Anda di halaman 1dari 2

ETALASE TANAMAN OBAT DAN KEBUN KOLEKSI

Etalase tanaman obat merupakan kebun rekreasi dan edukasi yang digunakan sebagai sarana
pembelajaran atas keragaman jenis tanaman obat dan manfaatnya. Terletak pada ketinggian
1200 meter dpl. Jumlah koleksi 800 spesies.

Foto-foto kegiatan di etalase

MUSEUM JAMU HORTUS MEDICUS

Puas memandangi kecantikan beberapa tanaman langka ditanam di kebun di belakang


laboratorium, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyeberang Jalan Lawu untuk
melanjutkan kunjungan ke Museum Jamu Nusantara dan Pengobatan Tradisional Indonesia.
Museum ini menyimpan koleksi tanaman herbal yang sudah diawetkan dalam bentuk
herbarium basah dan herbarium kering.

Tanaman obat yang sudah dikeringkan atau simplisia dipajang dengan cara unik, yaitu
digantung di ranting pohon kering dalam stoples-stoples mungil. Stoples-stoples simplisia
yang bergelantungan di pohon ini menyerupai hiasan cantik pada pohon Natal.

Di antara koleksi herbarium dan simplisia itu kita bisa menjumpai si Tabat barito (Ficus
deltoidea jack) yang termasuk tanaman langka dari hutan hujan tropis di Pulau Kalimantan.
Tanaman dengan buah cantik berwarna kuning ini dipercaya berkhasiat untuk meningkatkan
gairah perempuan.

Ada pula pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang kini menjadi tenar di dunia internasional
sebagai viagra hutan. Negara tetangga Malaysia gencar memopulerkan pasak bumi ini dengan
nama keren tongkat ali yang justru lebih terkenal dibanding pasak bumi.

Selain menyajikan kekayaan tumbuhan herbal Nusantara, museum ini juga menyimpan
koleksi alat tradisional pembuat jamu hingga naskah kuno yang berisi tentang ramuan obat
tradisional. Foto-foto kuno perempuan Bali dan Jawa yang sedang meramu jamu menghiasi
salah satu dinding ruang jamu.

Di halaman belakang museum, pengunjung masih bisa melihat kebun sejuk segar. Di sana
ada budidaya Echinacea purpurea yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dengan bunganya
yang cantik ungu. Tanaman terlarang seperti ganja (Cannabis sativa) yang berdaun menjari
hingga khat (Chata edulis) sengaja ditanam dengan penjagaan ketat berupa kurungan besi
berduri yang selalu dalam kondisi tergembok.

Kelengkapan koleksi tanaman obat di Tawangmangu didukung oleh sejarah panjang kebun
koleksi yang awalnya bernama Hortus Medicus pada saat berdiri tahun 1948. Nama Hortus
Medicus diciptakan untuk kebun koleksi tanaman obat oleh Romo Santoso dan pernah
dikunjungi oleh Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Mulai dari si cantik yang baik hati Angelica hingga si garang Chata edulis yang bisa diolah
menjadi narkotika, semuanya ada di balik pekat dan dinginnya kabut Tawangmangu untuk
Indonesia yang bagas, waras.

Anda mungkin juga menyukai