscntrasi. Scksi ini bcrfungsi sebagai pcmisah antara gas, LPG dan Naptha. Scksi ini tcrdiri dari: 'y Absorber 140.V-17, disini fraksi Cy dan C4 yang tcrikut dalam gas discrap oleh LCGO dan dikembalikan kc 140.V-2 dan gas yang tcrdiri dari fraksi C\ dan C2 dikirim kc sistim balian bakar gas kilang. > Debutanizcr 140.V-18, memisalikan fraksi C4 dan yang lebih ringan yang tcrikut dalam naptha. Gas dari puncak nienara didinginkan di overhead condensor dan ditampung di 140.V-19. Cairan dikembalikan kc 140.V-18 sebagai reflux, sedangkan gasnya dikirim ke sistim balian bakar gas kilang. Naptha produk yang keluar dari bottom Debutanizcr selanjutnya dikirim ke Naptha Hydrotreater Unit sebagai umpan. > LPG Splitter 140.V-20, memisalikan fraksi LPG dan gas-gas yang lebih ringan. Komponen C3 dan C4 diambil sebagai LPG dan gasnya dikirim ke sistim balian bakar gas kilang.

12 2.8.4 Seksi Steam Generasi. Steam tekanan tinggi(High PressureSteam) yang dihasilkan dengan memanfaatkan panas gas asap (flue gas) dari daur 140.H-1 A/B/C/D.Steam dengan tekanan 42 kg/cm2 dan suliu 380 C yang dihasilkan digunakan untuk pemakaian sendiri dan sisanya diekspor ke bagian Utilities.
>

Pada seksi ini dihasilkan dua jenis steam, yaitu:


>

Steam tekanan menengah ( Medium Pressure Steam ) dihasilkan dengan memanfaatkan panas dari HCGO sirkulasi di 140.E-2 dan panas dari HCGO produk di 140.E-3. Steam dengan tekanan 11,2 kg/cm2 dan suhu 188 C yang dihasilkan digunakan untuk pemakaian sendiri dan sisanya di ekspor ke bagian Utilities.

2.8.5

Seksi Blow Down.

Seksi ini berfungsi menampung dan memisahkan antara uap air, gas dan minyak yang berasal dari Steaming Out untuk pendinginan coke chamber dan ditampung di Blow Down Knock Out Drum 140.V-12 setelah diinjeksikan dengan LCGO Quench. Minyak yang ditampung di 140.V-12 kemudian dipompakan ketangki cracked slop I40.T-04 dengan menggunakan 140.P-18 & 140.P-19 A/B. 2.8.6 Seksi Water Handling. Seksi ini berfungsi nienangani air untuk kcperluan decoking ( pembongkaran coke dari dalam coke chamber ), dimana air ini disuplai dari Utilities dan ditampung di tangki 140.T-01. Pada saat decoking, air dari 140.T-01 ditarik dengan menggunakan Jcttin Pump ( pompa dengan tekanan tinggi ) 140.P-17 A/B yang dialirkan kedalam coke chamber dengan tekanan 200 kg/cm2 untuk melubangi dan membongkar coke yang ada didalam coke chamber. Air dan coke akan turun ke Coke Pit, disini coke akan tertahan sementara aimya akan terpisah di Settling Basin.Air yang masuk di Settling Basin masih bercampur dengan coke halus. Setelah debu diendapkan, air di settling basin dipompakan ke Clarifier 140.ME-03 untuk pengendapan lanjut dari debu-debu coke yang masih tersisa. Dari Clariflerkemudian air dipompakan kembali ke tangki 140.T-01 dengan menggunakan 140.P-16. A/B.

13

2.9 VARIABEL OPERASI


Dalam operasi unit Delayed Coking, jumlah dan kualitas produk dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain : 1. Sifat Umpan 2. Suhu Coke Chamber 3. Tekanan Coke Chamber 4. CFR ( Combined Feed Ratio). 2.9.1 Sifat Umpan. Sifat umpan (short residu) sangat dipengaruhi oleh jenis minyak mentah yang diolah di Crude Distilling Unit. Sifat umpan yang mempengaruhi kualitas dan kwantitas produk ialah : > Conradson Carbon Residue (CCR ). > Spesific Gravity. y Karaktcristik umpan. 2.9.1.1 Conradson Carbon Residue (CCR). CCR adalah angka yang mcnunjukkan karbon yang tersisa setelah proses penguapan dan pirolisa suatu minyak contoh. Kandungan CCR dari umpan mcmpakan sifat dominan yang mcnunjukkan beberapa persen coke yang dapat dihasilkan oleh suatu jenis umpan. Umpan dengan kandungan CCR tinggi akan menghasilkan coke yang lebih banyak. 2.9.1.2 Specific Gravity. Makin tinggi spesific gravity, maka coke yang dihasilkan makin baik dan makin banyak. 2.9.1.3 Karaktcristik Umpan. Kualitas coke yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbandingan relatif kandungan asphaltene, resin dan aromat. Umpan yang mengandung aromat tinggi lebih disukai, karena akan menghasilkan coke yang lebih baik.

14
Coke terbentuk dari dua reaksi yang berbeda yaitu :
>

Reaksi suspensi colloidal dari senyawa-senyawa resin dan asphaltene akan diubah menjadi coke yang mempunyai bentnk tidak terarur dan mempunyai rantai atom yang bercabang. Coke dari jenis ini tidak diinginkan dalam produk, karena menurunkan mutu coke. Reaksi polimerisasi dan kondensasi dari aromatik, dan reaksi ini yang biasanya banyak terjadi. Coke yang dihasilkan mengandung lebih sedikit molekul dengan bentnk tidak terarur dan rantai bercabang. Coke ini mengandung lebih.banyak kristalin dibanding coke hasil reaksi suspensi colloidal. Coke yang dihasilkan dari umpan yang mengandung aromat tinggi ditunjukkan oleh adanya thermal tar.

>

2.9.2 Suhu Coke Chamber. Suhu reaksi mcrupakan variabel utama pada reaksi thermal cracking. Kenaikan dan penurunan suhu sangat bcsar pcngaruhnya terhadap kuantitas maupun kualitas coke yang dihasilkan. Suhu coke chamber mempcngaruhi: > Reaksi coking yang terjadi > Penguapan hydrocarbon matter dalam green coke V Volatile Combustible Matter ( VCM ) dalam green coke > Kekerasan coke > Jumlah coke yang dihasilkan. Kenaikan suhu coke chamber mengakibatkan : > Produk green coke, gas dan gasoline menurun > Produk gasoil naik > Penguapan hidrokarbon berat bertambah > Volatile combustible matter ( VCM) turun > Reaksi coking lebih baik y Coke yang dihasilkan lebih keras.

15 Sedangkan penurunan suhu coke chamber mempunyai pengaruh yang berlawanan, dan apabila suhu terlalu rendali coke yang dihasilkan dapat berupa " Tarry Coke". Jadi pengaruh suhu ini sangat besar terhadap kualitas maupun kuantitas dari green coke yang dihasilkan. Beberapa literatur mengatakan bahwa setiap kenaikan suhu 7 F akan menurunkan volatile matter green coke 1 % berat. Karena itu suhu diatur pada suhu optimum dimana unit masih dapat dioperasikan dengan baik dan coke yang dihasilkan memenuhi persyaratan sebagai umpan Coke Calcining Unit. Suhu coke chamber ditentukan oleh beberapa variabel yaitu : > Suhu keluar dapur. Suhu coke chamber dikendalikan oleh suhu keluar dapur.
>

Kondisi isolasi pipa keluar dapur sampai dengan masuk coke chamber. Isolasi pipa yang kurang baik menyebabkan banyak panas yang hilang, sehingga suhu coke chamber turun.

>

Siklus Coking ( Coking time ), dengan memperpanjang siklus coking, coke didalam coke chamber bcrtambah yang mengakibatkan suhu puncak coke chamber naik.

Dalam opcrasi normal, suhu keluar dapur diatur antara 488-496 "C untuk incndapalkan suhu puncak coke chamber 432 C.

2.9.3 Tekanan Coke Chamber. Reaksi percngkahan secara thennis adalali merupakan fungsi tckanan dan waktu. Kedua variabel ini saling mempengarulii dan sangat erat luibungaiinya satu sama lainnya. Tekanan coke chamber berpengaruh terhadap : > Kenaikan tekanan dapat mengakibatkan penuninan kualitas coke yang disebabkan kenaikan VCM, karena hidrokarbon berat sukar menguap, sedangkan produksi coke akan naik.

16
> Penumnan tekanan akan memperbaiki kualitas coke, karena mempenmidali penguapan yang berarti penumnan VCM. Setiap penumnan tekanan 8 psi dapat menurunkan produksi coke 1 % berat. Tekanan coke chamber diatur maksimum 4.22 kg/cm2 dengan mengatur tekanan puncak fraksionator dari 140.PIC-296.Dalam operasi nornial tekanan ditahan2.1 kg/cm2. 2.9.4 Combined Feed Ratio ( CFR ). Combined Feed Ratio ( CFR ) adalah volume umpan campuran dari fraksionator ke dapur dibagi dengan umpan segar (fresh feed ) ke unit. _ Recyc/e Feed _ Fresh Feed + Re cycle Fresh Feed Fresh Feed Jika CFR ditumnkan, produksi gasoil akan naik, dan produksi gas, naptha dan coke bcrkurang, schingga coke yang dihasilkan akan lebili lunak dengan kandungan VCM lebih tinggi. CFR dapat diatur dengan cara mengatur produksi gasoil. Menambah produksi gasoil akan menurunkan CFR. L'nlt Delayed Coking dirancang untuk beroperasi pada CFR 1.2 s/d 1.4.

STRUKTUR ORGANISASI HEAVY OIL COMPLEX / UNIT PRODUKSI PERTAMINA UP H DUMAI MANAGER UNIT OPERASI -----------------------------------KA.BAGIANHOC AHLIUTAMA OPERASI KEPALA PROSES HOC PWS JAGA DCU / DHDT PWS. JAGA CALCINER PWS. JAGA HVU PTR ADMINISTRASI HOC

ASS. PANEL DCU OPR. PANEL DHDT OPR LAPANGAN DCU OPR. LAPANGAN DHDT OPR GANTRY CRANE

OPR. PANEL CALCINER OPR LAPANGAN CALCINER OPR LAPANGAN WHB

ASS. PANEL HVU OPR. LAPANGAN HVU

Totntro

00

HCtoSeptvfc

Gambar- 2.1: DIAGRAM ALIR DELAYED COOKING UNIT

BAB III DASAR TEORI


3.1 TINJAUAN UMUM KONSERVASI ENERGI KETEL UAP 140 E-2 (HEAT EXCHANGER) Ketel Uap ( Heat Ecxhanger ) adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengubah fase cair menjadi fase uap. Perubahan tersebut diakibatkan adanya energi panas yang diserap oleh air panas ( LBW ). Panas dapat diperoleh dari pembakaran, pemindahan panas antara dua fluida atau energi lain. Mekanisme perpindahan panas berlangsung dengan beberapa cara yaitu : 1. Perpindahan panas secara konduksi 2. Perpindahan panas secara konveksi 3. Perpindahan panas secara radiasi. 3.1.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi.

Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas antara molekulmolckul yang saling berdekatan antara yang satu dengan yang lain tanpa diikuti dengan perpindahan molekul-molekul tersebut. 3.1.2 Perpindahan Panas Secara Konveksi.

Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas dimana panas dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain dengan disertai gerakan partikel secara fisis. 3.1.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi.

Perpindahan panas secara radiasi adalah pancaran yang berbentuk gelombang elektromagnetik dari semua permukaan benda dingin melalui suatu media udara ataupun hampa udara. i

20

3.2
3.2.1

KLASIFIKASI HEAT EXCHANGER


Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Standard TEMA.

Berdasarkan Standard TEMA ( Tubular Exchanger Manufacturer Association ) HE dapat diklasifikasikan berdasarkan perencanaan dan cara pembuatannya yaitu: > KelasR Type HE ini adalah Shell & Tube dan lazimnya digunakan untuk proses pengolahan industri Migas. > KelasB HE kelas ini lazimnya digunakan untuk proses kimia. > Kelas C HE kelas ini lazimnya digunakan untuk kebutuhan secara umum. 3.2.2 Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Konstruksi

Berdasarkan konstruksinya, Heat Exchanger dapat dibedakan menjadi: 1. Fixed Tube Sheet 2. Floating Head 3. U-Tube Bundle 4. Double Pipe Heat Exchanger 5. Keetlc. 6. Pipe Coil 3.2.2.1 Fixed Tube Sheet

Fixed tube sheet adalah salah satu bentuk konstruksi, dimana kedua tube sheet tepat pada shell. 3.2.2.2 Floating Head

Floating head adalah bentuk konstruksi, dimana satu tube sheet "float" dalam shell dan yang lain tepat pada shell.

21

3.2.2.3

U-Tube Bundle

U-tube bundle adalah bentuk konstruksi, dimana hanya satu tube sheet diperlukan dan tepat pada shell dan semua tube berbentuk U. 3.2.2.4 Double Pipe Heat Exchanger

Double Pipe Heat Exchanger adalah alat penukar panas dengan sistem pipa rangkap, yaitu suatu bentuk alat penukar panas dimana pipa berada didalam pipa lain yang lebih besar yang merupakan pipa konsentris dimana satu fluida lainnya mengalir diantara annul us bagian dari pipa sebelah luar. Penggiinaan Double Pipe Heat Exchanger adalah untuk zat yang viscous atau yang mempunyai sistim perpindahan panas yang rendah. 3.2.2.5 Kettle

Untuk konstruksinya dapat terliliat jelas dari bentuk shellnya, dimana sebagian besar shellnya dipcrbesar untuk mangan nap yang dapat memberikan kesempatan penguapan pada cairan yang lebih baik. Cairan yang dididihkan/diuapkan berada didalam slicll, scdangkan cairan yang digunakan untuk memanaskan berada didalam tube. Tube Bundlenya ada yang berbentuk Floating Head dan yang berbentuk U Tube. 3.2.2.6 Pipe Coil

Tipe ini terbuat dari pipa yang dilengkungkan membentuk spiral. Biasanya direndam dalam cairan yang dipanaskan dengan media pemanas umumnya steam. Tipe ini banyak dipakai sebagai pemanas pada tanki-tanki penimbun minyak berat atau cmde oil.

22

3.2

KLASIFIKASI HEAT EXCHANGER BERDASARKAN FUNGSINYA.


Berdasarkan fiingsi dari alat penukar panas dapat dibedakan dengan beberapa

istilah: 3.3.1 Air Cooled Heat Exchanger

Air cooled heat exchanger ( Air Cooler ) biasanya disebut Fin-Fan adalah jenis alat penukar panas yang menggunakan udara sebagai media pendingin. Aliran udara yang terjadi dikarenakan oleh perputaran fan yang digerakkan oleh motor listrik. 3.3.2 Cooler

Panas dipindahkan untuk maksud pendinginan fluida yang panas akan dipindahkan kc air atau udara yang bcrfungsi scbagai media pendingin, akibatnya suhu fluida yang panas akan turun scdangkan suhu air / udara akan naik. 3.3.3 Kondcnsor.

Adalah alat penukar panas untuk mengembunkan nap / campuran nap dengan menggunakan pendingin air atau udara. 3.3.4 Partial Condensor

Partial condensor berfungsi untuk mengembunkan sebagian dari total uap, dan zat cair hasil kondensasi dipakai sebagai reflux. 3.3.5 Heater

Heater berfungsi untuk memanaskan fluida dengan memberikan sensible heat pada zat cair atau gas dengan menggunakan condensible steam. i

23

3.3.6 Reboiler Reboiler berfungsi untuk memanaskan kembali suatu cairan / minyak sampai suhu tertentu untuk diuapkan dengan menggunakan liquid yang lebih tinggi suhunya. 3.3.7 Exchanger Heat Exchanger berfungsi untuk memanaskan fluida yang dingin dengan menggunakan fluida panas yang didinginkan. 3.3.8 Chiller Chiller berfungsi untuk mendinginkan atau mengkristalkan cairan / minyak dengan menggunakan media pendingin air, propane, atau udara. 3.3.9 Vaporizer

Vaporizer berfungsi untuk menguapkan bagian-bagian dari zat cair. 3.3.10 Superheater

Superheater berfungsi untuk memanaskan nap air diatas suhu jenuhnya. 3.3.11 Reboiler

Reboiler berfungsi untuk memperlengkapi panas pendidihan yang diperlukan dalam proses distilasi, dan biasanya dihubungkan dengan dasar kolom fraksinasi.

3.4 PENGATURAN ARAH ALIRAN DI DALAM HEAT EXCHANGER


Aliran fluida yang mengalir di dalam tube maupun shell side dapat dibagi beberapa jenis yaitu: 1. Aliran Paralel atau searah ( Paralel flow ) 2. Aliran berlawanan arah (Counter flow ) 3. Aliran arah melintang ( Cross flow )

24

3.4.1

Aliran Paralel Atau Searah (Paralel Flow)

Fluida panas dalam tube mengalir searah dengan fluida yang dipanaskan diluar tube (shell side). Perpindahan panas pada aliran jenis ini relatif kecil karena kedua fluida yang telah berubah suhunya akan mengalir pada posisi tempat dan arah yang sama. 3.4.2 Aliran Berlawanan Arah (Counter Flow )

Fluida panas dalam tube mengalir berlawanan arah dengan fluida yang dipanaskan diluar tube. Perpindahan panas untuk aliran ini sangat baik, sebab kedua fluida saling menukar panas sepanjang aliran dalam peralatan tersebut. Jenis aliran ini paling banyak dipergunakan pada alat penukar panas. 3.4.3 Aliran Arah Mclintang (Cross Flow)

Fluida panas dalam tube didinginkan dengan arah melintang oleh fluida yang mendinginkan. Untuk jenis aliran ini biasanya menggiinakan tipe finned tube dan banyak dipakai pada fin-fan dengan media pendingin udara. Perpindahan panas yang tcrjadi relatif kecil jika dibandingkan dengan jenis aliran yang lain. Berdasarkan perbedaan dalam pemakaian, si fat perpindahan panas dan sistim pekerjaan yang dilaksanakan, maka HE dibuat dengan bcrbagai tipe. Untuk membedakan tipe HE tersebut, maka dibuat tanda yang menyatakan perbedaan dengan menggiinakan tiga huruf kapital:
>

Huruf pertama menyatakan bentuk "Front End Stationary Head Type", memakai nolasi huruf A, B, C, dan D. Huruf kedua menyatakan bentuk "Shell Types", memakai notasi huruf E, F, G, H, J dan K.

>

> Huruf ketiga menyatakan bentuk "Rear End Head Types", memakai notasi hurufL,M,N,P,S,T,Udan\V.

25

3.5

PENGATURAN FLUIDA DALAM SHELL SIDE/TUBE SIDE Tujuan pengaturan fluida dalam shell side dan tube side adalah untuk

mendapatkan efisiensi yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah. Untuk itu perlu memperhatikan jenis fluida yang akan dialirkan kedalam shell side atau tube side. Berdasarkan pemikiran diatas maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) Fluida yang kotor dilewatkan melalui: - Dalam tube, karena tube-tube dapat dengan mudah dibersihkan.
-

Dalam shell, bila tube tidak dapat dibersihkan atau sebagian besar dari coke atau kotoran yang ada dapat terkumpul dalam shell dan dapat dibuang melalui saluran buang yang ada.

b)

Fluida bertckanan tinggi, korosif dan air dilewatkan dalam tube, karena pada alat tertentu tube lebih tahan terhadap korosi, juga karena kekuatan dari diameter yang kecil dari tube akan mclcbihi kekuatan shell.

c)

Fluida dengan volume yang lebih besar dilewatkan melalui shell, karena volume shell lebih besar dari total volume tube. Fluida dengan jumlah aliran yang lebih kecil dapat juga dilewatkan melalui shell, karena jarak shell dapat dipasang baffle plate untuk menghasilkan aliran yang turbulen.

d)

Untuk yang harus mempunyai pressure drop yang rendah, fluida dapat dilewatkan shell. Pada peralatan yang menggunakan fin tube, fluida yang bertekanan tinggi, kotor, korosif dilewatkan dalam tube, karena mudah dibersihkan dan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi daripada dari luar tube.

e)

26

3.6

KOMPONEN UTAMA DARI HEAT EXCHANGER

Secara umum didalam heat exchanger terdiri dari beberapa komponen seperti: 3.6.1 Tube

Tube merupakan media perpindahan panas antara fluida panas dan fluida dingin. Ada dua macam tipe tube yaitu: > > Tube polos (Bare Tube atau Plain Tube) Tube bersirip (Finned Tube)

Sejumlah tube dirangkai menjadi satu kesatuan yang disebut tube bundle. Tata letak pemasangan tube (tube lay out) ada empat macam yaitu : > Triangular Pitch Tipe ini banyak digunakan untuk fluida yang tingkat kekotorannya tinggi ataupun rendah. Pusat-pusat tube saling membentuk sudut 60 ( segi tiga sama sisi) searah dengan aliran fluidanya. Triangular Pitch mempunyai harga perpindahan panas lebili tinggi dari Square Pitch. Pitch adalah jarak dari pusat atau Center Line tube yang satu ke pusat tube yang lainnya. > In Line Triangular Pitch. Tipe ini tidak banyak digunakan dibandingkan dengan Triangular Pitch. Pusat tube saling membentuk sudut 60 ( segi tiga sama sisi ) kearali melintang terhadap aliran fluidanya. Harga perpindahan panasnya tidak begitu tinggi dibanding dengan Square Pitch. > In Line Square Pitch Pada tipe ini pusat-pusat tube saling membentuk sudut 90 ( tegak lurus ) membentuk segi empat bujur sangkar yang tegak lunis dengan aliran fluidanya. Tipe ini jarang digunakan karena perpindahan panasnya lebih kecil daripada Triangular Pitch.

27

> Diamond Square Pitch Tipe ini pusat-pusat tube saling membentuk sudut 90 ( segi empat bujur sangkar) melintang terhadap arah aliran fluidanya. Perpindahan panasnya lebih baik daripada in line Square Pitch, tetapi lebih rendah / kecil daripada Triangular Pitch. 3.6.2 Tube Bundle

Tube bundle merupakan rakitan tube-tube dengan ujung-ujungnya berakhir dalam satu tube sheet atau dua tube sheet. Tube bundle merupakan rangkaian terpenting pada alat penukar panas yang berarti menentukan besamya kapasitas dari peralatan tersebut. 3.6.3 Tube Sheet

Tube sheet merupakan tempat melekatnya / pengikatan ujung-ujung tubes. Tube sheet terbuat dari material dengan ketebalan dan jenis tertentu tergantung dari jenis fluida yang mengalir pada peralatan tersebut. 3.6.4 Shell Shell adalah bagian luar dari Heat Exchanger yang berbentuk silinder. Ukuran shell (tcbal plate dan diameter) dibatasi oleh pcrtimbangan pemeliharaan scperti kemampuan handling dilapangan dan fasilitas pembersihan. 3.6.5 Tube Tube berdasarkan ukurannya dibedakan dengan diameter pipa, dimana tube diukur dengan diameter luamya ( outside diameter ) sedangkan ketebalannya nienggunakan Standard BWG ( Birmingham Wire Gauges). Makin besar BWG maka ketebalan tube makin kecil. 3.6.6 Baffle Plate

Baffle Plate merupakan plate yang dipasang pada rakitan tube sebagai sekat dalam shell. Adanya sekat ( baffle) menyebabkan aliran fluida dalam shell menjadi lebih lama dan turbulen, sehingga perpindahan panas lebih sempurna dan dapat diatur.

28

Jenis-jenis baffle plate yang sering digunakan adalah : 1. Vertical Baffle Plate (Transfersal Baffle / melintang ) 2. Longitudinal Baffle Plate. 3.6.6.1 Vertical Baffle Plate

Vertical baffle plate ada tiga macam yaitu: a) Segmental Baffle. Bentiik ini paling umum dipakai, dapat berupa vertical segmental cut atau Horizontal segmental cut. Baffle ini hanya cocok untuk satu jenis fluida saja disebabkan adanya campuran gas dan cairan akan membenkan akumulasi gas atau cairan yang menghambat perpindahan panas. b) Disc and Doughnut Baffle. Baffle jenis ini tidak banyak digunakan , karena fluidanya hams bersih bila tidak ingin terbentuknya sedimen dibelakang doughnut. c) Orifice Baffle Plate Baffle jenis ini untuk perencanaan khusus dimana fluida yang diproses hams sangat bersih. Pressure dropnya lebih besar daripada baffle jenis yang lain. 3.6.6.2 Longitudinal Baffle Baffle ini digunakan untuk membagi aliran didalam shell menjadi dua atau beberapa bagian untuk membenkan kecepatan yang lebih tinggi untuk perpindahan panas yang lebih baik. 3.6.7 Tie Rod Tie rod merupakan sebatang besi bulat yang inempunyai ulir pada kedua ujungnya dan ditempatkan pada tube sheet yang berguna untuk : > Mempertahankan panjang tube selalu berada diantara kedua tube sheet. > Mempertahankan jarak antara baffle plate. > Menjaga dan mempertahankan sambungan tube tidak mengalanii penibahan bentuk sewaktu diadakan pengangkatan atau mengeluarkan tube bundle untuk perbaikan.
t

f>

29

3.6.8

Impingement Plate

Impingement plate berfungsi untuk melindungi tube dari abrasi partikel padat (kotoran) yang terikut masuk ke shell 3.6.9 Partition Plate

Berdasarkan kebutuhan aliran yang dapat diatur didalam tube, channel dan floating head , maka media yang mengalir hams disesuai kan. Untuk itu maka perlu diatur ruangan-ruangan sedemikian rupa agar aliran sesuai dengan arah yang dikehendaki.Partition plate diperlukan pemasangannya untuk membagi ruangan didalam channel cover tersebut.

3.7

LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
Untuk mengetahui kemampuan HE hams dilakukan perhitungan dengan

langkah-langkah perhitungan: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Neraca Panas Logarithmic Mean Temperature Difference ( LMTD ) Temperatur Kalorik How Area Kecepatan Massa Bilangan Reynold Faktor Dimensi untuk Heat exchanger Koefisien Perpindahan Panas Temperatur dinding tube

10 Ratio Viscositas 11 Koefisien Perpindahan Panas terkoreksi 12 Koefisien "Clean Overall" 13 Koefisien "Actual Overall" 14 Dirt Factor 15 Pressure Drop 16 Kemampuan HE pada Rd Design 17 Tinjauan Ekonomi

30

3.7.1

Neraca Panas

Rumus yang digunakan: > Pada Tube Side

0 = Wt. Cp. AT ........................................................(3 - la)


> Pada Shell Side

q = Ws. Cp. At .....................................................(3-lb)


Keterangan: Q q Ws Wt Panas yang diberikan, Btu /jam = Panas yang diterima, Btu /jam = Flow rate pada shell side, lb /jam - Flow rate pada tube side, lb /jam

Cp = Specific Heat fluida pada shell & tube side, Btu / lb.F
<JT dt - Beda temperatur fluida panas, F = Beda temperatur fluida dingin, "F

3.7.2 Logarithmic Mean Temperature Difference ( LMTI)) Rumus yang digunakan: I.MID = fAtI'7?!c (CounterCurrent).....................(3
///A////A/C ' Keterangan : 3.7.3 1MTD= Logarithmic Mean Temperature Difference, F A //; = Beda temperatur yang tinggi dari fluida panas dan fluida dingin, F Ate = Beda temperatur rendali dari fluida panas dan fluida dingin, F Temperatur Kalorik / i

2a)
/

Rumus yang digunakan:

Tc = T2 \Fc(T,-T2) ...............................................(3-3a)
1

tc = tj + F c ( t 2 - / i )

.....................................................(3 -3b)

Keterangan: o Tc

= Temperatur Kalorik fluida panas, F = Temperatur Kalorik fluida dingin, F - Temperatur masuk fluida panas, F = Temperatur keluar fluida panas, F = Temperatur masuk fluida dingin, F - Temperatur keluar fluida dingin, F

tc T2 ti t2

Tj

Fc = Faktor temperatur kalorik 3.7.4 Flow Area Rumus yang digunakan: > PadaShell Side: IIXC.B 144/y > Pada Tube Side :
Nt.a't ,, at =--------......................................... ..................(3 - 4b) 144/;

..

as^ ---------- .......................................................(3-4a)

Keterangan: o as at
2 = Flow area pada shell side, ft 2 = Flow area pada tube side, A

o ID C% B o pT n

= Diameter dalam shell, in - Jarak antara tube, in = Jarak baffle, in = Tube Pitch, in

Nt = Jum lah tube


2 a V = Flow area per tube, in

=Jumlah tube

32

3.7.5 Kecepatan Massa Rumus yang digunakan: > Pada Shell Side: Ws Gs = ...............................................................(3 - 5a)
as

> Pada Tube Side: Wt Gt =


at

...............................................................(3 - 5b)

Keterangan: Gs = Kecepatan massa pada shell side, lb/jam.ft2 Gt = Kecepatan massa pada tube side, lb/jam.ft Ws = Flow rate pada shell side, lb/jam Wt = Flow rate pada tube side, lb/jam as = Flow area pada shell side, ft2 at = Flow area pada tube side, ft2

3.7.6 Bilangan Reynold Rumus yang digunakan: V Pada Shell Side: De x Gs ,3 , . Re.v =----------- ....................................................(3 6a)
n

/'

> Pada Tube Side: Re/ =---------Keterangan:

....................................................(3- 6b)

Res= Bilangan Reynold pada shell side o De= Diameter equivalent untuk perpindahan panas dan pressure drop, ft D = Diameter dalam tube, ft
l

Ret= Bilangan Reynold pada tube side


Gs= Kecepatan massa pada shell side, lb/jam.ft2

33

2 Gt = Kecepatan massa pada tube side, lb/jam.ft

Viscositas fluida pada tube & shell side, lb/ft.jam

3.7.7 Faktor Dimensi untuk Heat Transfer > Pada Shell Side: Dengan dasar Res, menggunakan grafik (lampiran 6) akan diperoleh jh Keterangan: jh - faktor dimensi untuk Heat Transfer pada Shell Side. > Pada Tube Side: Dengan dasar Ret, menggunakan grafik (lampiran 7) akan diperoleh jh Keterangan: jh = faktor dimensi untuk Heat Transfer pada Tube Side. 3.7.8 Kocfisicn Perpindahan Panas Rum us yang digunakan : > Pada lapisan film dinding luar tube : /;o = y//7-(^_),/V-v atau= 7/;(-yi),/3 .......................(3 7a) De k < ps De k Keterangan: o Ho - Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding luar tube,
2 Btu/jam .ft ./// = Faktor dimensi untuk heat transfer .F k

= Thermal Conductivity pada Tc, Btu/jam.ft.F ~ Specific *> Cp heat pada temperatur kalorik fluida panas ( Tc ) Btu/jam.ftF De = Diameter equivalent untuk perpindahan panas dan pressure drop, ft </KS = Ratio viscositas fluida pada shell side > Pada lapisan film dinding dalam tube :
hlmJh

L(c&Ly>t , M
D k < p(

kg^r.................
D k

34

Keterangan:

Hi = Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding dalam tube, Btu/jam.fl2.F Jh = Faktor dimensi untuk perpindahan panas K = Thermal Conductivity pada tc, Btu/jam.ft.F D - Diameter dalam tube, ft = Ratio viscositas fluida pada tube side

^/ 3.7.9

Temperatur Dinding Tube


/*,' = /<? --------^^-------------(Tc-tc) ............................(3-8a) + hio I (j)t + ho I fa hio hi D /*
OL\

Rumus yang digunakan:

----= x----(f>t Keterangan:


........................................( 3 -8b )

ft OD

tw = Temperatur dinding tube, F tc - Temperatur kalorik fluida dingin, F ho = Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding luar tube hi = Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding dalam tube hio - Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding dalam tube bila diterapkan dengan dasar OD tube.

3.7.10 Ratio Viscositas Rumus yang digunakan: > Pada Shell Side:

fs = {-tLfM
Keterangan: o (jks //

...............................................(3- 9a)

= Ratio viscositas fluida pada shell side = Viscositas fluida pada Tc, lb/ft.jam = Viscositas fluida pada tw, lb/ft.jam

' //.

35

> Pada Tube Side: 0 = (JL)0-14 K eterangan:


.................................................(3 _ 9b)

( / > t = Ratio viscostas fluida pada tube side pi Mr = Viscositas fluida pada tc, lb/ft.jam
=

V iscositas fluida pada tw , lb/ft.jam

3.7.11 K oefisicn Perpindahan Panas terkoreksi R um us yang digunakan: > Pada lapisan dinding luar tube: ho=4s..........................................................(3-10a) (fxs K eterangan:

ho ho (fa(j> t

= K oefisicn perpindahan panas lapisan film dinding luar tube, B tu/jam2.ft .T = Persam aan ( 3 - 7a ) = R atio viscositas fluida pada shell side

> Pada lapisan dinding da I am tube :


/;/ = ~</>f ................................................................(3 Wh)

< f> t K eterangan:

2 /;/ = Koefisien petpiiidalian panas lapisan film dinding dalam tube, Btu/jam.ft .F

hi/<f>f Persam aan (3 - 7b ) =

<j>t = atio viscositas fluida pada tube side R ,

> Pada sem ua dinding tube :

hio = (f>t .........................................................(3 - 10c) ft

36

Keterangan: hio = Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding dalam tube bila diterapkan pada dinding luar tube, Btu/jam.frVF

hio/<j>t= Persamaan (3 - 8b) <j>t = Ratio Viscositas fluida pada tube side

3.7.12 Koefisien " Clean Overall * Rumus yang digunakan:


hio x .ho

Uc = T-------T ......................................................(3-U)
hio + ho

Keterangan:

Uc = Koefisien "Clean Overall", Btu/jam.ft2.F hio ~ Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding dalam tube bila diterapkan pada dinding luar, Btu/jam.ft2.F ho = Koefisien perpindahan panas lapisan film dinding luar tube, Btu/jam.fi2.F

3.7.13 Koefisien " Actual Overall " Rumus yang digunakan: (/ = ~^'' Keterangan: UA = Koefisien "Actual Overall", Btu/jam.ft2.F = Luas permukaan perpindahan panas, ft2 At = LMTD terkoreksi, F Nt =Jumlahtube 7, = Panjang tube, ft a " = Luas permukaan tube per linear feet, ft2 A.At ..............................................................(3 - 12b) A - Nt.La" ............................................................(3 - 12a)

o A

37

= Panas yang dipindahkan, Btu/jam

3.7.14 Dirt Factor Rumus yang digunakan:


Rd =

Uc-UA
Ucx UA

..........................................(3-13)

Keterangan:

Rd = Dirt Factor / Fouling factor, Jam.frVF/Btu Uc = Koefisien " Clean Overall", Btu/jam.ft2.F Ua = Koefisien " Actual Overall", Btu/jam.ftVF

3.7.15 Pressure Drop Rumus yang digunakan: > Pada Shell Side: /.G/*(* + !) ........................................ 5.22x10]l).De.S.<fn Keterangan: A Ps = Pressure Drop pada shell side, psi o

= Faktor friksi, ft2/in2

Gv = Kecepatan massa pada shell side, lb/jam.ft2 Ds = Diameter dalam shell, ft N - Jumlah baffle, sehingga AM/ = 12xL/B /, = Panjang tube, in B = Jarak baffle

De = Diameter equivalent untuk perpindalian panas dan pressure drop,


ft

S = Specific gravity pada Tc fe = Ratio viscositas pada shell side

38

> Pada T ub e Side


2 f.G t.D s.Ln5.22x10 .D .S..eterangan : K A P / =.^TM O - - .. ..........................................(3~ 14b> A P t = Pressure drop pada tube side, psi

/ Gt L n D s

Faktor friksi,2/in2 ft
2 = K ecepatan m assa pada tube side, lb/jam .ft

= Panjang tube, ft = Jum lah pass pada tube side - D iam eter dalam tu be, ft = Sp ecific gravity pada tc

(fit = R a tio v is c o s ita s p a d a tu b e s id e

y P ada retu rn 4// 1 V A w. A Pr = -----------------------K eterangan:

(3

14c)

A Pr= : Pressure drop pada return, psi n s = Jum lah pass pada tube side - : Specific gravity pada tc

V2/2z- = K ecepatan m assa pada tube side

> T otal pressu re drop pada tube side: A Pr = A P t A Pr...........................................(3 ~ 14d) i . K eterangan: A Pr= T otal pressure drop pada tube side, psi A P t -Pressure drop pada tube side, psi r = AP P ressure drop pada return, psi

<?

3.7.16 Kemampuan Heat Exchanger Pada Rd Design Rumus yang digunakan: =+Rd........................................................(3 - 15a) l Ud Uc ' Q = U . Ao . A/...............................................(3 - 15b) Keterangan: Qc = Uc . A0. At (kondisi bersih) . -QK = Ud, A0.At (kondisi kotor)

39

BAB IV PERHITUNGAN KETEL UAP 140. E - 2 ( HEAT EXCHANGER ) 4.1 DATA PERALATAN DAN KONDISI Tabel. 4-1 Data kondisi operasi HE 140.E - 2 OPERASI
"""........"'""' ' ........................................"............... |"'"-" .............................................-.........-

NO 1

URA1AN SHELL SIDE Fluida Laju Alir Suhu masuk Suhu keluar

NOTASI

SATUAN

140 E -2

Ws
ti t2

lb/jam F F

LBW ( Steam) 33.075 318,2 368,6 j

TUBE SIDE Fluida Laju Alir SO 60/60 oF Suhu masuk Suhu keluar Wt T, T2 lb/jam F F

I1CGO I 223.173 0,8433 J

i I
1

577,4
378,5

Data diambil path fangga/12 Desember 2002

> Fluida dingin yang melewati shell ( LBW): Shell side: Data-data:
-

Suhu masuk (ti) Suhu keluar (t2) Laju alir (Ws)

= 318,2F = 368,6 F = 15 Ton/j

LBW ( Steam ): - Ws = 15 ton/j x 2.205 lb/ton = 33.075 lb/j

41 > Fluida panas yang melewati tube (HCGO): Tube side: -Suhu masuk (Ti) -Suhu keluar (T2) -SG -Laju alir (Wt) -Jumlah tube (Nt) -Panjang tube (L) -OD -BWG -Pitch (Pr) - Tube passes (n) HCGO: - Wt = 120 mVj x 0,8433 ton/ m3x 2.205 lb/ton Wt = 223.173 lb/j m = 223.173 lb/j
1415 "API=.-------- ' '*
141 5

= 577,4 F = 378,5 F = 0,8433 = 120m3/j = 480 per shell = 20 ft = lin = 12 = 1,25 in =6

-131,5

' - 131,5

0,8433 = 36,29

- Volume Average Boiling Point dari


4

(JlampifaiEfc)-

^280 + 2(353) + 405 4 = 343 F

HaL6

42 - Slope
C _ 90 " MO

80

405 - 280 80 = 1,56 - At = - 8 F


-

Molal Average Boiling Point MABP = Tv + At = (343 - 8)F = 335 F

- KUOP factor -VTb SG


K= V33S + 460 0,8433 = 11,0

Specific heat dari hasil pcrhitungan : \ rata-rata = --------2 _J 577,44+378,5)^ 2 = 477,95 F Tav = 477,95 F API = 36,29 Kuoi>= 11,0 (Fc= 0,97) Cp = 0,683 Btu/lb F x 0,97 Cp = 0,662 Btu/lb F (lampiran 2 )

p,

43

4.2 NERACA PANAS


> Pada tube side (panas yang dibenkan HCGO): Q Q = m . Cp. At .........................................................(S-la) = 223.173 lb/jx 0,662 Btu/lb F (577,4-378,5) F = 29.385.590 Btu/j > Pada shell side (panas yang diterima Steam) q = m. Cp . At (3-lb)

rata-rata

_' + u
(318,2 + 368,6 )F
= 343,4/<

Pada temperatur 343,4 F (Steam ) didapat : Cp = 0,456 Btu/lb.F q q, = in . Cp . At (lampiran 3 ) Panas Sensible 318,2F --------& 368,6 F = 33.075 lb/j x 0,456 Btu/lb F (368,6 - 318,2) F = 760.143 Btu/j Panas Latcn 368,6 F --------
2

368,6 F 174 psiabs (Lampiran 4 )

P = 11,2 Kg/cm G= 12,233 Kg/cm2 abs Interpolasi 170 psia = A/7 =854,9/*//////; 180psia = AH = 850,8/?//////; maka q2 174psia = A//=853,0/?//////; J = m . AH = 33.075 lb/jx 853 Btu/lb = 28.212.975 Btu/j
qs = qi+q2

= ( 760.143+ 28.212.975) Btu/j = 28.973.118 Btu/j

44

4.3 AtLMTD

Ath =Ti-t2= 577,58-368,6 = 208,98 F Ate =T2-ti= 378,50-318,2 = 60,3 F 208,98-60,3 LMTD = Ath-Ate = 119,62 F .................( -2 3 ) In Ath I Ate In 208,98/60,3
/e =

7j-7^ = 577,58-378,5 = 395 t2-t, 368,6-318,2

_ t2-tx _ 368,6-318,2 7J-/. 577,58-318,2

= 0,19

Untuk R = 3,95 dan S = 0,19 didapat Ft = 0,89 At = Ft x LMTD = 0,89 x 119,62 = 106,48 F

(lampiran^1) ^

4.4 TEMPERATUR KALORIK


Dengan range temperatur Tl - T2 = 199,08 F dan API = 36,29 didapat Kc = 0,33 Ath = 208,98 F Ate = 60,3 F Ath 208,98 Untuk Kc = 0,33 dan Atc/Ath = 0,288 didapat Fc = 0,375 Tc i = T2 + Fc (T, - T2) ...........................................(3 - 3a) = 378,5 + 0,375 ( 577,58 - 378,5 ) = 453 F (lampiran 6 )

(lampiran 6 ) Tc

45
o tC

tc tj + Fc (t2 - tj )

...................

(3-3b J

= 318,2 + 0,375 ( 368,6 - 318,2 ) = 337F

4.5 FLOW AREA ACROSS BUNDLE


> Pada tube side: Ntxft
at = 144. -

(3-4a)

Nt ijumlahtube n : jumlali pass

=480 per shell =6

(lampirah 7) (lampiran 8)

a't: flow area per tube = 0,479 in2 = 0,266//' al = 480 x 0,479 144 x 6

V Pada shell side:


as B ID

ID.C.B 144/'. 39 in
1400 mm =-^ = 55,12///

1 4 4
J C

25,4 = 1 in

1 , 2 5

- C' = PT-OD=l,25 - 1 = 0,25 in 39 x 0,25 x 55,12


ay =

= 2,985//'

(3-4b) 4.6 KECEPATAN MASSA > Pada tube side : - Wt =223.173 Ib/j 1 - at =0,266 ft2

(lampiran 7 )

46 W
Gt = at ............................................:...............(3 - 5a)

Gt =----------------T-^-

223.173 Iblj

0,266ft = 838.996 lb/(j)(ft2) > Pada shell side: - Ws


-

= 33.075 lb/j =2,985 ft2

as

Ws G.v = ........................................................................(3 - 5b)


as

33.075 lb/j Os------------ 2,985 ft2 = 11.080 ib/G)(ft2) 4.7 BI LANG AN REYNOLD V Pada tube side:
n, I).Of ,^. .

. Re/ =-------

.............................................................(3 6b)

Pada Tc = 453 F dan API = 36,29 Kuoi>= 11,0 didapat: ^=0,27 cp JLI =0,27x0,8433x 2,42 lb/G)(ft)= 0,5510 lb/(j)(ft) (lampiraii 9) Untuk tube dengan OD =1 in, 12 BWG mempunyai ID = 0,782 in D =0,782/12 = 0,065 ft
Rcr =

(lampiran 8 )

0,065// x 838.996 IblUtfi1) 0,5510 \bl{j){ft) = 98.974

47 > Pada shell side: De.G s Res = ---------------

(3-6a)

Pada tc = 337 F pada steam didapat \i = 0,015 cp u = 0,015 x 2,42 lb/(j)(ft) = 0,0363 lb/(j)(ft)

(lampiran 10)

Untuk tube dengan OD = 1 in dan Pt = 1,25 in triangular pitch maka: didapat De= 0,72/12 = 0,06 ft Res = (lampiran 1 b)

o,06// x usmibKjyjP)
0,0363//>/(y)(//)

= 18.314

4.8 FAKTOR DIMENSI UNTUK PERPINDAHAN PANAS


> Pada tube side: Untuk Ret = 98.974 > Pada shell side: Untuk Res = 18.314 didapat jh = 80 (lampiran II ) didapat jh = 230 (lampiran 12 )

4.9 KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS


> Pada tube side :
hi = jh D (C.j,
i/.i

A .....................................(3 ~7b)

- jh = 230 = 0,065 ft = 0.5510 lb/G)(ft) Pada Tc = 453 F API = - D 36,29 KUOp = 11,0 maka didapat: Cp = 0,67 x 0,97 = 0,65 - H Btu/(lb)(F) (lampiran 2 )
2wO,

k =0,07 Btu/(j)(fr) ( F/ft)

(lampiran 130

48

hi
*

_A 0,07 f0,65 x 0,5510V'3 = 230 JC


V 0,07

0,065 = 427 Btu/(jXtfXF) > Pada shell side dilalui steam : ho = hi = hio = 1500 Btu/a)(ft2)(ft) (DQ,Kernhall64)

4.10 TEMPERATUR DINDING TUBE


hio

tw = tc +
-

(Tc-tc) ...........................................(3-8a)
hio + ho

hi/<t>t = OD (c

= 427 Btu/GXftYF) -ID 0,782 in = lin = 337 F (lampiran 8)

hio hi x
<t>t

ID
OD 0,782

(fit

(3-8b)

= 427 JC

334 Btu/(j)(ft2)(F) 334 (453-337) = 358. F tw = 337 + 334 + 1500

4.11 RATIO VISCOSITAS FLUSDA


> Pada tube side : Pada tw = 358 F dan API=36,29 KUOp =11,0 didapat (iw= 0,325 cp Hw = 0,325 x 0,8433 x 2,42 = 0,6632 lb/(J)(ft) =0,55101b/0Xft) (lampiran 9) ju

W ''

(3 -9a)

49
4 f0,5510Y'' ^0,6632,

0,9743

4.12 KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS TERKOREKSI


> Pada lapisan dinding luar tube dilalui steam :
2 ho = hi = hio = 1500 Btu/GXft )^)

(D.Q.Kern hal. 164 )

> Pada lapisan film dinding dalam tube: hio = .<*V .....................................................(3 - 10c)
2 hio/<(>t = 334 Btu/G)(ft )(F)

<j>t

=0,9743

2 hio = 334 x 0,9743 = 325 Btu/G)(ft )(F)

4.13 CLEAN OVERALL COEFFICIENT


- ho - hio = 1500 Btu/G)(ft2)(F) = 325 Btu/(j)(fi2)(F)

Uc hiox .ho hio + ho 325 x 1500 325+ 1500 = 267 Btu/(j)(ft2)(F)

(3 12)

4.14 ACTUAL OVERALL COEFICIENT


^- ^ =7 A x At ..................................................(3-13a)

Q Nt

= 29.385.590 Btu/jam = 480 per shell

50
-

L a" A At

= 20 ft = 0,2618 ft2/lin ft = 106,48 F 29.385.590


U A -A

(lamping)

= NtxLxa" = 480x20x0,2618 = 2.513 ft2..................(3-13b)

2.513 x 106,48

=110 Btu/QXftVF/ft) 4.15 DIRT FACTOR


M = Uc U* ..................................................................(3-14) Vc x UA _267 - 110 267x110 = 0,005 (j)(ft2)(F/ft)/Btii. . .-

4.16 PRESSURE DROP


> Pada tube side : -Gt - < /> t = 838.996 lb/(j)(ft2) =0,9743 (lampiran 14 ) (lampiran 15) (lampiran 8 )

- Untuk Ret = 98.974 didapat /= 0,00013 ft2/in2 -UntukTc =453F dan API = 36,29 didapat: S =0,695
-

D /.

= 0,782 In/ 12 = 0,065 ft = 20 ft =6

-n

f.Ot\ L.n 5,22x10l0.D.cV.^

w = ,S;1 ~ " ,. ..( - )

3 15b

51
Lpt

J 0,00013 x (838.996 f x 20 x 6 5,22x10lox 0,0652 x 0,695* 0,9743 = 4,76 psi.

> Pada return: 4.w V2 APr = x ..........................................................(J - 15c) S 2g UntukGt= 838.996 lb/O'Xft2) didapat V2/2g = 0,12 (lampiran 16 ) n s =6 = 0,695

APr = i^x0,12 0,695 . = 4,14 psi. APT = APt '+ APr .................................................. (3 d -l5 ) = (4,76+ 4,14) psi. = 8,90 psi.

Ill KEMAMPUAN HE PADA Rd DESIGN


Tugas Heat Exchanger 140.E - 2 Untuk mentransfer panas :

Qt Rd Uc Ao At

= 29.385.590 Btu/j = 0,003 (Rd design) = 267 Btu/G)(fl2X0F) = 2.513 ft2 = 106,48 F ....................... (3-16a)

1 = + Rd Ud Uc
+ 0 003

2 267 = 0,00675 Ci)(ft )(F)/Btu Ud

148

2 Btu/(j)(ft 0F) )(

y Kemampuan Heal Exchanger untuk mentransfer panas pada saat kotor: Qk = Ud x Ao x ......................................................(3 - 16b) At = 148 x2 . 5 1 3 x 106,48 = 39.602.467 Btu/j > Kemampuan Heat Exchanger untuk mentransfer panas pada saat bcrsili: Qc = Uc x Ao x A/ ........................................................(3 - 16b) = 267 x2 .5 1 3 x 106,48 = 71.444.922 Btu/j

53

4.18 HASIL PERHITUNGAN

il l
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Tabel. 4-2 Hasil perhitungan

;|||||ijffiian;||i|ji:

:[iiK '!\% K J :" ii!ii!iii^ ^ :'li''ii:H ii:ii::!h ii!H H :.'!i:i!

IIIIIS IM III .....'................ mMM^msSfMXM Q SlllsiwSSSlli


!r:;;!::S -::i::[;;;-!:'S::::';v"::!

IjlShlfilidHI
33.075 577,4 378,5 0,456 853,26

IKKBH
223.731 318,2 368,6 0,662
'.

1 Laju alir Suhu masuk Suhu keluar Specific heat Enthalfi Beban panas Beda suhu panas Beda suhu dingin CMTD Temp kalorik Flow area Kccepatan massa Bilangan Reynold

Ws
ti

Wt
T,

lb/jam

F
F Btu/lb.F Btu/lb Btu/jam
Op

t2 Cp AH Q Ath Ate At tc as

T2

29.385.590 208,9 60,3 116 48

op

F oF Tc at
GF~

...."ft2" ~

Ib/jamrF?" , " 337 2,985 "11.819,09""


Op

453

0,266
83SL996 1 98.974

~Gs~
Res
< Tw j ) S

19.536,68 80

74 Faktor dimensi "

Ret
( |) t

Suhu dinding tube Ratio viscositas Koef pcrp panas i/o Btu/jl?. F
0

385
-

1 230 J
0,9743
_

JlfT

16

ho Hio
Uc

hi Btu/j.ft".F Btu/j7ft2.0F Btu/j.ft2.F j.fl2.F/Btu Psi

1500 325 267 110 0,005 8,90

Jl7~ Koef perp panas io


Il8"
23
mmam h

Koef Clean Overall 21 Koef Actual Overall 22 Dirt factor Total Pressure drop

UA Rd APT

<J

54

4.19PEMBAHASAN
Tabel. 4-3 Perbandingan antara desain dengan kondisi aktual
"I | IfflWHB

Untuk menentukan kelayakan suatu heat exchanger dioperasikan, maka hams diperhatikan tiga hal berikut ini: 1. Apakah clean overall coefficient dapat dipenganihi oleh kedua fluida sebagai hasil aliran mereka dan kocfisicn film individual (ho & hio)
2.

Dari neraca panas Q = m . Cp . At, luas perpindahan panas A, dan LMTD dapat diketahui kocfisien perpindahan panas kotor (dirt Coefl). Uc hams lebih besar dari Ud sehingga faktor kekotoran (Dirt factor) sebagai ukuran lebihnya pennukaan akan mengizinkan operasi heat exchanger untuk jangka waktu tertentu.

3. Pressure Drop yang diizinkan tidak boleh dilampaui. Clean coeff dapat dinaikkan dengan memperbesar laju kedua aliran. Bila kedua aliran diperbesar, maka faktor jh untuk kedua aliran akan besar pula sehingga Uc akan menjadi lebih besar dari Ud. Dapat dilihat dari Ud ( transfer rateservice ) 82 Btu/(j)(ft2)(F)data sheet, UA 110 Btu/(j)(ft2)(F) data actual, sehingga dipersentasikan beban 140. E-2 naik34%.

55

4.20TINJAUAN EKONOMI
4.20.1 Penghematan Biaya Menurut Desain : Panas yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan LBW menjadi steam : = 24.204.800 Btu/jam. Apabila LBW dipanaskan menjadi steam didapur, maka bahan bakar yang diperlukan:

2420m(Btu/jam ^A10/rr = -^rz------------------=0/74184ftr/jam


Penghematan biaya menurut desain = 0,74184 Tsrf/jam x US $ 142,098 /Tsrf = US $105,414/jam = US $2,530 /hari = US $ 834.879/talnm = Rp 7.096.471.500,-/tahun 4.20.2 Penghematan Biaya Aktual Panas yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan LBW menjadi steam : = 29.385.590 Btu/jam 29.385.590 Btu/jam = 0,9006Tsrf/jarn 0,&x40.7S5.\00Mtu/r.srf Apabila LBW tcrsebut dipanaskan didapur menjadi steam, maka bahan bakar yang diperlukan. Penghematan biaya aktual: = 0,9006 Tsrf/jam x US $ 142,098 /Tsrf = US $127,98/jam = US $ 3.071,44 /hari = US$1,013,375,36 Aahun = Rp 8.615.390.543,- /tahun

56
4.20.3 Biaya Operasi: Dari hasil perhitungan penghematan biaya operasi 140.E-2 kondisi aktual dengan desain, maka: Kondisi Desain: US $834.879,-/tahun Rp 7.096.471.500,-/tahun Kondisi Aktual : US $1.013.375,36/tahun Rp 8.615.390.543,-/ tahun Data November 2002 :
-

ITsrfbahanbakar HargaEnergi 1US$ Efisiensi dapur 1 tahun

= 40.785.100 Btu = 142,098/Tsrf( data REN/EKON) = Rp 8.500,=0,8 = 330 hari.

BAB V PENUTUP 5.1 SIMPULAN

Dari hasil perhitungan Heat Exchanger 140.E - 2 , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: > Terdapat perbedaan spec antara fluida panas ( HCGO ) maupun fluida dingin ( LBW ), sehingga terjadi perbedaan antara hasil kondisi desain dengan kondisi actual.
>

Dari

perbandingan

transfer

panas

Qmgas

=29.385.590

Btu/j

dan

QkemampuaiT3 39.602.467 Btu/j ( saat kotor ), maka 140.E - 2 masih bisa beroperasi ( Qk>Qt) > Pressure drop di sheel side dan tube side masih dibawah harga yang diizinkan, maka kondisi 140.E - 2 masih bisa beroperasi. > Penghematan biaya menurut desain Rp 6.543.726.156,-/tahun dan penghematan biaya aktual Rp 8.903.856.429,-/tahun maka menguntungkan.
>

Tclah tcrjadi pcnurunan kinerja Heat Exchanger tersebut, hal ini dapat dilihat Fouling resistance ( Rd ), yaitu Rd desain = 0,003 (j)(ft 2)/EUu sedangkan hasil perhitungan Rd actual = 0,005 (j)(fl2)/Btu.( Rdaktuai > Rdjcsain)

5.2
>

SARAN
Mengingat pentingnya peranan dari Heat Exchanger, maka perlu pengamatan dan perawatan yang baik selama operasi maupun pada saat Turn Around agar performancenya selalu letap terjaga dengan baik sehingga biaya operasi dapat ditekan sekecil mungkin.
>

Perlu dilakukan pengamatan / cvaluasi Heat Exchanger secara periodik kemu dian dapat diambil langkah pembersihan / cleaning, karena Rdaktua| > Rd<jCsain

DAFTARPUSTAKA
1. Kern,D.Q, "Process Heat Transfer" International Edition, Mc GrawHilI Book Company, New York, 1950. 2. MaxweIl,JB "Data Book On Hydrocarbons" D. Van Nostrad Company, Inc New York, 1950. 3. 4. Operating Manual Delayed Coking Unit. Pertamina UP II Dumai. Standards of Tubular Exchanger Manufacturer Asociation, Sixth Edition New York, 1978

MolaJ Average Boiling Point

Lampiran. 1

t40i

iiiiimiiiiimiiiimpTff I :|:i WEIGHT AVERAGE :

(a . ..'*
MllllllllltllltMlflMllllltllltlflM*|l * k%' **>*

42

aaaaaa a a a a a a a a a a a a a a a aaaaaaaaaaaaa! kifltitiiiiiiiiimi

-2< 12 3 5 4

--.""-*---- . t**":* **
a ia ft

"alB^2aiv*f ttii * ! * *ih.' i|||


a

- -,**! *! -;: !* ** **,*****.., -l* --.*-- - .. .aii||| iMiiiiiiittliaiilllltllil|l|liiiliitillll


lf>.ailllllil','***l*l"i'i>i*iiliiail'li*>l*P*pl"l*">>>>>l**i<>>>>i"""***>*a**M***1 aaaaaaBaaaaaEaaaaaBaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaf I aaaaaaBaaaaaaaaalaaaaaiaaaaaaaaiaaataaaali |aiBf*aaifaafafaaaaaaaa

HBlliliSliliiiililsJIiiiiii!
aaalaaBl asaalMlaalMaaMaaaaaaaliaaiia aaaa aaa liiiiiiuliHiiiiiiiiniulniibiiMiiiiiiiiii

::::::::::i:::::!::::i::::::Siutc::2:::::

+2<

MEAN AVERAGE B$;888*;*i


%**<> ?*>!3* 4 <<</ kikakB,aaaaaaaaaaaaBBaaaaaaaaaaaaaBaaaaaBaaaBaaaaaaaaaBaaBBaaaaaiaaa aaa.'ak. iB.<aaaaaBaaaaaaaaaaaBBaaaaaaaaaaa ! aaaaaaaiaaa ;-aaiBk a.a.^aaaaaaaaaaBaaaaaaBaBaasaaaaaaaBaaaaaBaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ^^^.^*

AVERAGE BOILING POINT OF PETROLEUM FRACTIONS


10 % (A.S.TM.) DISTILLATION IF AVAILABLE, THE CRUDE ASSAY DISTILLATION SHOULD BE USED FOR

J
-2<

<!ci*i*t *

*%:*.*at * a. "a,'aa>.^aBB. aaaaaaaka / aaai,*ik'a i k - a a k, ail>,taaa>ifa..<!.( . ^ a a S a i a a a a a i a a a a a a a a a a a a a * aaaaa aa a. ak* a/aa a a .* aaa k. <aa aa I aa aa a ka a. r*auf Be '.3* "aaa a a aaaa a a aaa a mil.................Ik tl^iiiik '.........................>tia...........................Stil.l.fniaiaiaiiiani

-6 -80 12 3 4

Iaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiaaka.aaaaaaaaaaat'aaaaaaaaaaa^aaaaaBaaaaaaaiJ aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaataakaatt-aaaaaaaiLvaaaaaaaaaih^aaaaaaaaaaari aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafc>aita>'aiaaaaalkaaaaaaaaaak.aaiaaaaaaai| aaaaaiaaaaiaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiaaiaaaaiiaaaaaaaaaaaaaaaaaataaaaaaaaaair----------------------------------------------,-_.-. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal<aa.>aak*aaaaaaaaaar'aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

5
A:/.:49/.++:/7+89/72? :29..? :/? D DETERMINING AVERAGE BOILING POINTS.

4-20 0

iiiaaaaiaat>ii>aiikUI>il<taiajik*aiiiaiaiaiMiiiii)iiai>i liataattaaiaaaaBiaaali'aaihaHilak<aaaaaal\taiaaaaiiBaaaaaaaaaaai Bk.<aaa-aaaaBaaB/aaak- aaa.-aiiaaaataniaiaaaaaaiaaaaall aak Jaaaa a a aaea aaa aa a a k?a a jkaa.4ikJaaaaa*ak (.'###**** ato^ai...............aaaBaaBaaaaa<iat\aal.ial^aaaaaaiaVFUaMaiaaaiMaaaai aaa<iiaaaaaaaaaaaaaaaaat<M>\ai>.iaa;iaaaaiata]aiaaBaaaaaaBataaa ar^aiaaaaaaaaaaaaaaaaaaakaaav.'ffak'iBa.'aaaaaaal.'sliaiaaaBaaaaaii Bi>'iBaaBaaaBBBaBBBaaaaaaaaiBik'a>a'iaaiiaBaBaBf,aaiiaiiaBBBBBfli aa'iBMBaaaaBaaaaaBBBaBaaifeiiiMiBaftiaat^aaBaBaali^aaaBBBaaBBai aaaaaBaaBBaBaaBaaaaaaBaaaaaaakBBBtaBBkBakajBaaaaaBB.'fta**,>^aaaaBBa aaBaaBBaaBBBBaaaaaaaaBBaBBBBBa>iaaB*aaBi aabiaaaaBBi?ll aaaBaaB BBB laaaBiaiBaaaaaBiaaiaaBiaiBal.'BaBliaaii 'aaaa aaa aaaa Bk?a',a

ir;i::::::::::::::::::::::::::::::::i'::t::::^;:i::::t^.::::::
aaBBiia...................BBBB........................aaBBBBSBaaa.V'-a.'al BinaBliaaaaaaaaai .............aaaaa..................a.......................................aaa> iaklaaiiaaBiiaaiaaaaaai ai iBBBiBaiaiBaaaaaaaBaaaBaaBB........................aBBaLaaaaiaBaB'Baaa, ...................................................................................aai BMaiaaBiBaaaaBBaaaBBa..............................................aalaial <aaaMaaaaiBaaaaBai a i / l i a a a a a a aa Ba Ba BBa a a aa a a aa a a aa a a aa a a aa a a aa a a k a a i i aa a a k a a aa a B a f<B................BI..............aa...............aaaaaa......................aaaaa a.-Baakaaaaarka aaaaa aiaiaaaaaaaaa......................................aaaa..............aBaaaaaaaaaaiBaiiaBaiiliaBaaaa aaaaaiaaaaaBa.....................a............aBBaaaaaaaaBaiBBaaaaaiaiaa.'aaiBtlBiaai Bis la aaaaa aaaa a aaaa a a aaaa aaaaa a aaaa aaaaa aaaasBBaaaaaaaiaaaaraaaaa Bh<aa aaaaa aaa a aaaaaa a a BBB Baa Baa aaaa aaaaa a BBBB a aal a a > a aaak aaaaa Br.aaaa...................................................BB................a............aaaaBBaiiaaBBi ...............................................................aaa aaiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaBBaaaaaBBBaaaaaaaaaBBBB aaakiaaakBaaaBaaaa

-20 -40 -60


-80 -I -12 14 M0LAL AVERAGE .jt^jtij:^:::::::::::::::::::^ !ak<i|aat'aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiaaaaaaaaaafaaaa*aaaaaai

IamaaaaaaaaaBBaaaBaaaaaaaaaaaaaBaBaaaaakaBaaaaaaaiaaBaaaiaaasaBi at iiaaBBB....................SBaaaBaaaaaaBaaaaBaaaBBiBaaBBBBBaaaaaBaBtaaaaaai arajcaaaaaeaaaaaaaaBaaaaaaaaaaaaaaaBBaaaaaBaaBaaaaaaaBaBaitaaaaai aw.Jlaa.........................BBaaaBaaa....................................aaaaaaBBBa .....................................laaaaai a-aasaBBBaaBaa^aaaaBaaaaBasaasaBaaaaaaaaaaaaas>aaBaajvaa*aa a isia aa .a a'. t .a.aaf.i-aa'a' -aaaa ,a. -a .3 a aa a aia sa.ai ( fa saa.aBfMai'i*' aiaai'ilaat<<> aia,''~ <{< ei *il,#'B'i . #*i aaa aaaaaaaaaaaiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaBBBBBBBBBB aaaa

'5
Pwwwm*m vm aEaaaaaaaaiaafa* *#l*i 9 m m m m m m a m a i a itittfttittiiaaaa* laaaaaafcaaaBaaaa** ! *& * taaaaaa* aaaaaaaTaX lattfiffiiiliiitttt) rava*aaaaaaaff aa* iaaaaaaaaaaaaaaaa* IIIPfftlMltllMM

Baa*iktaaBtajaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaBBaaaa*aaaaaaaaaaaaaaaaaaa a^aaa.aa'aaakvaBBaaaBBaBBaaBBaaaaBaaBaaaBBaaBaaBBaaaBaaaaaaaaai akkit>. k|-aa aa^a kas a aaaa aaa as a aaaaa a aa a Baa a BBBBB a a aaaaia a aai a ai il.ilt'ti<fali<IMaaaaMaaiiMaaaiMniat.......................................................aaaiaaiiaiaiiki aaaaalfe.-ak. >iaal,aaaaaaaaaaaaaaaiiaaaaiaiaaaaaaalaaaaaaaaaaai

aaaaaaaiaMka*k?3k. ali>iataia<iaaaaiaaaiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiaai a|iiaaaaaaiaakl'aak>'aikki,aaBaa.aaaaaa-aaaBaaaaaaaaaaBaaaaaaaaBi Si>a>f<aaaBaiBaak,aki tfk*aa,'aaaatkaaar. jaaaaaliaaaaiaiaiiaaaaaaai riaaaaaiiiaaiitavitk*il.'aaaaak,-iiltiaaaaaaaaiiiaaaaaaaBaaafi [ aka a a aaaa a aaaaaak aa aava-a/aa* aaaa aaa aa> a pa BBS aaaaa aaa aaaaaa a a aaa aaiai a a a a a a a a a a aBkaaakakiaskkalaBk.'a ^.laaataaaaaaaiaaaaatiaai !aiaiaaaaaaaaaaaai>aaa^|tLat<iaaaal<I>Ji......................................................aaaaaiaaaai

599999999999
n tm ' tim i ______________

*THE SLOPE AND AV. B.P. SHOULD BE DETERMINED FROM THE FOLLOWING FORMULAS:

50% POINT MAY BE USED FOR THE VOL. AV. B.R FOR WHOLE CRUDES:
A

c.
5 A

Wo-tio 60 t|0 + 2l60+t90


akaaaaaaaaa

t30U80*t70
aai [al

**PBfiiBBaBaaaaaBiBBBaBai ........................aaBBaaiaBaaaaaa aaaiaaaaaBaaaaaaaaaaBaiaa ....................................................aaaaaaiaaaaai II,I 1

" ! ! ! ' " ..... !(! !*

BBBBBBBBB asaaaaaaikki .....liaaasaaaaBBaaiaBaaai S!!!!!!l*k"!() daaaaaaiaaaaaaaaaiaabaaai aaaaaaaaaaaaBaaaaBaaaaai aaaaaaaiaaaaaaaaiBaaaaaal

IF THERE ARE INSUFFICIENT DATA THE

i
BBBBBBBaaai aaklaaaaaai

aaaaajaSISS!

Specific heals of hydrocarbon liquids

Lamp Iran

(Jo)(8"l)/ni9 1V3H 0!Jl03dS

Specific heats of gases at latm

Lampiran. 3

r 4.0

e O

Cf
3 . 0

0*9. F 0-~j

200-3

400Ik 1 0 1 5 12 14 (6 24 26 32 34 3 9 6 4 II 600eoo10001200140016001800200022001 2400

300, 32IMO 1110C Specific heot Btu / (lb) {deg. P) 2550, 322550} 322550) 322550 322550| 325 1290) I29Q2350) 32RonoeOeo 570k 370< I290J fj 129009 32- 390 2500) 321290] C -fiL I290390- 750 Acetylene 2550J 750-2550 32-2550f 32- 9301 100 Air 930-2550 570-2550 Ammonlo 32- 750 730-2550 Corbon Dioxide 32-2550 a ie Corbon Monoxide I7A Chlorine o

<8

ll

1 2 O O
13

'3 OI6 017

Ethont
Ethylene

13 I7B I7C I7A 170 I

32-2550 32-1110 1110-2550

I7B

O 17 0

2 35 30 20 36 19 21
0

Freon-M (CCltF) -21 GHCI.F) -22(CHCIr) ci"\) H3{CCl|F-CCI/t) Hydrogen


w

Hydrogen Bromide Chloride

" 2600a

6 7 25 28 26 23 29 33 22

Fluoride Iodide Sulfide

Mefhone
Nitric Oxide Nitrogen Oxygen
a m a

Sulfur Sulfur Dioxide

3' . 17 Wolir

32- 750 750-2550 32-2350 32- 390 390-2550, 32- 390| 390- 1110, II10 -2550 32- 39d 390-tllOJ M10-2350 32- 300J 32- 300] 32- 300 32-

SO

19 O

[ 2 . 0

9 0 . 8
0 . 7 0

. 6

4
35

33 O 340 _ 0.1 0.09 0.08

r 0 .
30

0.3O

1 . 0 0

29
r 0 . 2

36 O

32 O

0.07 0.06 0.05

20 O 24

ooooo oooo

O
tHCtOtCO 0**00 00ft*<O

SI* ^

HMN^IO OB00 tUSOAO MOMQIO OOOOO MOM iH 000

life l|*
W*

v<*4 vv4*4v44 *M*Mv4CMCM C0W**O attht OCOOCAO CMe*0 o5i >0&.< COClloCM OONO S!g!5$$ OOOO **CMCOCM OOO 00
OIOOOCM

So ooooo ooooo ooooo ooooo ooooo ooooo ooo< ~* Me*oo tcaoo oniioo ooooo oooeo ooooo oooi
4 HrtHrlH CM CM CO CO OOOOCM OOtoOO HOiONO CM Jo CO* *CO GO* *0**CM

OtoCOto
OCMCOOO

O CMCM OtoOCMO

^HQOIO

S?pOfcfc fcfrOOOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO **r-0* Ototo ocoooct OOCMJCQCM OO COro COOOOH {to OCO CO

Nc-Or-

tooe CMCO *OO


OOOOO OOOOO OOrtHrt HHMHfl

NtoetOH
OOO HHfHHlH OOOOO

CMCOCOO t-ootoeoeo coVJiodd *COCMOO dcodd iodnei


rtn<< .-.-.*_!- ,*,-- _i .___ o ooooo ocotoro rlHHHrl iHt-lt4HH _),* ,- ^IMHI-IIH Hp-lQOO OOOOO

2 ooooo

CMCOto

toOOOO

oo

-CMCMOCO

ococooco
CMCMOCO *

t*0OO
CMC0*O CMOOCMOro

J> ICOOOCM * 3 oco< tOO o*-i >CMCO co*ooo 7*10000(000

Sooooo

I
IS

> LiJ.J
CMtotoCMO OOOOro 8OOO

COOOH ,- CMCM

foOCOOO
C C C C M M M M

CMCO**O CM

00**00 OOHO<f ONONH roWr--* S O*0QO oottoco OOOO CM CM CM CM to

*M 00*O co coco coco

ooctn co****
**OOto. CONOCO CO CO

OOCOOOO OOOOO

CM coco cooocooo woNno

NOONK) OO00OO OOOOO

CM to eo CM o aoto Ototo 60

cooot>t>

OOOOCO CO * OCOOOO COO OOCO NOO00O O tot-Jot"-

ootoooo

C0^<OO)hCOto OO

oa ci

>

OOOOO **COCOCO CO CM CM CM CM CMN -* *i-n- ooooo OOC

ssss s

*0 CO CM CO <D CO COCM N00* 00 CO to oo OOOOO HrtQQO

*0***

****0

ooooo

O o*toco o****

CM *

*OtoOCM OM-WMN

*oeo

n>Qor>N ococtno -OOOOO ***COCO

StoO* OOOO

so*n
CO CO CO CO CO

OCMOO SCM 00 CO CD tO CMCM O

>co t>r-tti~ >eooo ooooo *eo

*****

COCO OOCMOCO CO**C COCMOtoO HHOON NNCIOO *toOC0C0 OOOON **00 * O *CMto iSOOIHa ONO 00* * OO O*0to COOOOto to to to 00 OCOOCO CM OO CMCOto* COCO*toO fOI^OO OOOO COOCQ COCM **;OOCO OCO*CO HOONO 0*COCM- C}00O>Of COCMOO NOgtJH OtoOCOCM OOtoO* CtOS^C) CM COO

> rj

'^

^ICOCM OO OOCOOOOO (.OOrtiJI COCO CM CM OOO OOOOOCO lNOO<0 0 0-1ieM OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO 0900000000 CO CO 00 COO CO 00 CO 00 CO

O OOOOO OOOOO OOOOO ooooo ooo


o
C M

2!

o|COoO CO ^>0ON(0 COO 009O>*H CMC0**O OOOtoCO OOO CM CM COCO** Mr^etetet WCMCMCMCJ CO < tf <|onQOO t*oo oocooo sonoo ereMiCM 00*000 W^, (OOOCMCO co*ooo ooeooo CMCO*OO iooiototo COSNCO 000000

I * to*orco

oo*o*eo netono

coco

jCM *o* ocotooco CM eo>ocoeo o Jcoi to t-o oco CMCMCM OONIOCO NH ^OCO CMCOCO
COO CM CO-5 ONOOO CMCO* 4NIQO CO b-O

IOI | OOCOOOto CM ^OO OOOCOO fc-OOOCO OCK3C4H to-CMOCM OKJCJOOT OO OO OOfOS 00000 CM CO^OOO O COCM OO-O

IJI *^^'r-) Id COCO COCO COCO^T^ * V^-^^c^c-t-t*oo ooooofvooo ooooo oooot* tbct^Noooo ooooo ooooo ooooo ooooo OOOOO OOOOO OOOOO

*2 3

OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOO


IOCMOCOr-t <o<ocMt oCM CM co HHHrtH CMOCO**CO ^OOCOCO i-it-OO COOO CMCOCMCMO ^tsTo Ui OOO'-V COO>OCO<* OCMCOCMO (Oii<4<t>00 OO'trtO'^O COt "eoo^co" oooo* t^ocM*>>o NOO'-M 'f oco'^co* o o-*o eocot^oo CMCO'*^^ cocoe*d coh^uoco tIeocoeo^ MlOCM cocoeoij'* KJOOOO oeor-r>-t<- tt*coooco oo coco coco ooooo ooooo ooooo ooooo ooooo ooooh.t>o COOCMO ,<, ^I^IM_(^I ^4^^^_t ^i^^^t^ ^^^M^ CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM -OOO CM CM
M NO O

a
to*
S3

ICOCMWl'O CMOCM COtCO CMCoCOOO WXOOO OOttv0OCM OOCMC9CM O00C0O OCM0iJ"O <-tONM OOOOO* *rC4<oCO *>O00 jOe<*COO<- <0 CM COO CM OOOCMO OCOCO^O O h* !.*- 00

i^ooocoo foono ofpM co O ooo cooocooo o co*o

SOCOOO *COCMOO 00h>OO* CO ONO OO Cttt~ tts>tt0 OOOOO OOOOO *COCM

o.

_ DfoOCO OOOMS b- OCMCM COOOO OO COCM ooooo t.OCOCO- Or>tCM O *CO OOCOOCO ooo*o cooo*o CMCO*00 - oooo co CM CO CO CO CO CO CO CO co co co co * _ _ OCOtO 0000OK. OOOOCM 00OCMCMO COOOO* OCM*OOCO CO COC4 00**OCM OOOOO* OOO00 |s.OO ! OOOCO* CMOCM CO COOCO* OO*CMG0 Ot~t-C0O OOCO** 00 CM O CO to CO**Oc OCM00* -000*0 t*CMOCO CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CO CM CO CO* *^>0OO NNCAOO CO-M OOOOO OOOOO______________________________ OOOON
H ^tH v ^ * l Hr > tM 4 4 ^^ r t 4 ^ 4 4^>

*t**l-0 NOiOh

co**** ****o ooooo

C fO Q rO (O C C o o n O O Q h M0 oo *COOOO co OOCOOO oe* oo**eo C CM CM ^ COO t-CM OOCOOOCOto M CM CM COCM


O CMCMCO co**oo r^totor- tof.*-*.*.
iH il H M t w* * 4~ * t ^+

r v>v 444 44

rro|oh.b. OOCMOO CMI.COOO OCO OOOOO

oo O O to t*O OO ttOO O *,*** CO CO CO CO CM CM Ct CM CM 00*CM o ooooo ooooo ooooo oooo oor*h.oo

C00*h-0 O O OCOO*CM OOCMCO* OCMCM !. O00 ONOOQ O CMCO* I-COOO COOCOOOO *COCO*CM SNONO OCOCMO CO h-00 CO ONOO cooctr- cMoeooo OOCMO-o oo o h-ooo * CM O CO CM *oooo onosi" OOMOS ooroooo oco oo oo*t<-oo ooo** *COCOCOCM

Ob-coo ooooo

OOOOO OOOOO

OOOOO

OOOOO OOOOO

00OOQ eMCMCOCOO O(0Oh> O COOh- OOCM*O ooto *s.oeo trooooco 0000000000 oooooo OOOOO O CM CM CM COCO 000*0

ddo'o'o* <joo!oo

o'o'o'o'o*

ocdd& dodo'

j*Of.* ooooo ocooi."co ltoO*OCM OCO CO CM CM CMCOtoOO IOC*00 OOOOCO O CMCM OOCMCOCO to to CO 00 OS CM*0 {^^^_i^ ^^i CM CM CM CM CM

Tooooo OOOO o H lMCt*><0O Ot>0 - -

OMCMCMC0 O OO COCMOO * OOO COOCOCO CMOOCO CM CO CO O CMC0O*O *00(oO OOO* to to CM OCO OtoCM to COtoOCMO OCMO CO CMCMO*0 COCM* CM 00 SO* CMCM*00 toOOCPO CM CM COto Oto* to CM to CM to CM O0*to* OOtoCOOO toCOOOCO OOfOtoO t- *Oto OO*C0O 000 00* OtoN-toO ooooo ffOlflO OSNC0O C0*00 toMOO CMC0CO* lO CO to 000 COOOO CO CO CO CO CO C0COCQCO* ***** ***OQ OOOOO OOOOO OQOro OOOO CM CM CM CO CM CM CM CM CM CM CM CO CO CO CO CO CO CO CO

doddci

ooooo

OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOO

CM CM

- -

OOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO OOOOO co co**oo owt-t-eooooooOOOOO OOQ rocoo c*oo ooooo n5Hoooooi-cr>*o oooo v4-< 4M4ot*M I-T44CMCM ffl ooooo _ - - - - - - ^^ia locate*tot* ooosooio
w

.v

L 2

J.?
0^4 a,

> >. . "0 A


2^a TtQ fix

^^
*A

::!:::i! ::::::::r::i::rtn!:tti^:::;:^::::::n:::n::::~^::::i::i:::::::j^::^::::n:j::r:::^::::::
Ma4i* <* ** 1*4 aa**aa I ** I a*flb* ftataiaia

::::::!'*:xi:::::::'H:':^ u:::nK:d::i^K::Hi!n:h:::::::::t::::::i^u::{::E:::y:::u;.::::f::Ku:i:r.n:i::::^:y
.._..{ .~J I .. t'_. ...... 177?...^.. .......... * l*a*4||n!l! t>--;??rt iipiaalM *.... ** *!* . ... ... .. J. M..........MI ...........................................................)H-7;i"-'Ul si till.

3i a of f& o P 2 UJ
U. uJ

rJ

:::::s::::.-:::n:nrt::i^ir::::^:i:::t::nr*:i(n:::::K::n:::i::i:::::t^Kjz:i::r:Mj^;:-^ :s::^:^:::M:::! o::::::i:::::^:::::;:i::^:=::::::::::::::::::;::x:?r!::'^::tn::!i!:::|:


a a ** a~*aa laaaaa**a>aaaaaa*aaB* * ,**. .a-aaaaaaaBaa*aalMBaa*a to ** |a*7a * aaaaa*M. *.-yraH^ L a-T a a a aa a > a * *& laaaw*a ^ ** uaa*faaaaaa * iM*pnaF,ikiiiii * **aaa*aaa.aa-*- ....aaa-aaa aaaaa ^ff Iaaa-aaaa*ar#*IIaaa*a- MtiMiiiiMitM (iiaittiHi** - iaaaaaj in aaalTaa I ftaaa|i|| ~taaaa*- A |I||aa '*[*> awaai *iMliijliii*iiii*'.*iliitiiiIi.......................................................iiittftiMNMil

5 2

10

7 or

T. K ~

i!H ' ::n :: ::n H i U U :::K U !S H ::

rJr4'tflP":is::::::jnU::::^ .'M-ffn:t:::u:t::y::y::n:::u::::u::n::::::::!::::u:::::::::^:::::::n:::i:::n::::::::::i:t ^;:>::^:::::::::ytu:::::::::::::::u::::::::y:u:::::::::n:^::::::^::n:::n:r::^:::i:n::i

g
to

HIIMIM4IM*(ltlMiMII(ltltl(|llllMlflllllMIMIIIIIIIIM<l MMMMII#llllliIM*Mn*l lll(IMMItll*fllMIMt*itl*lllMllttlilMIMI(lll(*IM(MlilllHIMIIIIMIMItll|IMM MMIIMIMMttMtllMllltf*lllltt***Mtllll*lflMIII*k*MMI*lll**t|*ftl..................................................................................................................Ilttlllk|| lltMlfl**iii|iilltlit........................................................t*llt*MMlllltlli**MllMIMtUlltklt*itl*kMMfMl

^ U 1-^ t

iriMiiiriiiiiMiuiiini iiiir.fiHiiw'/Ttiiiiiriiwiiiiiiiiriniiiiiiiiiiiiiiiiiii ifc1iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiMiU'iiii

iiHifiiiiiiiiiiiiirtniiiiiiiiiiiiiuiiuiitiii>ui iiiiiitiiiMiiiiiiif'liiiiifiuiitii|ir>iiin' ir.<iiiiiiir.iiiniiiramiijiiiii>iiiihiiiHiih uniir4iniiiiir4iiiiiiv4iiiirifiMiiiiiiiiiii iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

num iiKi
455459964? ? ? 916 ? 2

'

<5

Lampiran. 7 TR -TECNICAL DIVISION DE TRANSFERENCE DE CALOR


1

I Cti ?&.

______________ '';-' C ti P JZ M A & rA / //L

EXCHANOER SPECIFICATION SHEET __________ CiunnM .N.o


lob No. 7-- JS'?*
Enquiry No.

2 I FtonUocoilon

&**/, <,<ssA>4r*'/t /+V0A'jr*'//J

$ 3 ? /C l " < e u <" - r4 ?


Shtlll p*r Unit 7

"__________Ty o > -/c p p


Conntcttd la Surfoco ptr Shtll

T_______________________
/*SO s7j * SoHo* 230 A0 * SuHocoporUnlt

lttmNo. /.447-if^
No. of Until forqlltl

PERFORMANCE OF ONE UNIT

8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 23 26 27 28 2 9 3 0

Fluid clrculoltd Tolol fluid tnttrlng

liquid Utom noa*<coMdn*obli Fluid voporlitd i


SlMom condtnitd OnurltyUquld /A//^?5"" VlKoiiiV" /Af/aaT Moltculor wtlght Vopori Eniholpy Sp. htot Ttmporoiurt U Ttmptrolurt out Optrotlng prttiwrt Numbtr ol pouot ptr Shotl Vtloclly Protiurt drop

^. 00/4&e /vyy^/oyayg
Z3607 f3<?7

Shtll iMo

To bo tldo

//4S3C ?

!i/f3#

/?737

^
<5>,<?/

rf**7g
^. 3^

g^<r

Z.
/^<r <VJ 7^
Allow /(^

x <?. ^

^ ^z?"

^^/
'JSLSL

Fowling rtilitonct
Htot fchongtd->t^Kol/hr /0<? &0O Tromltr rotfitrvltt J*ro c

K4TK*

th?
cok. /vy/
Allow ^,- Y

&?

Cole. #, ^

&%0OC>
liwit. -lit- |HK<olHf.w'

4
M. T. J, (corncltdl

& 000 .
^tf, ^ * <

31

CONSTRUCTION . f ACH SHELL


Pttlgn Frtnurt Ttit Frttiwrt Ottlgn Ttmptrotwo \f.i.l,/

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 ' 52 5J 54 55 56 57 58 59

S '^3

Kg/cm'C?

Kg/cm C Tubti <?> s.


SI/XI.I.P.

ITT
f0& I Tvbtihool
SI No.

TFTJ
&&

CP&///&S0 **>

O. 0.

-/"

330

77^is^n^
SI/XI

r*ltch

t. w m .o. *)~/f
shtii gy.^ f//vr&<*J Shtll covtr 7/ J*, f &04'*<d? 7:J Chonntl /*#> -H^*^
Typo of Jolnt-Shtll ^^^/g/dV^P long tofflt Tubtthttt Sloilonory <?. S. ___ Bafflti/Tvbt

ungth ^YeeV S^+j

S I/ X I Floollng Htod cotr <T, g. S8t XI Chonntl coytr. /'&Cr- V* S/S* Hooting SuppoMi tJ. .S". <g. ^.

Imping. loWo

Coiktli-Shtll lo eor

^7. g' ,

Tub* Hd. Support Flootlng <?o4//=//y&0g*. 3".


Shtll lo T. S. /*4S<:4/yt> **'&&.

Typt ol $ol

filch
OtHtttor Strlpt Itquifd Tub* AtKnhmnl py<?Af^^Q> T. S. To Vb<jrM/Ji/{Ts* J /' o' .

/. tul

Flow

Hooting Hood /04S Ct#*/9 Tdf.


ConnxHoni Shtll In 3
Chqnrttl In Corroilon Allowonct'Shtll lldt 3.&/A/1

Chonntl lo COtr C!0<W% //S" 3.


Inltrconn. " Inltrconn.

Shtll *r3"cZ3QO- Rf
Tubt ildt S~- Ft"*"
_

Chonntl ortflf+SSjx?. f^p

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

COPE l{QUIItMtNTS./^^^^"VX^/r/<^^^y/;, //?#J<rJ" i'S,MiV//, rs/M/s WjaB Sr>~<r


t5t) tndicorti S'fti HtlUvlny t (XI) >ndkofi todtoQfophy

itm //A orw yr/? B SE A D oM& F W \I//otj ~ 181'c - 5-^ /0Pjr/>f<:J37/-M.s#&rF0M

_____

Thtrmo l Otilgn Thtrmol M<h Chtck.

-POUTPOIMT rtrnks/DE-JmrpiALiik.
/ Itviiion
Doit Ennlnitr

ChMk

J /farr/

/t-j&n

3Q'Vit'Sl i./Za/ft'tt

3l^ 6'

App*d.


-J )HI ^m ^J } ^ ^-4 }n4 ^^ }^ ^J ^^ }*4 ^.^ ^^ y^ ^^ ^_J ^^ )4 ^4 ^^ ^a ^^ ^^ ^^ ^^ ' ^4 ^ ^ |^A U ^4 t^ 4^1 1^ |^ 1^ kw4 V*4 IMA

00 *4 OS Cn CO fcO * O <0 00

00-J 0 Cn >*>. CO tO O tO 00

00 -O, OJ Cn >* CO to - O tO 00

0O -4 0> Cn >*^ CO to -* O

OOOCOiNM

OOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOO.OOOOOOOOO OOOOO gOOOOpHHHHM O O O O O O -** 1 l- cn o ** oo 20000QHHH CnO>to o to co a*. o> >u cn os-4 oo to o to co >*. o> D 00 Cn to CO Ox to O 4COtOQtOCO *- 00 cn to 00 cn to Co cn to O >N 00 Cn tOOOCnlOCOCntOOtN OOQOOO*->-*>-'>->- to 00 cn to CO cn tO O ^ Oo Cn

gOOM O>00Q i to Cn Co O

gf.'?j
G

, r-rr,!^ K ,.H irj.wr-r'.> ra. r* rr-.wr,H 4 >^ .wp p0 .

>N co co co co co to to to to w MMMHobbotoo'o o00-o.o> CO>-*oo o> CO O *4 cn CO to -*oo o> CO loo en to *o.o

oooooo ooooo oooooo ooooo

tooooooooo*oo*^*4-4*ao> O Q0-o;Cn CO H-ooq> COo "^ to>oo>>otootoi&o

o>p>o>'b>cnCnencn*N *.* CO CO to ' Cn CO to O 00 Q> CO >-* 00 COO-4COOO bo^oca^otooto OlOO^kO

ooooo oooo

ooo oo

r1&*r*r?i^r**r-4!"*r** r*r* ^-^poooooooo


CnQ})^>N)^C0tOb0>-n-*O OOtOtOtO00000p"-4-4CP

> N O -O; | k. Cn CO Cn to rf*. -4 >f^ > 00 q > tO Q0 Co Q Cn >** -O, Cn to 00 C O H- > O 00 p > >N t O OK^kOOOOO CO i to -O. o Cn CO Cn cn O CO >N o> O -4 >**. cn to CO rf*. o> o> cn to cn > to cn >**. to to oo -a CO rfi. 4- 4 * to N Cn to

0>0>CnCnCncnN**wtk.COCO

ooooo oooo

COCOCOtOtOtOtOtO*-* >->-- O O

oop oo

~ *

oocn

OOOOOOOOOOO

CO CO CO CO CO CO CO CO CO CO CO O tO tO tO tO tO tO tO tO tO V 0 C os o> cn cn ^ )N CO toto o o to to CO 00-vj a CJ cn >N >. CO co to to H->- o to to CO *4 4 o o> cn cn N CO CO to HOOOOS 4 to oo cn to co cn to to cn pi >- o> co to co-q o .-a to o

OOOOOOOOOOO

CO to to cn

CO to -J

:P ' to
I

to

tO tO tO *0 tO tO tO >- -

1'

:oo

CD

OCO4CntOOOtOCntOCO

CntOtOO>tOCn^->A>fcO00tO

a> >-a >** oo to>^to>->^cn

Tr OOOOOQOOOOO

* >-* >- H- "!- -w - -- M-OOO -* M

ooooooooo ooooo
-40CO*4tOO>COCnCO. to CO rfw CO cn
. og>toootootocoo> tocno>*4>N

>N -4 > CO\>.00 OOCOrfk.

I
crls!

c -x
o o

CO

1
to ooooo
.OOi

etootococn^icowcocn *s|
-co
tOO^O>-400>*.>N-q

tototo

OOOO

StO tO >--*0 >N Oi-4 tO Q Cn C7>-4 *4 00 - tO CO >*w O N rfw Cn Cn O "O. CO 00 CO H-t0C0NN Q to CO CO Cn CO Cn > tO K CO - CO to O >*> CO o> -J - O OJ tO *4 >N tO -* Qo O tO Cn tO O to IOOOM CnOO^O >->(OOH*4^miN<n OOOtOCOCO*

ooooooooo ooooo

Relation Of Characteriszation Factor to viscosity at any temperature

Lampiran. 9

,/4CO-=

taoo% //oo-=

HiGH T&MP&A7XSffe I//SCOS/T/E3 or HfORO CARBONS

/SO-Zz?' ns^rzrdoOi 'COO\


/0

&k=-4oo;
/SO h

40~
NOTE"* NOT APPLICABLE AT TEM/VRAT09ES BE'LOW e/0 '/= FOR HEAVY STOCKS OP LOW CHA/MCTEfttZATtONFACTOR.

soo^-.

t>

VISCOSITIES OF GASES* Coordinates to be used with Fig. 15 Gas Acetic acid........................ Acetone............................. Acetylene.......................... Air..................................... Ammonia.......................... Argon................................ Benzene. .7..................... Bromine........................... Butcne.............................. Butylene..................... Carbon dioxide................ Carbon disulfide.......... Carbon monoxide.............. Chlorine............................. Chloroform...................... Cyanogen......................... Cydohexanc..................... thane.............................. thyl acetate..................... Ethyl alcohol.................... Ethyl chloride.................... Ethyl ether......................... Ethylene............................. Fluorine............................. Frcon-11........................... Freon-12........................... Freon-21........................... Frcon-22........................... Freon-113......................... Helium.............................. Kexane............. .......... Hydrogen......................... 3H,-flN,............................. Hydrogen bromide... . Hydrogen chloride........... Hydrogen cyanide............. Hydrogen iodide................ Hydrogen sulfide............. Iodine................................. Mercury........................... Methane..................... ... Methyl alcohol................... Nitric oxide........................ Nitrogen........................... Nitrosyl chloride.............. Nitrous oxide..................... Oxygen................... Pentane......................... . Propane............................ Propyl alcohol.................. Propylene......................... Sulfur dioxido.................. Toluene............................ 2, 3, 3-Trimethylbutanc. Water............................... Xenon...............................

Temperature DegC Qeg.R -fOOi 14.3 13.0 14.9 20.0 16.0 22.4 13.2 19.2 13.7 13.0 18.7 ICO 20.0 18.4 15.7 15.2 12.0 14.5^ 13.2 14.2 15.6 13.0 15.1 23.8 15.1 16.0 15.3 17.0 14.0 20.5 11.8 12.4 17.2 20.9 18.7 14.9 21.3 18.0 18.4 22.9 15.5 15.6 20.5 20.0 17.6 19.0 21.3 12.8 12.9 13.4 13.8 17.0 12.4 10.5 16.0 23.0 . 100

Vl'SCOSlty Cenlipoises

r-o.i
0.09 0.08 0.07 0.06 r-

Z~ o o I : IOO
100 ^ 200

30 28 26 24 22 20 K 16
___-----------_ ___------------L _______

0.05

r 0.04

-0.03

_______________

__

- 0.02

500 300 -= ^600 700 400 500 -=r_ 1000


,,0

. 14 12 10
8 Fro.

:-------------___;___._..--------------------------

600

600 " 1200 ?00 700-P- 1300 1000' 1400 800 -Z. J500 1600
1700

6 4
2

_J 1800 15. .Viscosities of gases. (JPerry, "Chemical Enoineert' Handbook." 3d ed., MeGrav-Hill Book Company. Ine^ New York, 1950.)

6' 8 10 :12 14 16 18 X

-0.01

- aoo9
0.008 0.007 0.006 0.005

From Perry. J. H., "Chemieil Emriocen' Hndbook," 3d ed., McGraw-Hill Book Comnnnv, Inc., N York. IV80.

<^_>

-mmm
400 (00 500 400 100

R*' XX)
i

D.6,
XXX) 2000 1 .0CO

KO 300

500

fJomrarret acsost bundle, at fOx C"x B/*t4 fir fJaa vtbdty.Gf *rV/a4. Ibfhrssq ft

~._______ t_______________>_____rn +J. D/.,,n

I*square 1*4" I'M* /% -HtaTriongu/tt

CL9 9 17J

r
K >0 80

*K

ass au
0,7 1

as - Flour area across bundle, sq ft B * Bafflespocirxf.ln. C *SfxciffchccrtotfluHt,Bhi/lbj:*F C Clearance between adjacent tubes. in. Of Cquiralent diameter, ft de* Equivalent diameter, in. GxmM*Jsy*focity,M/l>rxjqff ho" Film coefficient outside bundle. Biufhrssqftx *F 10 'Inside diameter ofsbef( in. k -ThermalconJuetMty.8tv/hramsott*mF/rt PT'Tubepiteh,in. < w .Weight flovr of fluid,fb/nr

tn

X.

-~

>';.mmu.*n<JiilliU|iiillkiLirlli! iiiiic.-.^xiiiiiiiiilnniili((n:riiilj|i|iiLc-. hiiiiii,"iiiii|| h Ilium klv.w

iiiniiiniriu!yiitii]ii'.<nu>

>/

am

iiuiliittal-itV

iiiiiiiiininn.nnih

CO

ft - Viscosity at the colo&ttmporvdvrejbf ft* hr ftm' Viscosity atthe tube walltemperature, Jb/tY*6r 1

7 35

I.00ODO0

Xt

Tube side heat transfer curve

\6

*~**tl " ^yti^^&MjIS^^g

P-ft** fT-T-

&$&&& Wit
in^J

W t

SSfcSllQci!

JE JJB J

^HTIHS^^P

Hrrt irm J *..8'iniuiiiipi lUimiBiltVvra'jiutlilB itHimBBM'r.nimQimlE

J3H

_l c3 cJcJ

8s sa? a
! Si 2 SST? S 3 8

Lampiran.J^ Termal conductivities of hydrocarbon liquids

0.10

600

0.05 H-^-r-t

100

200

300 400 Temperature, *F

500

Tube side friction factors

Lampiran.4^r

"Uifo/M** V

itfto/wV***

..,*** r.l* J ftf."

V'J ,T*'/*U"t'^=i:-,t.fc'rF*.<>*c?w.iM^*,

Lampiraik"T5 'Specific gravity vs temperature for petroleum oil


'/

Tube side return pressure loss

Lam

0.001

JQ O O T i

* 4 S 41S TO O yD O O

3 2 J 4 s S 1 v U X X lO O O

C 1$1I

Mojr velocity, !b/hr( ft1)

i I.J .II ijjgrtffl'

3Eaffitii?ii3iE^Ht

Lampiran. 17

1
3 U.
UJG.

UJ CO

UJ 2 UJ CO 00 CD

P io 0

Di til L 3

2-.
3

*9
O
UJj^

IS
qo
UJ0

UJ

CO

a.

0 0 0 0 0

5 9*3

00

a!'

SS r-r+1

0 UJ

a. O

o < S
b e :

o
CO

05

5
Q 8
CM
^ CM

r-CM x~ x-

CMCM

4-f

5fefe

53 o

o
CM

rOi

oo

rO!

----------""' "Tni-TTiTrmr-rmrTr...................... _

Anda mungkin juga menyukai