Anda di halaman 1dari 8

Selulitis - Selulitis Pengobatan

inShare

Pengobatan terdiri dari mengistirahatkan anggota badan yang terkena atau daerah, membersihkan lokasi luka jika ada (dengan debridemen jaringan mati jika perlu) dan pengobatan dengan antibiotik oral, kecuali dalam kasus yang parah, yang mungkin memerlukan masuk dan intravena (IV) terapi. Flukloksasilin monoterapi (untuk menutupi infeksi stafilokokus) sering cukup dalam selulitis ringan, tetapi dalam kasus yang lebih moderat atau di mana infeksi streptokokus diduga kemudian biasanya dikombinasikan dengan lisan atau intravena fenoksimetilpenisilin benzilpenisilin, atau ampisilin / amoksisilin (''''misalnya co-amoxiclav di Inggris). Nyeri juga sering diresepkan, tetapi nyeri yang berlebihan harus selalu dianggap relevan, karena merupakan gejala dari fasciitis necrotising, yang membutuhkan perhatian darurat bedah. Seperti pada penyakit lain yang ditandai dengan luka atau kerusakan jaringan, perawatan oksigen hiperbarik dapat menjadi terapi tambahan yang berharga, tetapi tidak banyak tersedia. Dalam banyak kasus, selulitis memakan waktu kurang dari seminggu menghilang dengan terapi antibiotik. Namun, dapat mengambil bulan untuk menyelesaikan sepenuhnya dalam kasus yang lebih serius dan dapat menyebabkan kelemahan yang parah atau bahkan kematian jika tidak diobati. Jika tidak diobati, mungkin tampaknya memperbaiki tetapi dapat muncul kembali bulan atau bahkan tahun kemudian.

Standar Penatalaksanaan Selulitis


Selulitis DEPARTEMEN IKA RSMH PALEMBANG No Dokumen . No.Revisi .. Kode ICD : Halaman :

Panduan Praktek Klinis

Tanggal Revisi ..

Ditetapkan Oleh, Ketua Divisi Infeksi Dr. Yulia Iriani, Sp.A

Definisi

Etiologi

Infeksi akut kulit dan jaringan ikat longgar / jaringan subkutan yang ditandai dengan adanya daerah yang bengkak, kemerahan, hangat dan nyeri yang terlokalisir Faktor predisposisi: trauma, operasi, atau lesi kulit lainnya (fisura, laserasi, edema dll) Penyebab tersering: Staphylococcus aureus, streptococcus grup A beta hemolitikus, H. Influenza tipe b (anak <5 span="span" th="th"> Selulitis ekstremitas: S. Aureus, S. Pyogenes Selulitis periorbital: S. Aureus, pneumococcus, Streptococcus grup A Selulitis buccal, fasial: H. influenza Infeksi luka post operasi (dada, abdomen, bokong), selulitis perianal: Streptococcus grup A Immunocompromised, diabetes mellitus: Pseudomonas aeruginosa, Aeromonas hydrophilia, gol. Enterobacteriaceae lain, jamur SN relaps: E. Coli Faktor predisposisi organisme pada kulit masuk ke dermis multiplikasi selulitis Berdasarkan lokasi: selulitis fasial, buccal, periorbital, perianal, ekstremitas

Patogenesis

Bentuk Klinis (Klasifikasi)

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Manifestasi klinis: daerah yang edema, eritem, hangat dan nyeri, batas lateral tidak tegas, penekanan: pitting gejala sistemik

Kriteria Diagnosis Pemeriksaan Penunjang

Tegakkan diagnosis berdasarkan manifestasi klinis Perkirakan etiologi berdasarkan usia, manifestasi klinis, lokasi, status imun, penyakit penyerta Pemeriksaan penunjang sesuai dengan komplikasi yang ada Pemeriksaan penunjang sesuai dengan komplikasi yang ada, abses aspirasi daerah inflamasi pewarnaan gram dan kultur + resistensi kuman, hitung lekosit Kompres hangat daerah lesi Lesi: ekstremitas bawah Imobilisasi dan elevasi

Tatalaksana

Antibiotika (empiris) Tanpa gejala konstitusional: antibiotika oral: dikloksasilin/sefaleksin /sefuroksim asetil /eritromisin / klindamisin minimal 10 hari. Jika perbaikan (-) dalam 24-48 jam antibiotika intravena Dengan gejala konstitutional: Antibiotika IV (empiris): kombinasi ampisilin + gentamisin, atau sefalosporin generasi III (Cefotaxim atau ceftriaxon) sampai gejala konstitusional (-) & selulitis membaik (3-5 hari) ganti AB oral, lama terapi 714 hari Selanjutnya sesuai hasil pewarnaan gram dan biakan dan klinis Bila lesi supuratif insisi dan drainase Bila nekrosis debridemant Abses subkutan, osteomielitis, artritis septik, tromboflebitis, sepsis, fasciitis nekrotikans, limfangitis, glomerulonefritis

Komplikasi

Prognosis baik, kasus neglected: mortalitas 5% Prognosis

Apa Yang Dimaksud Dengan Selulitis?


Selulitis adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, nyeri tekan dan sakit pada kulit dikarenakan peradangan pada jaringan ikat kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Orang yang terinfeksi umumnya merasa tidak enak badan yang disertai demam, menggigil dan gemetar. Hal ini terjadi ketika bakteri seperti streptococcus dan staphylococcus menyerang kulit yang terluka atau rusak, seperti menindik tubuh, ekzema atau luka yang terbuka. Meskipun infeksi dapat menyebar ke kulit yang berdekatan, kelainan ini tidak menular karena ini terjadi di lapisan kulit terdalam. Kondisi ini dapat terjadi dibagian tubuh manapun, tetapi lebih sering pada lengan, kaki bagian bawah, daerah leher dan kepala. Dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik, tetapi perlu dilakukan biopsi kulit untuk mendeteksi bakteri. Apabila tidak diobati, dapat menyebabkan terjadinya keracunan darah (sepsis), endokarditis (suatu bentuk infeksi pada katup jantung) atau necrotizing fasciitis (infeksi jaringan yang serius), dimana semua ini merupakan kedaruratan medis.

Selulitis

3.1

Pendahuluan Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat disebabkan oleh Haemophilus influenzae; keadaan anak tampak sakit berat, sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakteremi dan septikemi (Herry E.J., 2010) Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira - kira mencapai 10% pasien yang dirawat di

rumah

sakit

(Fitzpatrick,

Thomas

B,

2008).

Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada. (Loretta Davis, MD, 2010). 3.2 Patofisiologi

3.3

Manifestasi Klinis Gambaran kliniknya tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren). (Arnold HL, dkk, 2000) .

3.4

Komplikasi Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah merupakan indikator dini

terjadinya bakterimia stafilokokus betahemolitikus grup A.Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit intra kranial berupa meningitis. (Fitzpatrick, Thomas B, 2008).

3.5

Penatalaksanaan Pada selulitis karena H. influenza diberikan ampisilin untuk anak (3bln-12thn) 100-200 mg/kg/d (150-300mg), >12 tahun seperti dosis dewasa. Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam) (Fitzpatrick, Thomas B, 2008). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari. Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi. (Arnold HL, dkk, 2000)

Anda mungkin juga menyukai