Anda di halaman 1dari 8

http://www.kebunrayabali.

com/

SEJARAH
Kebun Raya Bali merupakan tempat yang unik di pulau Bali yang memadukan penelitian botani, pelestarian tumbuhan, pendidikan dan rekreasi. Disini anda dapat bersantai sambil menikmati keindahan dan kedamaian sambil mempelajari manfaat tumbuhan bagi kehidupan masyarakat. Di kebun raya pun anda dapat melihat tumbuhan hutan hujan tropik dan kehidupan burungnya. Kebun Raya ini terletak di ketinggian 1250-1450 dpl, dengan luas 157,5 hektar. Suhu disiang hari antara 17 - 25 C dan malam hari 10 - 15 C, dengan kelembaban 70 - 90%. Karena cuaca sulit diperkirakan, siapkanlah selalu baju hangat, payung atau jas hujan.

Visi
Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang menjadi referensi nasional maupun internasional dalam bidang konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, hortikultura, lansekap dan pariwisata.

Misi
Melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan khususnya yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia, melalui kegiatan konservasi, penelitian pendidikan serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan dan lingkungan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di Bali Botanic Garden, merupakan tanaman dari daerah pegunungan dari Indonesia timur: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tanaman baru yang diperoleh dari pembibitan komersial, arboreta, kebun botani, program pemuliaan tanaman dan ekspedisi mengumpulkan.

KOLEKSI
Tanaman Obat
Pengobatan tradisional Bali dikenal sebagai usada (Sansekerta Ausadhi : tumbuhan yang mengandung khasiat obat). Pengetahuan yang berasal dari India ini menyebar ke Bali seiring dengan perkembangan agama Hindu pada abad ke?5 M dan diwariskan secara turun-temurun melalui lontar usada (manuskrip tentang sistem pengobatan, bahan obat dan cara pengobatan tradisional yang ditulis di atas daun lontar/siwalan - Borassus flabellifer). Dalam pengobatan tradisional tersebut tumbuhan merupakan salah satu unsur utama. Kebun Raya "Eka Karya" Bali mewujudkan salah satu bentuk kearifan tradisional di bidang pengobatan tersebut dalam sebuah taman yang disebut sebagai Taman Usada. Koleksi sebanyak lebih dari 300 jenis, ditanam dalam taman seluas 1.600 m2 ini berasal dari berbagai Kabupaten di Bali dan dilengkapi dengan sarana pendidikan berupa papan interpretasi berisi penjelasan singkat mengenai tanaman koleksi tersebut serta fungsinya dalam pengobatan tradisional Bali.

Akses
Taman Usada terletak di belakang Taman Anggrek, berjarak sekitar 800 meter dari Gerbang Utama.

Herbarium
Kebun Raya Bali memiliki herbarium yang diberi nama Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB). Herbarium ini menyimpan koleksi kering dan basah, juga biji yang berasal dari tanaman koleksi kebun maupun hasil eksplorasi. Koleksinya sebanyak lebih dari 10.000 spesimen dari lumut sampai tumbuhan berbunga. Herbarium ini terbuka untuk umum dengan pengawasan petugas.

Akses
Herbarium terletak di dekat kantor utama, sekitar 750 m dari gerbang.

Anggrek
Koleksi anggrek ditata dalam sebuah taman yang pembangunannya mulai dirintis di bawah kepemimpinan Drs. Sukendar (1979 - 1980). Areal yang kini memiliki luas 0,5 ha ini terbagi dalam dua wilayah. Taman Anggrek bagian bawah merupakan daerah terbuka sebagai tempat untuk koleksi anggrek silangan, sedangkan Taman Anggrek bagian atas merupakan tempat bagi anggrek liar yang merupakan prioritas koleksi karena besarnya manfaat dalam penelitian dan upaya pelestariannya. Koleksi anggrek ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur, antara lain Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Lebih dari 293 jenis anggrek telah menjadi koleksi Kebun Raya Bali. Meski kebanyakan anggrek ini berbunga pada bulan Maret hingga Juni, namun pada bulan lainnya selalu ada saja anggrek yang berbunga. Dari banyak jenis anggrek yang telah dikoleksi, beberapa jenis sangat menarik perhatian seperti Vanda tricolor dengan bunganya yang berwarna putih dengan hiasan merah tua kecoklatan, Paphiopedilum javanicum yang merupakan salah satu jenis anggrek langka, serta dua jenis anggrek endemik Bali yaitu Malleola baliensis dan Calanthe baliensis. Sebagian besar anggrek liar ini sudah jarang ditemui di alam dan keberadaannya makin terancam karena hilangnya habitat akibat konversi lahan dan penebangan hutan, atau pengambilan berlebih di alam untuk tujuan perdagangan.

Akses
Taman Anggrek terletak di samping Gedung Kantor utama, berjarak sekitar 800 meter dari Gerbang masuk.

Tumbuhan Paku
Koleksi tumbuhan paku ditata dalam areal seluas 2 ha yang disebut sebagai Taman Cyathea. Nama ini berasal dari nama Marga tumbuhan paku yang mendominasi kawasan tersebut. Lebih dari 80 jenis tumbuhan paku menjadi koleksi yang berasal dari Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Paku pohon Cyathea contaminans dan Cyathea latebrosa yang tumbuh alami serta paku kidang Dicksonia blumei yang berasal dari Bukit Pohen, Bali adalah beberapa jenis tumbuhan paku yang menarik di taman ini. Ketiganya merupakan jenis tumbuhan paku dilindungi yang perdagangannya sudah diatur dan diawasi oleh undang-undang internasional. Selain sebagai tanaman hias karena kesan tropis dan kuno yang ditimbulkannya, tumbuhan paku juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, sayuran dan obat tradisional.

Akses
Taman Cyathea terletak di dekat Herbarium, berjarak sekitar 750 meter dari Gerbang Utama.

Begonia
Begonia merupakan koleksi unggulan Kebun Raya "Eka Karya" Bali saat ini. Lebih dari 200 jenis Begonia alam dan Begonia eksotik telah dikoleksi. Begonia alam pada umumnya mempunyai perawakan yang sederhana, kurang menarik dan hidup liar, sedangkan Begonia eksotik kebanyakan berasal dari luar negeri dengan berbagai bentuk yang unik. Tanaman yang lebih dikenal sebagai tanaman hias ini diramalkan akan menjadi salah satu trend masa depan. Daunnya yang tidak simetris dengan berbagai bentuk dan warna yang menarik membuatnya mulai banyak dilirik. Di Kebun Raya "Eka Karya" Bali, koleksi Begonia ditata dalam sebuah taman tematik bergaya in-formal dengan konsep natural menyerupai habitat alaminya yang diberi nama Taman Begonia. Dalam taman ini, koleksi Begonia alam ditanam terpisah dengan Begonia eksotik. Koleksi tidak hanya diperoleh dari hasil eksplorasi ke berbagai daerah di Indonesia saja, namun juga hasil pertukaran/sumbangan biji dengan instansi lain di luar negeri. Dari banyak jenis Begonia yang telah dikoleksi, terdapat jenis menarik seperti misalnya Begonia acetosa yang mempunyai daun indah berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna merah menyala dengan tekstur lembut seperti beludru. Jenis-jenis lain yang termasuk dalam kategori Begonia rex juga mempunyai tampilan daun yang beraneka warna dan sangat menarik seperti hijau muda, hijau tua, hijau menyala, merah, lembayung, keperakan atau kombinasi warna-warna yang indah. Tekstur daunnya juga menampilkan bentuk yang unik misalnya lembut seperti beludru, kasar, berbingkul, mengkerut dan keriting. Selain untuk penataan taman, Kebun Raya "Eka Karya" Bali juga mengembangkan beberapa jenis Begonia eksotik untuk tujuan komersial seperti Begonia heracleifolia, Begonia bowerae, Begonia listada , Begonia acetosa, Begonia rex dan lain-lain. Ke depannya, sebagai salah satu kebun raya yang memiliki koleksi Begonia paling lengkap, Kebun Raya "Eka Karya" Bali berencana menjadi Pusat Konservasi dan Pengembangan Begonia di Indonesia .

Akses
Taman Begonia terletak di samping Gedung Serba Guna ?Nayaka Loka?, berjarak sekitar 600 meter dari Gerbang Utama.

Kaktus
Kaktus adalah tanaman yang biasa tumbuh di daerah gurun yang panas. Dengan daun yang telah termodifikasi menjadi duri kaktus dapat hidup di daerah yang kering. Namun kaktus ternyata juga mampu tumbuh dan berkembang di daerah dataran tinggi berhawa dingin seperti Kebun Raya "Eka Karya" Bali. Beberapa jenis di antaranya bahkan dapat mencapai tinggi lebih dari 5 meter. Di Kebun Raya ?Eka Karya? Bali koleksi kaktus yang terdiri dari 68 jenis ditata dalam sebuah rumah kaca seluas 500 m2 untuk mencegah dari kelembaban yang berlebihan. Selain dari Bali, koleksi kaktus yang terdapat di Rumah Kaca Kaktus ini juga berasal dari Mexico, German, New Zealand dan Argentina. Yang menarik untuk dilihat di sini antara lain koleksi Echinocactus grusonii, Cephalocereus senilis, Mammillaria durispina, Espostoa lanata, Opuntia sp. Dan Cleistocactus micropetalum.

Akses
Rumah Kaca Kaktus terletak di samping Taman Anggrek, berjarak sekitar 800 meter dari Gerbang Utama.

Tanaman Air
Kolam merupakan salah satu habitat bagi tanaman air. Di Kebun Raya "Eka Karya" Bali, koleksi tanaman air ditata dalam sebuah kolam bertingkat enam. Kolam tersebut dilengkapi dengan berbagai ornamen penghias taman seperti batu-batuan, berbagai bentuk pot dan pancuran bambu yang akan menimbulkan suara berirama. Koleksi ditata sesuai dengan habitusnya dan yang menarik di sini antara lain Nymphaea pubescens Willd., Pontederia cordata L., Cyperus papyrus L., Cyperus flabelliformis Rottb., Zantedeschia aethiopica (L.) Spreng. dan Nymphoides indica (L.) OK. yang memiliki perawakan menyerupai teratai namun memiki daun dan bunga yang kecil.

Akses
Kolam terletak di samping Rumah Kaca Kaktus, berjarak sekitar 800 meter dari Gerbang Utama.

KEGIATAN
Penelitian
Kebun Raya Bali telah dikenal sebagai salah satu pusat penelitian keanekaragaman hayati dan konservasinya. Peneliti kami banyak melakukan penelitian dibidang hortikultura, keanekaragaman hayati dan konservasi tumbuhan. Beberapa tujuan utamanya adalah:

Untuk melestarikan keanekaragaman tumbuhan dari ancaman pemanasan global dan kepunahan Menyediakan data dasar taksonomi/botani sebagai fundamental ilmu pengetahuan Mempelajari proses evolusi yang mendasari munculnya keanekaragaman tumbuhan di atas bumi.

Program-program penelitian dan pengembangan kami diantaranya:

Eksplorasi flora Kawasan Timur Indonesia Anggrek Tumbuhan paku Bambu Begonia Tumbuhan obat Tumbuhan upacara agama Hindu Araceae, dan Rhododendron

Fasilitas:

Laboratorium Kultur Jaringan Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB) Rumah Kaca Perpustakaan

Konservasi
Lebih dari 2100 jenis tumbuhan yang tersimpan di Kebun raya Bali merupakan kekayaan yang sangat besar untuk penelitian dan gudang keunikan genetika tumbuhan. Tanaman ini akan sangat berguna untuk tujuan restorasi jika diperlukan.

Salah satu fasilitas penelitian dan perbanyakan tanaman di Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah areal pembibitan seluas 1 ha yang dilengkapi dengan rumah kaca, bak persemaian dan lahan terbuka. Selain untuk koleksi, Pembibitan juga memperbanyak tanaman untuk re-introduksi, pembuatan taman dan untuk penjualan. Tanaman yang diperbanyak antara lain tanaman hias (Begonia spp ., Callistemon coccineus F. Muell, Phylodendron sp., Brunfelsia uniflora D. Don., Gerbera jamesonie Bolus, dll.), tanaman penghijauan (Altingia excelsa Noronha., Podocarpus imbricatus, Manglietia glauca Bl., Schima wallichii Choisy, Michelia alba DC., Michelia champaca L., Dysoxylum caulostachyum Miq., dll.), tanaman obat (Alstonia scholaris R. Br., Vitex trifolia L., Mentha arvensis L., dll.) dan tanaman upacara agama Hindu Bali (Hibiscus sp., Jasminum sambac Soland., Cordyline spp., Hydrangea macrophylla Ser., dll.). Pembibitan juga menjadi tempat aklimatisasi bagi tumbuhan hasil eksplorasi sebelum ditanam di lapangan serta lokasi persemaian biji hasil pertukaran dengan kebun raya atau instansi lain. Pembuatan KOMPENIT (Kompos Penambat Nitrogen) yang merupakan salah satu produk unggulan Kebun Raya "Eka Karya" Bali juga dilakukan di dalam areal Pembibitan. Di tempat ini, serasah daun dan rumput hasil pencukuran diolah menjadi kompos bermutu yang dengan penambahan bakteri Azotobacter mampu menambat Nitrogen bebas dari udara yang sangat dibutuhkan tanaman. Selain di Kebun Raya "Eka Karya" Bali sendiri, produk ini juga telah tersedia di beberapa toko pertanian dan swalayan Tiara Group di Bali. Fasilitas penelitian dan perbanyakan tanaman lainnya adalah Laboratorium. Saat ini, aktifitas di Laboratorium lebih dititikberatkan pada kegiatan penelitian dan perbanyakan menggunakan teknik in-vitro, khususnya untuk tanaman anggrek dan paku.

Pendidikan
Kebun Raya Bali memiliki kekayaan tumbuhan dari seluruh dunia dengan tema pertamanan yang beragam. Kebun ini juga dilengkapi dengan rumah kaca, kolam dan patung-patung. Sekolah dan Universitas dapat memanfaatkan kebun sebagai sarana pengajaran dan pembelajaran bagi guru dan siswa. Disini guru dan siswa dapat melihat, memegang sekaligus mencium berbagai keunikan bentuk dan aroma tanaman, sekaligus belajar berbagai habitat dan lingkungan hidupnya. Kebun Raya Bali juga memiliki program pendidikan yang disebut Rute Pendidikan Lingkungan (REPLING). Disini siswa akan dipandu oleh staf untuk berkeliling kebun dan mempelajari berbagai isu yang berkaitan dengan dunia tanaman, lingkungan dan aspek budayanya. Program ini tersedia untuk berbagai tingkatan pendidikan dari SD, SMP dan SMU. Bagi para mahasiswa, dosen dan peneliti, Kebun Raya Bali terbuka sebagai tempat magang, kerja praktek maupun penelitian. Staf kami yang berpengalaman akan membantu dalam menyediakan berbagai fasilitas, bimbingan dan pelatihan.

Konsultasi
Di Kebun Raya Bali, anda bisa belajar dan mengenal berbagai tanaman, sekaligus penamaannya. Staf kebun raya dapat membantu pengunjung atau masyarakat yang ingin membuat kebun atau taman sendiri, menyediakan informasi profil tanaman, teknik berkebun juga penanganan hama dan penyakit tanaman.

Kebun Raya Bali merupakan satu dari empat kebun raya yang ada di Indonesia, yakni Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Purwodadi. Dari keempat kebun raya yang ada di Indonesia tersebut, Kebun Raya Bali merupakan kebun raya dengan usia termuda usianya tahun ini 51 tahun dan satu-satunya kebun raya yang didirikan oleh putra-putri daerah tanpa campur tangan pihak kolonial Belanda. Terciptanya Kebun Raya Bali berawal dari gagasan Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo (Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun Raya Indonesia) dan I Made Taman (Kepala Lembaga Pelestarian dan Pengawetan Alam) untuk mendirikan cabang kebun raya di luar Pulau Jawa. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya dipilihlah Bali sebagai lokasi kebun raya yang baru. Tepat pada tanggal 15 Juli 1959, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo meresmikan Kebun Raya Bali. Nama Eka Karya sendiri diusulkan oleh I Made Taman. Eka berarti satu, sedangkan karya berarti hasil kerja. Jadi, Eka Karya dapat diartikan sebagai rebun raya pertama yang didirikan atas hasil kerja keras bangsa Indonesia setelah mengalami kemerdekaan. Kawasan Kebun Raya Bali berada pada ketinggian 1.250-1.450 m dpl dengan suhu 18-20 derajat celcius. Pada awalnya, kebun raya yang memiliki ciri khas koleksi tanaman dataran tinggi kering ini didirikan dengan tujuan untuk mengkoleksi tumbuhan berdaun jarum (Gymnospermae) dari seluruh dunia. Namun, pada perkembangannya kebun raya ini menjadi kawasan konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia seperti Bali, Nusa tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Saat ini Kebun Raya Bali memiliki koleksi tumbuhan mencapai 2.171 jenis dan 18.494 spesies tanaman. Jumlah tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun. Selain itu, Kebun Raya Bali juga memiliki koleksi khusus seperti anggrek, kaktus, tumbuhan paku, tumbuhan air, tumbuhan obat, tumbuhan upacara adat, mawar, serta begonia. Bahkan, khusus untuk begonia, Kebun Raya Bali merupakan salah satu kebun raya yang memiliki koleksi begonia terbesar di dunia dengan lebih dari 200 jenis. Hal ini menjadikan Kebun Raya Bali sebagai pusat koleksi dan pengembangan begonia di Indonesia. Keistimewaan Konsep yang diusung oleh Kebun Raya Bali sangatlah berbeda dengan konsep kebun raya di Indonesia lainnya. Kebun Raya Bali tidak hanya sebagai pusat konservasi tanaman saja, namun lebih dari pada itu, Kebun Raya Bali juga merupakan perpaduan hutan alam dan tradisi Bali yang lekat dengan nilai-nilai budaya. Bisa dibilang Kebun Raya Bali merupakan simbiosis dari situs purba, kearifan lokal pengobatan, arsitektur, dan sastra lama. Saat memasuki kawasan Kebun Raya Bali, Anda akan menjumpai gerbang utama yang berbentuk candi bentar (terbelah) seperti yang biasa ditemui di pura-pura Pulau Dewata. Setelah itu, di sepanjang Boulevard Ramayana Anda akan disuguhi pemandangan eksotis yang mengandung wacana sastra lama. Ada jalinan kisah Ramayana yang tersaji melalui deretan 9 patung berukuran besar. Di kanan-kiri patung-patung berjejer deretan bunga kana berwarna merah dengan latar belakang rumput hijau dan lebatnya hutan di kejauhan.

Keunikan lain dari kebun Raya Bali adalah adanya Taman Panca Yadnya seluas 5,53 ha, dengan koleksi tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan, hiasan pura, sesaji, dan kegiatan upacara keagamaan lainnya. Hal ini menunjukkan betapa eloknya harmoni yang tercipta antara Kebun Raya Bali dengan budaya Hindu. Selain Taman Panca Yadnya, di kawasan ini juga terdapat Taman Usada yang memiliki sekitar 300 jenis tumbuhan berkhasiat dalam sistem pengobatan tradisional Bali. Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini juga dapat belajar tentang khasiat dari masing-masing tanaman tersebut. Di dalam kebun raya ini wisatawan juga akan mendapati Herbarium Hortus Botanicus Baliense, Taman Mawar, Taman Anggrek, Taman Cyathea (pakupakuan), Rumah Kaca Kaktus, Pura Batu Meringgit dan Pura Terate Bang. Ada banyak aktivitas yang dapat Anda lakukan selama mengunjungi kebun raya ini. Rombongan keluarga biasanya akan duduk-duduk di atas rumput hijau sambil mengawasi anak-anak mereka yang berlarian kesana kemari. Anda yang suka petualangan dapat mencoba berbagai permainan high rope yang tersedia di kawasan ini. Bagi Anda yang ingin berjalan-jalan menyusuri kebun raya ini, pengelola Kebun Raya Bali telah membagi rute perjalanan menjadi beberapa jalur, yakni jalur kuning, jalur ungu, jalur merah, jalur biru, dan jalur burung. Jalur Kuning berawal dari candi bentar sebagai gerbang utama. Setelah itu Anda akan melewati jalan beraspal, jalan setapak, dan sesekali jalan padang rumput. Di sepanjang jalur kuning Anda akan menemui pohon cemara pandak yang menjadi inang bagi tumbuhan lain seperti paku-pakuan dan anggrek, koleksi tanaman upacara (daun sirih, bunga melati, kayu dadap, kunyit, dan lain-lain), bunga bangkai, tanaman pandan, Pura Batu Meringgit, serta patung Rahwana Jatayu dan Patung Kumbakarna Laga. Rute Jalur Kuning ini melingkar, sehingga perjalanan akan berakhir kembali di pintu utama tempat Anda masuk. Jalur Ungu disediakan bagi Anda pecinta anggrek. Karena, di sepanjang jalur ungu ini Anda akan menemui berbagai koleksi tanaman anggrek serta koleksi kaktus. Anggrek tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga ada anggrek dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Hampir sebagian besar anggrek-anggrek tersebut berbunga sepanjang tahun dengan warna-warna yang mencolok seperti merah, ungu, jingga, maupun oranye. Jika Anda beruntung, Anda akan menemukan bunga anggrek hitam yang sangat terkenal itu. Jalur Merah merupakan jalur yang melewati koleksi tanaman tradisional masyarakat Bali. Koleksi tanaman tersebut terbagi dalam beberapa jenis, yakni tanaman yang dapat dimakan, tanaman obat, tanaman bumbu masak, tanaman serat yang dapat digunakan sebagai bahan pakaian, tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, dan tanaman yang biasa digunakan untuk upacara. Selain itu, Anda juga akan melewati rumah tradisional Bali yang unik. Jalur Biru adalah jalur dengan jalan berbatu yang mengelilingi koleksi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang ada mencapai 200 jenis yang terdiri dari paku suplir, paku pohon, paku rane, paku sarang burung, dan jenis-jenis lainnya. Di jalur biru ini juga terdapat tumbuhan paku yang sangat kuno yakni paku belalai gajah. Jalur Burung merupakan jalur yang dirancang sedemikian rupa supaya Anda dapat melihat burung di habitatnya langsung. Ada berbagai jenis burung yang akan Anda jumpai di kawasan ini seperti burung isap madu Australia, burung walet sapi, burung tekukur, bondol jawa, dan burung kepodang. Setelah lelah berjalan-jalan, sempatkanlah diri Anda untuk singgah sejenak ke Pura Ulun Danu yang terletak di tepi Danau Beratan. Suasana damai dan tenang yang ada di tempat itu akan mampu menghapus semua keletihan dan penat Anda. Selain itu, Anda juga bisa mampir ke kafe yang terletak tidak jauh dari Taman Usada. Lokasi

Kebun Raya Eka Karya Bali terletak di kawasan Bedugul, atau tepatnya di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Akses Akses menuju Kebun Raya Bali tergolong mudah karena tempat ini dapat dicapai menggunakan mobil atau sepeda motor. Kebun Raya Bali terletak 60 km arah utara Kota Denpasar dan dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Sedangkan dari Singaraja hanya berjarak sekitar 30 km ke arah selatan. Anda tidak disarankan naik angkutan umum karena keberadaanya yang sedikit serta jadwal yang tidak menentu. Harga Tiket Untuk dapat menikmati keindahan Kebun Raya Bali, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp 7.000,00, sedangkan tiket masuk mobil sebesar Rp 12.000,00. Selain tiket masuk, Kebun Raya Bali juga menerapkan peraturan pembayaran tiket parkir bagi kendaraan. Tiket parkir sepeda motor Rp 3.000,00, kendaraan roda 4 Rp 6.000,00, dan kendaraan roda 6 Rp 12.000,00. Kebun Raya Bali buka mulai pukul 08.00 18.00 WITA. Beberapa area seperti taman anggrek, kaktus, dan begonia akan tutup lebih awal karena alasan keamanan. Kebun ini buka setiap hari. Libur hanya dilaksanakan pada hari raya Nyepi. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya Kebun Raya Bali memiliki berbagai fasilitas dan sarana pendukung yang memberi kemudahan kepada wisatawan. Fasilitas tersebut antara lain: ruang pertemuan Nayaka Loka, Pura Ulun Danu, gedung pusat informasi, koperasi, stand suvenir, stand penjualan tanaman, kafe, dan perpustakaan. Perpustakaan yang ada di Kebun Raya Bali memiliki koleksi buku lengkap di bidang botani, pertanian, pertamanan, komputer, koran, dan majalah. Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan dan ketenangan kebun raya di malam hari, pihak pengelola telah menyediakan tiga jenis penginapan yang dapat Anda sewa. Yang pertama adalah mess VIP dengan tarif Rp 200.000,00/malam. Anda dapat menikmati kebun yang luas dan pemandangan hutan tropis yang menawan. Pilihan kedua adalah mess Etnobotani dengan tarif Rp 250.000,00/malam. Mess ini memiliki tatanan rumah Bali tradisional dam terletak di dekat Danau Beratan. Penginapan yang terakhir adalah mess peneliti dengan tarif Rp 100.000/malam. Selain penginapan, pengelola Kebun Raya Bali juga menyediakan program outbond yang tingkat kesulitannya disesuaikan dengan usia peserta. Untuk dapat mengikuti program outbond ini, Anda bisa menghubungi pihak pengelola secara langsung. Sedangkan bagi rombongan pelajar maupun wisatawan umum yang ingin mengetahui tentang seluk-beluk kebun raya, Anda dapat menghubungi pengelola untuk mendapatkan jasa pemandu wisata. Anda juga dapat memilih bahasa pengantar yang akan digunakan, bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Di akhir kunjungan, Anda dapat mampir sejenak ke Pasar Candikuning yang terletak di kiri jalan DenpasarSingaraja, dekat pintu masuk areal kebun raya. Di pasar ini Anda dapat membeli oleh-oleh berupa buah-buahan segar, sayur, tanaman hias, dan berbagi suvenir sebagai bukti bahwa Anda telah berwisata ke daerah Bedugul.

http://novaoshiin.blogspot.com/2011/06/wisata-alam-kebun-raya-eka-karya-di.html

Anda mungkin juga menyukai