PEMBIMBING : Dr. Retna Iskandar, Sp.M DISUSUN OLEH : Siti Umi Kulsum 2008730119 BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013
KASUS
I. IDENTITAS Nama Lengkap Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Alamat II. ANAMNESIS Keluhan Utama : Mata kiri seperti ada benjolan, sejak 3 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kiri seperti ada benjolan, keluhan ini baru pasien sadar 3 hari yang lalu setelah pasien melihat matanya di depan kaca. Benjolan tidak terasa nyeri, hanya terasa seperti mengganjal, sedikit kemerahan, tidak ada kotoran yang keluar, pandangan tidak terganggu dan mata tidak berair. Sehari hari pasien bekerja dilapangan dan sering terkena debu dan sinar matahari. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah merasakan hal ini sebelumnya riwayat diabetes melitus (-), riwayat hipertensi (-) Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang menderita seperti ini, DM (-), HT (-). Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat atau menggunakan obat Riwayat alergi : Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makan, obat atau debu. III. STATUS GENERALIS Keadaan Umum Kesadaran Tanda-tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg : Tampak sakit ringan : Composmentis : Tn. F : Laki-laki : 30tahun : PNS : Cempaka baru, Jakarta Pusat
Visus :
6/5 OD Orthoforia Kedudukan Bola Mata Pergerakan Bola Mata Palpebra Superior -
6/5 OS Orthoforia Baik ke segala arah Posisi sama Edema (-) Hiperemis (-) Hematom (-) Sikatriks (-) Benjolan (-) Nyeri (-) Panas (-) Pus (-) Edema (-) Hiperemis (-) Hematom (-) Sikatriks (-) Benjolan (-) Nyeri (-) Panas (-) Pus (-) Hiperemis (-) Papil (-) Folikel (-) Selaput (-) Injeksi siliar (-) Injeksi konjungtiva (+) Edema (-) benjolan ukuran mm
Baik ke segala arah Posisi sama Edema (-) Hiperemis (-) Hematom (-) Sikatriks (-) Benjolan (-) Nyeri (-) Panas (-) Pus (-) Edema (-) Hiperemis (-) Hematom (-) Sikatriks (-) Benjolan (-) Nyeri (-) Panas (-) Pus (-) Hiperemis (-) Papil (-) Folikel (-) Selaput (-) Injeksi siliar (-) Injeksi konjungtiva (-) Edema (-)
Palpebra Inferior
- Hiperemis (-) - Papil (-) - Folikel (-) - Sekret (-) - Jernih - Infiltrat (-) - Sikatriks (-) - Sedang - Hipopion (-) - Hifema (-) - Fler (-) - Warna coklat - Kripte jelas - Sinekia anterior (-) - Bulat isokor - Refleks cahaya (+) - Diameter 3 mm - Jernih Tidak dapat di evaluasi Tidak dilakukan V. RESUME
Kornea
COA
Iris
Pupil
x 1 mm, berwarna sedikit kemerahan - Hiperemis (-) - Papil (-) - Folikel (-) - Sekret (-) - Jernih - Infiltrat (-) - Sikatriks (-) - Sedang - Hipopion (-) - Hifema (-) - Fler (-) - Warna coklat - Kripte jelas - Sinekia anterior (-) - Bulat isokor - Refleks cahaya (+) - Diameter 3 mm - keruh Tidak dapat di evaluasi Tidak dilakukan
, 30 tahun datang dengan keluhan mata ada benjolan di mata kiri, seperti mengganjal dan sedikit kemerahan. Pada pemeriksaan fisik mata di dapatkan kelainan pada mata : kiri, berupa benjolan di konjungtiva bulbi berukuran mm x 1 mm, injeksi konjungtiva (+). VI. DIAGNOSA KERJA Pinguekulitis OS VII. DIAGNOSIS BANDING Konjungtivitis flikten OS VIII. RENCANA PEMERIKSAAN Pemeriksaan dengan slitlamp
IX.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa : Edukasi kepada pasien tentang penyakit yang dialaminya saat ini Menggunakan kaca mata bila bekerja di lapangan atau terkena sinar matahri
Medikamentosa : steroid topical lemah (prednisone 0,12%) Analisa Kasus Pada kasus ini ditemukan benjolan dimata kiri, sedikit kemerahan, benjolan tepatnya di konjungtiva bulbi berukuran 1/2 mm x 1 mm, berwarna sedikit kemerahan, dan ditemukan injeksi konjungtiva. Ini sesuai dengan gambaran pinguekula, yaitu benjolan pada konjungtiva bulbi. Benjolan/nodul terdiri atas jaringan hialin dan jaringan elastic kuning, jarang bertumbuh besar, tetapi sering meradang. Adapun untuk membandingkan dengan konjungtivitis flikten berdasarkan gejala adalah mata berair, iritasi dengan mata sakit, fotofobia, juga disertai blefarospasme. konjungtivitis flikten ini sering pada anak anak yang hidup didaerah padat dengan kurang gizi. konjugntivitis flikten disebabkan oleh alergi (hipersensitivitas tipe IV) terhadap tuberkuloprotein, stafilokokus, limfogranuloma venereal, leismaniasis, infeksi parasit dan infeksi lainnya.