Anda di halaman 1dari 0

Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 4 ~ 1


BAB IV
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN DAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI

4.1. Penggolongan Bahan Galian
4.1.1. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya
Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan :
Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan
teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah,
besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
misalnya batubara dan minyak bumi.
Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk,
kaolin, zeolit, tras.

4.1.2. Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang
No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini,
bahan galian dibagi atas tiga golongan :
golongan bahan galian strategis (Golongan A)
golongan bahan galian vital (Golongan B)
golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
b. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
c. Penggunaan bahan galian bagi industri;
d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 4 ~ 2
e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
f. Penyebaran pembangunan di Daerah
Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Penggolongan Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
a. Golongan bahan galian yang strategis adalah:
- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
- bitumen padat, aspal;
- antrasit, batubara, batubara muda;
- uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
- nikel, kobalt;
- timah
b. Golongan bahan galian yang vital adalah:
- besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
- bauksit, tembaga, timbal, seng;
- emas, platina, perak, air raksa, intan;
- arsin, antimon, bismut;
- yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
- berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
- kriolit, fluorpar, barit;
- yodium, brom, khlor, belerang;
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:
- nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);
- asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
- yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
- batu permata, batu setengah permata;
- pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
- marmer, batu tulis;
- batu kapur, dolomit, kalsit;
Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 4 ~ 3
- granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung
unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti
ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan
bahan-bahan galian adalah :
a. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta
Perekonomian Negara;
b. Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak;
c. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena
sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri
sebagian besar termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis
termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.

4.2. Bahan Galian Industri
4.2.1. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan
tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi,
1999] adalah sebagai berikut :
a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,
kelompok ini dapat dibagi menjadi :
Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping,
dolomit, kalsit, marmer, oniks,
Posfat, rijang, dan gipsum
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit,
ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 4 ~ 4
b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice,
tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris
gunung api, dan breksi pumice.
c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan
letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon,
kuarsa kristal, dan sirtu
e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum,
kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer,
batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

4.2.2. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya
Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri
adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri;
penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran
partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan /
bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh
rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup
kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.
Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli,
namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya,
mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya
Noetsaller (1988) Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes, dan lain-lain.
Pada tulisan ini, bahan galian industri akan dibahas berdasarkan penggunaan
akhirnya juga, antara lain : semen & Konstruksi; keramik; pangan & minyak sawit; pupuk
/ pertanian / perikanan / peternakan, gelas / kaca dan Cat; baterai, farmasi, kosmetika;
dan industri lainnya. Namun perlu dipahami, bahwa pengelompokan bahasan tersebut
Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 4 ~ 5
hanya untuk mempermudah peserta kuliah dalam mengasosiasikan berbagai bahan
galian industri yang berkaitan dengan industri tertentu, dan bukan merupakan klasifikasi
baku untuk mengelompokkan bahan galian industri tersebut.
Pengelompokan bahasan ini ditujukan untuk mempermudah peserta kuliah dalam
menggali referensi lanjutan yang nantinya akan diperlukan dalam mengambil matakuliah
pilihan di Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unlam, antara lain : Teknologi
Pulp & Kertas, Teknologi Keramik, Teknologi Semen, Teknologi Batubara, Teknologi
Petrokimia, Teknologi Bahan Makanan, dan Teknologi Pengolahan Mineral.

Anda mungkin juga menyukai